Di malam hari sebelum fajar, Lug dan teman-temannya telah berkemas dan pulang ke desa. Dan sesampainya mereka di desa, banyak orang yang masih bangun dan berkumpul di balai desa. Di sana juga terdapat sebuah pedati atau kereta kuda yang berada tepat di depan balai desa.
"Kenapa ramai ramai begitu?" tanya Qei dan Fana bingung. Mereka tak sadar bahwa mereka berbicara secara bersamaan.
Lantas Lug menjawab, "Ada seorang Lancer dari bangsawan kerajaan yang datang ke desa. Seperti biasa, mereka meminta jatah tambahan dari pajak!"
Lancer adalah pasukan berkuda bertombak, mereka lebih sering disebut pasukan Kavaleri ketika berada di medan perang.
Anak itu mengernyitkan alisnya kesal ketika melihat pedati yang diparkirkan di depan balai desa itu. Dia langsung tahu ketika ada seorang ibu-ibu yang melewatinya barusan.
"Oh, suruhan dari si Viscount itu ya? Kata ibuku, mereka selalu datang setiap setahun sekali," ujar Fana. Sebenarnya gadis ini tak mengerti apa tujuan orang-orang bangsawan ini. Bahkan teman-teman Lug yang lain juga tak begitu paham apa itu Lancer, pajak, dan lain-lain.
Karena mereka bertiga tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, sehingga mereka menjadi bingung alasan kenapa Lug kesal.
Lug mengangguk, "Ya, itu memang benar," ujarnya.
Setelah itu, mereka semua berpisah dan kembali ke rumah mereka masing-masing. Lug memperbolehkan Nagisa untuk kembali mengistirahatkan tubuh, sekaligus meliburkan latihan pada hari ini.
Tetapi Lug tidak kembali tidur, menurutnya tidurnya tadi sudah lebih dari cukup. Dia langsung pergi ke balai desa untuk memeriksa.
Dan sesampainya dia di depan pintu, Lug terkejut karena dia melihat sesuatu yang tak mengenakkan hatinya. Di balik pintu, itu seseorang sedang menodongkan pedangnya ke leher kepala desa. Orang itu memakai pakaian yang sangat rapi dengan warna biru tua dan beberapa garis hitam. Dia juga memakai lencana dengan ukiran seseorang menyodorkan tombak dan memakai jubah biru tua yang bergambarkan pasukan berkuda berwarna hitam.
Lug sempat dihentikan oleh beberapa warga karena menurut mereka anak kecil tak perlu ikut campur. Tetapi ada salah satu pasukan kerajaan yang mengetahui anak itu.
"Hei hei, sepertinya dia ingin bertemu dengan tuan David, biarkan saja dia masuk!" seru orang itu seraya menyeringai.
Ternyata Lug memasang wajah penasaran seperti layaknya anak kecil yang lugu. Dan ketika itu juga, dia dibiarkan masuk ke dalam dan bertemu dengan sang lancer, David Lorenzo.
Lancer itu duduk di atas kursi yang sangat empuk dan sedang memakan buah anggur di meja sebelahnya. Dia juga duduk bersama dengan seseorang yang merupakan anak sulung dari Viscount yang dilayaninya, anak itu bernama Luis Laurent dari keluarga Laurent. Mereka berdua tampak sangat menikmati kesengsaraan warga desa Nedhen.
Luis Laurent memiliki penampilan yang sangat rapi, mengenakan pakaian serba putih. Jubah putih yang dikenakannya memiliki sebuah simbol yang mana itu adalah simbol keluarga Laurent. Dia memiliki rambut lurus yang panjangnya sebahu berwarna ungu dengan beberapa garis merah yang memanjang menutupi telinganya.
Anak dari keluarga Laurent itu tersenyum sinis. "Hei, nak, siapa namamu?" tanyanya dengan lembut.
Lug menjawab dengan polosnya, "Namaku Lug."
Luis merasa bahwa anak yang ditanyainya itu ingin mengatakan sesuatu, dia pun bertanya padanya. "Apa maumu, nak?"
Lug tertawa di dalam hati, dia merasa bahwa anak seorang Viscount itu telah terpancing oleh keluguannya. Dan dengan wajah polosnya dia berkata, "Kakak terlihat seperti orang jahat yang lemah."
DEG
Orang-orang langsung terkejut mendengarnya, keringat mereka bercucuran dan jantung mereka berdegup kencang, tak tahu apa yang dipikirkan oleh Lug, mereka mengisyaratkan kepada anak kecil itu dengan tatapan mata rendah dan senyuman yang dipaksakan agar anak laki-laki itu pergi saja. Para warga yang melihatnya langsung was-was dan tatapan para bangsawan yang di sekitarnya itu langsung terkunci di anak yang barusan menghina Luis Laurent.
Serentak para prajurit itu segera mengangkat senjatanya dan diacungkan ke leher Lug. Anak itu hanya terlihat bingung sembari menoleh ke sembarang arah.
"A-apa aku salah bicara?" tanyanya takut.
Tetapi Luis mengangkat tangannya mengisyaratkan untuk menurunkan senjata dari para prajuritnya. David merasa bahwa itu adalah hasutan dari orang tuanya atau mungkin memang hanya karena keluguannya.
Lantas dia bertanya pada anak itu, "Namamu Lug, kan? Siapa yang mengajarimu mengatakan sesuatu yang tidak sopan seperti itu?"
Lug berpura-pura untuk takut dan langsung menundukkan kepalanya. Dia terlihat seolah tak berani menatap langsung wajah dua orang yang ada di depannya.
"T-tidak ada."
Dan Luis memikirkan sesuatu yang menurutnya sangat menarik untuk dilakukan. Lug terkejut dan di dalam hatinya bersorak puas karena rencananya berhasil. Anak sulung keluarga Laurent itu berdiri dan mendekati anak yang ada di depannya. Dia melihat lebih dekat hingga bahkan wajah keduanya hampir saling menempel.
"Lug, apa kau tahu tentang taruhan?" tanya Luis.
Para warga yang mendengarkannya terkejut lagi. Mereka langsung memahami apa yang anak dari keluarga bangsawan itu katakan, dengan adanya 'taruhan' maka ada yang namanya 'pertarungan.'
Lug mengangguk, Luis juga senang melihatnya, itu berarti anak itu seolah bebas untuk melakukan apa saja padanya.
"Apa yang ingin kau pertaruhkan, Lug?" tanyanya seraya mengangkat kepala Lug agar menghadap wajahnya.
Anak yang ditanyainya itu terdiam sesaat, dan kemudian ia menjawab, "Aku hanya ingin memberikan permintaan saja."
Luis tersenyum, "Baiklah, apa yang kau minta?"
Lug mengetahui apa yang desanya itu butuhkan. "Aku ingin kalian tidak lagi datang ke kota ini untuk mengambil jatah tambahan pasca pajak. Dan lagi, aku ingin pajaknya tidak dilebih-lebihkan apalagi untuk dikorupsi," jawabnya.
Jawabannya itu benar-benar menyinggung para prajurit bangsawan itu. Dan itu membuat sang lancer pun terheran-heran. Bagaimana bisa anak sekecil itu memahami politik orang dewasa? Siapa yang mengajarinya? Batinnya. Tetapi tetap saja, David masih bersikap santai karena seorang anak kecil bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan. Anak kecil masihlah kekanak-kanakan.
Walaupun para prajurit tak senang, tetapi Luis masih belum memberikan izin untuk menunjukkan taring mereka. Dan meskipun itu menyinggung hatinya, Luis tetap tersenyum. Dia merasa bahwa anak itu benar-benar tak sudah sangat terpojok dan tak tahu apa yang harus dikatakan lagi.
"Mari kita mencari tempat yang sedikit lebih luas."
Tetapi Lug menghentikannya, "Tolong tunggu dulu."
Mereka semua menoleh ke arahnya, mereka penasaran apa yang anak itu hendak lakukan.
Lantas Lug mendekati Luis dan mengatakan sesuatu. "Aku ingin kita melakukan kontrak perjanjian terlebih dahulu. Dan dilakukan secara terpisah dan tidak menguntungkan secara sepihak."
Luis menyanggupinya, dia menyuruh seorang prajurit untuk memberikan sebuah kertas yang berisi kontrak perjanjian. Mereka berdua menandatangani isi perjanjian taruhannya.
Kemudian mereka saling membaca perjanjian taruhan dan saling menyetujui. Mereka pun dapat menukar surat yang dijanjikan karena didalamnya berisi bukti janji dari pertaruhan mereka berdua.
Setelah itu mereka pun keluar dari balai desa dan segera mencari tempat yang luas. Lalu ada seorang prajurit yang tiba-tiba saja datang dari suatu tempat dan mengatakan bahwa terdapat tanah yang cukup lapang.
Lug mendengar isi hati prajurit itu dan mengetahui bahwa tempat yang dimaksud adalah tempat bazar.
"Tunggu dulu, aku tahu tempat yang cukup luas di sekitar sini."
Luis menurutinya dan para prajurit pun mengikutinya. Sebenarnya ada rasa emosi yang ia pendam untuk memukul anak kecil itu karena telah menghinanya. Tetapi karena masih ada kesempatan emas, dia memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih.
Begitupun dengan Lug, dia memanfaatkan anak bangsawan itu untuk mendapatkan keuntungan.
Orang lain yang melihatnya merasa bahwa dia adalah anak kecil polos yang tak mengetahui apa-apa selain bertarung untuk kemenangan. Sekalipun tahu kemenangan memberinya keuntungan, itu hanya akan memperburuk situasi karena mereka mengira bahwa Lug hanyalah anak kecil yang baru belajar sihir.
Ya, mau bagaimana juga? Mereka tak tahu aku yang sebenarnya, jadi aku akan membuat mereka melihat seperti apa diriku. Haha, lucu sekali membodohi mereka seperti ini, tawa Lug dalam hati.
Dia menuntun yang lain untuk pergi ke wilayah pinggiran yang berpapasan dengan hutan. Dan beberapa orang tahu bahwa dia memang menghindarkan pertarungannya dari bangunan bangunan penting agar tidak banyak menimbulkan banyak kerusakan sekaligus tidak banyak memberikan kerugian.
Sebenarnya para warga berharap bahwa pertarungan ini dapat dihindari dan dapat dibicarakan baik-baik. Tetapi mereka tak memiliki hak untuk unjuk rasa dan mereka akan mendapatkan banyak masalah jika menentang bangsawan kerajaan, meskipun jabatannya rendah.
Sesampainya mereka di tempat yang Lug inginkan, mereka segera membuat formasi sihir yang berbentuk lingkaran sebagai pembatas.
"Apa kau siap, Lug?" tanya Luis.
Lug menjawab dengan polosnya, "Iya, aku siap."
Segera Luis mempersiapkan sebuah sihir penguatan. "Aku akan memberimu kesempatan untuk menyerang terlebih dulu," ujarnya.
Lantas anak kecil yang berpura-pura polos itu terkejut, ya, dia juga hanya berpura-pura terkejut. "Benarkah?"
"Ya."
Di dalam hati, Lug tersenyum dan tertawa puas. Hahaha, aku tak akan serius, kecuali sampai kau kesal nantinya. Batin anak itu.
Segera ia membentuk lingkaran sihir. Orang-orang yang melihatnya terkejut setengah mati ketika melihatnya, itu karena Lug membentuk tiga lingkaran sihir dengan ukuran yang cukup besar. Bahkan Luis pun juga kaget dan terheran-heran.
Mustahil! Dia hanya seorang anak kecil, bagaimana bisa dia membuat sihir tiga lingkaran? Batinnya kaget. Ini tak bisa dibiarkan! Dia harus disingkirkan atau akan menjadi bencana di kemudian hari.
Lantas Lug menggunakan sihir Lengan Bayangan dan menyerang Luis dengan cepat. Tetapi anak bangsawan itu dapat menghindarinya dengan mudah dan bergegas maju untuk memberikan perlawanan. Para prajurit bersorak-sorai untuk menyemangati putra sang Viscount tersebut.
Sementara itu David, sang lancer, mengamati pertarungannya dengan hati-hati. Dia merasa ada yang aneh dengan anak berambut hitam tersebut. Bagaimana tidak, seorang anak kecil yang usianya baru menyentuh lima tahun sudah dapat membentuk sihir tiga lingkaran itu bukanlah hal yang biasa, bahkan jenius jenius yang ahli dalam sihir pun tidak mungkin menguasai sihir tiga lingkaran di usianya yang kelima tahun. Setidaknya dalam sejarah seorang anak yang menguasai sihir tiga lingkaran itu hampir tujuh tahun.
Kembali pada Lug, dia bergerak cepat untuk menghindari serangan langsung dari lawan. Lalu dia menyerang sembari berlari agar tidak dapat dengan mudah ditangkap ataupun diserang.
Hal itu membuat Luis terkejut. Itu karena ketika ia hendak menyerang balik, lawannya segera kabur sembari memberikan serangan yang sama. Itu membuatnya berpikir bahwa ia bukan sedang melawan seorang anak kecil, melainkan orang dewasa. Apalagi gerakan anak itu lebih lincah darinya.
Tanpa banyak lari-larian lagi, Luis menyerang dengan sihirnya. Dia membentuk sihir tiga lingkaran, yang mana itu adalah sihir Bola Api Raksasa.
Dan ketika itu juga, Lug menciptakan sebuah perisai dengan cara memanipulasi mana di sekitarnya. Dia sadar bahwa formasi pembatas yang melingkari arena pertarungannya itu tidak mengisolasi atau bahkan menyerap mana yang ada di dalamnya.
"Belum ada seorang sejarah yang mengatakan anak seusiamu itu dapat menggunakan sihir tiga lingkaran. Kau menciptakan sejarah baru, tetapi sejarah yang kauciptakan itu akan berakhir sampai disini saja!" seru Luis seraya menghempaskan sihirnya.
BLAAAR
Tercipta ledakan hebat ketika bola apinya mengenai perisai milik Lug, tetapi anak itu berhasil selamat tanpa terluka sedikitpun.
"TAK MUNGKIN!!!" seru Luis lagi.
Jelas itu membuatnya terkejut sekaligus tidak terima. Sihirnya yang luar biasa itu tak mungkin bisa dihentikan dengan perisai kecil. Meski begitu, apa yang telah terjadi tetaplah terjadi, tak bisa dipungkiri. Selain itu, bukan hanya anak sulung keluarga Laurent saja yang terkejut, semua yang melihatnya pun ikut terkejut. Jelas di hati mereka membatin, kenapa bisa anak kecil seperti itu bisa menahan sihir tiga lingkaran dengan trik sederhana?
Trik memanipulasi mana memang tidak semudah yang dibayangkan, tetapi itu juga bukanlah hal yang cukup menarik untuk dikuasai. Meski begitu tidak banyak orang yang dapat melakukan trik tersebut.
Karena Luis hanya terdiam setelah melihat serangannya tak mempan, Lug memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang balik. Dia menggunakan sihir Lengan Bayangan lagi untuk menyerang hingga lawannya itu segera sadar dengan serangan tersebut.
Lalu Lug menggunakan sihir lain lagi, yakni sihir Tatapan Kematian. Sihir itu adalah sihir tiga lingkaran yang dapat mengintimidasi lawan dan mempengaruhi pemikiran lawan dengan ketakutan yang sangat kuat. Sehingga itu membuat lawan yang terkena pengaruh sihir ini akan merasa ketakutan yang sangat hebat, mereka bahkan menatap pengguna sihir ini sebagai wujud yang lain.
Sihir tersebut memang seperti sihir ilusi, tetapi itu hanya sihir intimidasi yang termasuk dalam sihir penguatan.
Hanya saja Luis dapat lepas dari Tatapan Kematian, dia seketika sadar bahwa tubuhnya telah diikat oleh lengan lengan berwarna hitam dan sangat sulit untuk melepaskannya.
"SIALAN KAU!!!" teriaknya.
Lug melihat sebuah pecahan masa depan yang amat sangat buruk baginya. Itu jika dia menyerang Luis dengan pukulan langsung akan membuatnya diserang oleh prajurit yang ada di luar pembatas. Namun itulah tindakan yang akan ia ambil jika Luis bertarung secara adil. Dan dia sudah memperkirakannya, sehingga dia hanya memperkuat sihirnya untuk menggenggam bangsawan itu dengan lebih kuat.
Sialan ... Aku- tercekik, batin Luis kesakitan.
Setelah itu, Lug melepaskannya. Tapi sebelum itu, dia melemparkannya hingga menghantam pembatas hingga sangat keras.
Luis terjatuh dan berusaha bangkit sembari menahan rasa sakitnya. Para prajurit sedikit resah dengan keadaan tuan mudanya itu, hanya saja mereka tak mendapatkan perintah untuk ikut campur ke dalam pertarungan. Sial! Dia tidak mungkin anak kecil biasa! Aku tak percaya bisa ada anak sekuat ini, siapa dia?!! Batin Lug terheran-heran.
Kemudian Lug mendekatinya, "Apa ini sudah dianggap kemenangan?" tanyanya.
Meski keadaannya sangatlah buruk, tetapi Luis belumlah bermain dengan serius sejak dari awal. Dia masih ingin mengira-ngira kekuatan lawannya, dan sekarang dia benar-benar ingin membunuh Lug dengan tangannya itu.
Lantas Luis kembali bangkit, dia langsung membentuk lingkaran sihir. Jumlahnya tiga lingkaran dan sihir tersebut adalah sihir penguatan tubuh. Ia berusaha untuk menyerang secara langsung, itu karena dia tahu bahwa Lug tidak akan berani untuk menyerangnya secara langsung.
"Lug, kita sudahi main-mainnya!" ujarnya seraya tersenyum mengerikan.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Mochamadribut
lanjutkan lah
2022-06-16
0
John Singgih
bermain-main dengan putra bangsawan
2022-05-04
2