Kehidupan di luar istana tidak semulus kehidupan di istana, semua gambar wajah pangeran Arlon terpampang di seluruh sudut kerajaan. Duke Jason tidak mau melewatkan kesempatan sedikitpun, dia berniat menghabisi seluruh keturunan Raja Arcton.
Pangeran Arlon (Charlene) yang melarikan diri dari prajurit akhirnya hanya dapat bersembunyi di goa dalam hutan. Dengan ketrampilan memanahnya dia berhasil bertahan hidup dengan berburu dan memakan buah - buahan di hutan.
Hal terakhir yang berada di dalam ingatan pangeran Arlon hanyalah dia terjatuh ke dalam jurang ketika berburu di saat hujan lebat.
Dan pada saat itulah jiwa Charlene dari masa depan dapat masuk ke dalam raga Pangeran Arlon.
Charlene yang mendapatkan seluruh ingatan pangeran Arlon pun terharu dengan betapa keras nya kehidupan yang telah dia jalani. Charlene mulai mengeksplore tempat keberadaannya, dan menemukan busur serta anak panah milik pangeran Arlon, ternyata kotak panah yang berada di dalam gudang panti asuhan itu milik pangeran Arlon.
Charlene mulai dapat membentuk alur cerita kejadian misterius yang dia alami.
Charlene berusaha berdiri, tetapi kembali terjatuh dan menyadari bahwa kaki nya terkilir sehingga dia kesulitan untuk berjalan. Dengan menggunakan sebatang batang pohon Charlene mulai berjalan dan menemukan sungai dengan air yang jernih.
Dia pun bercermin, wajah pangeran Arlon mirip sekali dengan dirinya di zaman modern.
Tetapi wajah cantiknya tertutup baju gembel yang dia kenakan dan lumpur yang menempel muka serta badannya.
Charlene berpikir bahwa selama nya dia tidak mungkin tinggal di dalam hutan. Pemberontakan sudah berlalu lebih dari dua tahun, rambut nya pun sudah panjang, 'Kini aku adalah Charlene, pangeran Arlon sudah mati, aku harus bisa bangkit dan mencari cara untuk kembali ke zamanku.'
Terdengar suara gemerisik di rerumputan, Charlene menyiapkan anak panah dan busur nya untuk berjaga - jaga jika ada hewan buas menyerangnya.
Ketika mengamati dengan seksama, Charlene menyadari yang bersembunyi di rerumputan hanyalah anak kijang yang cantik. Ketika Charlene berusaha berdiri sebuah anak panah melesat melewatinya dan mengenai anak kijang tersebut.
Charlene sangat terkejut dan kembali terjatuh.
"Marquiss selamat, satu ekor kijang berhasil di panah." terdengar suara seseorang dari kejauhan diikuti suara derap kaki kuda.
Charlene berusaha berdiri dan melarikan apa daya kaki nya tidak mau diajak bekerja sama.
"Nona apa kau tersesat?"
suara jernih seorang pria mengejutkannya, Charlene hanya menggelengkan kepala nya.
Marquis Sebastian mengamati gadis itu 'gadis yang sangat cantik, tetapi sayang terlalu kurus dan seperti nya dia salah satu budak yang melarikan diri.'
"Siapa namamu nona?" Charlene terdiam ketika Sebastian menanyakan identitasnya.
Pengawal marquess menjadi geram karena gadis itu tetap bungkam dan tidak menghargai tuannya.
"Seperti nya dia seorang budak yang melarikan diri, sir" Marques Sebastian mengamati gadis itu dan tidak menghiraukan pengawalnya.
"Bawa pulang rusa dan gadis ini." Suara perintah Sebastian membuat Charlene terdiam, Charlene memang menunggu kesempatan untuk keluar dari hutan ini. Dengan sikap tenang Charlene berdiri dan mengikuti pengawal keluarga marques, mata marques melihat busur yang dipegang gadis itu
"serahkan kepadaku busur itu."
pengawal marquess segera memberikan busur yang dibawa Charlene.
Setelah melihat seksama Marques melihat wajah gadis itu dan melihat pakaian perempuan yang dikenakannya 'tidak mungkin dia pangeran Arlon, sudah jelas dia seorang wanita. Tetapi kenapa dia memiliki busur pangeran Arlon?'
tanpa mengatakan apa pun marques mengembalikan busur itu dan lekas pergi diikuti anak buah nya.
Charlene yang berada di atas salah satu kuda marquess terus menggerutu, 'cowo sialan, ganteng si tapi masa iya tanganku perlu diikat. Emang nya aku kambing kurban?'
Charlene pun tiba di kediaman Sebastian, mulutnya melongo takjub dengan kemegahan rumah sang marquess, Sebastian meliriknya dan mempelajari ekspresi wajah wanita itu 'Sudah jelas dia bukanlah seorang bangsawan, jika dia seorang bangsawan tidak mungkin menampakan ekspresi kampungan seperti itu.'
"Bawa wanita itu ke ruangan pelayan dan beri baju serta makanan yang layak, kemudian antar dia ke ruang kerjaku bersama dengan busur serta anak panah yang dibawanya."
Dengan sigap sang pelayan segera melaksanakan perintah tuannya.
Charlene memasuki ruangan yang disebut ruangan pelayan, dia masih terkagum kagum 'bahkan kamar seorang pelayan di sini sedikit lebih bagus daripada kamarku di panti asuhan.'
Setelah membersihkan diri, Charlene menyantap dengan lahap makanan serta susu yang dihidangkan, entah kapan terakhir kali dia menyantap makanan selezat ini.
Asisten Marques Sebastian pun datang untuk mengantar Charlene menemui Marques, sejenak asisten itu takjub dengan kecantikan Charlene, kemudian dia tersadar untuk tidak membuang waktu karena Marques sudah menunggu mereka.
Suara ketukan pintu membuat Sebastian berhenti membaca berkas - berkas pekerjaannya, tamu yang dinanti sudah datang.
Asisten Sebastian masuk keruangan dengan seorang wanita. Sebastian menatap wajah wanita itu, sangat cantik sekali dengan rambut panjang terurai serta mata nya yang bulat dan jernih.
"Masuk dan duduklah" Charlene mengangguk dan duduk.
"Nona apakah kau bisu?"
Charlene bimbang, apakah lebih baik dia mengaku bisu?
"Nona, yang kau harus tahu adalah aku benci seorang penipu, jadi sebaiknya berkata jujur dan tidak mencari masalah denganku."
Charlene menelan ludah dan akhirnya membuka suaranya, "Nama saya Charlene."
Sebastian tersenyum mendengar suara nya yang merdu
"Darimana kau mendapatkan busur dan anak panah itu Charlene? Apakah itu milikmu?"
Charlene menggelengkan kepalanya, "Saya menemukannya di hutan tuan."
"Apakah kau melihat pemi-"
perkataan Sebastian terpotong dengan masuknya seorang wanita cantik.
Charlene menatap wanita itu 'Dia cantik sekali, gaunnya pun sangat indah.'
Sebastian menampilkan ekspresi tak senang "Seperti nya kau harus mengulang kembali pelajaran etikamu Matilda."
Wanita itu meringis dan kemudian merajuk seperti anak kecil "Maafkan aku kak, ada hal penting yang harus kukatakan padamu. Dan kau harus meno-"
Pandangan Matilda jatuh pada Charlene, gadis dengan pakaian pelayan yang menurut Matilda penampilannya lumayan pantas untuk dibawa ke istana.
"Siapa dia kak?"
Sebastian hanya mengangkat kedua bahu nya, "Entahlah aku juga baru menemukannya saat sedang berburu."
Matilda duduk di seberang Charlene, "Apakah kau seorang budak Iceberg yang kabur?"
Charlene bingung harus berkata apa seperti nya skenario seorang Budak tidaklah buruk.
"Benar nona, saya seorang budak yang kabur. Tolong bantulah saya."
Mata Matilda berbinar - binar saat menatap Sebastian.
"Tolong berikan dia padaku, aku membutuhkan beberapa pelayan untuk aku bawa ke istana. Kau tahu kan jika aku akan tinggal di istana setelah pertunanganku dengan Jason dilangsungkan. Aku berniat mencari pelayan yang penampilannya tidak memalukan."
Sebastian menatap tajam adiknya itu "Matilda, jangan kurang ajar menyebut nama baginda Raja dengan tidak sopan."
Matilda pun hanya menunduk "Maafkan aku"
Charlene mulai mencerna semua nya, tangannya mulai berkeringat karena gelisah, 'Jika sampai Duke Jason mengenaliku sebagai pangeran Arlon habislah sudah nyawaku. Tapi bagaimana caraku menolak perintah bangsawan yang hendak membawaku ke istana. Tidak Tidak aku tidak bole panik, bagaimana pun kandang musuh akan menjadi tempat paling aman bagi seorang buronan.'
Lamunan Charlene terpecah, "Charlene apakah kamu mendengarnya? Ini adalah Puteri Matilda adik sepupuku dan mulai sekarang dia adalah majikanmu. Ikutlah ke istana dan jangan berbuat onar, jika sampai kau berbuat onar makan jangan salahkan aku menjual mu kepada bangsa Viking."
Charlene menelan ludahnya, "Baik Tuan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments