Empat Belas

Darah Toni mendidih mendengar semua ucapan Martin dan Karina, hingga akhirnya Toni memutuskan untuk bangkit dari duduknya dan berjalan melewati kursi kedua orang itu.

Dengan Toni yang berlagak mabuk dan sengaja membuat keributan dengan mendorong seseorang hingga orang itu tersungkur jatuh menabrak meja di hadapan Martin dan Karina, sehingga minuman dan makanan ringan yang ada di atasnya tumpah berserakan menjatuhi tubuh kedua pasangan selingkuh itu.

Toni tersenyum dalam hati, untuk pertama kalinya dia berbuat hal sekonyol itu, bukannya dia tak berani langsung menghajar mereka, hanya saja dia punya rencana lain dimana kedua orang itu tidak boleh mengenal dulu dirinya.

Beberapa petugas keamanan club dengan sigap mendekat ke arah keributan, dan langsung mengamankan orang orang yang terlibat dalam keributan itu termasuk Toni.

Martin sudah berdiri dan hendak mengejar Toni yang dengan suka rela di bawa para petugas keamanan di sana, namun Karina mencegahnya.

"Sudah, jangan terlalu show off, ingat,,, kita sekarang penjual besar, kita harus tetap seperti orang biasa, lagi pula mereka hanya mabuk, jangan berlebihan!" cegah Karina mencekal pergelangan tangan Martin.

Martin yang sebenarnya masih kesal akhirnya duduk kembali, malam ini rasa kesalnya terasa berkali kali lipat rasanya, kesal karena mendengar kalau Raya pergi dengan pria lain yang entah siapa, di tambah lagi ada orang mabuk yang memporak porandakan meja tempatnya bersantai malam ini, dia juga tak sempat melihat para pembuat onar tadi karena keadaan langsung rusuh dan kacau.

***

Toni melenggang pergi dari ruang keamanan klub ternama itu, setelah manajer klub yang mengenal Toni datang dan membiarkan pria itu pergi begitu saja, sang manajer tentu saja sangat tau, klub nya akan mendapat masalah jika sampai dia memperpanjang masalah dengan Toni, mengingat pria itu sangat dekat dengan Rolan, bukan hanya tempat usahanya yang akan dalam masalah besar, nyawanya pun mungkin saja akan menjadi terancam karenanya.

Merasa bingung harus pergi kemana, padahal malam belum begitu larut, akhirnya Toni memutuskan untuk pergi ke sasana menonton pertandingan, terkadang itu akan menjadi hiburan tersendiri baginya, menonton orang bertanding di atas ring, mempelajari teknik dan gerakan mereka, karena tidak menutup kemungkinan di waktu waktu yang akan datang, salah satu dari mereka akan menjadi lawan tarungnya, dengan begitu dia sudah tau dan menguasai tehnik lawannya.

Toni mengambil kursi paling belakang, di antara penonton yang ramai bersorak sorai, pria itu tetap terdiam dengan mata yang serius menatap arena laga.

"Katanya ikut tanding, kok malah bengong di kursi penonton !" suara seorang wanita terasa begitu dekat di telinga Toni sehingga sedikit mengejutkannya.

Pandangan mata Toni beralih ke sumber suara, yang berasal dari sebelah kanannya.

"Kenapa gadis seperti mu hobi sekali keluyuran malam?!" sinis Toni, merasa tak senang karena melihat Raya lagi lagi pergi malam, apalagi tempat yang dia kunjungi sekarang ini tempat yang tidak ramah untuk gadis sepertinya.

Namun Raya hanya nyengir kuda, "Iseng!" ujarnya enteng.

"Cih, apa tak ada tempat iseng lain? Atau kau memang sengaja ingin menjadi bulan bulanan para pria di sini?" decih Toni dengan raut wajah yang terlihat tak suka.

Raya hanya terdiam, selepas makan malam tadi, dia bertengkar lagi dengan ayahnya yang memaksa dirinya untuk segera menikah dengan Martin.

Seharusnya Raya senang, bukankah mereka dia mencintai Martin, dan mereka juga sudah lama bersama, apalagi mereka sudah bertunangan saat ini, bukankah tujuan akhir dari hubungan mereka adalah pernikahan.

Tapi tidak dengan saat itu, entah mengapa Raya merasa kalau ayahnya hanya ingin mengekang kebebasannya dengan mengikat dirinya dengan Martin, Raya juga tak tau dari mana pikiran itu datangnya, yang jelas dia menolak untuk menikah dengan Martin dalam waktu dekat ini, tiba tiba dia merasa ingin menikmati masa mudanya sampai puas.

Raya juga tak tau, saat dirinya pergi dalam keadaan marah dari rumahnya, tiba tiba tempat yang di tujunya adalah sasana ini, dia ingat kalau Toni pernah berkata kalau pria itu ada pertandingan malam ini.

Namun lama di tunggu, Toni tak juga kunjung terlihat di atas ring, beberapa kali menghubungi Martin namun panggilannya selalu di tolak pria yang katanya akan menjadi calon suaminya itu.

Merasa sangat kesal, Raya memutuskan untuk tetap berada di sasana itu, karena dia malas untuk pergi ke tempat lain, namun ternyata sosok yang sejak tadi dia harapkan berlaga di arena, justru malah terlihat sedang duduk sendirian di barisan paling belakang kursi penonton.

"Aku hanya sedang bosan, dan aku tak tau harus kemana!" jawab Raya sekenanya.

Toni menggeleng, merasa tak habis pikir dengan jalan pikiran gadis manja itu, bukankah dia anak seorang pengusaha terkenal dan kaya raya, dia bisa saja menghabiskan uangnya di tempat tempat mewah, kenapa justru memilih tempat seperti ini untuk membuang kebosanannya.

"Cewek aneh!" ucap Toni, kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

Raya terdiam, tak membalas perkataan Toni yang memang selalu bernada sinis dan ketus, rasanya Raya sudah mulai terbiasa dengan gaya bicara pria es batu itu.

Dari sudut matanya Toni dapat melihat wajah Raya yang sedih, bahkan matanya seperti berkaca kaca.

Toni menghela nafas berat dan dalam, pria itu berdiri dari tempat duduknya, lalu menarik lengan Raya keluar dari tempat itu tanpa bicara apapun.

"Eh,,, ngapain, mau kemana?" protes Raya saat tangannya di tarik paksa oleh pria arogan itu.

Setelah berada di luar gedung, wajah Toni tampak menggeram menahan marah.

"Sekarang drama apa lagi?!" kesal Toni.

"Drama apaan?" bingung Raya sambil menyeka sudut matanya sebelum genangan air mata itu menetes.

"Kau selalu saja mempertontonkan drama sedih setiap bertemu dengan ku, apa kau se menyedihkan itu?!" kata Toni dengan wajah tak bersahabatnya.

"Ya, aku memang menyedihkan, dan semua ini tak ada hubungannya dengan mu, kenapa kau ikut repot? Kau cukup pura pura tak tahu dan tak melihatnya, tak perlu mengejek ku seperti ini!" akhirnya emosi Raya meledak juga, kesedihan dan kemarahan yang bertumpuk sedari tadi saat dia di rumah tak dapat lagi dia tahan dan dia lawan, semuanya pecah begitu saja di hadapan pria yang menurutnya tak punya hati dan perasaan itu.

Raya melepaskan tangannya yang berada dalam cekalan Toni, lalu berlari ke arah mobilnya, tanpa menunggu jawaban Toni, Raya yakin kata kata yang keluar dari mulut pria itu pasti akan lebih pedas dan menyakitkan, daripada dia harus mendengarnya, lebih baik Raya segera pergi dari tempat itu.

Saat Raya akan membuka pintu mobilnya, tiba tiba Toni merampas kunci mobil dari tangannya, dan mendahului Raya memasuki mobil itu di balik kemudi.

"Cepat masuk!" titah Toni setengah berteriak.

Sebenarnya Toni tak ingin mengikuti Raya, hanya saja dari kejauhan dia melihat Cila yang berjalan menuju ke arah sasana, dia tak ingin gadis itu mengganggunya, jadi Toni putuskan untuk ikut pergi bersama Raya, lagi pula Toni sedikit hawatir jika membiarkan Raya berkendara dalam keadaan emosinya yang kacau seperti itu, sepertinya Raya memang sedang dalam masalah, dan Toni sedikit merasa bersalah karena malah bersikap arogan pada gadis manja itu tadi.

Raya dengan patuh mengikuti perintah Toni,

"Eh, itu Cila!" tunjuk Raya saat mobil mereka melewati Cila yang sedang berjalan sambil menengok ke arah mobil Raya yang terus berlalu tak memperdulikannya.

Untunglah kaca film mobil Raya terbilang sangat gelap, jadi Cila tak mungkin bisa melihat siapa yang berada di dalam mobil itu.

Toni tak menghiraukan ucapan Raya, dia terus memacu mobil sedan itu dengan kecepatan tinggi,

"Apa kau ingin membuat kita mati karena kecelakaan?" oceh Raya.

"Bukankah mobil sport seperti ini memang di buat untuk mengebut?" jawab Toni asal.

"Aku belum mau mati!" cicit Raya.

Toni mengurangi kecepatan kendaraan itu,

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Toni.

"Aku bertengkar dengan ayah ku!" jawab Raya.

"Lalu kemana tunangan mu?" Toni sengaja pura pura tak tau kalau tadi dia melihat Martin di club bersama Karina.

"Entahlah, tak bisa di hubungi, kata bunda dia masih di luar kota, aku juga sedikit bingung, bukannya kemarin kita lihat mereka bersama, tapi kata bunda, dia berada di Bali selama tiga hari ini bersama teman teman sosialitanya, apa mungkin kita yang salah lihat?" gumam Raya ragu ragu.

"Mungkin saja! Segala kemungkinan bisa saja terjadi di dunia ini, mungkin juga mereka sedang bersama malam ini, bisa saja, kan?!" ujar Toni.

"Bunda bukan orang seperti itu! Bukan seperti mu yang tega mengabaikan pacarmu seperti tadi!" ketus Raya tak terima.

Namun Toni hanya mengangkat bahunya tak peduli.

Tiba tiba ponsel Raya berbunyi.

"Bunda,!" gumamnya saat melihat siapa yang menelponnya dari layar benda pipih itu.

Wajah Raya memucat saat baru saja dia menyelesaikan pembicaraannya melalui saluran telepon dengan Karina, ponsel mahal dengan logo apel itu pun terjatuh begitu saja dari genggamannya, dan sedetik kemudian tangis histeris pecah di dalam mobil itu.

"Ada apa?" kaget Toni yang segera menepikan mobilnya.

"Ayah,,,,,!" jerit Raya histeris.

Terpopuler

Comments

ghina🌺🌺

ghina🌺🌺

jangan buat raya terkesan bodoh sih Thor,, gemes banget dengan kepolosan nya 😬😬😬😬

2023-06-12

2

ᶜᵃˡˡ ᴹᵉ ᴶⁱⁿᵍᵍᵃ😜

ᶜᵃˡˡ ᴹᵉ ᴶⁱⁿᵍᵍᵃ😜

sebenernya raya ini polos ato bodoh sich,,udh jelas² gitu masih aja mikirnya baik² aja..

2022-10-12

3

Rini Asih

Rini Asih

up..up..up...suka banget ..

2022-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Satu
22 Dua Dua
23 Dua Tiga
24 Dua Empat
25 Dua Lima
26 Dua Enam
27 Dua Tujuh
28 Dua Delapan
29 Dua Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Satu
32 Tiga Dua
33 Tiga Tiga
34 Tiga Empat
35 Tiga Lima
36 Tiga Enam
37 Tiga Tujuh
38 Tiga Delapan
39 Tiga Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Satu
42 Empat Dua
43 Empat Tiga
44 Empat Empat
45 Empat Lima
46 Empat Enam
47 Empat Tujuh
48 Empat Delapan
49 Empat Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Satu
52 Lima Dua
53 Jalani Saja
54 Kebahagiaan Palsu
55 Menukar Kebahagiaan
56 Hilangnya Arsan
57 Stay waras,,,Raya
58 Hati yang Porak Poranda !
59 Ketindihan Setan ?
60 Kondisi yang Rumit !
61 Double Date ?
62 Tamu Istimewa
63 Curhatan Mantan
64 Rencana Gila
65 Kucing Oren
66 Cila Vs Brina
67 Ayam Sayur
68 Sayang ?
69 Sama Sama Cemburu
70 Merubah Hitam Menjadi Pink
71 Perjalanan Dinas
72 Informasi oh Informasi !
73 Pria Belok
74 Hari Sial Sedunia
75 Rindu
76 Karma Karina
77 Rumah Siapa
78 Ada Hantu
79 Ijinkan Aku Egois
80 Pawang Singa
81 Namanya Juga Bucin
82 Bebaskan Aku
83 Biar Takdir yang Berbicara
84 Bukan Rambo !
85 Titik Terang
86 Berbahagialah Kalian !
87 Aku Cemburu
88 Kisah Karina
89 Rencana
90 Serangan Untuk Cila
91 Badut Ulang Tahun
92 Terlalu Bodoh
93 Buktikan
94 Godaan Lagi
95 Celetukan Maut
96 Saling Curiga
97 Yama
98 Tidak Tampan
99 Hilang
100 Lolongan Serigala
101 Tolong Bangunlah,
102 Apa tawaran mu masih berlaku ?
103 Ujian Cinta
104 Pura Pura Bahagia
105 Ayah !
106 Ini terlalu kejam,
107 Hampir saja
108 Yes I Do !
109 SAH !!!
110 LDR
111 Menderitalah lebih lama
112 Informasi
113 Perang segera dimulai!
114 Mengibarkan bendera perang,
115 Boom!
116 Kenapa Cila
117 Panen karma
118 Permohonan
119 Menjadi Narasumber
120 Palu Thor
121 Semua yang Tertunda
122 Detik-detik pertempuran
123 Ini Istri ku
124 Siapa itu?
125 Adik?
126 Duet Maut
127 Chaos
128 Ayah!
129 Awan Hitam
130 Itu bisa di atur
131 Bergerak
132 Beban !
133 Maju kena Mundur kena
134 Emosi
135 Hebat dan Pemberani
136 Kecewa
137 Jebakan
138 Kesepakatan?
139 Karma
140 Jebakan
141 Aku akan menikahi istri mu
142 Jompo
143 Musuh dalam Selimut
144 Perdebatan Batin
145 Pertemuan
146 Tendangan Maut
147 Bukan Malaikat
148 Bad News is Good News
149 'Ngeyel'
150 Perang dingin
151 Siasat
152 Di Luar skenario
153 Apa Semua Sudah Berakhir?
154 Dilema
155 Sahabat yang Menyusahkan
156 Kabar Bahagia
157 Aktris hebat
158 Tamu Tak Diundang
159 Robot
160 Semakin Berkobar
161 Dibalik Kematian Rolan
162 Kebohongan
163 Kolaborasi Cila
164 Hai Mantan,
165 Dari Hati ke Hati
166 Pasangan sakit jiwa
167 Monster Makan Tisyu
168 Kembali ke Pertempuran
169 Apa Kami Terlambat ?
170 Akhir kisah
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Satu
22
Dua Dua
23
Dua Tiga
24
Dua Empat
25
Dua Lima
26
Dua Enam
27
Dua Tujuh
28
Dua Delapan
29
Dua Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Satu
32
Tiga Dua
33
Tiga Tiga
34
Tiga Empat
35
Tiga Lima
36
Tiga Enam
37
Tiga Tujuh
38
Tiga Delapan
39
Tiga Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Satu
42
Empat Dua
43
Empat Tiga
44
Empat Empat
45
Empat Lima
46
Empat Enam
47
Empat Tujuh
48
Empat Delapan
49
Empat Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Satu
52
Lima Dua
53
Jalani Saja
54
Kebahagiaan Palsu
55
Menukar Kebahagiaan
56
Hilangnya Arsan
57
Stay waras,,,Raya
58
Hati yang Porak Poranda !
59
Ketindihan Setan ?
60
Kondisi yang Rumit !
61
Double Date ?
62
Tamu Istimewa
63
Curhatan Mantan
64
Rencana Gila
65
Kucing Oren
66
Cila Vs Brina
67
Ayam Sayur
68
Sayang ?
69
Sama Sama Cemburu
70
Merubah Hitam Menjadi Pink
71
Perjalanan Dinas
72
Informasi oh Informasi !
73
Pria Belok
74
Hari Sial Sedunia
75
Rindu
76
Karma Karina
77
Rumah Siapa
78
Ada Hantu
79
Ijinkan Aku Egois
80
Pawang Singa
81
Namanya Juga Bucin
82
Bebaskan Aku
83
Biar Takdir yang Berbicara
84
Bukan Rambo !
85
Titik Terang
86
Berbahagialah Kalian !
87
Aku Cemburu
88
Kisah Karina
89
Rencana
90
Serangan Untuk Cila
91
Badut Ulang Tahun
92
Terlalu Bodoh
93
Buktikan
94
Godaan Lagi
95
Celetukan Maut
96
Saling Curiga
97
Yama
98
Tidak Tampan
99
Hilang
100
Lolongan Serigala
101
Tolong Bangunlah,
102
Apa tawaran mu masih berlaku ?
103
Ujian Cinta
104
Pura Pura Bahagia
105
Ayah !
106
Ini terlalu kejam,
107
Hampir saja
108
Yes I Do !
109
SAH !!!
110
LDR
111
Menderitalah lebih lama
112
Informasi
113
Perang segera dimulai!
114
Mengibarkan bendera perang,
115
Boom!
116
Kenapa Cila
117
Panen karma
118
Permohonan
119
Menjadi Narasumber
120
Palu Thor
121
Semua yang Tertunda
122
Detik-detik pertempuran
123
Ini Istri ku
124
Siapa itu?
125
Adik?
126
Duet Maut
127
Chaos
128
Ayah!
129
Awan Hitam
130
Itu bisa di atur
131
Bergerak
132
Beban !
133
Maju kena Mundur kena
134
Emosi
135
Hebat dan Pemberani
136
Kecewa
137
Jebakan
138
Kesepakatan?
139
Karma
140
Jebakan
141
Aku akan menikahi istri mu
142
Jompo
143
Musuh dalam Selimut
144
Perdebatan Batin
145
Pertemuan
146
Tendangan Maut
147
Bukan Malaikat
148
Bad News is Good News
149
'Ngeyel'
150
Perang dingin
151
Siasat
152
Di Luar skenario
153
Apa Semua Sudah Berakhir?
154
Dilema
155
Sahabat yang Menyusahkan
156
Kabar Bahagia
157
Aktris hebat
158
Tamu Tak Diundang
159
Robot
160
Semakin Berkobar
161
Dibalik Kematian Rolan
162
Kebohongan
163
Kolaborasi Cila
164
Hai Mantan,
165
Dari Hati ke Hati
166
Pasangan sakit jiwa
167
Monster Makan Tisyu
168
Kembali ke Pertempuran
169
Apa Kami Terlambat ?
170
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!