Chap 10 - Makhluk Mistik

Hujan telah reda, bulan bersinar begitu terang di langit. Dan malam berlalu begitu sunyi. Di tengah malam yang gelap itu, Lug terbangun dari tidurnya. Seperti tak memerlukan tidur sama sekali.

Itu karena anak itu telah memanipulasi otaknya. Orang normal pada umumnya membutuhkan tidur 8-12 jam perharinya, sementara Lug hanya membutuhkan tidur 2-3 jam perharinya, bahkan dia tidak tidur sama sekali. Dia juga punya alasan kenapa ia tiba-tiba bangun di tengah malam.

Lug keluar dari goa dan pergi ke suatu tempat yang sama ketika ia pergi bersama dengan Nagisa. Hanya saja dia pergi lebih jauh sebelum ia datang ke tempat itu.

"Sepertinya 'makhluk' itu ada di sekitar sini, tempat ini sangat cocok dengannya," gumamnya sembari melihat-lihat sekitar.

Di tempat itu banyak sekali bebatuan, bahkan di sana sangat sedikit pohon yang tumbuh, tanahnya saja berupa batuan yang sangat keras dan dipenuhi batuan bertumpuk. Tempatnya sekitar 50 regrit dari tempat di mana Nagisa berlatih kemarin.

Lug pada saat ini berdiri di atas tumpukan batuan. Di dekatnya terdapat retakan retakan yang ketika dilihat ke dalamnya, akan terlihat aliran magma.

Lingkungannya sama sekali tidak bisa dihuni oleh makhluk biasa seperti manusia apalagi hewan. Di sana aliran mana sangatlah kacau dan dapat mengacaukan sumber mana seseorang. Lug dapat bertahan karena dia memadatkan sumber mananya, sehingga tak mudah untuk dikacaukan, meskipun sedikit merepotkan.

Anak itu bergerak dan mencari sesuatu yang ada di sana, itu karena di tempat itu terdapat sesosok Monster Mistik yang dicari-cari olehnya. Makhluk itu akan menjadi pijakan pertama bagi Lug mendapatkan kekuatan yang sangat besar.

Monster Mistik adalah makhluk yang terbentuk dari kumpulan mana alam yang sangat besar dan kuat. Saking kuatnya alam sekitar menjadi terpengaruh dan udara terdistorsi. Maka dari itu, Monster Mistik sering dibilang terlahir dari bentuk kekacauan. Karena itu juga jiwa mereka sangatlah kacau dan ketika dapat dijinakkan, mereka akan sangat patuh kepada sang pemiliknya.

"Energi besar saja tidak cukup," gumam Lug sembari mencari keberadaan Monster Mistik yang ada di sana. "Kekacauan adalah kebalikan dari ketertiban atau kestabilan. Semakin stabil mana yang ada pada diri seseorang, maka akan semakin mudah untuk mengatasi mana yang kacau," imbuhnya.

Anak itu masih mencari di mana Monster Mistik berada. Penglihatan Dunia dan Penglihatan Langit miliknya masih belum mendeteksi sosok makhluk yang dicarinya.

Dan setelah mencarinya hingga cukup lama, Lug menemukan sebuah goa yang di dalamnya diterangi oleh lava yang mengalir di sepanjang jalan dan dindingnya. Anak itu juga merasakan adanya kekacauan yang sangat kuat di dalamnya, dia juga meyakini bahwa di dalam sana terdapat apa yang ia harapkan.

Lug, yakinlah! Percayalah dengan dirimu sendiri, meskipun tubuh manusiamu ini lemah, tapi yakinlah! Lug! Yakin bila dirimu bisa! Serunya dalam hati untuk memotivasi dirinya sendiri. Dia sendiri juga pastinya tak ingin berakhir di tempat seperti ini, tapi tidak tahu lagi ...

Dan benar saja, anak itu memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam goa. Ketika Lug masuk, dia meraksakan mana yang ada di dalamnya lebih kacau dari yang ada di luar.

"Benar-benar lemah! Padahal panasnya hanya seperti ini saja dan ini sudah sangat menyiksa. Sungguh merepotkan!" gumamnya kesal pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, Lug bertemu dengan batu-batu yang tersusun membentuk tubuh dan dapat bergerak. Batu-batu itu hidup, di sela-sela tubuhnya mengalir lava seolah lava adalah darahnya. Mereka sering disebut dengan Golem Lava. Tubuh mereka hampir sebesar Lug dan jumlahnya sangat banyak, tetapi mereka dapat beregenerasi lagi dan kembali hidup walau telah dihancurkan berkeping-keping.

"Bukan tubuh utamanya- tetapi aku harus bisa mengendalikan jiwanya," gumam Lug lagi seraya mengusap dahinya yang sentiasa bercucuran keringat.

Jiwa yang mengendalikan pastinya menghuni tubuh yang lebih kuat dari golem golem kecil itu. Ukurannya jauh lebih besar dan memiliki ketahanan yang juga jauh lebih kuat. Dan ia pastinya dapat menggunakan sihir karena tubuhnya yang dipenuhi oleh mana yang kuat dan pekat.

Lug melawan Golem Lava kecil satu persatu untuk membuka jalan, mereka jumlahnya sangat banyak hingga menutupi jalan masuknya. Ditambah dengan suhu yang luar biasa panas dan mana yang sungguh kacau balau, hal ini membuat kepala anak itu menjadi pusing.

Beberapa saat kemudian Lug berhasil melewati para Golem Lava kecil tadi. Setelahnya dia mendapatkan rintangan yang lebih ekstrim lagi.

Anak itu tersenyum dan mengerutkan dahinya kesal. "Padahal makhluk itu sudah di depan mata, kenapa lagi harus melewati sungai lava?" gumamnya.

Sungai lava yang ada di depannya itu meluap-luap dan Lug benar-benar dalam posisi terjepit kali ini. Di depan dia harus melewati sungai lava dan di belakangnya ada Golem Lava kecil yang beregenerasi kembali.

Lalu Lug menggunakan sihir Akselerasi Gravitasi untuk menahan puluhan monster di belakangnya. Lantas ia membentuk lingkaran sihir lagi berwarna berwarna biru, lingkaran sihirnya itu berada tepat di depan mulutnya. Dalam sekali tarikan nafasnya, udara yang masuk begitu besar dan mendingin seketika di tenggorokannya. Lug menggembungkan pipinya dan bersiap menghembuskan nafasnya secara besar-besaran.

WUUUUUUSSHHH

Anak itu menghembuskan nafasnya besar-besaran. Nafasnya amat sangat dingin dan membuat permukaan lavanya mengeras. Sihir yang digunakannya adalah sihir Nafas Beku yang menjadi salah satu sihir yang diperlihatkan oleh Lug kepada Teressa dulunya. Nafasnya itu juga menyebar hingga ke tempat Golem Lava. Makhluk itu menatap ke arahnya seakan menunggu kehadirannya. Lantas mulai menunjukkan eksistensinya dengan berdiri dan maju selangkah.

Lug tersenyum melihat makhluk tersebut, tetapi ia juga sedikit khawatir. Tapi yang pasti, jalan untuknya sudah terbentuk. "Sekarang jadi sedikit lebih mudah, meskipun yang di sana sedikit lebih panas," gumamnya.

Setelah itu, Lug segera bergegas menuju ke tempat di mana Golem Lava singgah. Dia juga tak mau bagian ujungnya kembali meleleh.

"Akh!!" teriaknya karena kakinya terkena percikan lava yang terjatuh dari sela-sela retakan dinding.

Sesampainya Lug di tempat Golem Lava, tanah di sekitarnya menyeruak dan tumbuh hingga menutupi jalan masuk. Monster Mistik itulah yang melakukannya, tetapi anak itu tak takut dengan makhluk itu, meskipun ukuran monster itu sepuluh kali lipat lebih besar dari ukuran tubuhnya.

BLAAAR

Tak banyak basa-basi, makhluk itu menyerang Lug dengan meledakkan tanah pijakan anak itu yang kemudian lava menyembur dari bawah tanahnya.

Anak berambut hitam itu sudah memprediksi serangan dadakan itu dan dia sudah melompat terlebih dahulu sebelum terkena serang.

"Lengan Bayangan!"

Lingkaran sihir berwarna hitam kelam muncul di belakang punggungnya dan lengan berwarna hitam kelam pun muncul dari lingkaran sihir tersebut. Jumlahnya ada tiga dan langsung mengarah ke Golem Lava.

Lengan lengan itu berusaha membatasi pergerakan makhluk itu tetapi tak berhasil. Hanya dengan bergerak sedikit saja lengan lengan hitam itu terputus dan lenyap begitu saja.

Lug mengerutkan dahinya, lantas menghela nafasnya. "Padahal satu lengan saja bisa mencekik mati orang dewasa," gumamnya.

Sebenarnya dia sudah tahu bahwa dengan menggunakan sihir Lengan Bayangan tidak akan berhasil dan bahkan tidak ada kemungkinan untuk berhasil. Tetapi dia tetap ingin mencobanya karena untuk sedikit mengecoh dan melihat seberapa kuat fisik yang dimiliki oleh lawannya. Meskipun dia tahu bahwa Golem Lava pastinya memiliki fisik yang amat sangat kuat karena tubuhnya terbentuk oleh bebatuan yang sangat padat dan keras.

Setelah Golem Lava mulai bergerak, banyak tanah yang mulai meledak. Bahkan dinding-dinding guanya pun juga ikut meledak. Makhluk itu menggunakan sihir Telekinesis untuk menarik batu batu yang terjatuh ke tangannya dan membentuknya seperti bola, lingkaran sihirnya tersembunyi. Lantas ia melemparkan ke arah anak kecil yang ada di depannya.

Lug refleks mengacungkan tangannya ke arah makhluk raksasa di depannya dan terbentuk lingkaran sihir yang warnanya terbalik. "Cahaya Pembalik!"

Note :

(Warna yang terbalik bermaksud bahwa cahaya yang ada di sekitar dipantulkan dalam frekuensi terbalik. Contoh : Hitam menjadi putih, biru menjadi merah)

Terpancar gelombang cahaya berwarna terbalik dari lingkaran sihir itu dan mengenai seluruh tubuh Golem Lava. Seketika bola batu yang dilemparkan oleh makhluk itu langsung jatuh ke tanah dan bagian-bagiannya terpisah seperti sebelum digabungkan dengan sihir Telekinesis.

Lug sedikit menghela nafas lega, tetapi dia tetap terus waspada karena lawannya masih belum bermain dengan serius kepadanya. Apalagi anak itu juga sedikit kesulitan untuk menenangkan sumber mananya.

Jika seseorang dalam keadaan panik, maka sumber mana yang ada dalam tubuhnya akan bergejolak. Akan sangat sulit untuk seseorang itu menstabilkannya.

Lantas Golem Lava itu melompat dan diikuti oleh Lug yang juga melompat. Anak itu sangat terkejut karena mengetahui sesuatu. Dan ketika Monster Mistik itu mulai menyentuh tanah, seluruh permukaan tanahnya hancur dan lava yang ada di bawahnya tersembur keluar. Tempat itu ikut meledak bersamaan dengan itu.

BLAAAARR

Ledakannya sangat besar, bahkan gejolaknya membumbung tinggi lebih dari 5 regrit. Tempat itu menjadi begitu bercahaya dalam sesaat karena ledakan dahsyat tersebut. Makhluk mengerikan yang menyebabkannya itu ternyata masih selamat dan utuh. Dia seperti tidak terkena dampak apapun dari ledakan dahsyat barusan karena itu serangan yang ia buat sendiri, tapi tentunya masih tetap bisa melukai dirinya sendiri.

Dan Lug, tubuhnya terlempar cukup jauh dari tempat dia berdiri. Ketika tubuhnya hendak menghantam tanah, dia menggunakan sihir Penjara Kehampaan sebagai alternatif untuk melindunginya dari kerasnya hantaman tanah.

Ah- untung saja ... Terlambat sedikit saja, tubuhku pasti hancur. Batin anak itu seraya berdiri dan mengusap darah di bibirnya yang terluka

Tepat setelah itu, Lug segera bersiap-siap lagi. Monster Mistik itu berusaha menyerangnya lagi dengan sihir.

Anak itu melompat. Dan tiba-tiba saja, batu yang sangat tajam menyeruak dari bawah tanah dan berjumlah lebih dari satu. Mereka hendak menghimpitnya untuk mematikan gerakan anak laki-laki itu. Hanya saja batu batu itu tak hanya dapat menghimpit saja. Muncul lingkaran sihir berwarna jingga dan bercahaya pada batu itu. Batu batu itu merenggang, dan dari dalamnya menyemburkan lava panas melalui celah-celah yang renggang itu.

Lug menggunakan sihir Lengan Bayangan untuk menghalau serangannya sekaligus untuk dapat bergerak di udara. Lantas dia mendarat dengan baik, tetapi dia masih terus bergerak karena batu yang menyemburkan lava tadi masih terus bermunculan dari bawah tanah.

"Sialan ... Sampai kapan aku harus menghindar seperti ini? Kalau begini terus, aku tak punya kesempatan untuk menyentuh dan menjinakkannya," gumam anak itu sembari menyeringai kesal.

Karena menurutnya sudah terlalu terdesak, Lug menanamkan sebuah lingkaran sihir di tanah yang langsung membesar dengan signifikan. Lalu anak lelaki itu tiba-tiba menjauh dari sana dan memancing Golem Lava untuk mendekatinya. Sihir yang digunakan sosok yang seluruh tubuhnya adalah batu itu juga memiliki batasan jarak sihir. Sehingga dengan terpaksa makhluk itu bergerak, dan setiap langkahnya mengguncangkan tanah di sekitarnya karena bobotnya yang amat sangat berat.

DUG DUG DUG DUG DUG

Lug bahkan hampir kehilangan keseimbangannya karena tanah pijakannya bergetar.

"Akselerasi Gravitasi!"

Ketika dia menyodorkan tangannya, lingkaran sihir berwarna abu-abu transparan muncul di bawah kaki Golem Lava. Sihirnya yang mempengaruhi gravitasi itu membuat Monster Mistik itu terjatuh.

Tetapi itu hanya sesaat dan makhluk itu kembali bangkit dengan mudah. Lug merasa itu sudah cukup untuk memberinya kesempatan untuk berjalan di tanah dengan benar kembali.

Tak membiarkan anak itu lari begitu saja, sesosok batu hidup itu menggunakan sihir Telekinesis lagi untuk membentuk bola-bola batu. Lantas melemparkannya pada musuhnya yang berlari-lari itu secara beruntun. Meskipun cukup mudah untuk dihindari, tetapi tetap saja itu membuat gerakan Lug menjadi tak bebas. Apalagi setiap batunya menghantam tanah, itu akan hancur dan mengguncang tanah. Kerikil yang terbentuk dari pecahannya juga terkadang mengenai kakinya Lug, dan itu menyakitkan.

Kali ini golem itu menambahkan sihir peledak pada batu yang ia lemparkan. Ledakannya bahkan dapat mempengaruhi mana yang ada dalam radiusnya.

Lug menjadi sangat berhati-hati dengan itu. Terkena ledakan mungkin tak seberapa, tetapi jika sudah mempengaruhi mana, maka sumber mana akan terpengaruh juga. Itu akan sangat menyiksa.

Apabila sumber mana bermasalah, gejala awalnya adalah pusing hingga mual-mual. Itu karena sumber mana berada di dekat jantung dan paru-paru. Hingga gejala berikutnya adalah muntah darah, sesak nafas, kejang-kejang, kelumpuhan, hingga yang paling buruk adalah kematian. Sumber mana itu juga terhubung langsung dengan jantung, otak, dan syaraf tuang belakang. Sehingga efek dan gejala yang dirasakan akan berdampak secara nyata dan langsung oleh tubuh..

Anak itu dengan hati-hati bergerak dan memprediksi arah serangan Golem Lava itu dengan kemampuan melihat masa depan miliknya.

Dan tiba-tiba saja di tengah kondisi yang buruk itu, Lug terpikirkan suatu hal yang konyol. Kenapa aku malah berpikir bagaimana jika aku digantikan oleh Qei dan Fana, dua bocah itu? Jelas saja mereka sudah pasti terbunuh sejak dari mereka datang ke tempat ini. Begitulah pikirnya.

Tetapi Lug kini tersenyum. Lingkaran sihir besar yang ia tanamkan sebelumnya kini telah siap untuk diaktifkan. Dan sekarang anak itu telah berpikir untuk menggunakannya.

Lagipula alasan kenapa Lug memancing pergerakan Golem Lava untuk mendekatinya adalah untuk membawanya ke dalam jarak serang dari sihir yang telah ia siapkan itu. Itu karena itu adalah sihir ...

"Pemusnahan Massal!!!"

Sosok dengan tubuh batu itu merasakan hal aneh dibawah kakinya. Ia langsung menoleh ke bawah untuk memeriksa apa yang terjadi.

Lug berkata pada golem itu, "Kau terlambat untuk menyadarinya!"

Lantas lingkaran sihir itu memancarkan sinar putih yang amat sangat terang hingga menembus awan. Radius sekitar 2,5 regrit, walaupun tidak terlalu besar tetapi itu cukup untuk menyinari seluruh desa Nedhen.

Tubuh makhluk menyeramkan itu hancur perlahan-lahan seperti ditelan oleh sihir kuat tersebut.

Meski begitu, Lug sama sekali tidak terlihat senang. Padahal targetnya sudah terjebak oleh lingkaran sihirnya. Dia justru menghembuskan nafas sebal melihatnya karena kemenangan telak yang ia harapkan belum ia dapatkan.

Bersambung!!

Terpopuler

Comments

Mochamadribut

Mochamadribut

up

2022-06-16

1

John Singgih

John Singgih

gagal meraih kemenangan telak

2022-05-04

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chap 1 - Pergi Berburu
3 Chap 2 - Batasan Sihir
4 Chap 3 - Pulang
5 Chap 4 - Latihan
6 Chap 5 - Hujan Lebat
7 Chap 6 - Fana
8 Chap 7 - Qei
9 Chap 8 - Ketakutan Nagisa
10 Chap 9 - Hari Ulang Tahun Qei
11 Chap 10 - Makhluk Mistik
12 Chap 11 - Sihir Transformasi
13 Chap 12 - Keluarga Laurent
14 Chap 13 - Luis
15 Chap 14 - Rakt
16 Chap 15 - Sebuah Romansa?
17 Chap 16 - Keharmonisan
18 Chap 17 - Rakt dan Teressa
19 Chap 18 - Panahan
20 Chap 19 - Tragedi Memalukan
21 Chap 20 - Amukan Rakt
22 Chap 21 - Dua Rusa
23 Chap 22 - Teressa
24 Chap 23 - Lug dan Nagisa
25 Chap 24 - Tiga Tahun
26 Chap 25 - Es Krim
27 Chap 26 - Sesosok Monster?
28 Chap 27 - Metode Baru
29 Chap 28 - Ulang Tahun Lug
30 Chap 29 - Pernikahan Rakt dan Teressa
31 Chap 30 - Seleksi
32 Chap 31 - Seleksi (2)
33 Chap 32 - Pertandingan yang dahsyat
34 Chap 33 - Akademi Sihir Kerajaan
35 [Arc Keluarga Azamuth] Chap 34 - Tertidur
36 Chap 35 - Bermasalah
37 Chap 36 - Tersedak
38 Chap 37 - Mengungkapkan Identitas
39 Chap 38 - Kutukan Zephyr
40 Chap 39 - Pusing
41 Chap 40 - Perpustakaan Sihir
42 Chap 41 - Raini Eveline
43 Chap 42 - Raini Eveline (2)
44 Chap 43 - Berlatih Tanding
45 Chap 44 - Bualan Semata
46 [Arc Keluarga Azamuth: Berakhir] Chap 45 - Sihir Lima Lingkaran
47 Pengumuman
48 Chap 46 - Ujian Perburuan
49 Chap 47 - Ujian Perburuan (2)
50 Chap 48 - Makan Bersama
51 Chap 49 - Performa Lug
52 Chap 50 - "Refleks yang bagus"
53 Chap 51 - Melawan penyembah Dewa Iblis
54 Chap 51.5 - Melawan penyembah Dewa Iblis
55 Chap 52 - Melawan penyembah Dewa Iblis (2)
56 Chap 53 - Hilangnya Lug
57 Chap 54 - Kesedihan Mendalam
58 Chap 55 - Kesedihan Mendalam (2)
59 Chap 56 - Kesedihan Rakt
60 Chap 57 - Kalung Misterius
61 Chap 58 - Keceriaan yang kembali perlahan
62 Chap 59 - Pholine Quint
63 Chap 60 - Pholine Quint [Akhir Volume I]
64 Vol II Chap 1 - Seorang Gadis Ranker Perak
65 Vol II Chap 2 - Informasi Penting
66 Vol II Chap 3 - Kemenangan Raini
67 Vol II Chap 4 - Kemenangan Raini (2)
68 Vol II [Arc Ranker] Chap 5 - Kelopak Bunga
69 Vol II Chap 6 - Nona Muda Claudia
70 Vol II Chap 7 - Duke Claudia
71 Vol II Chap 8 - Kesepakatan
72 Vol II Chap 9 - Keberangkatan
73 Vol II Chap 10 - Berpamitan
74 Vol II Chap 11 - Keberangkatan Nagisa
75 Vol II Chap 12 - Dataran Exter
76 Vol II Chap 13 - Pusaran Angin Seribu Lengan
77 Vol II Chap 14 - Pusaran Angin Seribu Lengan (2)
78 Vol II Chap 15 - Kehadiran Nagisa
79 Vol II Chap 16 - Monster Mistik dan Blasteran
80 Vol II Chap 17 - Makhluk Mistik dan Blasteran (2)
81 Vol II Chap 18 - Dunia Kekacauan Arus Waktu
82 Vol II Chap 19 - Mendapatkan Pusaran Angin Seribu Lengan
83 Vol II Chap 20 - Menempuh Waktu
84 Vol II Chap 21 - Pertemuan Kembali
85 Vol II Chap 22 - Kembali menjadi Nio
86 Vol II Chap 23 - Rencana Nio
87 Vol II Chap 24 - Ingatan Alice
88 Vol II [Arc Ranker: Berakhir] Chap 25 - Ingatan Alice (2)
89 Vol II Chap 26 - Nagisa dan Nivi
90 Vol II Chap 27 - Pengungkapan Kisah Nagisa
91 Vol II Chap 28 - Aktivitas Mesum
92 Vol II Chap 29 - Percakapan di atas meja
93 Vol II Chap 30 - Jalan-jalan di taman
94 Vol II [Arc : Kehancuran Semesta] Chap 31 - Peristiwa Dahsyat
95 Vol II Chap 32 - Kepercayaan
96 Vol II Chap 33 - Kepercayaan (2)
97 Vol II Chap 34 - Nio di kerajaan Da Nuaktha
98 Vol II Chap 35 - Pertemuan Kembali
99 Vol II Chap 36 - Perasaan Yang Harus Diungkapkan
100 Vol II Chap 37 - Janji
101 Vol II Chap 38 - Kerinduan Terpendam
102 Vol II Chap 39 - Hari Pernikahan Lug
103 Vol II Chap 40 - Menemui Zephyr
104 Vol II Chap 41 - Dunia Iblis
105 Vol II Chap 42 - Vampir Humanoid
106 Vol II Chap 43 - Lich
107 Vol II Chap 44 - Lich (2)
108 Vol II Chap 45 - Bertemu dengan Empat Ranker Langit
109 Vol II Chap 46 - Dua Ghoul
110 Vol II Chap 47 - Naga dan Phoenix
111 Vol II Chap 48 - Pedang Penghubung Dunia
112 Vol II Chap 49 - Zwachievior
113 Vol II Chap 50 - Zwachievior (2)
114 Vol II Chap 51 - Yinsha
115 Vol II Chap 52 - Kehadiran yang mengejutkan
116 Vol II Chap 53 - Kepercayaan Baru
117 Vol II Chap 54 - Sambaran Petir Hitam
118 Vol II Chap 55 - Sikap Protektif Yinsha
119 Vol II Chap 56 - Retakan Dimensi
120 Vol II Chap 57 - Sambutan Dewa Leo, Dewa Konstelasi Kelima
121 Vol II Chap 58 - Kehadiran Tiga Dewa Konstelasi Lain
122 Vol II Chap 59 - Ramalan
123 Vol II Chap 60 - Keputusan Terbaik
124 Next or New
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Prolog
2
Chap 1 - Pergi Berburu
3
Chap 2 - Batasan Sihir
4
Chap 3 - Pulang
5
Chap 4 - Latihan
6
Chap 5 - Hujan Lebat
7
Chap 6 - Fana
8
Chap 7 - Qei
9
Chap 8 - Ketakutan Nagisa
10
Chap 9 - Hari Ulang Tahun Qei
11
Chap 10 - Makhluk Mistik
12
Chap 11 - Sihir Transformasi
13
Chap 12 - Keluarga Laurent
14
Chap 13 - Luis
15
Chap 14 - Rakt
16
Chap 15 - Sebuah Romansa?
17
Chap 16 - Keharmonisan
18
Chap 17 - Rakt dan Teressa
19
Chap 18 - Panahan
20
Chap 19 - Tragedi Memalukan
21
Chap 20 - Amukan Rakt
22
Chap 21 - Dua Rusa
23
Chap 22 - Teressa
24
Chap 23 - Lug dan Nagisa
25
Chap 24 - Tiga Tahun
26
Chap 25 - Es Krim
27
Chap 26 - Sesosok Monster?
28
Chap 27 - Metode Baru
29
Chap 28 - Ulang Tahun Lug
30
Chap 29 - Pernikahan Rakt dan Teressa
31
Chap 30 - Seleksi
32
Chap 31 - Seleksi (2)
33
Chap 32 - Pertandingan yang dahsyat
34
Chap 33 - Akademi Sihir Kerajaan
35
[Arc Keluarga Azamuth] Chap 34 - Tertidur
36
Chap 35 - Bermasalah
37
Chap 36 - Tersedak
38
Chap 37 - Mengungkapkan Identitas
39
Chap 38 - Kutukan Zephyr
40
Chap 39 - Pusing
41
Chap 40 - Perpustakaan Sihir
42
Chap 41 - Raini Eveline
43
Chap 42 - Raini Eveline (2)
44
Chap 43 - Berlatih Tanding
45
Chap 44 - Bualan Semata
46
[Arc Keluarga Azamuth: Berakhir] Chap 45 - Sihir Lima Lingkaran
47
Pengumuman
48
Chap 46 - Ujian Perburuan
49
Chap 47 - Ujian Perburuan (2)
50
Chap 48 - Makan Bersama
51
Chap 49 - Performa Lug
52
Chap 50 - "Refleks yang bagus"
53
Chap 51 - Melawan penyembah Dewa Iblis
54
Chap 51.5 - Melawan penyembah Dewa Iblis
55
Chap 52 - Melawan penyembah Dewa Iblis (2)
56
Chap 53 - Hilangnya Lug
57
Chap 54 - Kesedihan Mendalam
58
Chap 55 - Kesedihan Mendalam (2)
59
Chap 56 - Kesedihan Rakt
60
Chap 57 - Kalung Misterius
61
Chap 58 - Keceriaan yang kembali perlahan
62
Chap 59 - Pholine Quint
63
Chap 60 - Pholine Quint [Akhir Volume I]
64
Vol II Chap 1 - Seorang Gadis Ranker Perak
65
Vol II Chap 2 - Informasi Penting
66
Vol II Chap 3 - Kemenangan Raini
67
Vol II Chap 4 - Kemenangan Raini (2)
68
Vol II [Arc Ranker] Chap 5 - Kelopak Bunga
69
Vol II Chap 6 - Nona Muda Claudia
70
Vol II Chap 7 - Duke Claudia
71
Vol II Chap 8 - Kesepakatan
72
Vol II Chap 9 - Keberangkatan
73
Vol II Chap 10 - Berpamitan
74
Vol II Chap 11 - Keberangkatan Nagisa
75
Vol II Chap 12 - Dataran Exter
76
Vol II Chap 13 - Pusaran Angin Seribu Lengan
77
Vol II Chap 14 - Pusaran Angin Seribu Lengan (2)
78
Vol II Chap 15 - Kehadiran Nagisa
79
Vol II Chap 16 - Monster Mistik dan Blasteran
80
Vol II Chap 17 - Makhluk Mistik dan Blasteran (2)
81
Vol II Chap 18 - Dunia Kekacauan Arus Waktu
82
Vol II Chap 19 - Mendapatkan Pusaran Angin Seribu Lengan
83
Vol II Chap 20 - Menempuh Waktu
84
Vol II Chap 21 - Pertemuan Kembali
85
Vol II Chap 22 - Kembali menjadi Nio
86
Vol II Chap 23 - Rencana Nio
87
Vol II Chap 24 - Ingatan Alice
88
Vol II [Arc Ranker: Berakhir] Chap 25 - Ingatan Alice (2)
89
Vol II Chap 26 - Nagisa dan Nivi
90
Vol II Chap 27 - Pengungkapan Kisah Nagisa
91
Vol II Chap 28 - Aktivitas Mesum
92
Vol II Chap 29 - Percakapan di atas meja
93
Vol II Chap 30 - Jalan-jalan di taman
94
Vol II [Arc : Kehancuran Semesta] Chap 31 - Peristiwa Dahsyat
95
Vol II Chap 32 - Kepercayaan
96
Vol II Chap 33 - Kepercayaan (2)
97
Vol II Chap 34 - Nio di kerajaan Da Nuaktha
98
Vol II Chap 35 - Pertemuan Kembali
99
Vol II Chap 36 - Perasaan Yang Harus Diungkapkan
100
Vol II Chap 37 - Janji
101
Vol II Chap 38 - Kerinduan Terpendam
102
Vol II Chap 39 - Hari Pernikahan Lug
103
Vol II Chap 40 - Menemui Zephyr
104
Vol II Chap 41 - Dunia Iblis
105
Vol II Chap 42 - Vampir Humanoid
106
Vol II Chap 43 - Lich
107
Vol II Chap 44 - Lich (2)
108
Vol II Chap 45 - Bertemu dengan Empat Ranker Langit
109
Vol II Chap 46 - Dua Ghoul
110
Vol II Chap 47 - Naga dan Phoenix
111
Vol II Chap 48 - Pedang Penghubung Dunia
112
Vol II Chap 49 - Zwachievior
113
Vol II Chap 50 - Zwachievior (2)
114
Vol II Chap 51 - Yinsha
115
Vol II Chap 52 - Kehadiran yang mengejutkan
116
Vol II Chap 53 - Kepercayaan Baru
117
Vol II Chap 54 - Sambaran Petir Hitam
118
Vol II Chap 55 - Sikap Protektif Yinsha
119
Vol II Chap 56 - Retakan Dimensi
120
Vol II Chap 57 - Sambutan Dewa Leo, Dewa Konstelasi Kelima
121
Vol II Chap 58 - Kehadiran Tiga Dewa Konstelasi Lain
122
Vol II Chap 59 - Ramalan
123
Vol II Chap 60 - Keputusan Terbaik
124
Next or New

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!