Sebelas

Sudah lewat magrib, namun hujan tak juga reda, Toni masih berah duduk di kursi teras memandangi derasnya hujan dalam kebisuan sambil mengepulkan asap rokok dari mulutnya.

"Kurangi rokok mu, tak baik untuk kesehatan, apalagi kamu seorang petarung, apa kamu tak tau kalau rokok bisa membuat mu cepat mati ?!" oceh Raya yang tiba tiba menghampiri Toni dengan segelas teh panas dan singkong rebus yang masih mengeluarkan uap panasnya.

"Cih, tak ada larangan merokok untuk petarung seperti ku, lagi pula mati itu urusan takdir, orang tak merokok sama sekali saja tetap mati, kan ?" jawab Toni santai.

"Nama ku Raya !" Raya menyodorkan tangannya, dia merasa belum berkenalan secara benar dengan Toni.

"Aku tau !" jawab Toni, tak berniat menyambut uluran tangan Raya.

"Ishh, maksud ku, kita kan belum berkenalan, siapa nama mu ?" dengus Raya sambil menarik kembali tangannya.

"Orang orang biasa memanggil ku Lion !" jawab Toni menyambar cangkir berisi teh panas itu, tubuhnya sedikit hangat karena menempelkan cangkir panas itu di kedua telapak tangannya.

"Lion,,, Lionel atau----?" Raya terlihat penasaran.

"Orang bilang, aku seperti singa, penyendiri dan tak bisa di usik, jadi mereka memanggil ku Lion," terang Toni.

"Nama asli mu ?" Raya terlihat sangat penasaran.

"Toni !" jawabnya singkat.

"Oke, Toni,,, aku akan memanggil mu dengan nama Toni saja," kata Raya dengan senyum manisnya.

"Kau mungkin orang pertama setelah ibu ku yang memanggil ku dengan nama Toni, kau juga orang pertama dan satu satunya yang berani melarang ku merokok !" ujar Toni sambil tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya pelan.

Betapa gadis manja yang baru saja di kenalnya itu begitu lancang dan berani, selama ini tak ada satu pun yang berani melarangnya melakukan apa yang dia sukai.

"Aku hanya mengingatkan saja, kalau kamu tak suka, ya maaf !" ucap Raya tak merasa bersalah sedikitpun, karena memang menurut nya, apa yang dia katakan itu benar adanya.

"Hujan belum reda juga, apa kita tetap pulang saja, pelan pelan sepertinya bisa," kata Toni agak sedikit khawatir kalau kalau orang tua gadis itu kebingungan mencari anaknya.

"Upss,, aku lupa, kamu pasti di cariin Cila ya ?" cicit Raya yang seakan baru menyadari jika pria yang sejak kemarin malam bersamanya itu adalah pacar dari temannya.

"Bukan seperti itu, maksud ku, aku takut orang tua mu khawatir, karena anak gadisnya belum pulang," Toni meluruskan kalau alasannya mengajak Raya pulang bukan seperti yang gadis itu pikirkan.

"Hahaha,,, boro boro khawatir, ulang tahun ku saja tak ada yang ngasih ucapan, mereka tak akan pernah peduli, selama aku diam, buat mereka berarti uang ku masih ada dan aku baik baik saja, ayah ku berpikir selama apapun aku pergi,dia yakin aku pasti akan mencarinya suatu hari nanti saat uang ku habis !" Raya tertawa sumbir dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Ooo,,," mulut Toni membulat.

Hanya seperti itu saja tanggapan Toni, se cuek itu sementara saat itu Raya baru saja menceritakan kisah pilunya.

Tak ada ucapan manis yang dapat menenangkan keluar dari mulutnya, apalagi pelukan hangat dan usapan di punggung seperti yang pria pria lain kebanyakan lakukan untuk menenangkan seorang wanita yang sedang bersedih di hadapannya.

Toni dan Raya kini duduk di ruang tamu rumah kuno peninggalan keluarga almarhum ibunya itu, karena di luar udara terasa sangat dingin.

Entah mengapa Raya merasa begitu nyaman dan tenang saat bersama Toni, meski di antara mereka lebih banyak terdiam dari pada saling bertukar cerita.

Toni yang sepertinya asik dengan asap rokok dan sibuk dengan lamunannya sendiri yang entah melamunkan apa.

Sementara Raya memilih bermain game di ponselnya dan sesekali mengintip akun sosial medianya yang di penuhi foto foto dirinya yang sedang pamer barang mewah atau sedang liburan di luar negeri.

Diam diam dengan ponselnya Raya mengambil foto Toni yang sedang duduk termenung memandangi hujan di luar jendela kaca yang lebar di samping kirinya.

Dipandanginya gambar Toni di layar ponselnya itu, sesekali bibirnya tersenyum tipis saat memandangi wajah pria sedingin es batu dengan wajah datar tanpa ekspresi dan sifat yang arogannya, namun itu semua seakan menjadi magnet tersendiri yang membuat dirinya tertarik dengan kepribadian pria di hadapannya itu, Raya seakan sejenak melupakan Martin sang tunangan, juga Cila yang dia tahu merupakan kekasih dari pria judes dan galak itu.

"Sepertinya hujan sudah lumayan reda, ayo pulang !" ajak Toni membuyarkan lamunan Raya.

"Ah, iya,,, tapi ini sudah hampir jam 10 malam, apa tidak berbahaya ?" ucap Raya seakan tak rela harus mengakhiri kebersamaannya dengan pria itu.

"Kemarin bahkan kita melakukan perjalanan lewat tengah malam ! Ayo,,, besok pagi aku harus berlatih, karena malamnya aku ada pertandingan !" ajak Toni.

"Hobi banget berantem, sih !" cicit Raya lirih, namun masih terdengar jelas oleh Toni.

"Ini bukan hobi, tapi pekerjaan ku, gak gelut gak makan, aku !" seloroh Toni sambil beranjak pergi dari tempat itu.

***

"Udah sampe, ya ?" tanya Raya, ketika mobil yang di tumpanginya berhenti di depan gerbang rumahnya yang tertutup rapat.

Maman penjaga rumah yang sejak tadi memperhatikan mobil majikannya berhenti tapi tak kunjung masuk, langsung menghampiri mobil Raya, dan mengetuk kaca jendela.

"Maaf non Ray---" ucapan Maman terhenti ketika mendapati yang duduk di balik kemudi mobil majikannya seorang pria asing yang tampan namun memiliki tatapan mata tajam dan menakutkan.

"Buka gerbangnya, aku mau masuk !" titah Raya agar Maman segera pergi.

Maman pun berlalu dengan sejuta tanya di benaknya, siapa gerangan pria yang bersama nona nya itu, dia harus segera melapor pada Karina.

"Masuklah, aku sudah pesan ojek online tadi, nah itu, sepertinya sudah sampai ojeknya !" tunjuk Toni ke arah seseorang yang duduk di atas motor dengan jaket hijaunya.

"Oke, terimakasih !"ucap Raya,

"Terimakasih,,, untuk ?" Toni menarik kembali kakinya yang hampir turun menyentuh tanah dan berbalik menengok wajah Raya yang ternyata sedang menatapnya.

Untuk beberapa saat pandangan mereka saling mengunci, namun Raya langsung tersadar.

"Terimakasih sudah menjadi orang yang pertama dan satu satunya yang mengucapkan selamat ulang tahun untuk ku," ucap Raya seraya tersenyum manis sambil melambaikan tangannya tanda perpisahan.

Tak ada jawaban apa pun dari bibir Toni yang tetap mengatup rapat, bahkan tak ada balasan lambaian tangan juga, pria itu kembali membalikan badannya dan turun dari mobil begitu saja.

Raya berpindah ke kursi penumpang, dan masuk ke rumah setelah punggung Toni menghilang dari pandangannya.

Raya mengendap endap masuk ke dalam rumah, setelah sebelumnya mengancam Maman untuk tak menceritakan kepada siapa pun tentang apa yang baru saja dia lihat.

Namun sepertinya Raya salah besar, karena semenit kemudian Maman langsung menghubungi Karina dan menceritakan apa yang baru saja terjadi di rumah itu seperti biasanya.

Karina yang saat itu sedang menginap di apartemen Martin menjadi sangat penasaran, siapa pria yang bersama Raya yang baru saja Maman ceritakan padanya.

Pagi pagi sekali Karina sudah sampai rumah,

"Hai sayang, bagaimana liburan mu di Bali, apakah menyenangkan ?" Arsan menyambut istrinya yang baru saja sampai ke rumah dengan alasan berlibur bersama teman teman sosialitanya.

"Tentu saja menyenangkan, sayang ku !" Karina memeluk mesra suaminya,

"Dimana Raya, sayang ? Kata Maman dia sudah pulang ?" tanya Karina secara tersirat mengatakan kalau Raya tidak pulang.

"Apa anak itu pulang pagi lagi ? Atau tidak pulang ?" wajah Arsan berubah tegang.

"Jangan marah dulu, sayang. Ada yang ingin aku sampaikan pada mu tentang Raya, tapi kamu harus tenang dulu," Karina mengelus dada suaminya pelan seraya berkata agar suaminya itu untuk tak emosi.

"Apa lagi yang anak itu lakukan,?" ketus Arsan

"Raya tak pulang selama dua hari, Maman bilang, dini hari tadi, Raya di antar pulang oleh seorang pria, dan entah siapa itu.Coba kamu pikir, bagaimana kalau sampai Martin tau, Raya sudah punya tunangan, tak pantas dia berkeliaran dengan pria asibg sampai berhari hari," kata Karina sengaja memanas manasi hati Arsan agar emosi pria setengah baya itu membludak.

Bukan tanpa alasan Karina berbuat seperti itu, sekuat tenaga Karina harus tetap mempersatukan Raya dengan Martin, demi warisan yang kelak akan di rebutnya setelah mereka menikah, dan di nikmati oleh dirinya dan Martin tentu saja.

Jika Raya sampai berhubungan dengan pria lain, itu berarti dia akan kehilangan aset besar ahli waris satu satunya Arsan Lubis, makanya dia akan melakuakan apapun demi Raya bersatu dengan Martin, dan rencananya berjalan dengan lancar.

"Bi, panggil Raya kemari sekarang juga !" titah Arsan pada salah satu pelayan yang sedang membereskan ruangan itu.

Terpopuler

Comments

ghina🌺🌺

ghina🌺🌺

dasar zebra... moga aja tuh Mak tiri, cepet ketahuan belang nya 😠

2023-06-12

2

Satriawanty Meitridwi Irwansyah

Satriawanty Meitridwi Irwansyah

dasar wanita parasit👹👹

2022-12-19

4

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Satu
22 Dua Dua
23 Dua Tiga
24 Dua Empat
25 Dua Lima
26 Dua Enam
27 Dua Tujuh
28 Dua Delapan
29 Dua Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Satu
32 Tiga Dua
33 Tiga Tiga
34 Tiga Empat
35 Tiga Lima
36 Tiga Enam
37 Tiga Tujuh
38 Tiga Delapan
39 Tiga Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Satu
42 Empat Dua
43 Empat Tiga
44 Empat Empat
45 Empat Lima
46 Empat Enam
47 Empat Tujuh
48 Empat Delapan
49 Empat Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Satu
52 Lima Dua
53 Jalani Saja
54 Kebahagiaan Palsu
55 Menukar Kebahagiaan
56 Hilangnya Arsan
57 Stay waras,,,Raya
58 Hati yang Porak Poranda !
59 Ketindihan Setan ?
60 Kondisi yang Rumit !
61 Double Date ?
62 Tamu Istimewa
63 Curhatan Mantan
64 Rencana Gila
65 Kucing Oren
66 Cila Vs Brina
67 Ayam Sayur
68 Sayang ?
69 Sama Sama Cemburu
70 Merubah Hitam Menjadi Pink
71 Perjalanan Dinas
72 Informasi oh Informasi !
73 Pria Belok
74 Hari Sial Sedunia
75 Rindu
76 Karma Karina
77 Rumah Siapa
78 Ada Hantu
79 Ijinkan Aku Egois
80 Pawang Singa
81 Namanya Juga Bucin
82 Bebaskan Aku
83 Biar Takdir yang Berbicara
84 Bukan Rambo !
85 Titik Terang
86 Berbahagialah Kalian !
87 Aku Cemburu
88 Kisah Karina
89 Rencana
90 Serangan Untuk Cila
91 Badut Ulang Tahun
92 Terlalu Bodoh
93 Buktikan
94 Godaan Lagi
95 Celetukan Maut
96 Saling Curiga
97 Yama
98 Tidak Tampan
99 Hilang
100 Lolongan Serigala
101 Tolong Bangunlah,
102 Apa tawaran mu masih berlaku ?
103 Ujian Cinta
104 Pura Pura Bahagia
105 Ayah !
106 Ini terlalu kejam,
107 Hampir saja
108 Yes I Do !
109 SAH !!!
110 LDR
111 Menderitalah lebih lama
112 Informasi
113 Perang segera dimulai!
114 Mengibarkan bendera perang,
115 Boom!
116 Kenapa Cila
117 Panen karma
118 Permohonan
119 Menjadi Narasumber
120 Palu Thor
121 Semua yang Tertunda
122 Detik-detik pertempuran
123 Ini Istri ku
124 Siapa itu?
125 Adik?
126 Duet Maut
127 Chaos
128 Ayah!
129 Awan Hitam
130 Itu bisa di atur
131 Bergerak
132 Beban !
133 Maju kena Mundur kena
134 Emosi
135 Hebat dan Pemberani
136 Kecewa
137 Jebakan
138 Kesepakatan?
139 Karma
140 Jebakan
141 Aku akan menikahi istri mu
142 Jompo
143 Musuh dalam Selimut
144 Perdebatan Batin
145 Pertemuan
146 Tendangan Maut
147 Bukan Malaikat
148 Bad News is Good News
149 'Ngeyel'
150 Perang dingin
151 Siasat
152 Di Luar skenario
153 Apa Semua Sudah Berakhir?
154 Dilema
155 Sahabat yang Menyusahkan
156 Kabar Bahagia
157 Aktris hebat
158 Tamu Tak Diundang
159 Robot
160 Semakin Berkobar
161 Dibalik Kematian Rolan
162 Kebohongan
163 Kolaborasi Cila
164 Hai Mantan,
165 Dari Hati ke Hati
166 Pasangan sakit jiwa
167 Monster Makan Tisyu
168 Kembali ke Pertempuran
169 Apa Kami Terlambat ?
170 Akhir kisah
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Satu
22
Dua Dua
23
Dua Tiga
24
Dua Empat
25
Dua Lima
26
Dua Enam
27
Dua Tujuh
28
Dua Delapan
29
Dua Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Satu
32
Tiga Dua
33
Tiga Tiga
34
Tiga Empat
35
Tiga Lima
36
Tiga Enam
37
Tiga Tujuh
38
Tiga Delapan
39
Tiga Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Satu
42
Empat Dua
43
Empat Tiga
44
Empat Empat
45
Empat Lima
46
Empat Enam
47
Empat Tujuh
48
Empat Delapan
49
Empat Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Satu
52
Lima Dua
53
Jalani Saja
54
Kebahagiaan Palsu
55
Menukar Kebahagiaan
56
Hilangnya Arsan
57
Stay waras,,,Raya
58
Hati yang Porak Poranda !
59
Ketindihan Setan ?
60
Kondisi yang Rumit !
61
Double Date ?
62
Tamu Istimewa
63
Curhatan Mantan
64
Rencana Gila
65
Kucing Oren
66
Cila Vs Brina
67
Ayam Sayur
68
Sayang ?
69
Sama Sama Cemburu
70
Merubah Hitam Menjadi Pink
71
Perjalanan Dinas
72
Informasi oh Informasi !
73
Pria Belok
74
Hari Sial Sedunia
75
Rindu
76
Karma Karina
77
Rumah Siapa
78
Ada Hantu
79
Ijinkan Aku Egois
80
Pawang Singa
81
Namanya Juga Bucin
82
Bebaskan Aku
83
Biar Takdir yang Berbicara
84
Bukan Rambo !
85
Titik Terang
86
Berbahagialah Kalian !
87
Aku Cemburu
88
Kisah Karina
89
Rencana
90
Serangan Untuk Cila
91
Badut Ulang Tahun
92
Terlalu Bodoh
93
Buktikan
94
Godaan Lagi
95
Celetukan Maut
96
Saling Curiga
97
Yama
98
Tidak Tampan
99
Hilang
100
Lolongan Serigala
101
Tolong Bangunlah,
102
Apa tawaran mu masih berlaku ?
103
Ujian Cinta
104
Pura Pura Bahagia
105
Ayah !
106
Ini terlalu kejam,
107
Hampir saja
108
Yes I Do !
109
SAH !!!
110
LDR
111
Menderitalah lebih lama
112
Informasi
113
Perang segera dimulai!
114
Mengibarkan bendera perang,
115
Boom!
116
Kenapa Cila
117
Panen karma
118
Permohonan
119
Menjadi Narasumber
120
Palu Thor
121
Semua yang Tertunda
122
Detik-detik pertempuran
123
Ini Istri ku
124
Siapa itu?
125
Adik?
126
Duet Maut
127
Chaos
128
Ayah!
129
Awan Hitam
130
Itu bisa di atur
131
Bergerak
132
Beban !
133
Maju kena Mundur kena
134
Emosi
135
Hebat dan Pemberani
136
Kecewa
137
Jebakan
138
Kesepakatan?
139
Karma
140
Jebakan
141
Aku akan menikahi istri mu
142
Jompo
143
Musuh dalam Selimut
144
Perdebatan Batin
145
Pertemuan
146
Tendangan Maut
147
Bukan Malaikat
148
Bad News is Good News
149
'Ngeyel'
150
Perang dingin
151
Siasat
152
Di Luar skenario
153
Apa Semua Sudah Berakhir?
154
Dilema
155
Sahabat yang Menyusahkan
156
Kabar Bahagia
157
Aktris hebat
158
Tamu Tak Diundang
159
Robot
160
Semakin Berkobar
161
Dibalik Kematian Rolan
162
Kebohongan
163
Kolaborasi Cila
164
Hai Mantan,
165
Dari Hati ke Hati
166
Pasangan sakit jiwa
167
Monster Makan Tisyu
168
Kembali ke Pertempuran
169
Apa Kami Terlambat ?
170
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!