"Nona, ada kabar buruk ..." Kim, salah satu orang kepercayaan Alga datang dengan wajah panik.
Pria dengan wajah khas asia timur itu terlihat pucat, mungkin karena ia tahu bahwa kabar yang ia bawa kelak bisa membuat Alga berang.
"Ada apa, Kim?"
Alga yang sedang melap sebuah revolver kaliber 44 bertanya dengan nada suaranya yang datar.
Sepasang matanya yang tajam tak berpindah sedikitpun dari salah satu mainan kesayangannya tersebut.
Selain Revolver kaliber 44 dengan lima peluru miliknya yang kini sedang ia timang dengan bangganya, diatas mejanya sepucuk Glock 17, yang di klaim sebagai salah satu jenis pistol semi otomatis yang paling mematikan di dunia karena tingkat akurasinya yang tinggi serta dirancang untuk membantu koordinasi tangan dan mata penembak secara alami, pun seolah menunggu giliran untuk disayang oleh sang majikan.
"Nona, telah terjadi hal yang tidak diinginkan dalam proses penjemputan dokter Tara ..."
Alga sempat terdiam sedetik, namun di detik berikutnya ia telah kembali fokus dengan kesibukannya, yang nyaris selesai.
"Bicara yang jelas, Kim. Jangan berbelit-belit karena aku tidak suka merasa penasaran berkepanjangan ..." pungkas Alga.
"Ada yang menyabotase misi tersebut, Nona ..."
Alga menaruh revolver 44 miliknya keatas meja, kemudian bersandar dengan nyaman dikursi kebesarannya sambil melipat tangan didada.
Sepasang matanya yang indah namun dipenuhi aura kegelapan menyorot tajam kearah Kim yang berdiri tegak dihadapannya.
"Yang benar saja. Memangnya ada orang lain yang juga mengincar pria lemah seperti itu selain diriku ...?" tanya Alga, masih dengan nada suaranya yang datar.
"Memang sulit dipercaya, Nona. Tapi pada kenyataannya itulah yang terjadi."
"Bagaimana mungkin? Kira-kira satu jam yang lalu Mike telah mengabariku bahwa semuanya tinggal menunggu eksekusi. Bukankah itu berarti bahwa seharusnya sekarang dokter itu telah berada di ruang bawah tanah?!"
Kim menggeleng dengan kepala tegak. "Tidak Nona, karena sampai saat ini, jejak dokter Tara tidak terdeteksi. Dokter Tara menghilang."
Alga melengos dongkol. "Siapa orang yang ditugaskan untuk menjemput dokter Tara?"
"Jonathan."
Alis Alga bertaut mendengar nama yang seolah masih asing di telinganya.
"Jonathan?"
"Jonathan adalah anggota tim satu yang di rekrut pada dua bulan yang lalu, Nona."
Alga terdiam sejenak. Dalam setahun terakhir jumlah anggota Klan Rudolp memang meningkat pesat, dikarenakan banyaknya keturunan dari eks anggota Klan yang pernah menjadi anggota setia Fernando Rudolp, sang ayah, yang telah menawarkan diri secara sukarela untuk bergabung.
Jangan pernah berpikir untuk menjadi seorang anggota Klan Rudolp hanya berbekal kemampuan fisik semata.
Jika ada yang mengira bahwa Klan Rudolp hanya berupa wadah tempat perkumpulan sekelompok preman, maka itu salah besar!
Memang tak bisa dipungkiri ada begitu banyak preman yang ada didalamnya, namun anggota Klan Rudolp itu sendiri sebenarnya terdiri dari berbagai profesi.
Mulai dari pekerja swasta bahkan pekerja pemerintah, aparat yang bekerja di lapangan sampai yang bekerja di belakang meja, seorang banker handal hingga ahli senjata, seorang pilot berpengalaman hingga perakit bom, dan masih banyak lagi.
Namun meskipun demikian, Alga selalu menekankan untuk tidak menerima seseorang untuk masuk menjadi anggota Klan begitu saja.
Harus diketahui dulu latar belakangnya, sejauh mana loyalitasnya kelak, serta mau menerima apa saja resiko dan konsekwensi sebagai bagian dari Klan.
Untuk hal tersebut, standar yang diterapkan Alga bisa dibilang cukup ketat.
"Katakan padaku, alasan apa yang membuat kalian bisa mempercayakan misi ini kepada seorang anggota yang baru bergabung selama dua bulan ...? Atau jangan-jangan ... karena misi ini terbilang konyol, jadi kalian menganggapnya tidak penting, sehingga berani mengutus seorang anggota baru untuk mengeksekusi target ...?"
"Tidak, Nona. Malah sebaliknya, kami mempercayakan tugas ini kepada Jonathan, karena dia merupakan salah satu dari anggota baru yang memiliki kemampuan yang lebih daripada anggota lainnya."
Alga mengusap wajahnya, namun sejak tadi benaknya sibuk berpikir dan menyimpulkan.
"Ceritakan kronologinya ..." ujar Alga lagi.
"Singkatnya, seharusnya Jonathan yang akan menjemput dokter Tara, tapi kemudian nyaris dalam kurun waktu satu jam tim pemantau misi telah kehilangan kontak dengannya."
"Seharusnya kalian bisa mengantisipasi hal itu secepatnya."
Kim terlihat mengangguk. "Nona, yang sebenarnya terjadi adalah begitu tim kehilangan kontak dengan Jonathan, dalam sepuluh menit pertama, tim telah sigap melacak."
"Lalu ...?"
"Satu jam kemudian, tim telah menemukan Jonathan yang terikat didalam mobil dalam keadaan lemas karena keracunan gas carbon monoksida. Ia ditemukan dengan posisi mulut di perban, dan kepalanya tertutup dengan kain sejenis meltblown ..."
"Kain sejenis meltblown ...?"
Kim kembali mengangguk. "Iya, Nona, sepertinya memang begitu?
Mendengar itu Alga terdiam sejenak, otaknya sibuk menyinkronkan penggalan demi penggalan kejadian tersebut agar bisa terhubung satu sama lain.
"Apakah dia masih hidup?" tanya Alga lagi setelah beberapa saat lamanya ia terdiam.
"Jonathan masih hidup, tapi tubuhnya lemas karena kekurangan oksigen dan dia ..."
"Tidak berguna ..." desis Alga sinis. Kemudian tangannya bergerak guna mengambil sebatang rokok dari kotak rokok miliknya, tak ketinggalan sebuah pemantik.
"Sudah tahu tidak berguna, kenapa tidak kau habisi saja manusia seperti itu?"
Kim terdiam.
Inilah yang Kim takutkan.
Nona Alga Rudolp, yang merupakan pimpinan tertinggi Klan Rudolp saat ini, serta merupakan putri tunggal pendiri Klan Rudolp ... Fernando Rudolp.
Sebelum resmi memimpin Klan saja, wanita itu sudah terkenal dengan ketegasan, keberanian, kelicikan, kenekatan, bahkan kegilaannya. Begitu resmi menggantikan paman Albert pada dua tahun yang lalu, semua sifatnya itu telah menjadi berpuluh-puluh kali lipat lebih dominan.
Baik itu ketegasannya ... keberaniannya ... kelicikannya ... kenekatannya ... apalagi kegilaannya!
"Kim ..."
"Iya Nona ...?"
"Bunuh dia."
Kim menarik nafasnya, sedikit tertunduk.
"Kau belum tuli kan?"
"Aku mendengarnya, Nona ..." ujar Kim dengan kalimat lirih.
"Apa saat ini kau sedang meragukan keputusanku, Kim?"
"Tidak, Nona. Baiklah ... aku pamit sekarang. Aku akan memerintahkan tim untuk menghabisi Jonathan, seperti yang Nona inginkan."
"Bagus." Alga tersenyum.
Kim pun bersiap beranjak. Meskipun hatinya berat dan benaknya masih dipenuhi tanya, namun Kim memilih memendamnya, dan tentu saja melakukan titah Alga guna mengakhiri nyawa Jonathan.
"Kim ...!"
Langkah Kim terhenti sebelum mencapai bingkai pintu mendengar panggilan itu.
Kim bergegas membalikkan tubuhnya sambil menunduk takjim, siap menerima apapun titah sang bos besar.
"Iya Nona?" ucap Kim penuh hormat.
"Kain Meltbown ..."
Kim terdiam, memilih menunggu apa yang hendak diucapkan Alga setelahnya.
"Kain Meltbown adalah sejenis kain yang diperoleh dari polypropylene indeks leleh tinggi. Terdiri dari banyak serat silang yang ditumpuk secara acak, dengan diameter serat umumnya berkisar antara 0,5 hingga 10 mikron, dan ketebalan yang pada dasarnya sekitar sepertiga dari diameter rambut manusia ..."
Kim masih betah berdiam diri mendengar penuturan Alga saat membahas tentang jenis kain, yang digunakan para penyabotase untuk menutupi kepala Jonathan yang ditemukan tak berdaya di dalam mobil.
Sejujurnya, ia bahkan belum paham, apa alasan Alga hingga sekarang malah membahas tentang serba-serbi kain tersebut.
"Penjahat macam apa yang ingin melumpuhkan lawan dengan membuatnya seolah keracunan gas carbon monoksida, namun di sisi lain malah melindungi kepala korban serta jalan napasnya dengan sebuah kain berbahan meltblown ...?"
Dalam diam Kim terhenyak. Kim mengangkat wajahnya menatap Alga yang masih duduk tenang di kursi kebesarannya.
Kim seolah baru tersadar, bahwa kain berbahan meltblown adalah sejenis kain yang sering dipakai, sebagai bahan baku penting dalam pembuatan masker medis.
Dengan kata lain, jenis kain tersebut merupakan sebuah filter udara dari sebuah polusi, yang dalam kasus Jonathan, merupakan penghambat sempurna dari lajunya gas carbon monoksida memasuki jalan pernapasan, sehingga bisa lebih memperpanjang proses keracunan yang kelak bisa mengakibatkan kematian.
Kim telah paham. Alasan mengapa Alga menginginkan nyawa Jonathan, tak lain karena ...
"Nona Alga, jadi Jonathan ..."
"Pengkhianat pantas mati."
"Benar Nona, pengkhianat itu ... ijinkan tanganku sendiri yang akan menghabisinya ...!"
...
Bersambung ...
LIKE and SUPPORT please ... 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Khendiz
keren analisisnya thor
2023-03-12
2
Tia Bach
trus gmn nadib tara.... 😭
2022-06-05
1
V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷
Alga Cerdas.... 👍🏻
2022-04-09
2