Perbatasan kota Perlin ...
Usai mengisi full tangki bahan bakar pada sebuah pom bensin, Tara pun memacu mobil jeep milik Alga dengan kecepatan penuh membelah malam yang dingin.
Nyaris dua jam berkendara, jeep yang dikemudikan Tara telah memasuki wilayah perbatasan.
Tara memang sengaja membawa mobil jeep tersebut keluar dari jalur jalan raya yang sepi karena hanya dilalui kendaraan sesekali, dan memarkirnya dibawah sebatang pohon pinus.
Suasana di kiri dan di kanan mereka terlihat temaram, namun sinar bulan yang cerah mampu menyinari seraut wajah Alga yang terlihat keruh.
Sejak tiga puluh menit yang lalu, Alga tak henti mengecek layar ponselnya yang tak kunjung menandakan akan berdering kembali.
Komunikasi terakhir Alga dengan Mike yaitu saat mobil masih melaju di jalur utama, dimana Mike yang kala itu masih bersama Kim, dengan jelas telah menginformasikan bahwa situasi dan kondisi terkini yang semakin genting akibat ulah Juan Allesandro yang seolah sedang membombardir keseluruhan titik pertahanan dari para anggota klan Rudolph yang tersisa.
Damned.
Memikirkan hal itu sudah membuat Alga pusing tujuh keliling, ditambah saat ini, dalam tiga puluh menit terakhir Alga juga telah kehilangan kontak dengan kedua orang kepercayaannya itu sekaligus.
Alga bukannya tidak tahu bahwa saat ini, Kim dan Mike juga sedang pontang-panting menyelamatkan diri dari kejaran anak buah Juan Allesandro, yang seolah selalu saja bisa mendeteksi dengan akurat mengenai keberadaan mereka.
Meskipun Alga tahu persis bahwa kemampuan Kim dan Mike tidak bisa diragukan, tapi saat mengingat Mike sedang dalam kondisi kepayahan akibat luka tembak di paha, mau tak mau Alga juga mulai berintropeksi, bahwa saat ini dalam sekejap dirinya telah menjadi seorang diri menghadapi kemelut demi kemelut yang tercipta.
Belakangan Alga bahkan harus menerima kenyataan bahwa sepertinya mulai detik ini juga dirinya pun harus lebih waspada dan berhati-hati dengan semua orang.
Pengkhianatan demi pengkhianatan para anggota klan Rudolp yang diterima Alga, akibat ancaman maut serta intervensi dari Juan Allesandro membuat Alga harus lebih waspada.
Alga tahu dirinya tidak boleh sembarangan mempercayai orang lain ... tak terkecuali dengan Tara, pria yang sejak beberapa jam terakhir ini terus berada bersama dirinya, kendatipun di saat yang sama pria itu juga yang terus-menerus menyelamatkan hidupnya.
"Bagaimana? Belum ada kabar terbaru dari Kim dan Mike?" tanya Tara memastikan, sekaligus memecah keheningan yang ada diantara mereka.
Alga menggelengkan kepalanya tanpa kata.
"Seharusnya kau tidak perlu khawatir. Kalau mereka adalah tangan kananmu, sudah bisa dipastikan bahwa tidak semudah itu bagi anak buah Juan Allesandro untuk mengatasi mereka ..."
"Kau benar, dokter. Seharusnya aku memang tidak perlu mengkhawatirkan mereka, kalau saja ..."
Kalimat Alga yang mengambang sanggup membuat kedua alis Tara bertaut.
Tara menatap Alga yang termanggu disampingnya, setitik kegelisahan wanita itu terlihat dimata Tara, meskipun Alga tidak berniat menampilkannya.
Alga menyesal sudah sedikit keceplosan dihadapan Tara, untuk itulah ia memilih menjeda ucapannya yang terlanjur terlontar.
"Nona Alga, apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?"
Alga membisu. Memilih membuang pandangannya kesamping, sengaja menghindar daripada menjawab pertanyaan Tara.
Tara termanggu. Sebuah plot twist yang tiba-tiba melintas dibenaknya, membuat Tara terkejut dalam hati namun merasa tak mampu jika tidak mengemukakannya.
"Nona Alga ..." panggil Tara lagi dengan nada suara baritonnya yang khas. "Kau ... mengkhawatirkan keselamatan mereka, atau kau malah ..."
Kali ini situasinya berbalik.
Kalimat Tara yang mengambang membuat Alga terhenyak ditempat duduknya sebelum akhirnya menoleh kearah pria itu.
Sungguh Alga tak menyangka jika Tara mampu menyimpulkan pikiran aneh yang baru saja berseliweran nakal dalam benaknya, kemudian menyimpulkan semua cerita yang tidak pernah terpikir sama sekali bahwa kelak dirinya akan mengalami semua rentetan kejadian seperti ini.
"Apa yang sebenarnya hendak kau sampaikan, dokter?" tanya Alga berpura-pura tenang, padahal jantungnya mulai berdebar dengan ketukan yang lebih cepat.
"Tentang Kim dan Mike ..."
"Aku harap mereka baik-baik saja!" potong Alga tegas, seolah tak sanggup mendengar kesimpulan Tara jika ternyata mulai sejalan dengan pemikirannya.
'Tidak ... tidak ...'
'Kim dan Mike ...'
'Mereka tidak mungkin akan mengkhianatiku ...'
'Karena mereka ...'
'Karena mereka dan aku ...'
"Lupakan!"
Alga terhenyak mendapati kibasan telapak tangan Tara yang tepat didepan hidungnya.
"Tidak perlu memikirkan hal yang tidak-tidak ..."
"Memangnya siapa yang sudah berpikir yang tidak-tidak ..." desis Alga, begitu rapi menyembunyikan keresahan hati yang sesungguhnya.
"Aku tidak mengenal Kim, hanya Mike. Tapi entah kenapa aku bisa merasakan ketulusan Mike. Untuk itulah aku merasa tidak yakin, karena Mike tidak akan mungkin mengkhianatimu ..."
"Sok tahu ..." pungkas Alga dengan wajah masa bodoh yang kental.
Melihat itu Tara refleks melotot. "Aku bukannya sok tahu, tapi orang sepertimu ... selalu dipenuhi kecurigaan ..."
"Orang sepertiku? Apa maksudmu? Memangnya aku orang seperti apa ...?!" tukas Alga dengan sepasang mata indahnya yang membeliak lebar menerima penilaian Tara atas dirinya.
"Tentu saja, kau adalah orang yang penuh curiga, dan kau juga sangat pemarah. Kau ... adalah orang seperti itu."
"Apa kau bilang ...?! Beraninya kau ..."
"Sekarang ini bahkan tidak mustahil kau juga mencurigaiku, bukan?" Tara tersenyum kecut, sambil menegakkan punggungnya disandaran kursi.
"Bukankah adalah hal yang wajar kalau aku mencurigaimu?!"
"Sudah kuduga ..."
"Kau adalah orang asing yang tiba-tiba selalu berada ditempat yang tepat. Bagaimana mungkin aku tidak menaruh curiga padamu?!"
Tara hanya meringis mendapati kalimat nyeleneh itu. Kepalanya menggeleng berkali-kali seolah takjub dengan jalan pikiran Alga yang terlalu arogan.
"Astaga, Nona Alga ... ternyata memang benar kau selalu mencurigai diriku, tak peduli seberapa besar hal yang aku lakukan untukmu." ucap Tara dengan tatapan yang lekat, sedikit kecewa. "Sungguh luar biasa. Nona Alga, dengan tanganmu sendiri kau menyeretku dalam kekacauan besar ini, tapi pada akhirnya ... malah aku yang kau curigai ..."
Alga terhenyak dalam diam.
Kalimat Tara sungguh telak, hingga sanggup membuat mulutnya bungkam seribu bahasa ...
...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
triple like 👍👍
2022-09-21
1
Eka ELissa
mklum pk tara..kn alga slma ini....
lagi cndirian dn byk pnghianat di skitr nya mknya alga sdikit waspda ma orang"...yg ada di skitr nya..
2022-06-17
2
Nur Rahayu
Alga cewe tangguh.semangat Alga
2022-06-11
2