Charlene memasak dengan hati yang berbunga - bunga. Matahari sudah hampir tenggelam, masakannya pun sebentar lagi akan siap. Jason sudah berjanji padanya akan makan bersama.
Semua peralatan makan serta hidangan sudah tersaji d atas meja makan. Tak lupa dia menambahkan stok lilin di dalam kamar nya, jika kejadian semalam terulang kembali dia ingin menatap wajah Jason saat melakukannya.
Matahari sudah bersembunyi, langit pun sudah menjadi gelap dengan taburan bintang yang indah. Namun tidak ada tanda kedatangan Jason, Charlene masih terus menunggu walau perut nya sendiri sudah sangat kelaparan.
Charlene yang semula menunggu di meja makan akhirnya menunggu kedatangan Jason di teras depan.
'Apakah pekerjaannya sangat banyak? Atau saking sibuknya dia melupakan janji nya sendiri?'
Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Charlene. Hingga akhirnya, Charlene merasa lelah dan tertidur di teras.
Tengah malam, Tanpa Charlene ketahui Jason sudah menepati janjinya, dia menggendong Charlene yang sudah terlelap dan memindahkan nya ke dalam kamar. Di kecup nya dahi Charlene, kemudian Jason langsung meninggalkan tempat itu. Saat ini seluruh orang di dalam istana bisa jadi merupakan mata - mata. Jason tak ingin gegabah.
Pagi hari nya, Charlene terkejut saat mendapati dirinya sudah terbaring di atas ranjang nya. Semalam kedua pelayannya sudah tidur lebih awal, 'Apakah Jason semalam datang menemui ku? Kenapa dia tidak membangun kan ku.'
Charlene pun bergegas mandi dan hendak menemui Jason.
Dalam perjalanan nya menuju istana utama, dia melihat Jason sedang bersama dengan Matilda.
Sempat terdapat keraguan di dalam hati nya, dia tidak mau mencari masalah dengan Matilda. Bukan berarti diri nya takut terhadap perempuan itu, tetapi dia takut akan menimbulkan masalah baru untuk Jason.
Ketika Charlene berbalik untuk melangkah pergi, terdengar suara Sebastian memanggil dirinya.
"Charlene, kemarilah."
Rupanya selain mereka berdua, Sebastian pun berada di sana. Dengan langkah kaki yang berat Charlene pun datang menemui mereka.
Matilda yang tidak suka dengan kehadirannya, membuka suara nya terlebih dahulu. "Apa maksud kak Sebastian? Kita sedang mengadakan perjamuan teh kak."
"Tidak ada salah nya mengundang Charlene, semakin ramai maka semakin menyenangkan perjamuan ini." Dengan santai nya Sebastian meminta satu set teh di sajikan untuk Charlene.
Charlene yang mengerti situasi berusaha menolak, "Tidak usah. hamba hanya kebetulan lewat karena tersesat. Hamba permisi dulu."
Ketika Charlene hendak pergi, Sebastian mencegahnya, "Ayo lah, hanya sebentar saja. Teh serta desert yang disajikan sangatlah enak. Sayang sekali jika kau melewatkannya. Selain itu anggap saja sebagai rasa terima kasihku telah menggendong mu semalam, kau ini cukup berat tetapi aku tak tega meninggalkan seorang gadis tertidur di teras depan."
Charlene terkejut, dia menatap Jason penuh makna, tetapi Jason membalas tatapan nya dengan acuh tak acuh.
"Marquis kau kah yang datang semalam?"
Sebastian tertawa begitu lebar, "Tentu saja, dan panggil aku Bastian saja."
"Terima kasih banyak atas bantuan anda semalam tuan. Tetapi maaf hamba tak dapat menghadiri perjamuan teh ini. Hamba undur diri saja."
"Duduklah" dengan cepat Jason membuka suara, perintah Raja adalah mutlak.
Secara pasti Charlene memilih duduk berjauhan dengan mereka bertiga dan terus membisu, bingung harus bersikap seperti apa.
Matilda memeluk lengan Jason, dan terus bergelayut padanya. "Jason, kau mau kan menemaniku piknik di pinggir danau? Kita dapat menaiki kapal atau pun bermain di taman bunga."
Sebelum Jason menjawab, Sebastian sudah memotong duluan, "Sejak kapan kau menyukai bunga? Bukankah kau hanya menyukai perhiasan serta pakaian mahal saja?"
Beberapa pelayan di sana berusaha menahan tawa. Matilda yang sungguh malu menjadi emosi, "Apa urusanmu! Aku tidak mengajakmu, kenapa kau yang sewot!"
Jason dengan tenang menuangkan teh ke dalam cangkir nya, kemudian menyesap nya.
"Bas, hentikan sikap kekanakan mu itu" Kemudian Jason mengusap lembut puncak kepala Matilda, "Baiklah my Lady, aku akan menemanimu seharian besok."
Pertama kali nya Matilda mendapat perlakuan yang begitu mesra dari Jason. Dengan berani dia mengecup pipi Jason dan menyandarkan kepala nya di bahu kekar itu.
"Ini masih siang, kalian berdua tidak perlu sok mesra di hadapan ku. Lakukan lah di tempat tertutup sesuka hati kalian." Sebastian menggeleng kan kepala nya.
Matilda tersenyum malu, "Jason nanti malam kau akan berkunjung lagi ke tempat ku seperti tadi malam kan? Aku akan menyiapkan teh jahe hangat kesukaanmu."
Jason menatap Matilda dengan pandangan penuh cinta, "Tentu saja my lady."
Mereka bertiga berkelakar dan saling bercanda satu dengan lainnya, dan mulai melupakan sosok seorang yang merasa asing di tempat itu.
Charlene hanya menatap Jason, tetapi tak sekali pun pria itu membalas tatapannya. Pandangannya begitu memuja Matilda, dan tangan kokoh itu terus menggenggam jemari Matilda yang lentik dan indah.
'Apakah ini yang kau maksud dengan berpura - pura tak saling kenal di depan umum? Ternyata rasa nya begitu sakit.'
Di saat semua orang mengabaikannya Charlene pun perlahan mulai menjauh dari tempat itu. Sebelum dia berbalik, Jason sudah melihat setitik air mata Charlene jatuh di pipi kanannya.
'Maafkan aku Charlene, hanya dengan cara seperti ini aku dapat melindungi mu untuk saat ini.'
Charlene tidak dapat lagi membendung air mata nya, dia menangis di atas bantal nya. Langit pun ikut bersedih, Cuaca yang awal nya menyengat kini mulai berawan kelabu.
Tidak menunggu waktu lebih lama hujan pun turun dengan deras nya membawa hawa dingin menyejukkan yang membuat Charlene terlelap dengan air mata yang sudah mengering.
Keesokan hari ini Shira datang menemui Charlene, dia membawa pesan bahwa Matilda ingin menemui nya.
"Maaf Shira, apakah aku bisa menolaknya?"
Shira menatap Charlene tanpa ekspresi
"Terserah kau saja, aku pun tidak keberatan mendapat tontonan Puteri Matilda menyeretmu keluar dari tempat ini."
Charlene menatap kepergian Shira. Entah apa lagi permainan Matilda.
Tak lama kemudian, Charlene sudah menemui Matilda di pintu istana. Rupanya bukan hanya Matilda yang menunggu nya, tetapi Jason pun berada di sana.
"Wah kau sudah datang budak, hmm aku lupa siapa nama mu?"
"Nama hamba Charlene tuan Puteri."
"Jason, kau tahu kan bekal piknik kita lumayan banyak, aku tak mau Shira kerepotan seorang diri. Apakah boleh jika budak ini eh maksud ku Charlene membantu pekerjaan Shira? Aku membutuhkan pelayan yang terampil seperti Charlene."
Jason tersenyum manis pada Matilda, "Terserah kau saja My Lady. Asal kau bahagia."
Matilda memeluk lengan Jason sambil berjalan menuju kereta kuda. Hari ini mereka akan berpiknik di danau pinggir hutan.
Kereta pun melaju dengan cepat membawa mereka berempat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Fitri Alif
kesel deh sama karakter MC nya, harusnya dia ga mudah jatuh cinta dan harus lebih tau diri bahwa Jason udah punya calon. Dia malah biarin Jason terus ngedeketin dia, katanya pinter dan berpendidikan tapi ko kelakuan nya gini sih. Terkesan murahan!
mana di awal dateng ke istana dia sok berani, padahal dia status nya seorang pelayan.
lagian dunia yang dia tempati itu jaman monarki bukan dunia modern tempat asalnya, jelas hukum dan segala nya beda tapi dia malah sok berani ngelawan.
2023-12-18
0
Elly Sari Narulita
sedihhnyaaaaa.....huwaaa huwaaaa😭😭😭...ngga terima Jasoonnn ko gituu siihhhh
2022-11-22
0