Festival Berburu

Hari itu Charlene bangun lebih awal dengan perasaan gembira. Bagaikan seorang anak kecil yang akan pergi piknik, sejak semalam Charlene tidak dapat tidur karena terlalu bersemangat menantikan festival hari ini.

Jason sudah mengirimkan nya pakaian berkuda kemarin, sehingga untuk hari ini Charlene tidak menggunakan gaun yang biasa dikirim oleh Mr. Dheen. Charlene kemudian mengikat rambutnya membentuk ekor kuda yang cukup tinggi, dan menambahkan make up tipis ke wajahnya.

Dilihat dirinya di cermin, terpantul bayangan seorang wanita yang cantik dan elegant.

knock knock knock

Suara ketukan pintu membuat nya semakin bersemangat,

"Nona Charlene, yang mulia Raja memintaku untuk mengantar anda ke istal kuda. Beliau sudah menunggu nona di sana."

Dengan senyum mengembang di bibir nya Charlene pun bergegas mengikuti Mr. Dheen, walaupun di lubuk hati nya sudah mengingat detail istana ini.

Ketika sampai di Istal tampak Sebastian dan Jason sedang berbincang.

"Sebastian, bukankah Dheen sudah meminjam kuda putih mu yang jinak itu. Kenapa orang suruhanmu mendatangkan kuda coklat ini?"

"Yang Mulia, kuda coklat ini berlari lebih kencang dari pada kuda putih kami. Akan lebih nyaman bagi Charlene menunggangi kuda ini. Da-"

Belum selesai Sebastian berbicara, suara lembut dan renyah terdengar,

"Selamat pagi yang mulia Raja dan Marquis"

Kedua pria tersebut menatap Charlene tanpa berkedip, pagi itu Charlene sangatlah mempesona, tidak memerlukan gaun mahal atau pun perhiasan mencolok Charlene sudah terlihat cantik dengan balutan busana berkuda yang sederhana.

Jason yang salah tingkah akhirnya angkat bicara,

"Kau cobalah menaiki kuda coklat itu."

Dilihatnya Sebastian masih memandang Charlene dengan tatapan penuh makna.

Jason kurang suka cara sebastian memandang Charlene, rasa nya ingin membawa Charlene menunggang kuda berdua menyusuri keindahan alam Iceberg.

Menanggapi perintah sangat Raja, Charlene pun mengangguk, secara naluriah Charlene berhasil menunggangi kuda coklat tersebut. Tampaknya semasa hidupnya dulu Arlon sangat suka berkuda, kuda coklat itu pun mulai berjalan pelan mengikuti arahan Charlene dan berhenti di tempat dengan sempurna.

Jason menatap tajam melihat cara Charlene menunggangi kudanya, 'Cara dia menunggangi kuda tidak seperti seorang amatiran, rasa nya tidak mungkin seorang rakyat jelata yang berasal dari desa terpencil mahir berkuda bak seseorang yang sudah berlatih bertahun - tahun. Terlebih lagi seorang wanita.'

Dengan benak yang dipenuhi berbagai pertanyaan, Jason pun memimpin perjalanan menuju hutan tempat diadakannya festival berburu.

Baik rakyat maupun bangsawan semua nya sudah menantikan hari ini, terutama untuk para wanita yang akan menerima hadiah hasil buruan dari kekasih atau pun suami mereka.

Ketika Jason hendak memberi instruksi dimulai nya perburuan, Matilda tiba - tiba datang dan memeluk Jason dari belakang.

"Matilda, apa yang kau lakukan?" Jason berbisik tajam ke arah Matilda, tetapi tidak menepis pelukannya, karena paham banyak mata para bangsawan menatap ke arah mereka.

"Aku merindukanmu Jason, beberapa hari ini kau tak menemuiku, bahkan mengajakku makan bersama pun tidak. Apakah kau tidak rindu padaku?"

Jason hanya menghela napas panjang, jika ini permainan Matilda, baiklah dia akan mengikuti nya.

Dengan sigap Jason berbalik kemudian memeluk Matilda dan berbisik mesra di telinga nya, "Apa maksudmu ini Matilda? Kau membuatku tidak nyaman."

Matilda pun tersenyum sensual kemudian dia berjinjit dan berbisik di telinga Jason, "Aku hanya menyatakan kepada semua orang bahwa kau milikku. Aku menunggu hasil buruan mu, bawakan aku bulu rubah putih yang indah."

Kemudian Matilda mengecup ringan pipi Jason sebelum melepaskannya, dia pun tersenyum dan pergi menjauh ke arah tenda penonton.

Jason hanya menggelengkan kepala atas apa yang dilakukan oleh Matilda, dia tidak menyadari ada sepasang mata menjadi nanar saat melihat mereka berdua.

Charlene yang sedari tadi melihat pertunjukkan antara Matilda dan Jason merasakan sakit di dada nya, perasaan tak nyaman mulai menyelimuti nya. 'Apa yang kau harapkan Charlene? Pria itu sudah memiliki kekasih yang sangat cantik, jangan lah berharap terlalu banyak pada bintang yang tidak dapat kau raih.'

Charlene memalingkan wajah nya dan memandu pelan kuda nya ke arah hutan tanpa sepengetahuan Sebastian maupun Jason.

Tak lama kemudian festival pun dimulai, bunyi derap kuda mulai terdengar menuju hutan diikuti suara tepuk tangan penonton.

Sebastian maupun Jason mencari keberadaan sosok Charlene, tetapi tidak ditemukan dimana pun.

Jason mempercepat langkah kuda nya masuk ke dalam hutan, berusaha menemukan Charlene.

Disisi lain, Charlene melampiaskan kegundahan hati nya melalui busurnya, dua ekor kelinci sudah berhasil dia panah, sedangkan kuda nya terus berpacu masuk ke hutan yang lebih dalam, hingga dia menemukan hamparan bunga yang sangat indah yang berada di tepi danau kecil.

Hati Charlene merasa hangat berada di tempat itu, di zaman modern dia tidak pernah melihat pemandangan seindah itu.

Charlene pun turun dari kuda dan bermain dengan bunga - bunga di hadapannya, tanpa dia sadari kuda coklat tersebut lupa diikat dan pergi meninggalkannya.

Jason tidak dapat fokus dengan anak panah nya, sosok Charlene terus membayangi benak nya. Jason sudah menyusuri hutan, tetapi keberadaan Charlene masih belum terlihat, hingga akhirnya Jason melihat kuda coklat milik Charlene sedang merumput.

'Ceroboh sekali gadis itu, bagaimana dia bisa meninggalkan kudanya begitu saja.'

sambil mendengus kesal, Jason mulai menyusuri jejak kuda tersebut, hingga dia sampai di tepi danau dengan hamparan bunga di sekitar nya.

Jason terpaku dengan sosok Charlene yang cantik, rambut hitam nya yang panjang tergerai di punggung nya dan sangat kontras dengan aneka warna bunga di sekitarnya.

Charlene tersenyum lembut ketika melihat kedatangan Jason, "Yang mulia, ayo kemari, lihatlah bunga - bunga ini sangatlah indah!"

Suara nyaring Charlene menggema di taman itu, membuat Jason tersenyum. Dengan langkah pasti dia mendekati Charlene dan duduk di samping nya.

"Apakah kau sangat menyukai bunga Charlene?"

"Kenapa yang mulia bertanya seperti itu? Tentu saja saya suka. Lihatlah semua bunga - bunga ini sangat indah."

Jason merasakan ketenangan hati saat ini, seperti semua beban masalah kerajaan yang selalu dipikul nya tiba - tiba menguap dan hilang bersama dengan hembusan angin.

"Kau sangat senang sampai melupakan kuda milikmu." Jason menyampaikan berita itu dengan ekspresi yang sangat datar. Seketika Charlene mengingat bahwa dia belum mengikat kuda coklat nya.

"Mampus! Bagaimana ini yang mulia? Saya melupakannya, saking indah nya tempat ini, saya sampai terhipnotis dan melupakan segalanya."

"Tenang saja, harga kuda itu paling hanya beberapa keping emas. Kau bisa mengganti harga kuda itu ke keluarga Marquis besok."

Charlene menjadi benar - benar panik, bagaimana tidak dia tidak tahu kuda itu ada dimana dan bagaimana cara dia menggantinya, sepeser uang pun dia tak punya.

Jason terpingkal - pingkal melihat ekspresi Charlene yang kebingungan. Charlene yang merasa curiga mulai melirik tajam Jason, "Tunggu dulu bagaimana yang mulia tahu kalau saya kehilangan kuda coklat itu? Yang mulia pasti sudah melihat nya kan?"

Jason menahan tawa dan menutup mulutnya, dia hanya menggelengkan kepala nya yang menandakan dia tidak tahu.

Charlene menjadi gemas, dia mencubit perut Jason "Ayo jujurlah padaku, iya kan kuda itu sudah ketemu?"

"Hentikan Charlene, ini sangat sakit.. Aw aw.. maafkan aku.. Awww"

Charlene mencubit semakin keras, Jason akhirnya berdiri

"Sudahlah ternyata kau wanita yang sangat jahat, tega mencubit pria tampan seperti ku."

"wow yang mulia, saya baru menyadari ternyata yang mulia sangat kepedean."

Dengan senyum jahil nya Jason pun menantang Charlene, "Sungguh kau tidak mau mengakui ketampanan ku?"

Charlene membuang muka nya karena kesal, "Tidak akan."

Kemenangan terukir di wajah Jason, "Oke, aku akan pulang duluan. Selamat tinggal nona keras kepala, selamat berjalan kaki, dan jangan lupa di hutan ini juga banyak hewan buas yang mungkin kelaparan dan akan memangsa manusia yang keras kepala sepertimu."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!