"Apa kau sudah selasai, sayang.?" Bram bertanya pada Amber yang baru menyelesaikan makan siang mereka.
Setelah melakukan fitting baju dan memilih cincin pernikahan, pasangan kekasih itu kini sedang berada di salah satu restoran terkenal di kota Chicago.
Amber yang terus saja merengek pada kekasihnya, karena kelelahan melakukan fitting baju pengantin yang memakan waktu lama. Sehingga mereka makan siang menjelang sore hari itu.
Amber bahkan merajuk pada Bram. Karena ia tidak memperdulikan sang kekasih, yang hanya sibuk pada iPad kesayangannya.
Amber akhirnya menjatuhkan pilihan baju pengantinnya pada model baju pengantin, yang terlihat sederhana, tapi terlihat mewah dan elegan. apalagi baju pengantin pilihannya yang memperlihatkan punggung mulus putihnya hingga kebelakang diatas bongkahan padat di bagian belakang.
Disinilah pasangan calon pengantin itu. Makan dalam keadaan hening. Amber tidak menyahuti perkataan Bram. Ia masih merajuk dengan tingkah cuek Bram hari ini. Bram menghela nafas dan membuangnya secara kasar juga.
"Aku minta maaf, sayang. Aku mendapat pekerjaan mendadak hari ini." Ujar Bram yang memohon kepada kekasihnya itu agar berhenti merajuk.
"Kau, bahkan tidak melihat ku.!" Sahut Amber dengan mata berkaca-kaca.
"Sayang." Lirih Bram.
"Aku, minta maaf. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi." Mohon Bram.
"Sayang."
Bram terlihat menarik nafas saat wanitanya ini masih mendiaminya. " Tunggu disini, jangan kemana-mana, ok." Pamit Bram.
Pria itu lalu bangkit dan berjalan kearah toilet restauran tersebut.
Amber terdiam sambil memainkan pisau makan yang ia gunakan tadi. Ia hanya merasa di abaikan dan ini pertama kali Bram mengabaikan dirinya. Entah apa yang Bram lakukan, ia merasa sedikit aneh dengan sikap tidak biasa kekasihnya itu.
Lamunan Amber tiba-tiba dikejutkan oleh seseorang yang menyiramnya dengan minuman berwarna merah. Amber mendongak dan tiba-tiba wajah wanita itu berubah datar dan dingin.
Amber tak mengindahkan kehadiran gadis yang sedang menatapnya hina. Ia mengambil tissue lalu membersihkan wajahnya. Kini perhatian semua pengunjung tertuju padanya dan gadis yang menyiramnya terlihat tersenyum puas.
"Menjauhlah,!" Suruh Amber penuh nada peringatan.
"Cih! Dasar sombong." decih gadis itu sambil melipat tangannya di dada
"Jadi anak terbuang dan terabaikan aja, sombong." cibirnya dengan perkataan menghina.
"Kau seharusnya, menuruti perintah daddy." Cebik gadis itu dengan nada angkuh.
"Bagaimana pun kau adalah anaknya. Dan kau wajib mematuhi perintah daddy yang sudah membesarkan mu." Ujar gadis itu sengaja meninggikan nada suaranya.
"Sekarang pulanglah dan terima perjodohan dengan tuan Carlos. Asal kau tau dia pria yang sangat kaya raya. Aku yakin hidup mu akan terjamin dengannya, apa lagi dia begitu menyukaimu." Cerca gadis itu.
"Ayolah ikut dengan ku." Sambungnya sambil menarik tangan Amber.
Amber yang sejak tadi terdiam kini beraksi, ia malah menarik kuat tangannya dari genggaman tangan mungil gadis yang bersikap semena-mena padanya. Tarikan kuat Amber membuat gadis tersebut terjungkal kedepan meja makan yang Amber dan Bram gunakan tadi.
"Akhh. Apa yang kau lakukan.!" Hardik gadis tersebut saat kepalanya terbentur diatas meja. Gadis itu berniat ingin mengangkat kepalanya, tapi tangan Amber menahannya dan menekan, kuat kepala gadis yang menjadi saudara tirinya itu. Anak dari wanita yang telah menghancurkan kebahagiaannya bersama mommy dan Daddy-nya. Wanita yang membuat hidupnya menderita. Wanita yang membuat ia kehilangan kasih sayang dari sosok daddy yang dulu selalu menyayanginya. Tapi kehadiran wanita ular itu dan anaknya, membuat kasih sayang sang daddy berubah. Ia tercampakkan dan terbuang diatas kebahagiaan baru sang daddy. Dan sekarang apa yang ia dengar. Daddy-nya datang padanya dan menuntut kewajiban seorang anak. Agar menerima perjodohan bersama pria tua kaya raya. Yang membuat Amber tidak bisa membendung kesedihannya ia menjadi tumbal untuk menunjang hidup mewah kedua wanita picik yang menjadi penyebab awal kehancuran hidupnya. Bukankah ini sangat tidak adil untuknya? Di saat mereka hidup mewah, tidak satupun orang yang mengingat keadaan hidupnya yang terombang-ambing di jalanan untuk mencari sesuap nasi. Dan sekarang tiba-tiba mereka menuntut kewajiban seorang anak yang terabaikan dan terbuang. Bukankah ini terasa sangat tidak adil?
"Lepaskan, sialan.!" Maki Liliana, adik tirinya dari istri kedua sang daddy. Adik yang tak setetes darah pun yang sama dengan dirinya ataupun sang daddy. Tapi kenapa Daddy-nya begitu menyayangi gadis di hadapannya ini dan rela menelantarkan anak kandungnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Muhammad Iqbal
Bram kemana yg kok amber dibuli di tak datang...... biasanya Bram pahlawan dari partai jalang.
2022-12-31
0
Darsih suranto
seperti cerita bawang merah dan bawang putih 🤭🤭
2022-08-11
1
Bella Dania
Maaf thor mau tanya kok tadi di bab sebelum nya kota metropolitan berarti jakarta, trus katanya di london kok jadi di chicago kan amerika thor...coba di liat lagi
2022-06-16
2