Sedikitpun Alga tidak berencana untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Mike kepada Tara, sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.
Yang ada Alga malah berbalik begitu saja, melangkahkan kakinya kearah heli.
Tara berdiri tegak mengawasi langkah Alga dan Mike yang menjauh, sementara heli yang dikendalikan langsung oleh Kim terbang semakin rendah dengan sedikit jarak diatas bibir pantai.
Kim tidak bisa membuatnya mendarat sempurna di karenakan tidak ada landasan datar yang memungkinkan untuk mendarat di sekitar bungalow milik Tara.
"Kalian, cepatlah naik ...! Pergerakanku telah terbaca ...!" teriakan Kim terdengar, seolah ingin mengalahkan deru suara mesin serta kepak baling-baling.
Kim tidak berbohong, karena pada kenyataannya ia memang melihat pergerakan mencurigakan dari empat mobil yang beriringan sejak sepuluh menit terakhir, dimana mobil-mobil itu terus mengikuti jejak heli.
"Nona, cepatlah naik ..."
Mike yang telah naik lebih dahulu keatas heli terlihat mengulurkan tangannya kearah Alga, namun Alga yang awalnya hendak naik menyusul, terlihat mengurungkan niatnya, malah sibuk meraba semua saku yang ada di celana ketat yang ia kenakan.
"Sh it ..." maki Alga geram saat menyadari ia tidak menemukan benda yang ia cari disana.
Kedua alis Mike bertaut sempurna. "Nona, ada apa?"
"Ponselku tertinggal diatas nakas ..."
Mike terhenyak mendengarnya.
"Aku akan mengambilnya." putus Alga.
"Tapi, Nona ..."
"Aku tidak bisa meninggalkan ponselku, Kim. Tidak bisa ..." pungkas Alga atas sanggahan Kim.
Ponsel Alga memanglah sangat berharga. Bukan karena harganya, melainkan karena ada beberapa foto dan vidio kenangan terakhir Alga kecil bersama mendiang kedua orangtuanya, yang sengaja Alga simpan disana agar bisa senantiasa ia lihat disaat hatinya rindu dan kesepian.
"Nona, tidak ada waktu lagi. Kita harus pergi seka ..."
"Tidak, Kim, apapun yang terjadi aku akan tetap mengambil ponselku dulu. Aku tidak akan pergi tanpa benda itu."
"Tapi anak buah Juan Allesandro sedang membuntuti heli ini, Nona. Sepertinya mereka telah membaca pergerakanku ..."
"Aku tidak peduli. Jika itu terjadi, maka berjanjilah, kalian harus bergegas pergi dari tempat ini. Selamatkan nyawa kalian, dan jangan pedulikan aku."
"Nona Alga ..."
"Ini perintah."
Mike dan Kim sama-sama terhenyak mendengarnya.
"Percayalah, aku tidak akan mati secepat itu di tangan Juan Allesandro. Pria itu ... tidak bisa membunuhku, dan kalau ada yang harus mati, maka Juan Allesandro orangnya ..."
Lagi-lagi Mike dan Kim terdiam seribu bahasa mendengar kalimat penuh percaya diri itu.
Pada akhirnya mereka berdua hanya bisa pasrah saat menyaksikan Alga yang nekad berbalik badan.
Alga berlari kembali ke arah bungalow, tempat dimana Tara masih setia berdiri disana.
Sementara itu, di saat yang sama alis Tara mengerinyit begitu menyadari sosok Alga yang kembali kearahnya sambil berlari kecil.
"Ada apa?" songsong Tara menyambut kehadiran Alga.
"Ponselku tertinggal di kamarmu."
Tanpa banyak basa-basi Alga langsung menerobos masuk ke dalam bungalow begitu saja.
Tara yang awalnya bengong akhirnya memutuskan mengikuti langkah tergesa wanita itu kedalam bungalow.
Alga meraih ponselnya secepat kilat. Baru saja berniat berbalik manakala rentetan suara tembakan beruntun di udara terdengar memecah keheningan.
"Ada yang datang." Tara yang terkejut refleks meraih saklar lampu dan mematikannya.
"Da mn ..."
Maki Alga tak tertahankan.
Alga mengantongi ponselnya secepat kilat, dan menyibak sedikit tirai jendela.
Sepasang mata Alga melotot sempurna saat menyadari empat buah mobil tengah memburu heli yang dikendalikan Kim.
"Ikut aku."
Alga terkesiap saat pergelangan tangannya ditarik oleh Tara dengan bertenaga.
"Kau ..."
"Sssttt ... jangan membantah. Kalau kau tidak mau mati konyol, maka turuti apa kataku!"
Pada akhirnya Alga pasrah mengikuti kemana Tara membawanya, sementara suara peluru yang pasti sedang berusaha menembaki heli yang telah memutuskan untuk mengudara masih terdengar membahana.
Tara membawa Alga keruangan kecil yang berada di bagian belakang bungalow. Di sudut ruangan itu terdapat sebuah kompor listrik dan beberapa peralatan dapur.
"Malah bengong, ayo cepat bantu aku mendorongnya." ucap Tara yang sedang berusaha menggeser rak kayu disudut ruangan.
Alga pun bergegas membantu, meski belum terlalu paham dengan apa yang diinginkan Tara.
Namun setelah rak kayu itu sedikit bergeser, barulah Alga menyadari jika dibawah rak tersebut terdapat sebuah tangga darurat, yang seolah menuju ke sebuah ruangan rahasia.
"Ayo." ajak Tara mengajak Alga masuk kesana.
Tanpa membuang waktu Alga pun menuruti ajakan Tara, meskipun otaknya masih belum bisa mencerna dengan baik, bagaimana mungkin disaat yang genting seperti ini, lagi-lagi Tara telah menyelamatkan nyawanya.
Pria itu ... bahkan memiliki sebuah ruangan rahasia ...!
...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
mampir 😍
2022-07-19
1
Sis Wanti
moga berjodoh hhh
2022-06-02
1
Isnia Tun
semoga Alga dan dokter Tara selamat...next thor😍😍
2022-06-01
1