Amber terhenyak, terkejut, bergeming, saat mendengar sesuatu yang membuatnya gelisah dan risau. Dia tidak memperdulikan acara pernikahannya akan berakhir gagal. Yang membuat Amber gelisah dan ketakutan adalah, keadaan kekasihnya yang mendadak hilang tanpa kabar dan tidak seorang pun yang tau keberadaan kekasihnya itu. Terakhir seorang sopir mengatakan kalau kekasihnya itu menolak diantar ke hotel dimana acara pernikahan mereka dilangsungkan.
Amber hanya bisa terdiam sambil menunggu kabar tentang kekasihnya. Semua orang menjadi khawatir atas menghilangkannya pembelai pria tiba-tiba.
Hari sudah sore dan tak satupun orang berhasil menemukan keberadaan Bram. Semua orang sudah meninggal ballroom hotel dengan penilaian mereka masing-masing. Ada yang menyayangkan sang pembelai wanita yang ditinggal menghilangkan oleh calon suaminya, ada juga yang memberikan dukungan, dan yang paling membuat Amber sakit saat beberapa orang mencibirnya sinis. Siapa yang tidak terluka dan kecewa, saat acara yang menjadi impian semua wanita kini harus gagal dan Amber harus menelan kekecewaan mendalam. Belum lagi cibiran dari beberapa orang yang membuat perasaan malunya muncul. Seorang pengantin wanita yang ditinggal menghilang oleh pembelai pria. Sungguh acara pernikahan yang begitu tragis. Impiannya kini hanya menjadi angan semata yang menjadi semu. Rencana manis kini harus menjadi ke pahitan yang sangat amat menyakitkan. Rencana itu kini hanya menjadi rencana yang sangat buruk.
Impian pernikahan indah dan hangat Amber, kini menjadi pernikahan impian terburuk dan tragis.
Mimpi buruk. yah … ini adalah mimpi buruk yang nyata. Dan sialnya begitu menyesakkan dan membuat hati begitu ngilu. Sangat ngilu dan menyekik sakit. Ini lah, yang dirasakan Amber sekarang.
Meskipun ia masih berharap kalau pria kesayangannya itu akan datang, dan memohon maaf dengan manis kepadanya. Sekarang Amber hanya mengkhawatirkan keadaan pria tampannya. Pria kesayangannya dan pria pemilik hatinya. yah pemilik hatinya, hati yang sekarang mendadak sesak dan terluka.
Pakaian pengantin yang akan menjadi saksi momen bahagia impiannya, kini masih melekat di tubuh indahnya yang tiba-tiba mendadak rapuh, tapi sekuat tenaga Amber menahan ledakan emosi di dalam dadanya yang sesak. Amber masih menanti sang kekasih di depan pintu ballroom dalam diam. Ia menulikan perkataan, hiburan dan dukungan dari sahabatnya yang masih setia menemani Amber yang sedang terluka. Meski ia terlihat baik-baik saja dan masih menampilkan senyum indah serat akan luka itu kepada orang yang peduli padanya.
Wajah yang di hiasi make-up dan senyum bahagia itu, kini menjadi suram dan kecemasan lah, yang lebih terlihat di manik indah Amber. Cemas tentang keadaan sang kekasih, yang tiba-tiba hilang, tanpa kabar sampai sekarang.
Amber terduduk lesu di depan pintu ballroom yang masih menunggu kehadiran pujaan hatinya. Hari pun sudah larut tapi wanita ini masih setia menunggu dalam diam. Bibi lili hanya bisa menahan kesedihannya melihat sosok rapuh itu masih berharap kedatangan sang pembelai pria.
Amber menatap kosong kearah lobby hotel, ia sangat mengharapkan sosok pria kesayangannya berlari kearahnya dan memeluknya erat. Bayang-bayang kebersamaan mereka terlintas di ingatannya, perlakuan manis Bram, sikap lembut Bram dan kata-kata cinta yang selalu membuatnya melayang.
"Dear.! Lirihnya dengan genangan air mata.
"Aku akan menunggu disini, dear. Aku masih menunggu mu." Lirihnya lagi yang wajahnya sudah dibanjiri air mata yang sejak tadi mengenang di mata indahnya.
"Jangan membuatku takut dear! Aku akan memaafkan mu dan aku tidak perduli pernikahan kita. Aku hanya mengharapkan dirimu dear. Aku tidak mengharapkan apapun, selain dirimu, sayang. Jangan membuatku takut, aku tidak akan bisa hidup tanpamu, dear." Racauan penuh kepedihan Amber membuat hati bibi lili berdenyut sakit. Siapa yang akan tahan mendengar tangis kepedihan dari seorang wanita yang di tinggal menghilang oleh pembelai pria-nya.
"Aku berjanji tidak akan marah padamu, aku juga tidak akan merajuk, a-aku akan memaafkan mu, asal kau tidak membuat ku ketakutan dan cemas seperti ini, dear." Racaunya lagi dengan isakan yang begitu memilukan, yang mampu mengiris hati yang mendengarnya.
"Dear! Datanglah." Gumamnya, sambil memeluk kedua kakinya kedepan dadanya dan menyusupkan kepalanya diatas lututnya yang terlihat bergetar.
Isakan pilunya pun makin menjadi yang menambah suasana pilu di ballroom yang kini menjadi gelap.
Bibi lili berjalan mendekat kearah Amber yang masih terdengar isakan dan sisa-sisa tangisan pedih yang sangat memilukan.
"Nak? Seru bibi lili sambil menyentuh pundak bergetar Amber.
Amber mendongak, terlihat wajah sembab dan pucat Amber. "Kita pulang, nak." Ajak bibi lili sambil merapikan rambut Amber dan juga menghapus air mata wanita itu.
Amber terlihat mengelek lemah dengan tatapan rapuh. "Aku masih mau disini, bibi.!" Tolaknya dengan suara lemah dan serak.
"Kita harus pulang. Sebentar lagi ruangan ini akan dibersihkan, nak. Lebih baik kita menunggu Bram di apartemen saja m, sayang.!" Bujuk bibi lili lembut.
Amber terlihat mengangkuk lemah, membenarkan ucapan bibi lili. Semoga saja kekasihnya itu berada di apartemen.
"Ayo, nak.!" Ajak bibi lili dan membantu Amber bangkit dan menuntun wanita rapuh itu.
Mereka berdua pun berjalan kearah pintu keluar hotel. Amber hanya menatap kosong disekitarnya. Masih terdengar sisa-sisa isakannya.
Amber dan bibi lili memasuki mobil yang dikendarai oleh paman lotus, sopir Ruby.
Bibi lili membawa Amber kedalam pelukannya, memberi pelukan hangat untuk mengurangi rasa sakit yang ada di hati wanita ini.
"Bersabarlah, sayang.!" Ucap bibi lili memberikan dukungan kepada Amber.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Muhammad Iqbal
Thor kok sesedih itu nasib amber Thor ...
2022-12-31
1
Yuni
nyesek banget thor ditinggal. pas sayang2e amber gk tau apa2
2022-12-27
0
nadia
brammmmmm geram kali ku tegok kau bram,,,,, kasihan amber 😭😭😭😭😭
2022-12-21
0