Duke Lizt

Jason terlihat sangat tenang ketika melihat tubuh Matilda jatuh ke lantai karena pingsan.

Dengan santai nya dia memerintahkan para pelayan Matilda yang kebingungan.

"Apa yang kalian lakukan? Ayo angkat tuan Puteri mu kembali ke kamar. Dan kau segera panggil tabib istana."

Semua wanita bangsawan dalam ruangan itu hanya terkejut melihat reaksi Jason, tidak ada rasa kuatir sedikitpun dan hasil dari permainan Matilda tadi buah apel yang dijadikan target memanah telah terjatuh ke lantai dengan sebuah anak panah menembus buah tersebut.

Jason berjalan mendekati Charlene dan menarik tangannya keluar dari ruangan tersebut, "Apa lagi yang kau tunggu? Kau sudah menang, ayo kita pergi dari sini."

Baru saja mereka keluar dari ruangan tersebut, Charlene menepis tangan Jason.

"Mohon yang mulia menjaga sikap anda. Hamba hanyalah seorang budak, tidak pantas bagi yang mulia untuk memegang tangan hamba."

Perkataan Charlene menimbulkan rasa tak enak dalam hati Jason, "Apa maksudmu Charlene?"

"Saya ulangi sekali lagi yang mulia, mohon menjaga sikap anda yang mulia. Mohon diingat bahwa anda sudah memiliki tunangan dan mohon jangan permainkan hamba."

"Apakah ini caramu berterima kasih Charlene?"

Charlene hanya membungkuk untuk berpamitan dengan Jason, "Hamba berterima kasih atas bantuan yang mulia dan hamba mohon undur diri."

Dengan perlahan Charlene mulai menjauh dari Jason.

'Ada apa denganku? Kenapa aku tak suka dengan cara Charlene bersikap seperti itu? Kemana perginya senyuman serta gelak tawanya? Jangan - jangan dia salah makan atau sakit.'

"Dheen apakah suplai makanan untuk Charlene ada masalah?"

"Tidak ada yang mulia."

"Lantas kenapa dia bersikap seperti itu? Kau melihatnya bukan? Kenapa aku dicuekin?"

Dheen hanya diam, entah bagaimana harus menjelaskan kepada Jason, karena perasaan itu hanya dirasakan langsung oleh orang yang bersangkutan, tidak dapat dijelaskan oleh orang lain.

"Yang mulia raja, apakah anda tidak ingin menengok keadaan Puteri Matilda?"

"Tidak perlu, dia hanya terkejut, tidak usah dibesar-besarkan. Dheen tolong kau urus tabib, pelayan serta peserta perjamuan teh hari ini. Jangan sampai berita tentang Charlene dan Matilda hari ini tersebar keluar. Apakah kau paham?"

"Baik yang Mulia, hamba akan mengurus nya, hamba yakin mereka tidak akan berani bercerita di luar istana."

"Bagus."

Kediaman Duke Lizt

Sebuah perumpamaan bahwa tembok memiliki telinga seperti nya benar adanya, entah bagaimana ayah Matilda bisa mengetahui kejadian sore tadi.

"Kurang ajar?! Bagaimana mungkin seorang budak rendahan berani berbuat kurang ajar pada Puteri ku?!"

Sergio sang Butler hanya menunduk melihat tuannya menahan amarah.

"Dan berani - beraninya raja boneka itu membiarkan Puteri ku begitu saja?! kurang ajar!! Sergio segera siapkan tinta dan kertas untuk ku."

"Baik tuanku"

Tak lama kemudian Sergio sudah menyiapkan segala keperluan tuannya.

Duke Lizt menulis surat kepada seluruh aliansi nya yang mulai tak suka dengan kepemimpinan Jason.

Sejak pemerintahan Jason, sangat sulit bagi para pejabat untuk mengambil keuntungan dari pajak, karena kerap kali Jason membebaskan pajak bagi desa atau pun daerah yang berkekurangan.

Sebetulnya Duke Lizt masih enggan saat diajak kudeta oleh aliansi nya, karena mengingat anak semata wayang nya akan segera diangkat menjadi permaisuri.

Tetapi dengan kejadian tadi, Duke Lizt menyangsikan diangkat nya Matilda menjadi permaisuri. Dia berkeinginan untuk membalas dendam atas sakit hati Puteri nya, dan menginginkan takhta untuk diri nya sendiri.

*Sudah saatnya kita menyusun rencana. Segera kita lengserkan raja sombong itu. Segera bakar surat ku ini setelah membacanya.*

"Sergio antar surat ini kepada para count dan viscount, kau pasti mengerti siapa saja yang aku maksud."

Dengan penuh rasa hormat, Sergio menerima surat tersebut dan mengirimkan kepada para aliansi Duke Lizt.

Istana Utama

Dalam tidur nya, Jason memimpikan kembali masa lalu pahit yang merenggut nyawa kedua orang tua nya.

Saat itu usia nya baru menginjak 19 tahun, usia yang cukup matang untuk mengetahui permasalahan kedua orang tua nya. Dia mendengar pertengkaran kedua orang tua nya untuk pertama kali nya.

"Kau harus menerima nya my lady. Dia raja kita, jika kita tidak menerima nya maka daerah ini akan dikuasai oleh nya. Bayangkan berapa banyak rakyat yang akan menderita."

Suara ayah Jason terdengar pahit dan berat.

"Kau baru saja menyebutku 'my Lady' tetapi kenapa kau tega menyuruhku menerima raja brengsek itu? Aku tak mau menjadi selirnya, Aku ini isteri mu!"

Tangis pun pecah, suara ibu Jason sangatlah getir.

Jason mulai memahami bahwa kali ini adalah giliran ibu nya.

Setiap tahun sang raja akan memilih wanita bangsawan baik yang sudah menikah maupun belum menikah untuk dijadikan selirnya.

Jason pun mengepalkan tangannya, geram saat mendengar ibu nya telah menjadi sang terpilih.

"Aku tahu kau adalah isteri ku, aku pun mencintaimu. Tetapi kita tidak punya pilihan lain my lady. Jika sampai raja Arcton murka aku tak tahu apa yang akan dia lakukan pada wilayah kita, dan apakah kau tidak kuatir pada Jason? Bisa jadi gelar Duke tidak dapat kita wariskan padanya."

Mendengar nama Jason di sebut, merupakan suatu kelemahan mutlak bagi ibu Jason. Bagaimana pun dia sangat menyayangi anak nya.

Penuh amarah Jason pun menyela pembicaraan itu,

"Ibunda kau tak usah pergi! Jika memang sudah saatnya berperang, aku siap mati demi membelamu."

Ayah dan ibu Jason tidak menyangka putera nya mendengar pembicaraan mereka.

"Dengarlah anakku, aku tahu kau seorang yang kuat dan pemberani. Tetapi pasukan militer kita kalah jumlah dengan pasukan militer raja Arcton, kau pasti tahu nak bahwa sudah lama Raja Arcton mengurangi jumlah pasukan kita."

Ya benar adanya, untuk menekan pemberontakan raja Arcton telah menekan jumlah pasukan yang dimiliki para bangsawan. Tetapi apakah tidak ada cara lain lagi?

Jason terus memohon pada ibu nya supaya ibu nya berubah pikiran.

"Tidak ibu, ibu jangan pergi! Aku siap mati demi membela kehormatan keluarga kita!"

Ibu Jason menatap kedua mata anak nya, dia tahu anak nya seorang kesatria pemberani, usia nya masih mudah dan jalannya pun masih panjang.

Dengan gontai dia pun berjalan ke luar istana Duke menuju kereta kuda yang menunggunya di luar.

"Ibu jangan pergi bu! Jangan?!"

Ayah Jason, terus memegangi anak nya yang memberontak. Kereta kuda pun melaju diikuti dengan teriakan Jason yang penuh rasa frustasi.

Keesokan hari nya Jason menerima kabar bahwa Ibu nya mati bunuh diri di istana Raja Arcton. Dan ketika dia berlari menemui ayahnya, ayah nya pun sudah mati bunuh diri, tangan Jason bergetar ketika mengguncang tubuh ayah nya yang telah beku.

Dalam waktu semalam dia sudah kehilangan kedua orang tua yang dicintai nya.

Butler kepercayaan ayah nya yaitu Dheen membawakan Jason secarik kertas

"Sebelum meninggal, Duke menitipkan surat ini untukmu."

Dengan tangan bergetar Jason membuka surat tersebut

*Anakku, jika surat ini sudah kau baca berarti ayah mu sudah tak ada di dunia ini. Tolong jangan kau benci ayah dan ibu mu ya nak. Kami melakukan ini semua demi dirimu juga. Jika kau memang menginginkan kekuatan militer yang tangguh segera kau hubungi Duke Lizt. Dia satu - satunya Duke yang masih memiliki kekuatan di Iceberg.*

Selang beberapa waktu, Duke Lizt berjanji meminjamkan militernya pada Jason untuk melakukan kudeta, tetapi dengan satu syarat bahwa Puteri semata wayang nya harus menjadi permaisuri. Tanpa pikir panjang Jason pun menerima perjanjian itu.

Pemberontakan pun terjadi, dengan meminjam kekuatan Duke Lizt dan aliansi nya, Jason berhasil menggulingkan pemerintahan Raja Arcton dan naik takhta menjadi Raja Jason, serta dimulai lah pertunangan diri nya dengan Matilda.

Suara Duke Lizt terus terngiang di telinga Jason

"Puteri ku harus menjadi permaisuri mu!"

Beberapa kali dia berusaha menolak kenyataan tersebut, tetap suara itu datang kembali.

Hingga Jason berteriak saat terjaga dari tidur nya dengan peluh membanjiri sekujur tubuhnya.

Terpopuler

Comments

Linda M

Linda M

pilihan yg berat buat jacson,apa yg dipilih raja cinta ya atau balas budi ya hanya autor yg tau,lanjut bagus

2022-04-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!