"Sayang," sapa Bram, mengejutkan Amber, Ruby dan mommy yang sedang bercengkrama sambil menimang bayi Ruby.
"Dear," sahut Amber, segera berdiri dan setengah berlari kearah Bram yang sedang tersenyum padanya sambil merentangkan kedua tangan untuk menyambut kekasih hatinya itu.
Amber menabrakkan dirinya ke dalam pelukan Bram, pria tampannya itu, pria pemilik hatinya dan pria yang sangat di cintanya.
Amber menjauhkan wajahnya dari dada keras Bram dia mendongakkan kepalanya dan memberi kecupan sekilas pada bibir pria yang ia cintai.
"Miss you," ucapnya tanpa suara.
"Miss to, sayang," bisik Bram dan mengecup kening wanitanya.
"Kita pergi sekarang, sayang." Ajak Bram dengan maniknya melirik jam tangan mewah di pergelangan tangan kanannya.
"Kita mau kemana.?" Sahut Amber dengan pertanyaan.
"Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kita selesaikan." Bisik pria tampan itu.
"Apa.? Tanya Amber penasaran.
"Ikutlah, honey." Ucap Bram gemes.
"Baiklah. Tapi aku Pamit sama Ruby dan mommy dulu."
"Hum!
"Kau pulang sekarang.?"
"Hum, dia mengajak ku pergi."
"Oh!
"Aku pergi, mommy aku pergi dulu."
"Baiklah sayang, hati-hati di jalan."
"By, aku pergi, dah."
"Dah!
"Ayo,! Ajak Amber saat berada di depan Bram yang sedang serius dengan ponsel miliknya.
"Dear," sentak Amber sambil membelai pipi berjambang kekasihnya itu.
"Hum, … maafkan aku sayang." Sahut Bram yang setengah terkejut.
"Kau baik-baik saja, dear.?"
"Iya. pergi sekarang.?"
"Ayo.!
Bram dan Amber pun mendekati mobil hitam milik Amber. Bram menuntut kekasihnya itu memasuki mobil, dan membantu wanitanya memasang seat belt diakhiri sebuah kecupan di bibir dan kening, ini sudah menjadi ritual yang biasa Bram lakukan.
Bram ikut masuk kedalam mobil, ia duduk di belakang kemudi. Pria itu menghidupkan mobilnya dan melaju keluar dari area mansion Pattinson.
Mobil mereka kini ikut bergabung memadati jalanan ramai kota London. Senyum bahagia amber tak pernah pudar sedikit pun di raut wajahnya. Ia begitu bahagia karena, ia dan kekasihnya akan segera menikah. sebuah keinginan besar bagi seorang Amber dapat menikah dengan sang kekasih.
Bram menoleh kearah wanitanya yang begitu tampak bahagia sekali, ia meraih telapak tangan lembut yang selalu membuatnya tenang saat usapan penuh cinta ia dapatkan. Bram mendekatkan tangan lembut wanitanya kedepan bibir tebalnya dan mengecupinya berkali-kali dengan sebelah tangan pria itu mengemudi mobilnya.
"Kau begitu bahagia sekali , sayang." Tanyanya kepada wanita kesayangannya itu.
"Karena sebentar lagi kau akan menjadi milikku sepenuhnya dan impian ku untuk menikahi akan terkabul," jawab Amber antusias sambil memeluk lengan Bram.
"Aku milikmu sayang, tanpa menikah pun aku tetap milikmu," sahut Bram.
Amber menjauhkan kepalanya dari pundak Bram dan dia menatap wajah tampan kekasihnya.
"Tidak, dear." Jawab Amber.
"Why,? Balas Bram dengan alis terangkat sebelah keatas.
"Karena kau bisa saja meninggalkan ku kapan saja."
"Citttkk." Bram menekan padel rem secara mendadak mendengar ucapan wanitanya. Ia membuka seat beltnya dan memiringkan tubuhnya kesamping, kearah Amber. Pria itu membuka seat belt kekasih dan tanpa aba-aba Bram mengangkat tubuh Amber dan mendudukkannya di atas bangkuannya.
Bram menarik belakang kepala Amber sehingga bibir mereka bertabrakan. Bram menyesap lembut bibir yang menjadi candunya itu. Amber mengalungkan kedua tangannya di pundak lebar Bram dan membalas cumbuan pria kesayangannya dengan mata terpejam.
Bram melepaskan penyatuan bibir mereka dan mempertemukan kening keduanya. Nafas hangat mereka kini bersautan di udara menyapa wajah mereka. Bram menghilangkan jejak cumbuannya di sela-sela bibir wanita kesayangannya dengan ibu jarinya.
"Aku tidak akan pernah meninggalkan mu, sayang. Kau adalah hidupku sekarang, semua yang ada dalam diriku adalah milikmu, Amber Wilson." Bisik Bram diatas bibir Amber yang hanya mampu menutup mata.
"Aku mencintaimu sayang sangat mencintaimu. Aku tidak akan bisa hidup tanpamu jadi itu tidak akan mungkin terjadi." Sambungnya lagi.
"Aku milikmu dan kau milikku, Amber Wilson." Bisik Bram dan kembali menyatukan bibir mereka.
"Aku hanya takut kehilanganmu, dear." Ungkap Amber saat tautan bibir mereka terlepas.
"Aku mungkin bisa gila bila itu terjadi, dear. Jadi berjanjilah kau akan selalu hidup bersamaku, mencintaiku dan bersama-sama hidup bahagia." Ujar Amber dengan binar harapan.
"Aku janji sayang, akan selalu hidup bersama dan menemanimu hidup bahagia, bersama mu. Bunuh aku kalau, aku meninggalkan mu dan menghancurkan hidupmu." Jawab Bram sendu.
"Hum, aku akan membunuhmu jika sampai itu terjadi." Sahut Amber dan tertawa renyah.
Hati Bram teriris pilu mendengar ungkapan terakhir kekasihnya. Entah mengapa ia memiliki firasat yang aneh akhir-akhir ini. Pria itu hanya bisa berharap semoga pernikahan mereka lancar nantinya. Bram ikut tersenyum menatap wajah bahagia wanita kesayangannya ini, wanita yang sangat berarti dalam hidupnya, wanita yang selalu menghiburnya dan wanita yang kini ia miliki seutuhnya.
"I love you, honey." Ucap Bram lembut.
"Aku lebih mencintaimu, dear. Sangat, … sangat, mencintaimu." Balas Amber dengan wajah bahagia.
Bram menarik kembali tengkuk leher Amber dengan lembut dan menyatukan kembali bibir mereka. Kini sepasang kekasih itu saling bercumbu di dalam mobil di pinggir jalan yang sepi pengendara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Muhammad Iqbal
mmmm sedih ya...
2022-12-31
0
Hot Red Gingger
love you too. miss you too. bukan miss to, beda arti ya thor. atau bisa dijawab me too artinya sy jg.
2022-12-18
0
epifania rendo
konfliknya jangan berat ya
2022-11-11
0