"Amber! Seru Ruby sambil menyentuh pundak sahabatnya itu yang sedang duduk di sofa. kebiasaan yang ia lakukan beberapa Minggu ini. Duduk di sofa dan menatap kosong ke arah pintu apartemen yang masih, mengharapkan Bram pulang dan Kembali padanya.
Sudah dua Minggu lamanya Amber mengurung diri di dalam apartemennya dengan kegelapan dan kesunyian. Tidak ada semangat hidup lagi dalam diri Amber atas kehilangan sang kekasih tanpa jejak itu. Penampilan dan kesehatannya pun wanita itu abaikan. Pikirannya hanya di penuhi sang kekasih yang menghilang entah kemana dan kabarnya pun tidak ada.
Amber hidup dengan bayang-bayang kegiatan manis mereka di dalam apartemen mereka, bayang-bayang kebersamaan mereka yang saling bercumbu dan saling menghangatkan tubuh mereka dalam pelukan.
Air mata Amber sudah mengering. Matanya kini hanya ada kekosongan dan luka, kecewa dan kehacuran.
Salahkah dirinya bila terlalu berlebihan menangisi sang kekasih, meratapi kehilangan sang kekasih? Salahkah dirinya kalau dia masih mengharapkan kehadiran kekasihnya itu? Apa yang harus Amber lakukan agar bisa melupakan kenangan yang terlalu indah dan manis untuk dibuang dan dilupakan begitu saja. Haruskah ia mengakhiri hidupnya? tidak. itu tidak mungkin, Amber bukanlah tipe wanita seperti itu. Jadi amber harus berbuat apa agar bisa melupakan pria yang sudah meninggalkan dirinya.
"Amber.!? Tegur Ruby kembali.
Amber merespon panggil dan rangkulan Ruby di pundaknya. Ia menoleh dan tersenyum samar, berusaha menyimpan luka dihatinya.
"By! Balasan dengan nada suara rapuh dan senyum penuh luka.
"Makan!" Sela Ruby.
Amber mengangguk patuh dan mengikuti Ruby berdiri, berjalan ke arah meja makan yang sudah tersedia banyak menu makan siang. Hari ini Ruby mendatangi sahabatnya itu, untuk menemaninya dan menghibur sahabat nya.
Amber terdiam dan pandangannya menerawang ke arah dapur. Dimana dirinya dan Bram selalu menghabiskan waktu bersama untuk memasak dan ditemani canda tawa, kemesraan dan juga cumbuan.
Amber membayangkan Bram berada di dapur, memasak untuknya dan sambil memeluknya ataupun menggendong dirinya. Memberikan suapan penuh cinta dan juga perkataan manis kekasihnya yang lembut.
"Makanlah, kau butuh makan untuk menjaga kesehatanmu. Jangan terlalu meratapi pria itu yang sudah meninggalkan, kau harus bangkit kembali. Kau harus berusaha melupakannya, anggap dia bukanlah jodoh yang terbaik untuk mu, bersyukurlah karena dia meninggalkanmu disaat kalian belum menikah. Kau harus merelakannya, mengikhlaskannya. Dia bukan pria baik untukmu." Amber hanya terdiam mendengarkan nasehat Ruby kepadanya.
"Terlalu banyak kenangan yang begitu indah yang sulit aku lupakan, by.!" Lirih Amber dengan mata yang berkaca-kaca.
"Maka, kuburlah kenangan itu. Jadikan kenangan mu itu sebagai pelajaran untuk tidak lagi jatuh pada kenangan yang sama. Aku yakin kamu pasti bisa melupakannya. Jangan terlalu lama menangis nya dan meratapi pria brengsek yang melukaimu. Kita tidak tau dia sedang melakukan apa? Mungkin saja dia sedang tertawa disana, sedang berpesta disana, sedang bersenang-senang dan bahagia disana. Jadi jangan hukum dirimu yang bukan menjadi kesalahan mu, amber! Bangkitlah dan perlihatkan pada semua orang yang menghina dan mencibir mu kalau kau baik-baik saja." Amber membenarkan nasehat Ruby. Seharusnya dia tidak berlarut-larut dan berlebihan menangis pria yang ia cintai dan ia tidak tahu apa yang sedang kekasihnya itu lakukan. Hehe, ... kekasih! Pantaskah ia masih di sebut kekasih? Setelah meninggalkan dirinya seorang diri dan membuatnya mendapatkan tatapan sinis, cibiran , hinaan dan cemoohan.
"Amber menatap sayu sang sahabat dengan pandangan sulit diartikan." Kau benar. aku harus bangkit dan melupakannya, tidak seharusnya aku terlalu menangisinya, kita tidak tahu keadaannya sekarang. Mungkin saja dia menertawakan ku disana." Sahut Amber sendu.
"Hm. Kamu pasti bisa melupakannya, Amber. Pasti bisa, kau adalah wanita tangguh. Jangan merusak prinsip dan karakter mu hanya karena ditinggal pergi oleh pria brengsek itu." Hibur Ruby penuh tekanan dan emosi.
"Kau benar aku pasti bisa. Bukan kali ini saja aku kehilangan orang kucintai. Aku juga pernah kehilangan seorang ibu dan itu membuatku rapuh dan hancur, tapi aku bisa bangkit dalam kesedihan. Jadi kali ini aku pasti bisa." Sahut Amber berapi-api.
"Jadi, ayo bangkit dan hempaskan semua tentang dirinya." Pekik Ruby memberikan hiburan kepada sahabatnya. dan wanita dengan satu anak itu berhasil membuat sahabatnya tertawa.
"Yah aku pasti bisa melupakannya. Hal pertama yang harus aku lakukan adalah membuang semua kenangan tentang nya dan meninggalkan kenangan indah bersama nya. Aku pasti bisa, pasti bisa. Amber berusaha kuat dan memberikan dukungan dan semangat pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Anete Tambayong
Dgn kekuasaan seorg Boy, kenapa Ruby tidak menyuruh Boy utk mencari Bram?
2023-02-24
0
Sokhirin Rouf
cerita nya terlalu bertele tele .... pantas saja dari like 3 rb langsung turun jadi 2000....
2023-01-06
0
Desmawati
😭😭😭😭
2023-01-01
0