PERGI

"Paman, aku akan pergi."

Harry Yudhistira terlihat menatap Tara dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

Harry telah mendengar semua desas-desus yang mewarnai seluruh area rumah sakit dalam seminggu terakhir, namun ia memilih tidak mendesak Tara untuk membuka rahasia pribadinya.

Meskipun demikian Harry tetap percaya, bahwa rencana pernikahan yang telah berada didepan mata, dari keponakan yang telah ia anggap bak anaknya sendiri itu tidak mungkin digagalkan Tara begitu saja.

Pasangan kekasih yang bertengkar itu sudah biasa, dan saat menuju hari pernikahan, sering terjadi ketegangan dan tekanan.

Harry menganggap semuanya masih dalam kondisi yang wajar, karena banyak pasangan yang mengalami hal serupa.

"Tara, apa maksudmu dengan pergi?" tanya Harry, yang enggan berspekulasi lebih dalam.

"Aku ingin menenangkan diriku setelah semua ini ..." Tara tertunduk dengan wajah yang lesu.

Selama seminggu terakhir Harry tidak bertemu Tara, karena selama itu pula Tara tidak pernah datang ke rumah sakit.

Isu mengenai pertengkaran hebatnya dengan Lucia tunangannya telah merebak keseluruh pelosok rumah sakit, namun Harry masih mencoba berpikir positif, kendatipun pekerjaan Tara telah terbengkalai karena ketidak hadiran pria itu, yang pada akhirnya seluruh pekerjaannya harus di handle oleh dokter yang lain.

Persoalan cinta memanglah rumit. Tapi sepertinya yang dialami Tara jauh lebih rumit dari apa yang dibayangkan Harry.

"Sebenarnya apa yang telah terjadi? Hubunganmu dengan Lucia ..."

"Berakhir, Paman. Hubunganku dengan Lucia ... benar-benar telah berakhir."

Harry terhenyak kaget. "A-appa ...?!"

"Aku telah membatalkan semuanya."

"Tara, segala sesuatu masih bisa diperbaiki jika kalian bicara dengan kepala dingin ..."

Tara menggeleng cepat. "Tidak Paman. Tidak lagi ..."

"Jangan memutuskan sesuatu disaat hatimu masih berada dalam keadaan marah ..."

"Aku memang marah, Paman, tapi untuk satu hal ini, meskipun aku marah ... tapi aku tidak membuat keputusan dengan gegabah." imbuh Tara lagi dengan wajah datar. "Hubunganku dengan Lucia sudah berakhir, dan tidak bisa lagi diperbaiki. Lucia tidak bisa menjaga cinta dan kepercayaan yang telah aku berikan kepadanya, dia telah mengkhianatiku dengan keji dan semua itu ada buktinya. Aku sungguh tidak bisa menerimanya lagi, Paman, hatiku sangat terluka ..."

Mendengar semua penuturan kepedihan dari Tara membuat Harry mengerti, bahwa yang dilakukan Lucia pastilah sesuatu yang tak termaafkan lagi. Karena jika tidak ... Tara tidak mungkin seperti ini.

"Ijinkan aku pergi menenangkan diriku, Paman."

"Baiklah, Tara, aku memahami keputusanmu. Tapi ... kau akan pergi kemana?"

"Kemana saja kakiku melangkah."

"Tapi Tara ..."

"Hanya tiga bulan. Berikan aku waktu tiga bulan, Paman. Tolong biarkan aku, jangan mencariku, dan aku akan kembali sebagai Tara yang baru setelah melewati tiga bulan itu."

"T-tapi ..."

"I promise ..."

Harry pun tergugu mendapati permintaan itu. Lama ia terdiam sebelum akhirnya menghela nafas berat.

"Baiklah, tapi dengan satu syarat ..."

Tara menatap Harry sejenak, yang juga sedang menatapnya penuh.

"Setelah tiga bulan, kau harus kembali sebagai Tara yang baru seperti yang kau katakan, dan setelah saat itu tiba, kau juga harus berjanji bahwa kau akan siap mengambil alih kepemimpinan rumah sakit ini, untuk menjadi tanggung jawabmu seutuhnya ..."

Tara memang merupakan satu-satunya ahli waris yang tersisa dari keluarga Yudhistira, karena setelah kepergian Thomas Yudhistira, selama lima belas tahun Harry Yudhistira telah mengambil alih kepemimpinan tersebut.

Sampai detik ini, Harry tidak pernah menikah sehingga ia pun tidak memiliki keturunan.

Tara adalah satu-satunya keponakan, juga satu-satunya keluarga yang Harry miliki, disaat umurnya kini mulai beranjak senja.

Dalam diam Tara pun menimbang permintaan sang paman.

Lama Tara merenung, sebelum akhirnya ia pun mengangguk ... menyetujui permintaan sang paman yang akhirnya bisa menghembuskan nafasnya dengan lega.

🌸🌸🌸🌸🌸

Tara telah memasukkan beberapa lembar pakaian, beserta beberapa kebutuhan yang sekiranya akan ia butuhkan sehari-hari kedalam tas punggungnya.

Bak seorang backpacker sejati, Tara memang sengaja tidak membawa banyak barang, bahkan Tara sendiri belum tahu kemana dirinya akan melangkah.

Diluar langit mulai gelap, gerimis pun ikut turun seolah menambah kelamnya malam, sekelam hati Tara, namun kebulatan tekad Tara tak kunjung luntur.

Lima belas menit yang lalu Tara telah memesan taxi online dengan tujuan stasiun kereta api.

Masih belum memiliki tujuan yang jelas setelah itu, karena Tara nanti akan memutuskannya setelah ia tiba di sana.

Meskipun begitu Tara tak lupa membawa passport, visa, dan beberapa kartu dan dokumen penting, yang sekiranya akan ia perlukan dalam perjalanan tanpa tujuan tersebut.

Ponsel Tara terdengar bersenandung lirih, dan Tara mengangkatnya begitu mengetahui itu adalah layanan telepon dari aplikasi taxi online yang ia pesan.

"Halo?"

"Halo, selamat malam, Tuan Tara, saya ingin memberitahukan bahwa saya sudah berada didepan pagar rumah Tuan ..."

"Oh, baiklah, tunggu sebentar saya akan segera turun."

Tara bergegas menyambar tas punggung yang teronggok diatas ranjang besar miliknya, menaruhnya keatas punggung.

Kemudian tanpa membuang waktu lebih lama, ia telah mengayunkan langkahnya keluar kamar dan menuruni anak tangga manual yang ada dirumahnya.

"Tuan Tara, Tuan sudah mau pergi?" tepat diujung anak tangga seraut wajah Bik Sumi menyapa Tara dengan tatapan sendu, disebelahnya berdiri Mang Diman, suami Bik Sumi yang juga merupakan tukang kebun.

"Iya, Bik. Aku titip rumah ini kepada Bik Sumi dan Mang Diman yah ..."

"Tapi Tuan mau kemana?"

Tara terenyum kecut. "Belum tahu, Bik ..."

Kedua pasangan suami istri paruh baya itu nampak menatap Tara dengan tatapan yang penuh kesedihan.

Mereka adalah orang-orang yang hidup didekat Tara setiap hari, jadi lebih kurangnya mereka pun tahu apa yang telah terjadi.

Dalam seminggu terakhir, Lucia selalu datang dengan tujuan menemui Tara, namun sang majikan tidak pernah mempedulikannya sama sekali.

Jangankan sudi bertemu, Tara bahkan selalu menyuruh mereka berdua untuk mengusir Lucia setiap kali wanita itu datang.

Rencana pernikahan Tara dan Lucia yang telah dibatalkan Tara secara sepihak, tentu saja telah menjadi sebuah tanda tanya besar dibenak semua orang, tak terkecuali Bik Sumi dan Mang Diman.

Namun sama seperti yang lain, tak ada satu pun orang yang tahu persis apa penyebab semua keretakan itu karena Tara memilih menyembunyikan perbuatan memalukan Lucia yang telah mengkhianati dirinya, beserta seluruh rekam jejak yang merupakan bukti otentik pengkhianatan Lucia.

Langkah Tara kembali terayun tanpa tercegah, diikuti tatapan sendu Bik Sumi dan Mang Diman yang tak kuasa mencegah kepergian sang majikan.

Diluar, gerimis masih setia tercurah dari langit yang kelam. Tara memilih berlari kecil saat harus mendekati mobil yang terparkir diluar pagar rumahnya.

"Selamat malam, Tuan Tara," sapa sang sopir ramah, begitu Tara menghempaskan tubuhnya dibangku belakang.

"Selamat malam." jawab Tara.

"Stasiun kereta api, kan?"

"Iya, benar."

"Baik, Tuan."

Mobil itupun mulai melaju membelah jalanan yang basah dan mulai lenggang, sementara Tara memilih menyandarkan tubuhnya kesandaran kursi belakang, mencoba memejamkan matanya yang berat, berusaha menghilangkan pening di kepala yang terus membayang.

Sebelum memutuskan untuk pergi, seminggu terakhir ini terasa sangat berat bagi Tara.

Tara terus mengurung diri, sampai-sampai tubuhnya terasa lemah karena kurangnya asupan makanan.

Tara merasa sangat lemah, bodoh dan menyedihkan. Sungguh ia tak menyangka Lucia bisa mengkhianatinya sedemikian rupa, membayangkannya saja tidak pernah.

Selama tiga tahun lebih Lucia telah menjadi seorang kekasih yang sangat manis dimata Tara.

Meskipun Lucia cenderung manja dan boros, namun Tara bisa memahaminya, selagi ia bisa memenuhi apapun permintaan Lucia, maka Tara tak pernah merasa keberatan.

Apartemen mewah, satu unit mobil, sebuah kartu kredit dan kartu debit, beberapa set perhiasan mahal, dan hadiah-hadiah kecil yang tak terhitung lagi berapa jumlahnya.

Tidak, bukannya Tara ingin hitung-hitungan, hanya saja Tara tak pernah menyangka, jika hanya dengan sekali bertemu pria tampan dengan penampilan yang meyakinkan disebuah cafe tanpa sengaja yang berbuntut tukar-tukaran nomor ponsel, Lucia bersedia diajak kembali betemu untuk yang kedua kalinya.

Di pertemuan kedua pria itu telah berhasil mengajak Lucia makan malam dan menonton film, dan di pertemuan ketiga Lucia bahkan rela diajak bercinta usai diberikan surprise dinner mewah disalah satu kamar presidential suite sebuah hotel mewah bintang lima, yang ditutup oleh hadiah berupa satu set perhiasan yang bertahtakan berlian.

"Dasar murahan!"

Umpat Tara yang kembali mengutuk dalam hati, begitu ekspresi wajah sensual disertai jeritan manja milik Lucia didalam vidio tersebut, seolah terputar kembali dalam benak Tara.

"Tuan, silahkan turun, kita sudah sampai."

Rasanya baru sebentar, mungkin belum sampai dua puluh menit Tara memejamkan matanya, meskipun tidak benar-benar tertidur, manakala suara sang sopir telah mengejutkan Tara sehingga membuka matanya.

"Kenapa cepat sekali ..."

Mengambang.

Tara terkejut saat mendapati situasi yang ada disekelilingnya bukanlah hiruk pikuk suasana stasiun kereta api, melainkan hanya ada gelap gulita.

"Dimana ini?" tanya Tara keheranan.

Sebenarnya Tara mulai panik, namun ia masih berusaha terlihat tenang.

"Ditempat yang seharusnya anda berada, dokter Tara ..."

Tara melotot mendengar nada suara sang sopir yang mulai terasa janggal.

Tara membuka handle pintu mobil, mencoba keluar dari sana secepat kilat.

Namun naasnya begitu Tara keluar, Tara telah merasakan hantaman keras sebuah benda tumpul dibelakang tengkuknya.

"Aaaarggh ...!!"

Jeritan panjang kesakitan milik Tara terdengar memecah malam, sebelum akhirnya Tara kehilangan seluruh kesadarannya, tepat saat tubuhnya tersungkur keatas aspal yang basah ... dan lembab ...

...

Bersambung ...

Jangan lupa di LIKE and SUPPORT yah ... 🥰

Terpopuler

Comments

Khendiz

Khendiz

semangat kak

2023-03-08

0

Tia Bach

Tia Bach

pasti bakal disekap ....

2022-06-05

1

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

Biasanya Sang Mafia Cowok dan dokter Cantik yaa Tapi Disini Emang Beda....Karyamu Beda Dan Buat Penasaran thor 🤗 Next...Next

2022-04-09

3

lihat semua
Episodes
1 TUGAS KHUSUS
2 TARA DAN ALGA
3 PERGI
4 PENGKHIANAT
5 MATILAH AKU ...
6 MALAIKAT MAUT
7 TERLALU PERCAYA DIRI
8 SUARA SEORANG WANITA
9 UPAYA PENYELAMATAN DIRI
10 MENYELAMATKAN MIKE
11 WANITA PEMARAH
12 BUNTU
13 TAKJUB
14 TANPA PAMIT
15 MEMILIH PERGI
16 RUANGAN RAHASIA
17 MENODONGKAN PISTOL
18 BERDETAK ANEH
19 MENCURIGAI
20 MENJAUH
21 MENYEWA KAMAR
22 BENANG KUSUT
23 SAMUEL ALFONSO
24 PENYAMARAN
25 DIPERTEMUKAN SEMESTA
26 NYAMAN
27 PRIA JENIUS
28 BENDA SERUPA
29 PRIA YANG SAMA
30 BAPER
31 MAU TAK MAU
32 SUKA ATAU TIDAK SUKA
33 MENGGODA ALGA
34 JANGAN SAMPAI
35 LALU ...?
36 LUKA YANG SAMA
37 GARISAN TAKDIR
38 THE REAL PSYCOPATH
39 TERUSIK
40 PENASARAN
41 KEGADUHAN
42 TERTANGKAP BASAH
43 SENANG TANPA ALASAN
44 SATU WARNA
45 PRIA PEMBERI HARAPAN
46 JOKES
47 DOKUMEN PENTING
48 RAGU
49 LEBIH DARI PERASAAN CINTA
50 SUARA LETUSAN PISTOL
51 SALAH SATU KORBAN
52 KORBAN KEDUA
53 SABOTASE
54 PRIA TAK DIKENAL
55 SERANGAN
56 SIGNAL POSITIF
57 Promo Novel terbaru: "HALLO, OM ..!"
58 MOBIL TAK DIKENAL
59 PREDIKSI ALGA
60 TERJEBAK
61 PERTUNJUKAN UTAMA
62 NERAKA
63 TERSAMBUNG
64 TIMER WAKTU
65 KEPUTUSAN TARA
66 AKSI BERBAHAYA
67 KILAS BALIK
68 MISI TELAH SELESAI
69 SEBUAH SILUET
70 TERBANGUN DARI MIMPI
71 PROMO KARYA BARU
Episodes

Updated 71 Episodes

1
TUGAS KHUSUS
2
TARA DAN ALGA
3
PERGI
4
PENGKHIANAT
5
MATILAH AKU ...
6
MALAIKAT MAUT
7
TERLALU PERCAYA DIRI
8
SUARA SEORANG WANITA
9
UPAYA PENYELAMATAN DIRI
10
MENYELAMATKAN MIKE
11
WANITA PEMARAH
12
BUNTU
13
TAKJUB
14
TANPA PAMIT
15
MEMILIH PERGI
16
RUANGAN RAHASIA
17
MENODONGKAN PISTOL
18
BERDETAK ANEH
19
MENCURIGAI
20
MENJAUH
21
MENYEWA KAMAR
22
BENANG KUSUT
23
SAMUEL ALFONSO
24
PENYAMARAN
25
DIPERTEMUKAN SEMESTA
26
NYAMAN
27
PRIA JENIUS
28
BENDA SERUPA
29
PRIA YANG SAMA
30
BAPER
31
MAU TAK MAU
32
SUKA ATAU TIDAK SUKA
33
MENGGODA ALGA
34
JANGAN SAMPAI
35
LALU ...?
36
LUKA YANG SAMA
37
GARISAN TAKDIR
38
THE REAL PSYCOPATH
39
TERUSIK
40
PENASARAN
41
KEGADUHAN
42
TERTANGKAP BASAH
43
SENANG TANPA ALASAN
44
SATU WARNA
45
PRIA PEMBERI HARAPAN
46
JOKES
47
DOKUMEN PENTING
48
RAGU
49
LEBIH DARI PERASAAN CINTA
50
SUARA LETUSAN PISTOL
51
SALAH SATU KORBAN
52
KORBAN KEDUA
53
SABOTASE
54
PRIA TAK DIKENAL
55
SERANGAN
56
SIGNAL POSITIF
57
Promo Novel terbaru: "HALLO, OM ..!"
58
MOBIL TAK DIKENAL
59
PREDIKSI ALGA
60
TERJEBAK
61
PERTUNJUKAN UTAMA
62
NERAKA
63
TERSAMBUNG
64
TIMER WAKTU
65
KEPUTUSAN TARA
66
AKSI BERBAHAYA
67
KILAS BALIK
68
MISI TELAH SELESAI
69
SEBUAH SILUET
70
TERBANGUN DARI MIMPI
71
PROMO KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!