Chap 13 - Luis

Pertarungan antara Lug dan Luis masih belum usai hingga sepuluh menit setelahnya. Mereka masih terus beradu sihir dan fisik, meskipun Lug terlihat lebih terpojok.

Sebenarnya dia berusaha untuk tidak menonjolkan kemampuannya. Itu sangatlah sukar baginya karena dia hanya memiliki beberapa kesempatan saja. Jika tidak itu akan membahayakan nyawanya. Anak lelaki tersebut juga sudah tahu, lancer yang bersama putra bangsawan itu sudah mencurigainya.

"Jarum Jarum Cahaya!"

Lingkaran sihir berwarna emas muncul melingkari tubuh Luis. Bola bola berwarna emas muncul dari formasi tersebut, lantas mengapung di udara.

Setelah itu, bola bola tersebut melesat dengan sangat cepat dan berubah menjadi sangat tajam layaknya jarum yang berterbangan. Jarum jarum tersebut dapat dikendalikan gerakannya dan sedang mengarah kepada Lug.

Dan anak itu sendiri sudah berusaha mengelaknya sedari tadi. Dia bahkan menangkisnya berkali-kali agar tidak terluka oleh serangan tersebut. Ini merepotkan, aku sedikit terpojok karena terlalu banyak menahan kekuatan, batinnya.

Alasan kenapa Lug menahan kekuatannya adalah karena ia tak ingin nantinya keluarga kerajaan mengetahuinya. Hanya ada tiga pilihan yang ada. Pertama, Lug pasti akan dimonopoli oleh keluarga Laurent, keluarga pertama yang mengetahui kekuatannya. Yang kedua, dengan alasan penolakannya itu maka mereka pastinya akan memperburuk kondisi yang ada pada desa Nedhen sebagai gantinya. Dan pilihan terakhir jika Lug menolak keduanya itu, pastilah nyawanya akan terancam karena menurut mereka, dia adalah ancaman terbesar bagi anak-anak bangsawan yang satu generasi dengannya, jelas saja ini akan menjadi ancaman bagi para bangsawan pula.

Sehingga itulah yang membuatnya enggan untuk menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya. Jika tidak, Lug pastinya akan disuruh memilih keduanya.

Jikalau memberontak, pastinya keluarga Laurent akan menginvestigasinya dan warga desa Nedhen akan menjadi tersangkanya, serta kondisinya akan semakin terpuruk jika semuanya telah terbuktikan.

Luis tahu sebenarnya Lug juga sedang bermain-main, itu karena anak berambut hitam itu sempat lupa untuk mengendalikan ekspresi wajahnya dalam beberapa saat sebelumnya. Sehingga itu membuat sang putra bangsawan Laurent itu semakin terprovokasi karena merasa direndahkan.

Kini Lug berusaha menghindar dari serangan jarum jarum terbang itu. Setelah berhenti, Luis langsung mengejarnya dan Lug berbalik menyerangnya.

Mereka saling menyerang balik dan tidak ada satupun di antara mereka yang mengalah. Pola serang Luis selalu sama, tetapi itulah yang membuat Lug jengkel. Itu berarti dia diharuskan untuk beradu fisik sementara melukai Luis tanpa sihir sama saja dengan pelanggaran.

Dan aturannya adalah, dilarang melukai tanpa menggunakan sihir. Benar-benar peraturan yang menjengkelkan.

Meski begitu, Luis tetap diperbolehkan untuk memukul tanpa menghiraukan peraturannya karena dia memiliki sihir penguatan yang mana itu memang tidak melanggar peraturan. Sementara Lug sebenarnya ingin memukulnya langsung, tetapi dia tak ingin menampakkan kekuatannya yang sebenarnya.

"Apa kau ingin memukulku? Benar kan, Lug?" tanya Luis menggoda.

Lug sama sekali tidak terprovokasi. Dia tetap tenang dan memikirkan solusi terbaik untuk keterpojokannya itu. Dan untuk sihir Tatapan Kematian sebelumnya, sihir tersebut berwarna hitam transparan. Saking tembus pandangnya, bahkan sampai tak ada yang menyadarinya.

Lalu Luis segera kembali menyerang Lug dengan sihir Jarum Jarum Cahaya lagi. Sebenarnya dia hendak membuat anak kecil itu terus menerus berlarian dan kalah karena kelelahan. Menurutnya anak itu cukup cerdas sehingga sulit untuk mengalahkannya dengan beradu kekuatan.

Setelah itu, Lug mulai bermain secara agresif. Dia maju ke arah Luis dan menyerang dengan menggunakan pukulan langsung, akan tetapi seluruh tangannya ditutupi oleh sihir Lengan Bayangan.

Sihir bayangan tersebut memang dapat dimanipulasi sesuka mungkin oleh penggunanya.

Luis mengernyitkan dahinya, dia terkejut melihat kecerdasan anak itu. Bocah itu cerdas juga, selain bisa memanipulasi mana dia juga bisa memanipulasi sihirnya sendiri.

Sang lancer pun merasa bahwa ancaman besar akan datang dari anak yang bernama Lug itu. Dia memegang gagang pedangnya dan bersiap untuk menarik pedangnya keluar. Tetapi sebelum itu, dia tak ingin bertindak gegabah karena dia bukan berada di dalam medan pertempuran yang bebas untuk menebas kepala orang lain.

Lug sudah menyadari niat buruk lancer David. Dia juga bersiap sedia untuk tidak mendapatkan serangan kejutan dari luar.

Setelah itu, Luis menjauh. Dia merasa bahwa ada seorang anak kecil yang akan merubah hal kecil menjadi hal yang besar. Dia berpikir bahwa menyingkirkannya adalah suatu tindakan yang tepat. Anak bangsawan ini juga sudah memberi isyarat dan bekerja sama untuk membunuh Lug dengan sang lancer.

Tetapi Lug tak memberinya kesempatan untuk bersiap-siap. Dia segera menyerang ke depan dengan sihir Lengan Bayangannya itu.

Luis menghindarinya dengan cepat, tetapi dia terus dikejar. Sehingga anak ini mengeluarkan jurus pamungkas miliknya. Di punggung telapak tangannya, terdapat lingkaran sihir selebar setengah regrit. Tangannya dilapisi oleh garis garis hijau kebiruan yang meliuk-liuk.

Sementara di dekat Lug terdapat dua lingkaran sihir yang tak lama setelah itu muncul, keluar petir biru tua yang membentuk telapak tangan yang besar. Kedua tangan itu hampir saja menyerang anak itu, saking besarnya itu bahkan dapat menutup hampir setengah tubuh anak lelaki itu.

"Hampir saja," ujarnya.

Kemudian Lug pergi dan berusaha untuk menghindari serangan itu lagi. Tetapi ia berusaha mendekatinya musuhnya.

Luis juga bergerak mendekatinya, kedua tangan petir tadi mengikuti gerakan tangannya. Tetapi dia terlihat cukup kesulitan dalam mengendalikannya. Sehingga dia ingin mendekati lawannya untuk menyerangnya secara langsung.

"Kali ini tak akan meleset lagi!" serunya sembari mengayunkan tangan kanannya dengan cepat ke bawah.

Sihir tangan petir tadi juga melakukan hal yang sama, dan Lug hampir saja terkena serangannya. Hanya saja dia dengan mudahnya membaca pergerakan lawan, lantas menghindarinya dengan maju ke depan. Itu karena tangan petir barusan itu menyerang dari belakang.

Akan tetapi, Luis sudah berada di depannya ketika Lug menoleh. Dan anak berambut ungu itu segera mengepalkan tinjunya dan hendak melancarkan serangannya.

Dan lagi, secara tak terduga sihir Lengan Bayangan yang ada di tangan Lug itu dimanipulasi lagi, sihir itu berubah menjadi pisau tajam yang menahan bahkan menembus kepalan tangan Luis.

Luis terpukul mundur. Lug berhasil menguasai pertarungan lagi.

"Lingkaran sihir di tanganmu itu bukanlah sihir yang mengendalikan tangan petir tadi, itu adalah sihir yang berbeda. Sedangkan lingkaran sihir di tanganmu itu adalah sihir penguatan, benar bukan?" tanya Lug menebak. Tatapannya itu benar-benar percaya diri dan membuat lawannya tak dapat mengelak dari kenyataan.

Luis tersenyum. "Kau benar-benar cerdas, bisa dengan mudahnya menebak sihirku. Aku benar-benar salut dengan kepercayaan dirimu,' pujinya.

Dan kemudian sang anak bangsawan itu mengisyaratkan kepada para bawahannya untuk membuka sihir pembatasnya. Pertarungannya telah selesai dan berakhir dengan Lug yang memenangkannya. Walaupun anak itu menang, dia tetap masih tidak senang. Dia tahu bahwa para prajurit bahkan lancer David pun juga telah mengepungnya.

Meskipun mereka memberikan tepuk tangan meriah, mereka juga merencanakan sesuatu.

"Selamat, Lug. Baru kali ini ada seorang anak kecil sepertimu yang dapat mengalahkan tuan muda Luis hanya dengan satu sihir saja," puji David.

Lalu Lug tersenyum dengan polos dan berkata, "Terima kasih, kuharap kalian menepati janji kalian."

Luis mendekat, lantas ia mengangguk. "Lug, apa kau bersedia untuk bergabung dengan kemiliteran keluarga Laurent?" tanyanya seraya menyentuh bahu Lug.

Anak yang baru saja menang itu menggeleng, dia pergi menjauh untuk menghindari sesuatu yang tak diinginkan. "Maafkan saya, tuan muda. Saya masih kecil dan belum waktunya untuk ikut dengan hal-hal seperti itu," ujarnya.

David langsung berjalan mendekatinya, "Kulihat kau ini berwawasan, menjadi militer juga butuh orang cerdas sepertimu," sahutnya.

Lug sudah tahu kalimat itu akan muncul sebagai bujukan, tetapi dia bukanlah anak kecil polos yang begitu mudah untuk dibodohi. Lantas dia tersenyum dan berkata, "Maaf, tuan, tapi aku masih takut."

Dan benar saja, niat mereka sudah dibulatkan. Mereka segera mengambil tindakan dan para prajurit pun mengeluarkan senjata mereka. David juga mencabut pedangnya, dia seolah ingin menunjukkan keganasannya di hadapan anak kecil polos yang tak ingin menurut dengannya.

Lug memang tak ingin menunjukkan kemampuannya. Dan kini dia mempunyai ide yang sangat bagus untuk mengecoh.

Anak itu berlari dan berteriak, "TUAN MUDA! LINDUNGI AKU!!!"

Setelah itu, dia menggunakan sihir Penjara Kehampaan dalam radius yang cukup besar mengurung para prajurit. Dan orang-orang yang berada di dalamnya hampir tak bisa keluar. Mereka terlihat panik dan berusaha untuk menjebol dindingnya. Lug memanfaatkan bakatnya itu seolah sihirnya itu adalah sihir milik orang lain, tapi sebenarnya tidak.

Tetapi Lug tahu bahwa David yang seorang lancer dari pasukan kavaleri pasti mempunyai kemampuan untuk membebaskan dirinya. Anak itupun pergi menjauh dan bersembunyi di dalam hutan.

Di dalam Penjara Kehampaan, Luis terlihat bingung. "David, apa menurutmu dia mendapat bantuan dari orang lain?" tanyanya.

David menjawab, "Aku juga merasa begitu. Tetapi itu hanya kemungkinan saja, bisa saja dia ingin menggunakan nama orang lain dengan kekuasaan yang lebih tinggi agar dapat menakuti kita."

Dan kemudian Luis melihat tanah yang ada di sekitarnya, dia menyadari sesuatu.

"Sihir pembatas ini adalah sihir tiga lingkaran. Kita tak pernah melihat ada sihir tiga lingkaran sebesar ini di desa terpencil seperti ini dalam sepuluh tahun terakhir. Dibutuhkan sumber mana yang besar untuk menciptakannya, hampir tak mungkin jika tak ada seseorang dari luar yang membantu," jelas anak bangsawan itu.

Lalu David pun melihat ujung sihir pembatasnya. Dia juga langsung menyadarinya.

"Kau benar, tuan muda. Seharusnya ini adalah bantuan dari luar. Sesuatu seperti ini hanya dapat dilakukan oleh para bangsawan. Cecunguk cecunguk dari desa tak mungkin ada yang memiliki sumber mana yang besar untuk menciptakan pembatas seperti ini," ujarnya. Kemudian dia menoleh ke arah di mana anak kecil yang mengalahkan Luis tadi pergi.

"Yang menjadi pertanyaan adalah, dari keluarga mena yang membantu dan apa tujuan mereka membantu desa ini?" tambahnya.

Luis menyahuti, "Tak mungkin bagi bangsawan setingkat count ingin merebut wilayah resmi milik count yang lain, pasti mereka yang membantu adalah bangsawan setingkat viscount atau baron."

Tingkat kebangsawanan di kerajaan Da Nuaktha terdiri dari raja, pangeran mahkota, pangeran, archduke, duke, marquis, count, viscount, dan baron. Mereka mempunyai peran masing-masing di dalam kerajaan.

Raja adalah kebangsawanan tertinggi di dalam kerajaan. Seorang raja memiliki wewenang tertinggi, perintahnya adalah mutlak, dan setiap peraturan dalam kerajaan berada di dalam genggamannya. Selain itu seluruh wilayah yang ada di dalam kerajaan dan teritorial luar resmi adalah miliknya.

Pangeran adalah kebangsawanan tertinggi kedua di dalam sistem kebangsawanan kerajaan. Mereka memiliki wewenang yang cukup tinggi, dan pangeran mahkota adalah penerus sejati dari sang raja. Mereka adalah keturunan dari raja, dan untuk menjadi pangeran mahkota sendiri mereka harus saling berebutan di dalan kompetisi perebutan hak ahli waris.

Selanjutnya adalah duke yang menjadi adipati di dalam kerajaan. Tugas mereka adalah menjaga keamanan di dalam kerajaan dan diberikan hak spesial untuk mengatur wilayah kerajaan. Hak spesial itu hanya didapatkan oleh keluarga yang mendapat gelar archduke alias adipati agung. Hanya seorang archduke yang dapat membagi setiap wilayah dalam kerajaan bagi kebangsawanan di bawahnya. Selain itu, archduke memiliki kedudukan yang setara dengan seorang pangeran.

Ada juga seorang Marquis yang memiliki hak untuk mengatur kemiliteran kerajaan. Mereka juga yang akan mengawasi para turis, keluarga afiliasi, dan para pedagang yang berdatangan dari luar wilayah kerajaan.

Archduke memberikan hak untuk memiliki serta mengatur kepada count untuk mengatur beberapa wilayah tertentu yang berada di luar kerajaan, seperti desa Nedhen yang berada di luar kerajaan Da Nuaktha. Tetapi masih berada dalam teritorial kerajaan Da Nuaktha. Count juga diberi tugas untuk melaporkan jalannya perekonomian kerajaan. Dan mereka melimpahkannya kepada keluarga bangsawan tingkat baron untuk mengatur keuangan dari segi pemasukan dan pengeluaran.

Sementara itu, sisa tugas lain dilimpahkan kepada viscount. Tugas yang dimaksud adalah penarikan pajak, melatih prajurit, dan penanggung jawab laporan wilayah-wilayah milik count. Viscount dan baron memiliki tingkat kebangsawanan yang setara, hanya berbeda tugas dan peran yang ada di dalam kerajaan saja.

Dan kembali lagi pada David, Luis, dan para prajurit yang terkurung, sekarang David berhasil menghancurkan dinding pembatasnya. Dia dan pasukannya memutuskan untuk kembali dan menepati janji mereka yang tertera di dalam kontrak. Tetapi mereka tetap tak akan melepaskan Lug begitu saja. Apalagi Luis yang kesal karena berhasil dikalahkan oleh anak kecil tersebut yang berani menghinanya.

Ketika berada di dalam pedati, Luis menoleh ke belakang dan melihat Lug yang bersembunyi di balik kepala desa. Dia juga menatap sinis terhadap seseorang bertudung di balik anak kecil itu yang sekujur tubuhnya ditutupi oleh bayangan.

"Sepertinya benar!" seru David. "Kita lihat saja, siapa keluarga yang berani ikut campur ke dalam urusan ini!"

David mengangguk dan kembali menoleh ke depan. Mereka pun kembali dengan tangan kosong yang sangat tidak memuaskan.

Tetapi ketika rombongan bangsawan itu telah keluar dari desa, Lug bersiul dan memanggil seseorang berjubah di belakangnya. Dan ternyata dia adalah seorang lelaki yang wajahnya hampir mirip dengannya.

"Terima kasih, kakak," ucap anak itu.

Bersambung!!

Terpopuler

Comments

Mochamadribut

Mochamadribut

lanjut

2022-06-16

0

John Singgih

John Singgih

ide cerdas lug

2022-05-04

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chap 1 - Pergi Berburu
3 Chap 2 - Batasan Sihir
4 Chap 3 - Pulang
5 Chap 4 - Latihan
6 Chap 5 - Hujan Lebat
7 Chap 6 - Fana
8 Chap 7 - Qei
9 Chap 8 - Ketakutan Nagisa
10 Chap 9 - Hari Ulang Tahun Qei
11 Chap 10 - Makhluk Mistik
12 Chap 11 - Sihir Transformasi
13 Chap 12 - Keluarga Laurent
14 Chap 13 - Luis
15 Chap 14 - Rakt
16 Chap 15 - Sebuah Romansa?
17 Chap 16 - Keharmonisan
18 Chap 17 - Rakt dan Teressa
19 Chap 18 - Panahan
20 Chap 19 - Tragedi Memalukan
21 Chap 20 - Amukan Rakt
22 Chap 21 - Dua Rusa
23 Chap 22 - Teressa
24 Chap 23 - Lug dan Nagisa
25 Chap 24 - Tiga Tahun
26 Chap 25 - Es Krim
27 Chap 26 - Sesosok Monster?
28 Chap 27 - Metode Baru
29 Chap 28 - Ulang Tahun Lug
30 Chap 29 - Pernikahan Rakt dan Teressa
31 Chap 30 - Seleksi
32 Chap 31 - Seleksi (2)
33 Chap 32 - Pertandingan yang dahsyat
34 Chap 33 - Akademi Sihir Kerajaan
35 [Arc Keluarga Azamuth] Chap 34 - Tertidur
36 Chap 35 - Bermasalah
37 Chap 36 - Tersedak
38 Chap 37 - Mengungkapkan Identitas
39 Chap 38 - Kutukan Zephyr
40 Chap 39 - Pusing
41 Chap 40 - Perpustakaan Sihir
42 Chap 41 - Raini Eveline
43 Chap 42 - Raini Eveline (2)
44 Chap 43 - Berlatih Tanding
45 Chap 44 - Bualan Semata
46 [Arc Keluarga Azamuth: Berakhir] Chap 45 - Sihir Lima Lingkaran
47 Pengumuman
48 Chap 46 - Ujian Perburuan
49 Chap 47 - Ujian Perburuan (2)
50 Chap 48 - Makan Bersama
51 Chap 49 - Performa Lug
52 Chap 50 - "Refleks yang bagus"
53 Chap 51 - Melawan penyembah Dewa Iblis
54 Chap 51.5 - Melawan penyembah Dewa Iblis
55 Chap 52 - Melawan penyembah Dewa Iblis (2)
56 Chap 53 - Hilangnya Lug
57 Chap 54 - Kesedihan Mendalam
58 Chap 55 - Kesedihan Mendalam (2)
59 Chap 56 - Kesedihan Rakt
60 Chap 57 - Kalung Misterius
61 Chap 58 - Keceriaan yang kembali perlahan
62 Chap 59 - Pholine Quint
63 Chap 60 - Pholine Quint [Akhir Volume I]
64 Vol II Chap 1 - Seorang Gadis Ranker Perak
65 Vol II Chap 2 - Informasi Penting
66 Vol II Chap 3 - Kemenangan Raini
67 Vol II Chap 4 - Kemenangan Raini (2)
68 Vol II [Arc Ranker] Chap 5 - Kelopak Bunga
69 Vol II Chap 6 - Nona Muda Claudia
70 Vol II Chap 7 - Duke Claudia
71 Vol II Chap 8 - Kesepakatan
72 Vol II Chap 9 - Keberangkatan
73 Vol II Chap 10 - Berpamitan
74 Vol II Chap 11 - Keberangkatan Nagisa
75 Vol II Chap 12 - Dataran Exter
76 Vol II Chap 13 - Pusaran Angin Seribu Lengan
77 Vol II Chap 14 - Pusaran Angin Seribu Lengan (2)
78 Vol II Chap 15 - Kehadiran Nagisa
79 Vol II Chap 16 - Monster Mistik dan Blasteran
80 Vol II Chap 17 - Makhluk Mistik dan Blasteran (2)
81 Vol II Chap 18 - Dunia Kekacauan Arus Waktu
82 Vol II Chap 19 - Mendapatkan Pusaran Angin Seribu Lengan
83 Vol II Chap 20 - Menempuh Waktu
84 Vol II Chap 21 - Pertemuan Kembali
85 Vol II Chap 22 - Kembali menjadi Nio
86 Vol II Chap 23 - Rencana Nio
87 Vol II Chap 24 - Ingatan Alice
88 Vol II [Arc Ranker: Berakhir] Chap 25 - Ingatan Alice (2)
89 Vol II Chap 26 - Nagisa dan Nivi
90 Vol II Chap 27 - Pengungkapan Kisah Nagisa
91 Vol II Chap 28 - Aktivitas Mesum
92 Vol II Chap 29 - Percakapan di atas meja
93 Vol II Chap 30 - Jalan-jalan di taman
94 Vol II [Arc : Kehancuran Semesta] Chap 31 - Peristiwa Dahsyat
95 Vol II Chap 32 - Kepercayaan
96 Vol II Chap 33 - Kepercayaan (2)
97 Vol II Chap 34 - Nio di kerajaan Da Nuaktha
98 Vol II Chap 35 - Pertemuan Kembali
99 Vol II Chap 36 - Perasaan Yang Harus Diungkapkan
100 Vol II Chap 37 - Janji
101 Vol II Chap 38 - Kerinduan Terpendam
102 Vol II Chap 39 - Hari Pernikahan Lug
103 Vol II Chap 40 - Menemui Zephyr
104 Vol II Chap 41 - Dunia Iblis
105 Vol II Chap 42 - Vampir Humanoid
106 Vol II Chap 43 - Lich
107 Vol II Chap 44 - Lich (2)
108 Vol II Chap 45 - Bertemu dengan Empat Ranker Langit
109 Vol II Chap 46 - Dua Ghoul
110 Vol II Chap 47 - Naga dan Phoenix
111 Vol II Chap 48 - Pedang Penghubung Dunia
112 Vol II Chap 49 - Zwachievior
113 Vol II Chap 50 - Zwachievior (2)
114 Vol II Chap 51 - Yinsha
115 Vol II Chap 52 - Kehadiran yang mengejutkan
116 Vol II Chap 53 - Kepercayaan Baru
117 Vol II Chap 54 - Sambaran Petir Hitam
118 Vol II Chap 55 - Sikap Protektif Yinsha
119 Vol II Chap 56 - Retakan Dimensi
120 Vol II Chap 57 - Sambutan Dewa Leo, Dewa Konstelasi Kelima
121 Vol II Chap 58 - Kehadiran Tiga Dewa Konstelasi Lain
122 Vol II Chap 59 - Ramalan
123 Vol II Chap 60 - Keputusan Terbaik
124 Next or New
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Prolog
2
Chap 1 - Pergi Berburu
3
Chap 2 - Batasan Sihir
4
Chap 3 - Pulang
5
Chap 4 - Latihan
6
Chap 5 - Hujan Lebat
7
Chap 6 - Fana
8
Chap 7 - Qei
9
Chap 8 - Ketakutan Nagisa
10
Chap 9 - Hari Ulang Tahun Qei
11
Chap 10 - Makhluk Mistik
12
Chap 11 - Sihir Transformasi
13
Chap 12 - Keluarga Laurent
14
Chap 13 - Luis
15
Chap 14 - Rakt
16
Chap 15 - Sebuah Romansa?
17
Chap 16 - Keharmonisan
18
Chap 17 - Rakt dan Teressa
19
Chap 18 - Panahan
20
Chap 19 - Tragedi Memalukan
21
Chap 20 - Amukan Rakt
22
Chap 21 - Dua Rusa
23
Chap 22 - Teressa
24
Chap 23 - Lug dan Nagisa
25
Chap 24 - Tiga Tahun
26
Chap 25 - Es Krim
27
Chap 26 - Sesosok Monster?
28
Chap 27 - Metode Baru
29
Chap 28 - Ulang Tahun Lug
30
Chap 29 - Pernikahan Rakt dan Teressa
31
Chap 30 - Seleksi
32
Chap 31 - Seleksi (2)
33
Chap 32 - Pertandingan yang dahsyat
34
Chap 33 - Akademi Sihir Kerajaan
35
[Arc Keluarga Azamuth] Chap 34 - Tertidur
36
Chap 35 - Bermasalah
37
Chap 36 - Tersedak
38
Chap 37 - Mengungkapkan Identitas
39
Chap 38 - Kutukan Zephyr
40
Chap 39 - Pusing
41
Chap 40 - Perpustakaan Sihir
42
Chap 41 - Raini Eveline
43
Chap 42 - Raini Eveline (2)
44
Chap 43 - Berlatih Tanding
45
Chap 44 - Bualan Semata
46
[Arc Keluarga Azamuth: Berakhir] Chap 45 - Sihir Lima Lingkaran
47
Pengumuman
48
Chap 46 - Ujian Perburuan
49
Chap 47 - Ujian Perburuan (2)
50
Chap 48 - Makan Bersama
51
Chap 49 - Performa Lug
52
Chap 50 - "Refleks yang bagus"
53
Chap 51 - Melawan penyembah Dewa Iblis
54
Chap 51.5 - Melawan penyembah Dewa Iblis
55
Chap 52 - Melawan penyembah Dewa Iblis (2)
56
Chap 53 - Hilangnya Lug
57
Chap 54 - Kesedihan Mendalam
58
Chap 55 - Kesedihan Mendalam (2)
59
Chap 56 - Kesedihan Rakt
60
Chap 57 - Kalung Misterius
61
Chap 58 - Keceriaan yang kembali perlahan
62
Chap 59 - Pholine Quint
63
Chap 60 - Pholine Quint [Akhir Volume I]
64
Vol II Chap 1 - Seorang Gadis Ranker Perak
65
Vol II Chap 2 - Informasi Penting
66
Vol II Chap 3 - Kemenangan Raini
67
Vol II Chap 4 - Kemenangan Raini (2)
68
Vol II [Arc Ranker] Chap 5 - Kelopak Bunga
69
Vol II Chap 6 - Nona Muda Claudia
70
Vol II Chap 7 - Duke Claudia
71
Vol II Chap 8 - Kesepakatan
72
Vol II Chap 9 - Keberangkatan
73
Vol II Chap 10 - Berpamitan
74
Vol II Chap 11 - Keberangkatan Nagisa
75
Vol II Chap 12 - Dataran Exter
76
Vol II Chap 13 - Pusaran Angin Seribu Lengan
77
Vol II Chap 14 - Pusaran Angin Seribu Lengan (2)
78
Vol II Chap 15 - Kehadiran Nagisa
79
Vol II Chap 16 - Monster Mistik dan Blasteran
80
Vol II Chap 17 - Makhluk Mistik dan Blasteran (2)
81
Vol II Chap 18 - Dunia Kekacauan Arus Waktu
82
Vol II Chap 19 - Mendapatkan Pusaran Angin Seribu Lengan
83
Vol II Chap 20 - Menempuh Waktu
84
Vol II Chap 21 - Pertemuan Kembali
85
Vol II Chap 22 - Kembali menjadi Nio
86
Vol II Chap 23 - Rencana Nio
87
Vol II Chap 24 - Ingatan Alice
88
Vol II [Arc Ranker: Berakhir] Chap 25 - Ingatan Alice (2)
89
Vol II Chap 26 - Nagisa dan Nivi
90
Vol II Chap 27 - Pengungkapan Kisah Nagisa
91
Vol II Chap 28 - Aktivitas Mesum
92
Vol II Chap 29 - Percakapan di atas meja
93
Vol II Chap 30 - Jalan-jalan di taman
94
Vol II [Arc : Kehancuran Semesta] Chap 31 - Peristiwa Dahsyat
95
Vol II Chap 32 - Kepercayaan
96
Vol II Chap 33 - Kepercayaan (2)
97
Vol II Chap 34 - Nio di kerajaan Da Nuaktha
98
Vol II Chap 35 - Pertemuan Kembali
99
Vol II Chap 36 - Perasaan Yang Harus Diungkapkan
100
Vol II Chap 37 - Janji
101
Vol II Chap 38 - Kerinduan Terpendam
102
Vol II Chap 39 - Hari Pernikahan Lug
103
Vol II Chap 40 - Menemui Zephyr
104
Vol II Chap 41 - Dunia Iblis
105
Vol II Chap 42 - Vampir Humanoid
106
Vol II Chap 43 - Lich
107
Vol II Chap 44 - Lich (2)
108
Vol II Chap 45 - Bertemu dengan Empat Ranker Langit
109
Vol II Chap 46 - Dua Ghoul
110
Vol II Chap 47 - Naga dan Phoenix
111
Vol II Chap 48 - Pedang Penghubung Dunia
112
Vol II Chap 49 - Zwachievior
113
Vol II Chap 50 - Zwachievior (2)
114
Vol II Chap 51 - Yinsha
115
Vol II Chap 52 - Kehadiran yang mengejutkan
116
Vol II Chap 53 - Kepercayaan Baru
117
Vol II Chap 54 - Sambaran Petir Hitam
118
Vol II Chap 55 - Sikap Protektif Yinsha
119
Vol II Chap 56 - Retakan Dimensi
120
Vol II Chap 57 - Sambutan Dewa Leo, Dewa Konstelasi Kelima
121
Vol II Chap 58 - Kehadiran Tiga Dewa Konstelasi Lain
122
Vol II Chap 59 - Ramalan
123
Vol II Chap 60 - Keputusan Terbaik
124
Next or New

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!