"Hentikan semua omong kosong ini!!"
Alga tak tahan lagi.
Sekalipun selama ini, menjaga penampilan tidak pernah sama sekali menjadi prioritas untuknya, namun bukan berarti kalimat demi kalimat Tara yang begitu mudahnya menilai fisik, penampilan, serta sikap dan sifatnya tidak bisa mempengaruhi Alga.
'Dokter sia lan ... memangnya penampilanku seburuk itu dimatanya?!'
Bathin Alga geram. Rasanya baru kali ini Alga bertemu seseorang yang begitu berani mengkritik dirinya habis-habisan.
Namun belum sempat Alga membalas, bahkan Alga nyaris menarik revolver miliknya yang tersimpan di pinggang, agar bisa ia todongkan moncongnya ke dahi pria menyebalkan yang ada disampingnya itu, manakala Alga dikagetkan dengan bunyi nyaring dari suara ponsel miliknya.
'Kim ...?'
Alga mengeja nama si penelepon yang tertera dipermukaan layar ponselnya. Tanpa menunggu lebih lama, Alga langsung menggeser icon berwarna hijau, bermaksud menerima panggilan Kim sesegera mungkin.
"Halo Kim ...?"
...
"Aappaa ...?!"
Alga terjingkat ditempatnya. Responnya yang luar biasa bahkan mampu membuat Tara menoleh kearah Alga meski fokus utamanya tetap berada di belakang kemudi, sementara Mike yang sedang menahan sakit serta berusaha menulikan telinga atas adu mulut Alga dan Tara sejak awal akhirnya membuka matanya.
"Damned ... Juan Allesandro ..."
Wajah Alga menegang sempurna, lehernya tercekat saat bersusah payah menyebut sebuah nama yang sangat enggan ia ucapkan.
Sementara Mike yang ikut menegakkan punggungnya hanya bisa menatap sosok Alga dari belakang, kendati pria itupun sangat penasaran dengan apa yang terjadi.
"Bagaimana dengan pamanku, Kim?"
...
Diseberang sana, Kim berusaha menjelaskan semua insiden yang terjadi dengan tergesa, yang membuat Alga diam menyimak semuanya.
"Baiklah ... kalau begitu jagalah dirimu, dan terus hubungi aku, untuk melaporkan perkembangan selanjutnya ..."
Alga terlihat memijat pelipisnya dengan penuh kekalutan. Tangan kanannya yang menggenggam ponsel terkulai lunglai diatas pangkuan, untuk sejenak pikirannya menjadi buntu.
"Nona, apa yang terjadi?" suara berat Mike terdengar menyapa dari belakang.
Hembusan suara napas berat Alga terdengar jelas sebelum wanita itu menjawabnya.
"Kita tidak bisa kembali ke markas."
Mike diam menunggu kelanjutan penjelasan Alga, begitupun dengan Tara. Keduanya memilih tak menyela dulu meskipun diliputi rasa ingin tahu yang besar.
"Juan Allesandro baru saja menduduki markas."
"Apppaa ...?!" Mike terkejut bukan main. "Nona, l-lalu bagaimana dengan paman Albert ...?"
"Menurut penjelasan Kim tadi, kurang lebih satu jam sebelum penyerangan, paman Albert mengalami sesak napas. Atas kondisi tersebut paman meminta Kim menyiapkan jet agar ia bisa kembali ke luar negeri dan meneruskan perawatan medis yang baru saja ia tinggalkan secepatnya ..." Alga terlihat terpekur sejenak, meskipun disisi lain ia lega mendengar sang Paman selamat dari tragedy mencekam, yang mengakibatkan sebagian besar anak buahnya meregang nyawa, dan sisanya terpencar entah kemana.
"Nona, apa yang harus kita lakukan?"
"Yang harus dilakukan pertama kali adalah mengeluarkan peluru dari pahamu terlebih dahulu."
Bukan Alga yang menjawab, melainkan Tara.
"Kau benar dokter. Kalau begitu, hentikan mobilnya sekarang juga, dan tinggalkan mobilku."
Tara menoleh sejenak mendapati kalimat Alga yang datar, minim intonasi.
"Boleh saja, tapi aku harus tahu lebih dahulu apa rencanamu selanjutnya." ucap Tara yang masih terlihat tenang dibelakang kemudi.
"Kau tidak perlu tahu."
"Kalau begitu mobil ini tidak akan berhenti berputar-putar, kecuali bensinnya habis."
"Dokter Tara, kau ..."
Tara tak mempedulikan tatapan garang Alga yang ada disampingnya, pria itu bahkan mulai bersiul acuh.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan, dokter? Kenapa kau ingin melibatkan dirimu sebegitu jauh di dunia yang sama sekali bukan bidangmu, juga bukan urusanmu?!"
"Memang duniamu bukan duniaku. Tapi sejak kau menyeretku masuk kedalam duniamu, disitulah aku sadar, bahwa kedepannya hidupku tak mungkin lagi sama ..."
Tara menoleh sejenak, sebelum kembali fokus ke jalan raya.
"Sama seperti Tuan Alfredo yang menculikku demi memuluskan rencana busuknya kepadamu ... aku yakin pria bernama Juan Allesandro juga akan melakukan hal yang sama. Dalam sekejap, aku telah menjadi target semua musuhmu yang berbahaya, lalu bagaimana mungkin kau dengan mudahnya mengatakan semua ini bukan urusanku?!"
Alga tercenung. Seluruh hatinya mau tak mau ikut membenarkan perkataan Tara.
Jika Alfedo saja tahu bahwa obsesi Alga terhadap Tara yang begitu besar, merupakan celah lebar untuk mengambil keuntungan ... lalu bagaimana mungkin seorang yang se-jenius Juan Allesandro tidak bisa membaca peluang yang sama ...?
🔳🔳🔳🔳🔳
"Baiklah, kau benar. Yang harus kita pikirkan skarang adalah mengeluarkan peluru di paha Mike lebih dahulu."
Dengan berat hati Alga memilih mengalah.
"Kita tidak bisa ke rumah sakit, dan di mobil ini aku hanya punya kotak P3K seadanya. Sekarang, kita harus mencari tempat yang sepi dan aman,"
Kemudian Alga terlihat menatap Tara yang kali ini belum mengungkapkan pendapatnya.
"Aku berpikir untuk pergi ke suatu tempat." desis Tara, dengan ekspresi wajahnya yang sangat yakin.
"Katakan ..."
"Tempat itu tidak pernah lagi aku kunjungi, nyaris setahun ini ..."
...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
keren 😍
2022-06-21
1
Nur Rahayu
Alga mau di bawa ke mana y???lanjut
2022-05-24
1