Tiga Belas

Rolan tak lagi banyak bertanya tentang apa alasan Toni ikut dalam pekerjaan ini dengan mudahnya, baginya, ini merupakan keberuntungannya, bisa melibatkan orang sehebat Toni dalam lingkup bisnisnya itu merupakan keuntungan besar baginya, apalagi jika sampai dia berhasil membuat Toni menjadi menantunya, dia yakin, Toni akan menjadi penerus yang tak terkalahkan di dunia hitam.

Entahlah, kata hati Rolan selalu mengatakan kalau ada sisi iblis dalam jiwa Toni yang harus di bangkitkan.

Seperti biasa, Toni mengenakan topi dan maskernya saat mendampingi Rolan dalam melakukan pekerjaan haramnya.

Kali ini mereka sudah berada di sebuah rumah sederhana di sebuah daerah kumuh di pusat kota, perlu melewati gang sempit setelah turun dari mobil untuk tiba di rumah itu.

Martin dan Karina sudah menunggu kedatangan mereka di sana, tampak beberapa anak buah mereka juga berjaga di dalam rumah yang tak terlalu luas itu.

Toni mengedarkan pandangannya, menyapu setiap sudut ruangan, mencium segala kemungkinan akan kecurangan pasangan selingkuh itu.

Soal melakukan pekerjaan, jangan di tanya lagi, Toni akan bersikap sangat profesional dan tak mungkin main main atau asal asalan dalam melaksanakan tugasnya meski dia melakukannya hanya karena terpaksa.

Setelah di pastikan semua clear, Toni dan satu orang pengawal Rolan memberi tanda pada bosnya itu kalau semua aman terkendali.

beberapa menit kemudian Rolan menyusul masuk ke rumah sederhana itu dengan membawa sebuah ransel yang penuh berisi narkoba pesanan Martin.

Sudah menjadi kebiasaan Rolan, dia akan mengantar barang langsung pada pelanggan baru, dia merasa akan sangat beresiko jika dia hanya mengutus anak buahnya saja untuk mengantar barang berbahaya itu.

Rolan akan lebih merasa percaya diri jika dirinya sendiri di temani satu atau dua orang kepercayaannya yang maju, karena dia merasa akan bisa mengatasi dengan mudah jika terjadi hal hal di luar prediksi.

Bukannya tak percaya dengan anak buahnya, hanya saja dia tak mau mengambil resiko, menurutnya dengan pengalaman puluhan tahun bergelut di dunia hitam, dirinya lebih bisa membaca orang meski hanya dari raut wajah saja, dan dia mengantongi berbagai macam trik keluar dari masalah dan bahaya jika pelanggan baru itu ternyata berniat jahat atau curang padanya.

"Ini barang mu, kau sudah tau aturannya, kan? Sekali saja nama ku terucap dari mulut mu jika tertangkap, maka seluruh keluarga mu habis tak tersisa di tangan anak buah ku!" ancam Rolan.

Meski sedikit merinding, Martin mengangguk.

"Tenang saja, aku akan mengunci rapat mulut ku, dan aku akan bermain rapi," janji Martin sambil melirik ke arah Karina yang berada di sampingnya memegangi lengannya dengan erat karena merasa takut dengan tatapan mata Rolan yang seakan menembus jantung setiap lawan bicaranya.

Tentu saja Martin sudah tau dengan siapa di berbisnis, dan sudah mempertimbangkan segala resikonya, dia sangat paham dengan Rolan sang ketua mafia kejam yang tak segan menyiksa bahkan melenyapkan orang orang yang mengusik ketenangannya.

"Bagus," ucap Rolan sambil meraih satu buah tas jinjing berwarna hitam dan membukanya, setelah di pastikan berisi uang asli, pria tua itu mengajak Toni dan seorang pengawalnya untuk meninggalkan rumah itu.

Toni masih menatap tajam Martin dan Karina dengan serius, saat Rolan sampai mengulangi ajakannya untuk pergi dari tempat itu.

"Ada apa? Apa kau mencium sesuatu yang mencurigakan?" tanya Rolan lirih.

Rolan merasa yakin dirinya tak menemukan kecurangan atau lain sebagainya di diri Martin dalam bisnis mereka, namun Toni seperti punya pendapat lain dari dirinya.

"Ah, aku hanya merasa sedikit tak yakin saja dengan mereka," jawab Toni asal, sebenarnya dia sedang memastikan kalau itu benar benar ibu sambung dari Raya, dan dirinya tidak salah melihat.

"Apa kau kenal mereka sebelumnya?" selidik Rolan, merasa ada yang janggal dari tatapan Toni.

"Tidak! Aku hanya merasa tak asing dengan wajah wanita itu," ujar Toni.

"Bukankah aku sudah memberi tahu mu sebelumnya kalau dia adalah istri pengusaha terkenal Arsan Lubis, terang saja kau sering melihat wajahnya di berita sosial media, atau televisi, atau jangan jangan kau tertarik pada Karina?" ledek Rolan terkekeh.

"Cih, wanita yang lebih muda dan cantik di klub mu saja banyak!" tepis Toni.

"Bagaimana dengan putriku? Cila muda dan cantik, apa kau mau menjadi menantu ku?" seloroh Rolan membalut obrolan seriusnya lewat candaan.

"Dia hanya seorang adik perempuan di mata ku!" tegas Toni, dia tak ingin memberi harapan apa apa pada ayah Cila yang juga sama ngebetnya ingin dirinya dan Cila bersatu dan menjalin hubungan.

Ini pertanyaan yang sama yang Rolan tanya kan untuk ke sekian ratus kalinya pada Toni, dan jawaban Toni tak pernah berubah sedari dulu.

Rolan terdiam, dia lantas menyodorkan segepok uang dari dalam tas itu pada Toni.

"Ini bagian mu !" ucap Rolan.

Tanpa banyak bicara dan protes, Toni langsung menerimanya dan memasukan uang itu ke dalam ranselnya, tiba tiba dia ingin menabung dan mengumpulkan uang, entah untuk apa, padahal selama ini, asalkan dia bisa makan, bisa membeli rokok, dan bisa membeli minuman keras, baginya itu sudah cukup, dia tak pernah punya keinginan lain dalam hidupnya selain untuk sekedar bertahan untuk tetap hidup.

Malam itu Toni tak mengikuti pertandingan, seperti yang dia katakan pada Burhan, apalagi uang yang di berikan Rolan padanya sebagai upah mengawal masih sangat cukup untuknya bertahan hidup beberapa bulan ke depan.

Toni hanya ingin bersenang senang dan menghabiskan malam dengan di temani alkohol yang mungkin bisa menghapus jejak ingatannya tentang Raya di kepalanya.

Namun entah kutukan macam apa yang sedang menimpanya, baru beberapa menit dirinya berada di club mewah sebuah hotel berbintang, matanya menangkap sosok Martin dan Karina sedang menikmati hiburan malam dengan sangat bahagia.

'Shiiiitttt,,, harusnya aku datang ke klub milik Rolan saja tadi, kenapa aku malah memilih datang ke tempat ini,' umpat Toni dalam hati, dia merasa menyesal karena tadinya ingin suasana berbeda, tapi malah harus bertemu dengan dua manusia yang membuat jiwa ke kepoan nya meningkat sejuta kali lipat itu.

Benar saja, dengan jiwa keponya yang mulai tumbuh, Toni berpindah duduk mendekati tempat dimana Martin dan Karina kini berada.

"Sayang, kau jangan terlalu cuek sama gadis bodoh itu, ingat, dia aset paling berharga kita, tiket untuk mendapatkan kekayaan Arsan tua bangka itu, apa kau tau kalau kemarin gadis bodoh itu baru saja pergi dan menghabiskan waktu beberapa hari bersama pria lain?" adu Karina.

"Pria lain? Tapi siapa?" Martin yang sedang memegang gelas di tangannya hendak menyeruput isi isi gelas, mengurungkan niatnya, pria itu segera menyimpan kembali gelasnya di meja, tampak raut wajahnya sangat kesal.

Bukan karena cemburu atau takut kalau Raya berpaling pada pria lain, namun lebih ke perasaan jengkel dan marah, karena merasa kecolongan.

Martin selalu percaya diri kalau Raya tak akan pernah berani berpaling dari dirinya, karena Raya sangat mencintai dirinya dan tak mungkin bisa hidup tanpa dirinya.

"Aku sendiri tak tau, bukankah saat Raya pulang bersama seorang pria aku sedang bersama mu di apartemen?" kata Karina.

"Berarti benar, apa yang di laporkan Maman itu?" kata Martin menenggak dengan kesal minumannya.

"Tentu saja benar, Maman itu orang kepercayaan ku, dia tak akan pernah berani berbohong pada ku," jelas Karina.

Toni yang mendengar semua obrolan mereka, sedikit mengingat ingat wajah security penjaga rumah Raya, sepertinya Maman yang Karina bicarakan adalah orang itu, kalau tak salah, Raya pun memanggil nama penjaga itu dengan nama yang itu.

Sungguh bertambah miris hati Toni, ternyata di rumah kediaman Raya, yang seharusnya menjadi tempat teraman dan ternyaman bagi gadis manja itu, justru terdapat beberapa ranjau yang sengaja Karina pasang untuk mencelakai anak tirinya itu.

"Lantas apa rencana mu selanjutnya?" tanya Martin lagi.

"Aku akan menghasut si tua Arsan, agar mempercepat pernikahan mu dengan gadis bodoh itu, aku tak ingin membuang waktu lagi, semua kekayaannya harus segera menjadi milik kita," urai Karina.

Martin pun terlihat menyeringai senang, dia pun ingin segera mengakhiri ke pura puraannya,

"Baguslah, lebih cepat lebih baik, aku sudah muak dengan tingkah nona muda yang selalu berlagak sok jual mahal itu, berpacaran selama hampir dua tahun, boro boro bisa ku tiduri, sekedar berciuman saja dia selalu menolaknya. Andai saja aku tak ingat dia tiket berharga kita untuk meraup semua kekayaan ayahnya, mungkin sudah ku perkkossa saja semenjak awal," geram Martin mengeluarkan unek uneknya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Karina yang merasa cemburu pada pasangan selingkuhan nya itu.

"Kau selalu mendapatkannya dari ku, apa kau masih saja lapar? Atau sebegitu menarik kah gadis itu di banding diri ku?" bentak Karina kesal.

"Ah, bukan seperti itu sayang, aku hanya ingin gadis sok cantik dan sok jual mahal itu hancur, dia selalu melukai harga diriku dengan selalu menolak sentuhan ku, kau tak boleh cemburu seperti itu, kau tetap di tahta tertinggi di hati ku," rayu Martin.

Sementara tak jauh dari tempat mereka duduk, Toni mengepalkan tangannya, rahang tegasnya seakan mengeras, dia begitu marah mendengar semua ucapan Martin tentang Raya, membuat dirinya ingin sekali menghajar pria berengsek itu di sana sekarang juga.

Terpopuler

Comments

car_ les

car_ les

mantap

2024-07-08

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO HRS LINDUNGI RAYA, LO KUMPULKN BUKTI2 TTG MARTIN & KARINA, SERTA MAMAN..

2024-04-07

0

Chauli Maulidiah

Chauli Maulidiah

gemeeesshh... cepetan bikin raya sadar donk thor. dan bikin bapaknya nyesel karna udh sia2 in anaknya.

dan buat bang lion, ayo baang gercep lah sama neng raya...

2022-04-18

6

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Satu
22 Dua Dua
23 Dua Tiga
24 Dua Empat
25 Dua Lima
26 Dua Enam
27 Dua Tujuh
28 Dua Delapan
29 Dua Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Satu
32 Tiga Dua
33 Tiga Tiga
34 Tiga Empat
35 Tiga Lima
36 Tiga Enam
37 Tiga Tujuh
38 Tiga Delapan
39 Tiga Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Satu
42 Empat Dua
43 Empat Tiga
44 Empat Empat
45 Empat Lima
46 Empat Enam
47 Empat Tujuh
48 Empat Delapan
49 Empat Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Satu
52 Lima Dua
53 Jalani Saja
54 Kebahagiaan Palsu
55 Menukar Kebahagiaan
56 Hilangnya Arsan
57 Stay waras,,,Raya
58 Hati yang Porak Poranda !
59 Ketindihan Setan ?
60 Kondisi yang Rumit !
61 Double Date ?
62 Tamu Istimewa
63 Curhatan Mantan
64 Rencana Gila
65 Kucing Oren
66 Cila Vs Brina
67 Ayam Sayur
68 Sayang ?
69 Sama Sama Cemburu
70 Merubah Hitam Menjadi Pink
71 Perjalanan Dinas
72 Informasi oh Informasi !
73 Pria Belok
74 Hari Sial Sedunia
75 Rindu
76 Karma Karina
77 Rumah Siapa
78 Ada Hantu
79 Ijinkan Aku Egois
80 Pawang Singa
81 Namanya Juga Bucin
82 Bebaskan Aku
83 Biar Takdir yang Berbicara
84 Bukan Rambo !
85 Titik Terang
86 Berbahagialah Kalian !
87 Aku Cemburu
88 Kisah Karina
89 Rencana
90 Serangan Untuk Cila
91 Badut Ulang Tahun
92 Terlalu Bodoh
93 Buktikan
94 Godaan Lagi
95 Celetukan Maut
96 Saling Curiga
97 Yama
98 Tidak Tampan
99 Hilang
100 Lolongan Serigala
101 Tolong Bangunlah,
102 Apa tawaran mu masih berlaku ?
103 Ujian Cinta
104 Pura Pura Bahagia
105 Ayah !
106 Ini terlalu kejam,
107 Hampir saja
108 Yes I Do !
109 SAH !!!
110 LDR
111 Menderitalah lebih lama
112 Informasi
113 Perang segera dimulai!
114 Mengibarkan bendera perang,
115 Boom!
116 Kenapa Cila
117 Panen karma
118 Permohonan
119 Menjadi Narasumber
120 Palu Thor
121 Semua yang Tertunda
122 Detik-detik pertempuran
123 Ini Istri ku
124 Siapa itu?
125 Adik?
126 Duet Maut
127 Chaos
128 Ayah!
129 Awan Hitam
130 Itu bisa di atur
131 Bergerak
132 Beban !
133 Maju kena Mundur kena
134 Emosi
135 Hebat dan Pemberani
136 Kecewa
137 Jebakan
138 Kesepakatan?
139 Karma
140 Jebakan
141 Aku akan menikahi istri mu
142 Jompo
143 Musuh dalam Selimut
144 Perdebatan Batin
145 Pertemuan
146 Tendangan Maut
147 Bukan Malaikat
148 Bad News is Good News
149 'Ngeyel'
150 Perang dingin
151 Siasat
152 Di Luar skenario
153 Apa Semua Sudah Berakhir?
154 Dilema
155 Sahabat yang Menyusahkan
156 Kabar Bahagia
157 Aktris hebat
158 Tamu Tak Diundang
159 Robot
160 Semakin Berkobar
161 Dibalik Kematian Rolan
162 Kebohongan
163 Kolaborasi Cila
164 Hai Mantan,
165 Dari Hati ke Hati
166 Pasangan sakit jiwa
167 Monster Makan Tisyu
168 Kembali ke Pertempuran
169 Apa Kami Terlambat ?
170 Akhir kisah
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Satu
22
Dua Dua
23
Dua Tiga
24
Dua Empat
25
Dua Lima
26
Dua Enam
27
Dua Tujuh
28
Dua Delapan
29
Dua Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Satu
32
Tiga Dua
33
Tiga Tiga
34
Tiga Empat
35
Tiga Lima
36
Tiga Enam
37
Tiga Tujuh
38
Tiga Delapan
39
Tiga Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Satu
42
Empat Dua
43
Empat Tiga
44
Empat Empat
45
Empat Lima
46
Empat Enam
47
Empat Tujuh
48
Empat Delapan
49
Empat Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Satu
52
Lima Dua
53
Jalani Saja
54
Kebahagiaan Palsu
55
Menukar Kebahagiaan
56
Hilangnya Arsan
57
Stay waras,,,Raya
58
Hati yang Porak Poranda !
59
Ketindihan Setan ?
60
Kondisi yang Rumit !
61
Double Date ?
62
Tamu Istimewa
63
Curhatan Mantan
64
Rencana Gila
65
Kucing Oren
66
Cila Vs Brina
67
Ayam Sayur
68
Sayang ?
69
Sama Sama Cemburu
70
Merubah Hitam Menjadi Pink
71
Perjalanan Dinas
72
Informasi oh Informasi !
73
Pria Belok
74
Hari Sial Sedunia
75
Rindu
76
Karma Karina
77
Rumah Siapa
78
Ada Hantu
79
Ijinkan Aku Egois
80
Pawang Singa
81
Namanya Juga Bucin
82
Bebaskan Aku
83
Biar Takdir yang Berbicara
84
Bukan Rambo !
85
Titik Terang
86
Berbahagialah Kalian !
87
Aku Cemburu
88
Kisah Karina
89
Rencana
90
Serangan Untuk Cila
91
Badut Ulang Tahun
92
Terlalu Bodoh
93
Buktikan
94
Godaan Lagi
95
Celetukan Maut
96
Saling Curiga
97
Yama
98
Tidak Tampan
99
Hilang
100
Lolongan Serigala
101
Tolong Bangunlah,
102
Apa tawaran mu masih berlaku ?
103
Ujian Cinta
104
Pura Pura Bahagia
105
Ayah !
106
Ini terlalu kejam,
107
Hampir saja
108
Yes I Do !
109
SAH !!!
110
LDR
111
Menderitalah lebih lama
112
Informasi
113
Perang segera dimulai!
114
Mengibarkan bendera perang,
115
Boom!
116
Kenapa Cila
117
Panen karma
118
Permohonan
119
Menjadi Narasumber
120
Palu Thor
121
Semua yang Tertunda
122
Detik-detik pertempuran
123
Ini Istri ku
124
Siapa itu?
125
Adik?
126
Duet Maut
127
Chaos
128
Ayah!
129
Awan Hitam
130
Itu bisa di atur
131
Bergerak
132
Beban !
133
Maju kena Mundur kena
134
Emosi
135
Hebat dan Pemberani
136
Kecewa
137
Jebakan
138
Kesepakatan?
139
Karma
140
Jebakan
141
Aku akan menikahi istri mu
142
Jompo
143
Musuh dalam Selimut
144
Perdebatan Batin
145
Pertemuan
146
Tendangan Maut
147
Bukan Malaikat
148
Bad News is Good News
149
'Ngeyel'
150
Perang dingin
151
Siasat
152
Di Luar skenario
153
Apa Semua Sudah Berakhir?
154
Dilema
155
Sahabat yang Menyusahkan
156
Kabar Bahagia
157
Aktris hebat
158
Tamu Tak Diundang
159
Robot
160
Semakin Berkobar
161
Dibalik Kematian Rolan
162
Kebohongan
163
Kolaborasi Cila
164
Hai Mantan,
165
Dari Hati ke Hati
166
Pasangan sakit jiwa
167
Monster Makan Tisyu
168
Kembali ke Pertempuran
169
Apa Kami Terlambat ?
170
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!