Sesampainya di kamar Matilda sangatlah emosi, baru kali ini dia dibentak dan dipermalukan di depan Jason, pria yang sangat dicintai.
Matilda paham betul Jason merupakan orang yang dingin, sejak kecil mereka tumbuh bersama, yang dia tahu Jason adalah pria yang ambisius, karena dendam keluarga nya maka Jason nekat menggulingkan pemerintahan Raja Arcton dan menjadi Raja yang sekarang.
Jason tidak pernah mengenal kata cinta, di dalam pikirannya hanya ada negara dan rakyat. Oleh karena itu Jason menyetujui pertunangan dirinya dengan Matilda, karena bagi nya pernikahan hanyalah jalan untuk mendapatkan keturunan dan pewaris.
Matilda pun sudah cukup senang dengan pernikahan ini walaupun menyadari cintanya bertepuk sebelah tangan. Ya, dia menyadari Jason tidak pernah mencintainya. Tetapi setidaknya Jason tidak pernah memarahinya seperti tadi.
'Dasar budak kurang ajar dan tak tahu malu!'
Matilda terus memikirkan cara untuk membalas budak itu, dia masih belum puas hasil kekalahannya tadi, terlebih lagi Jason malah memberinya fasilitas tamu di istana.
Tak lama kemudian Matilda memikirkan sebuah ide cemerlang, senyum licik mengembang di wajah cantiknya
"Bawakan aku kertas dan tinta"
Salah satu pelayannya mengangguk dan tak lama kemudian datanglah pelayannya membawa kertas dan tinta, Matilda pun menulis surat.
*Dear Mr. Dheen, sebagai permintaan maaf saya atas kekacauan tadi, biarlah nona berambut hitam tadi orang saya yang akan mengurus kebutuhannya selama tinggal di istana. Jadi tidak perlu merepotkan Mr. Dheen.*
"Bawa surat ini kepada Mr. Dheen, dan langsung sampaikan jawaban darinya."
pelayannya hanya mengangguk "Baik Puteri"
Tak lama kemudian pelayannya pun datang membawa ijin dari Mr. Dheen.
Matilda pun tersenyum, dia memanggil Shira pelayan setia nya, "Shira kau yang mengurus keperluan budak itu, seperti nya budak itu tidak terlalu suka makan dan tidak suka ruangan yang hangat di cuaca seperti ini, kau mengerti maksud ku?"
Dengan sekali anggukan Shira pun paham akan maksud Puteri Matilda, "Saya akan mengatur semua nya tuan Puteri."
"Baguslah kalau kau mengerti. Heh kau dua pelayan baru yang berdiri di sana, lekas siapkan air hangat untuk aku mandi, jangan lupa beri banyak kelopak bunga dan susu, malam ini aku akan makan malam bersama Raja Jason. Dan Shira tolong siapkan gaun serta perhiasan untukku, jangan mengacaukan acara malam ini."
"Baik tuan Puteri" ketiga pelayan itu pun melaksanakan tugas mereka masing - masing.
Disisi lain Raja Jason merasa kepala nya sangat pusing, berbagai ingatan tentang masa lalu kembali muncul di dalam benak nya.
Dia masih teringat saat pertama kali orang tua nya mengajak Jason ke istana Iceberg, saat itu dia hanya seorang bocah ingusan berusia 9th.
Saat itu dia terpisah dari pengasuhnya dan tersesat sampai masuk ke area istana yang paling terpencil. Bagian istana itu tidak lah besar dan megah bahkan lebih cenderung sederhana, bahkan kediaman Duke tampak lebih megah daripada bangunan tersebut.
Di Sana tampak seorang anak perempuan sedang bermain bunga, pandangan anak perempuan itu menatap ke arah Jason saat menyadari kedatangan Jason. "Apakah kau tersesat?" Dia tampak cantik rupawan, rambutnya berwarna hitam legam dengan bibir merah muda menghiasi wajahnya.
Jason hanya mengangguk kecil.
"Jangan kuatir, ayo aku antar ke istana utama. Kau pasti datang dari sana kan?"
Sekali lagi Jason hanya bisa mengangguk, dengan langkah kecil nya anak perempuan itu berdiri dan memberikannya buket bunga berwarna kuning cerah. "Ambillah bunga ini, supaya hari mu menyenangkan. Sebentar aku akan pamit dengan ibuku terlebih dahulu."
Pipi Jason merona, saat itu dia merasa jatuh cinta pada anak perempuan itu, walaupun saat itu Jason merasa aneh karena anak perempuan pada umumnya menggunakan rok berenda, tetapi anak itu hanya menggunakan celana pendek dan rambut sebahu.
Anak itu menghilang beberapa saat, kemudian muncul kembali dengan senyum cerahnya.
"Nanti kamu akan aku antar sampai pintu samping saja ya. Selebihnya kamu harus mencari jalanmu sendiri. Jika Raja Arcton melihatku menggunakan celana pendek aku akan dimarahi."
Jason kembali mengangguk, dia tidak dapat berkata apa pun karena merasa tersihir dengan kecantikan anak itu.
Tak lama kemudian dia sampai di pintu samping, tetapi nasib sial menghampiri mereka. Tepat ketika mereka mencapai pintu samping Raja Arcton dan sang Duke sudah menanti Jason di pintu.
"Kemana saja kamu nak. Ibu mencarimu kemana - mana." Air mata Ibu Jason mengalir di wajahnya yang cantik bak seorang Dewi. Ya saat itu Ibu Jason diakui sebagai wanita tercantik di negeri Iceberg, tidak ada yang dapat menandingi kecantikannya kala itu.
"Maafkan aku" Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir Jason.
Raja Arcton terlihat murka ketika melihat anak perempuan itu, "Arlon, siapa yang menyuruhmu berpakaian seperti anak perempuan? Kau itu laki - laki sudah sepantasnya kau mengenakan pakaian laki - laki formal ketika memasuki istana ku!"
Jason terkejut ternyata cinta pertama nya adalah seorang laki - laki. Dengan jengkel nya dia menepis tangan pangeran Arlon yang terus menggandeng dirinya, kemudian membuang serta menginjak bunga pemberiannya.
Air mata Arlon kecil pun tidak dapat terbendung lagi, bukan karena hardikan ayahnya, melainkan karena teman pertama nya telah membuang dan menginjak bunga pemberiannya.
Arlon pun tidak berkata apa pun, dia hanya membungkuk kan badannya memberi penghormatan pada sangat Raja, Duke dan duchess, kemudian pergi berlari menuju istana permaisuri yang tidak ada beda nya seperti sebuah penjara bagi nya.
Ada sedikit rasa bersalah mengusik lubuk hati Jason, tetapi dia sangat kesal ketika mengetahui anak perempuan itu ternyata laki - laki. dengan membuang muka, dia pun pergi pulang bersama kedua orang tuanya.
itu lah pertama dan terakhir kali nya Jason melihat Arlon secara dekat. Raja Arcton selalu membatasi pergaulan sang putera mahkota dan tidak pernah sekalipun melibatkan nya dalam urusan politik dan pemerintahan. Semua bangsawan Iceberg menjuluki Arlon sebagai 'putera mahkota gagal' dan alasan itu juga banyak bangsawan yang mendukung aksi kudeta Jason dua tahun yang lalu.
Jason pun terbangun, senyum geli mengembang di wajah tampannya, dan bayangan budak wanita tadi kembali muncul dalam benak nya, entah kenapa budak wanita tadi terus mengingatkan nya akan pangeran Arlon si putera mahkota gagal.
'Sepertinya aku terlalu lelah beberapa hari ini. Untuk apa pula aku mencari pangeran Arlon selama ini, dia hanya lah seorang pengecut. Mungkin saja dia sudah mati membusuk dalam persembunyiannya.'
"Dheen, tolong buatkan aku teh dan bawakan beberapa makanan manis, seperti nya aku terlalu lelah. dan tolong simpan kan beberapa dokumen yang belum aku urus ini, aku akan melanjutkan nya besok pagi."
Dengan sigap sang asisten pun mengangguk, "Baik tuanku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments