Sean yang saat ini sedang berada di tepi pantai dan duduk diatas bagian depan mobilnya, malah kedatangan orang-orang tidak diundang disekeliling dirinya.
"Siapa kalian?" tanya Sean.
"Kami hanyalah orang bayaran, yang diberi imbalan untuk menghabisi nyawamu" ucap salah seorang diantara banyak orang-orang tersebut.
Sean dapat melihat dari penampilan mereka semua saja sudah bisa ditebak bukan orang-orang biasa.
Apalagi dengan tampilan fisik terlatih, dan senjata api ditangan mereka masing-masing dan bahkan pakaian serba hitam seperti pasukan khusus saja.
"Jadi, bisa dibilang aku dalam bahaya sekarang ini?" tanya Sean.
"Bisa dibilang begitu, jadi adakah pesan terakhir?" tanya orang yang sebelumnya berbicara pada Sean.
"Langit yang cerah, tapi sayang harus ada pertumpahan darah" ucap Sean.
Semua orang disana yang berjumlah kira-kira 12 orang dengan senjata lengkap bagaikan tentara pasukan khusus itu kebingungan dengan perkataan yang diucapkan oleh sean barusan.
"Apa maksudmu?" tanya orang sebelumnya.
Bukan jawaban yang didapatkan oleh mereka melainkan adalah sebuah kematian yang tidak terduga.
Melihat semua lawannya sudah mati Sean berkata "terimakasih sistem"
{Bukan masalah}
"Yah siapapun orang yang menyuruh kalian, aku tidak peduli dan masih kumaafkan untuk yang pertama kali ini" ucap Sean sebelum pergi dari sana dengan menggunakan Bugatti Centodieci miliknya.
Sementara dilain tempat yang jauh, nampak banyak wajah yang menampilkan raut keterkejutan dengan apa yang mereka lihat di layar monitor yang ada dihadapan mereka.
Dimana layar monitor tersebut menampilkan apa yang terjadi pada Sean sebelumnya saat dikepung oleh orang-orang dengan pakaian serba hitam sebelumnya dan perlengkapan senjata penuh mereka.
"Bagaimana bisa itu terjadi? Dia bahkan tidak bergerak sedikitpun" ucap seorang kakek tua yang duduk di kursi.
"Sepertinya pria itu berbahaya" jawab seorang pria disana yang terlihat wajahnya mirip dengan seseorang yang pernah Sean lihat.
"Kalian jahat!! Kalian hampir saja membunuhnya...hiks....hiks...." teriak seorang wanita muda yang menangis melihat kejadian yang terpampang dalam layar monitor tersebut dengan jelas.
"Segera perintahkan orang yang mengawasi untuk mundur dan pergi dari sana segera" ucap kakek tersebut.
Sementara wanita muda yang menangis sebelumnya berusaha ditenangkan oleh sosok wanita yang lebih tua darinya dan memiliki wajah yang mirip dengan wanita muda yang tengah menangis tersebut.
Kembali pada Sean.
Sekarang ini dirinya tengah berada di jalanan raya dengan berkendara santai.
Sementara untuk kejadian sebelumnya dirinya bisa selamat karena Layanan Sistem, walaupun dirinya punya kemampuan Raja Pembunuh, itu masihlah belum cukup untuk melawan dalam situasi sebelumnya yang mana dikeliling senjata api yang berada dalam jumlah banyak.
Maka dari itu, Sean menggunakan satu dari tiga kesempatan Layanan Sistem miliknya hari ini untuk melakukan pembunuhan sebelumnya.
Sean yang sedang berkendara santai mendapatkan panggilan telpon dari seseorang yang dirinya kenal.
Terlihat pada panggilan telpon tersebut tertera nama Yun Zi.
"Hallo" ucap Sean begitu panggilan telpon dijawab olehnya.
"Hallo, Sean apakah kau sibuk?" tanya Yun Zi.
"Tidak, aku hanya sedang berkendara santai tanpa tujuan" jawab Sean.
"Kalau begitu, bisakah kau tolong aku?" tanya Yun Zi.
"Apa yang terjadi, apakah kau dalam bahaya?" tanya Sean dengan serius.
"Hehehe tidak, hanya saja mobil milikku mogok sekarang ini dan tidak ada taksi lewat disini" ucap Yun Zi.
"Baiklah aku mengerti, dimana posisimu sekarang?" tanya Sean.
"Aku akan kirimkan lokasinya, jadi cepatlah datang karena disini aku sendirian" ucap Yun Zi dari sebrang telpon sana.
"Baiklah, jangan khawatir aku akan datang secepat yang aku bisa" jawab Sean.
Setelah panggilan telpon dimatikan, Sean mendaoatkan pesan chat berupa sharelock dari Yun Zi.
Begitu lokasi dilacak, ternyata itu tepat 1km didepannya.
Sean tersenyum dan segera mengemudi pebih cepat.
Hingga tidak sampai 15 menit, Sean tiba dilokasi yang diberikan Yun Zi dan dapat melihat mobil miliknya ditepi jalan.
Sena berhenti tepat dibelakang mobil milik Yun Zi, dan menghampirinya yang tengah duduk dikursi kemudi sambil bermain ponsel.
Tuk.....Tuk.....Tuk.....
Sean mengetuk kaca mobil 3x pada bagian kursi pengemudi, dan berhasil mengalihkan perhatian Yun Zi dari ponselnya.
"Sean" ucap bahagia Yun Zi begitu melihat siapa yang datang.
Yun Zi segera keluar dari dalam mobil dan memeluk Sean erat.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Sean.
"Aku hanya takut saja saat sendiri ditempat sepi begini, apalagi hari sudah sore sekarang" ucap Yun Zi yang masih setia memeluk tubuh Sean.
"Baiklah, segera ambil barang-barangmu dan kita akan pergi dari sini secepatnya" ucap Sean.
"Baik" jawab Yun Zi patuh.
Setelah mengambil semua barang miliknya dari dalam mobil, Yun Zi dengan Sean segera pergi dari sana menggunakan mobil milik Sean yang ada dibelakang mobil Yun Zi.
Mereka kemudian berkendara berdua menuju kota.
"Kenapa kau bisa ada disana?" tanya Sean penasaran.
"Aku tengah melakukan perjalan ke kota ini untuk datang di pesta reuni teman kuliah dulu, jadi sengaja lewat sini yang tidak macet walau agak memutar"
"Tapi malah ada kejadian begini, malah sekali nasibku ini" jelas Yun Zi.
"Begitu....." jawab singkat Sean.
Yun Zi sedetik kemudian baru sadar, kenapa Sean bisa berada di kota SS ini?
"Kau sendiri bagaimana bisa berada di kota ini? Dan jika aku pikir-pikir sepertinya jarakmu dengan lokasi diriku sebelumnya dekat maka dari itu kau bisa datang lebih cepat menemui diriku ditempat sebelumnya" tanya Yun Zi.
Sean tersenyum sambil menatap kearah Yun Zi yang menatap dirinya juga, barulah mengalihkan pandangannya kembali kejalanan sebelum menjawab apa yang tengah menjadi pertanyaan dari Yun Zi barusan.
"Aku disini punya Villa, jadi hanya sekedar liburan saja" jawab Sean.
"Wuaahh....seertinya kau orang kaya" ucap Yun Zi.
"Kau baru sadar?" tanya Sean.
"Ah....benar juga, kenapa aku baru sadar" ucap Yun Zi.
"Jadi kau mau aku antar kemana?" tanya Sean.
"Mungkin Hotel" jawab Yun Zi.
"Baiklah, dan kita bisa tidur bersama" ucap Sean bercanda.
Wajah dari Yun Zi seketika merona merah, karena dia menyadari telah salah berkata sebelumnya.
Yun Zi hanya diam dan membuat Sean lebih gencar lagi menggodanya.
"Kuanggap kau setuju karena tidak ada jawaban atau penolakan darimu" ucap Sean bercanda.
Seketika Yun Zi tersadar dan berkata dengan cukup keras sambil memukul-mukul bahu Sean cukup keras.
"Kau mesum!" teriak Yun Zi.
"Hahahah.....bercanda-bercanda" ucap Sean.
Setelah itu suasana sempat hening dan terasa agak canggung, namun itu tidaklah lama sebelum pada akhirnya Sean membuka suaranya.
"Bagaimana jika kau menginap ditempatku saja malam ini?" usul Sean.
"Eh....apakah itu tidak jadi masalah?" tanya Yun Zi.
"Bukan masalah, bagaimana?" tanya Sean sambil fokus terus menatap lurus kedepan dan tidak menoleh.
"Baiklah, dengan senang hati" jawab Yun Zi.
Sean kemudian mengarahkan mobilnya menuju Villa miliknya.
... ..'''''.....
Setelah berkendara selama 30 menit, Sean dengan Yun Zi sudah tiba di Villa mewah miliknya.
Mereka sudah masuk kedalam rumah.
"Kamarku ada diatas, selain itu kau boleh pilih kamar manapun dengan bebas" ucap Sean.
"Aku tidur satu kamar denganmu saja" jawab Yun Zi.
Sean yang mendengar perkataan dari Sean hanya bisa terbengong dan tidak percaya dengan apa yang didengar olehnya barusan dari mulut Yun Zi.
"Kau serius?" tanya Sean semangat, bahkan sampai dirinya berdiri dari posisi duduk santainya di sofa yang empuk.
"Bercanda" jawab Yun Zi sambil menjulurkan lidahnya tanda mengejek Sean.
"Cih" decih Sean kesal.
"Kalau begitu aku pilih kamar disampingmu saja, dan apakah ada makanan? Aku lapar" ucap Yun Zi bertanya.
"Kalau begitu segera taruh barangmu di kamar atas, dan ingat kamarku yang memiliki pintu besar" ucap Sean.
"Baiklah, aku akan segera turun untuk memasak makan malam. Ada bahan-bahannya bukan?" tanya Yun Zi.
"Benar, kalau begitu segera turun dan masakan makan malam untuk kita makan sekarang" ucap Sean.
Setelah beberapa saat berlalu, Yun Zi kembali turun dari lantai atas dan langsung menuju dapur untuk membuatkan makan malam untuk mereka makan malam ini.
Sedangkan Sean sendiri tengah menonton acara televisi dengan santai.
... .'.'.'.'....
Sean dengan Yun Zi selesai makan sekarang, dan tengah duduk bersama di ruang tengah sambil menonton televisi.
Yun Zi duduk di sofa dengan tenang, sementara Sen merebahkan kepalanya dipaha Yun Zi sambil menonton televisi. Nampak seperti tidak ada masalah bagi keduanya saat ini mengenai apa yang mereka lakukan saat sedang menonton tv.
Waktu terus berlalu sampai jam menunjukan pukul 9 malam, dan keduanya masih berada dalam posisi sama sambil menonton acara televisi.
"Sean" panggil Yun Zi.
"Besok, apakah kau sibuk?" tanya Yun Zi.
"Tidak, apakaha kau ingin melakukan sesuatu denganku besok?" tanya Sean mencoba menebak maksud dari perkataan Yun Zi sebelumnya.
"Begitulah, jadi apakah kau bisa?" tanya Yun Zi penuh harap terlihat daru raut wajhnya.
"Memangnya, besok kau mau kita pergi kemana atau melakukan kegiatan apa?" tanya Sean penasaran.
"Untuk reuni kelas besok, apakah ku bisa jadi pasanganku?" tanya Yun Zi.
Sean memegang pipi Yun Zi dan bertanya dengan serius "benarkah?"
"Iya, apakah kau keberatan?" tanya Yun Zi.
"Tidak, mari kita pergi besok k acara pertemuan reuni teman-teman kuliahmu itu" jawab Sean.
"Terimakasih" ucap Yun Zi senang.
"Sama-sama, kalau begitu kita tidur sudah malam" ucap Sean sambil bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar dilantai atas dengan diikuti oleh Yun Zi dibelakangnya.
Mereka masuk kedalam kamar masing-masing dan tertidur dengan pulas tanpa ada kejadian apapun yang lainnya.
... -.'.'.'.'.-...
Keesoka pagi harinya, Sean dengan Yun Zi selesai sarapan bersama.
"Jam berapa acara reuni itu?" tanya Sean.
"Jam 10 pagi" jawab Yun Zhi.
"Sekarang jam 7 pagi, masih ada waktu 3 jam sebelum acara itu dilaksanakan. Bagaimana kalau kau ikut aku dulu?" usul Sean.
"Kemana?" tanya Yun Zi.
"Sudah ikut saja, ayo" ajak Sean sambil menarik lengan Yun Zhi dan berjalan keluar rumah hingga mereka masuk kedalam mobil milik Sean dan mulai berkendara bersama.
Bersambung......
Jangan lupa kasih dukungan kalian.
Like,Komen,Favorit,Vote&Rate 5 Bintang.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
mobil yun zi?
2025-02-11
0
Ardi Provision
2 permintaan hilang begitu saja,
2024-12-12
1
Izhar Dewantoro
thoor klo tak bisa bikin novel sistem ke depannya tak usah bikin novel tentang sistem,bikin komik buat anak anak sja,karna novel sistem memounyai alur yg detail,bukan hanya masalah asmara sja tpi masalah properti milik mc yg di kasih sistem harua detail jga,semua hadiah(properti) jga harus di pergunakan,nominal jga harus detail,,klo tak bisa sedetail itu sbaiknya tak usah sja bikim novel sistem,,mengecewakan,,mc masih sja berjiwa cewek pdhal memiliki bekingan(sistem) yg tak main2,,,sma cewek cemen,sma preman nyali ciut,goblog masih di piara,bagai mna tak kena tipu sma shbat baik sendiri n cewek nya,,
2024-08-18
2