Hujan telah reda, bulan bersinar begitu terang di langit. Dan malam berlalu begitu sunyi. Di tengah malam yang gelap itu, Lug terbangun dari tidurnya. Seperti tak memerlukan tidur sama sekali.
Itu karena anak itu telah memanipulasi otaknya. Orang normal pada umumnya membutuhkan tidur 8-12 jam perharinya, sementara Lug hanya membutuhkan tidur 2-3 jam perharinya, bahkan dia tidak tidur sama sekali. Dia juga punya alasan kenapa ia tiba-tiba bangun di tengah malam.
Lug keluar dari goa dan pergi ke suatu tempat yang sama ketika ia pergi bersama dengan Nagisa. Hanya saja dia pergi lebih jauh sebelum ia datang ke tempat itu.
"Sepertinya 'makhluk' itu ada di sekitar sini, tempat ini sangat cocok dengannya," gumamnya sembari melihat-lihat sekitar.
Di tempat itu banyak sekali bebatuan, bahkan di sana sangat sedikit pohon yang tumbuh, tanahnya saja berupa batuan yang sangat keras dan dipenuhi batuan bertumpuk. Tempatnya sekitar 50 regrit dari tempat di mana Nagisa berlatih kemarin.
Lug pada saat ini berdiri di atas tumpukan batuan. Di dekatnya terdapat retakan retakan yang ketika dilihat ke dalamnya, akan terlihat aliran magma.
Lingkungannya sama sekali tidak bisa dihuni oleh makhluk biasa seperti manusia apalagi hewan. Di sana aliran mana sangatlah kacau dan dapat mengacaukan sumber mana seseorang. Lug dapat bertahan karena dia memadatkan sumber mananya, sehingga tak mudah untuk dikacaukan, meskipun sedikit merepotkan.
Anak itu bergerak dan mencari sesuatu yang ada di sana, itu karena di tempat itu terdapat sesosok Monster Mistik yang dicari-cari olehnya. Makhluk itu akan menjadi pijakan pertama bagi Lug mendapatkan kekuatan yang sangat besar.
Monster Mistik adalah makhluk yang terbentuk dari kumpulan mana alam yang sangat besar dan kuat. Saking kuatnya alam sekitar menjadi terpengaruh dan udara terdistorsi. Maka dari itu, Monster Mistik sering dibilang terlahir dari bentuk kekacauan. Karena itu juga jiwa mereka sangatlah kacau dan ketika dapat dijinakkan, mereka akan sangat patuh kepada sang pemiliknya.
"Energi besar saja tidak cukup," gumam Lug sembari mencari keberadaan Monster Mistik yang ada di sana. "Kekacauan adalah kebalikan dari ketertiban atau kestabilan. Semakin stabil mana yang ada pada diri seseorang, maka akan semakin mudah untuk mengatasi mana yang kacau," imbuhnya.
Anak itu masih mencari di mana Monster Mistik berada. Penglihatan Dunia dan Penglihatan Langit miliknya masih belum mendeteksi sosok makhluk yang dicarinya.
Dan setelah mencarinya hingga cukup lama, Lug menemukan sebuah goa yang di dalamnya diterangi oleh lava yang mengalir di sepanjang jalan dan dindingnya. Anak itu juga merasakan adanya kekacauan yang sangat kuat di dalamnya, dia juga meyakini bahwa di dalam sana terdapat apa yang ia harapkan.
Lug, yakinlah! Percayalah dengan dirimu sendiri, meskipun tubuh manusiamu ini lemah, tapi yakinlah! Lug! Yakin bila dirimu bisa! Serunya dalam hati untuk memotivasi dirinya sendiri. Dia sendiri juga pastinya tak ingin berakhir di tempat seperti ini, tapi tidak tahu lagi ...
Dan benar saja, anak itu memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam goa. Ketika Lug masuk, dia meraksakan mana yang ada di dalamnya lebih kacau dari yang ada di luar.
"Benar-benar lemah! Padahal panasnya hanya seperti ini saja dan ini sudah sangat menyiksa. Sungguh merepotkan!" gumamnya kesal pada dirinya sendiri.
Tak lama kemudian, Lug bertemu dengan batu-batu yang tersusun membentuk tubuh dan dapat bergerak. Batu-batu itu hidup, di sela-sela tubuhnya mengalir lava seolah lava adalah darahnya. Mereka sering disebut dengan Golem Lava. Tubuh mereka hampir sebesar Lug dan jumlahnya sangat banyak, tetapi mereka dapat beregenerasi lagi dan kembali hidup walau telah dihancurkan berkeping-keping.
"Bukan tubuh utamanya- tetapi aku harus bisa mengendalikan jiwanya," gumam Lug lagi seraya mengusap dahinya yang sentiasa bercucuran keringat.
Jiwa yang mengendalikan pastinya menghuni tubuh yang lebih kuat dari golem golem kecil itu. Ukurannya jauh lebih besar dan memiliki ketahanan yang juga jauh lebih kuat. Dan ia pastinya dapat menggunakan sihir karena tubuhnya yang dipenuhi oleh mana yang kuat dan pekat.
Lug melawan Golem Lava kecil satu persatu untuk membuka jalan, mereka jumlahnya sangat banyak hingga menutupi jalan masuknya. Ditambah dengan suhu yang luar biasa panas dan mana yang sungguh kacau balau, hal ini membuat kepala anak itu menjadi pusing.
Beberapa saat kemudian Lug berhasil melewati para Golem Lava kecil tadi. Setelahnya dia mendapatkan rintangan yang lebih ekstrim lagi.
Anak itu tersenyum dan mengerutkan dahinya kesal. "Padahal makhluk itu sudah di depan mata, kenapa lagi harus melewati sungai lava?" gumamnya.
Sungai lava yang ada di depannya itu meluap-luap dan Lug benar-benar dalam posisi terjepit kali ini. Di depan dia harus melewati sungai lava dan di belakangnya ada Golem Lava kecil yang beregenerasi kembali.
Lalu Lug menggunakan sihir Akselerasi Gravitasi untuk menahan puluhan monster di belakangnya. Lantas ia membentuk lingkaran sihir lagi berwarna berwarna biru, lingkaran sihirnya itu berada tepat di depan mulutnya. Dalam sekali tarikan nafasnya, udara yang masuk begitu besar dan mendingin seketika di tenggorokannya. Lug menggembungkan pipinya dan bersiap menghembuskan nafasnya secara besar-besaran.
WUUUUUUSSHHH
Anak itu menghembuskan nafasnya besar-besaran. Nafasnya amat sangat dingin dan membuat permukaan lavanya mengeras. Sihir yang digunakannya adalah sihir Nafas Beku yang menjadi salah satu sihir yang diperlihatkan oleh Lug kepada Teressa dulunya. Nafasnya itu juga menyebar hingga ke tempat Golem Lava. Makhluk itu menatap ke arahnya seakan menunggu kehadirannya. Lantas mulai menunjukkan eksistensinya dengan berdiri dan maju selangkah.
Lug tersenyum melihat makhluk tersebut, tetapi ia juga sedikit khawatir. Tapi yang pasti, jalan untuknya sudah terbentuk. "Sekarang jadi sedikit lebih mudah, meskipun yang di sana sedikit lebih panas," gumamnya.
Setelah itu, Lug segera bergegas menuju ke tempat di mana Golem Lava singgah. Dia juga tak mau bagian ujungnya kembali meleleh.
"Akh!!" teriaknya karena kakinya terkena percikan lava yang terjatuh dari sela-sela retakan dinding.
Sesampainya Lug di tempat Golem Lava, tanah di sekitarnya menyeruak dan tumbuh hingga menutupi jalan masuk. Monster Mistik itulah yang melakukannya, tetapi anak itu tak takut dengan makhluk itu, meskipun ukuran monster itu sepuluh kali lipat lebih besar dari ukuran tubuhnya.
BLAAAR
Tak banyak basa-basi, makhluk itu menyerang Lug dengan meledakkan tanah pijakan anak itu yang kemudian lava menyembur dari bawah tanahnya.
Anak berambut hitam itu sudah memprediksi serangan dadakan itu dan dia sudah melompat terlebih dahulu sebelum terkena serang.
"Lengan Bayangan!"
Lingkaran sihir berwarna hitam kelam muncul di belakang punggungnya dan lengan berwarna hitam kelam pun muncul dari lingkaran sihir tersebut. Jumlahnya ada tiga dan langsung mengarah ke Golem Lava.
Lengan lengan itu berusaha membatasi pergerakan makhluk itu tetapi tak berhasil. Hanya dengan bergerak sedikit saja lengan lengan hitam itu terputus dan lenyap begitu saja.
Lug mengerutkan dahinya, lantas menghela nafasnya. "Padahal satu lengan saja bisa mencekik mati orang dewasa," gumamnya.
Sebenarnya dia sudah tahu bahwa dengan menggunakan sihir Lengan Bayangan tidak akan berhasil dan bahkan tidak ada kemungkinan untuk berhasil. Tetapi dia tetap ingin mencobanya karena untuk sedikit mengecoh dan melihat seberapa kuat fisik yang dimiliki oleh lawannya. Meskipun dia tahu bahwa Golem Lava pastinya memiliki fisik yang amat sangat kuat karena tubuhnya terbentuk oleh bebatuan yang sangat padat dan keras.
Setelah Golem Lava mulai bergerak, banyak tanah yang mulai meledak. Bahkan dinding-dinding guanya pun juga ikut meledak. Makhluk itu menggunakan sihir Telekinesis untuk menarik batu batu yang terjatuh ke tangannya dan membentuknya seperti bola, lingkaran sihirnya tersembunyi. Lantas ia melemparkan ke arah anak kecil yang ada di depannya.
Lug refleks mengacungkan tangannya ke arah makhluk raksasa di depannya dan terbentuk lingkaran sihir yang warnanya terbalik. "Cahaya Pembalik!"
Note :
(Warna yang terbalik bermaksud bahwa cahaya yang ada di sekitar dipantulkan dalam frekuensi terbalik. Contoh : Hitam menjadi putih, biru menjadi merah)
Terpancar gelombang cahaya berwarna terbalik dari lingkaran sihir itu dan mengenai seluruh tubuh Golem Lava. Seketika bola batu yang dilemparkan oleh makhluk itu langsung jatuh ke tanah dan bagian-bagiannya terpisah seperti sebelum digabungkan dengan sihir Telekinesis.
Lug sedikit menghela nafas lega, tetapi dia tetap terus waspada karena lawannya masih belum bermain dengan serius kepadanya. Apalagi anak itu juga sedikit kesulitan untuk menenangkan sumber mananya.
Jika seseorang dalam keadaan panik, maka sumber mana yang ada dalam tubuhnya akan bergejolak. Akan sangat sulit untuk seseorang itu menstabilkannya.
Lantas Golem Lava itu melompat dan diikuti oleh Lug yang juga melompat. Anak itu sangat terkejut karena mengetahui sesuatu. Dan ketika Monster Mistik itu mulai menyentuh tanah, seluruh permukaan tanahnya hancur dan lava yang ada di bawahnya tersembur keluar. Tempat itu ikut meledak bersamaan dengan itu.
BLAAAARR
Ledakannya sangat besar, bahkan gejolaknya membumbung tinggi lebih dari 5 regrit. Tempat itu menjadi begitu bercahaya dalam sesaat karena ledakan dahsyat tersebut. Makhluk mengerikan yang menyebabkannya itu ternyata masih selamat dan utuh. Dia seperti tidak terkena dampak apapun dari ledakan dahsyat barusan karena itu serangan yang ia buat sendiri, tapi tentunya masih tetap bisa melukai dirinya sendiri.
Dan Lug, tubuhnya terlempar cukup jauh dari tempat dia berdiri. Ketika tubuhnya hendak menghantam tanah, dia menggunakan sihir Penjara Kehampaan sebagai alternatif untuk melindunginya dari kerasnya hantaman tanah.
Ah- untung saja ... Terlambat sedikit saja, tubuhku pasti hancur. Batin anak itu seraya berdiri dan mengusap darah di bibirnya yang terluka
Tepat setelah itu, Lug segera bersiap-siap lagi. Monster Mistik itu berusaha menyerangnya lagi dengan sihir.
Anak itu melompat. Dan tiba-tiba saja, batu yang sangat tajam menyeruak dari bawah tanah dan berjumlah lebih dari satu. Mereka hendak menghimpitnya untuk mematikan gerakan anak laki-laki itu. Hanya saja batu batu itu tak hanya dapat menghimpit saja. Muncul lingkaran sihir berwarna jingga dan bercahaya pada batu itu. Batu batu itu merenggang, dan dari dalamnya menyemburkan lava panas melalui celah-celah yang renggang itu.
Lug menggunakan sihir Lengan Bayangan untuk menghalau serangannya sekaligus untuk dapat bergerak di udara. Lantas dia mendarat dengan baik, tetapi dia masih terus bergerak karena batu yang menyemburkan lava tadi masih terus bermunculan dari bawah tanah.
"Sialan ... Sampai kapan aku harus menghindar seperti ini? Kalau begini terus, aku tak punya kesempatan untuk menyentuh dan menjinakkannya," gumam anak itu sembari menyeringai kesal.
Karena menurutnya sudah terlalu terdesak, Lug menanamkan sebuah lingkaran sihir di tanah yang langsung membesar dengan signifikan. Lalu anak lelaki itu tiba-tiba menjauh dari sana dan memancing Golem Lava untuk mendekatinya. Sihir yang digunakan sosok yang seluruh tubuhnya adalah batu itu juga memiliki batasan jarak sihir. Sehingga dengan terpaksa makhluk itu bergerak, dan setiap langkahnya mengguncangkan tanah di sekitarnya karena bobotnya yang amat sangat berat.
DUG DUG DUG DUG DUG
Lug bahkan hampir kehilangan keseimbangannya karena tanah pijakannya bergetar.
"Akselerasi Gravitasi!"
Ketika dia menyodorkan tangannya, lingkaran sihir berwarna abu-abu transparan muncul di bawah kaki Golem Lava. Sihirnya yang mempengaruhi gravitasi itu membuat Monster Mistik itu terjatuh.
Tetapi itu hanya sesaat dan makhluk itu kembali bangkit dengan mudah. Lug merasa itu sudah cukup untuk memberinya kesempatan untuk berjalan di tanah dengan benar kembali.
Tak membiarkan anak itu lari begitu saja, sesosok batu hidup itu menggunakan sihir Telekinesis lagi untuk membentuk bola-bola batu. Lantas melemparkannya pada musuhnya yang berlari-lari itu secara beruntun. Meskipun cukup mudah untuk dihindari, tetapi tetap saja itu membuat gerakan Lug menjadi tak bebas. Apalagi setiap batunya menghantam tanah, itu akan hancur dan mengguncang tanah. Kerikil yang terbentuk dari pecahannya juga terkadang mengenai kakinya Lug, dan itu menyakitkan.
Kali ini golem itu menambahkan sihir peledak pada batu yang ia lemparkan. Ledakannya bahkan dapat mempengaruhi mana yang ada dalam radiusnya.
Lug menjadi sangat berhati-hati dengan itu. Terkena ledakan mungkin tak seberapa, tetapi jika sudah mempengaruhi mana, maka sumber mana akan terpengaruh juga. Itu akan sangat menyiksa.
Apabila sumber mana bermasalah, gejala awalnya adalah pusing hingga mual-mual. Itu karena sumber mana berada di dekat jantung dan paru-paru. Hingga gejala berikutnya adalah muntah darah, sesak nafas, kejang-kejang, kelumpuhan, hingga yang paling buruk adalah kematian. Sumber mana itu juga terhubung langsung dengan jantung, otak, dan syaraf tuang belakang. Sehingga efek dan gejala yang dirasakan akan berdampak secara nyata dan langsung oleh tubuh..
Anak itu dengan hati-hati bergerak dan memprediksi arah serangan Golem Lava itu dengan kemampuan melihat masa depan miliknya.
Dan tiba-tiba saja di tengah kondisi yang buruk itu, Lug terpikirkan suatu hal yang konyol. Kenapa aku malah berpikir bagaimana jika aku digantikan oleh Qei dan Fana, dua bocah itu? Jelas saja mereka sudah pasti terbunuh sejak dari mereka datang ke tempat ini. Begitulah pikirnya.
Tetapi Lug kini tersenyum. Lingkaran sihir besar yang ia tanamkan sebelumnya kini telah siap untuk diaktifkan. Dan sekarang anak itu telah berpikir untuk menggunakannya.
Lagipula alasan kenapa Lug memancing pergerakan Golem Lava untuk mendekatinya adalah untuk membawanya ke dalam jarak serang dari sihir yang telah ia siapkan itu. Itu karena itu adalah sihir ...
"Pemusnahan Massal!!!"
Sosok dengan tubuh batu itu merasakan hal aneh dibawah kakinya. Ia langsung menoleh ke bawah untuk memeriksa apa yang terjadi.
Lug berkata pada golem itu, "Kau terlambat untuk menyadarinya!"
Lantas lingkaran sihir itu memancarkan sinar putih yang amat sangat terang hingga menembus awan. Radius sekitar 2,5 regrit, walaupun tidak terlalu besar tetapi itu cukup untuk menyinari seluruh desa Nedhen.
Tubuh makhluk menyeramkan itu hancur perlahan-lahan seperti ditelan oleh sihir kuat tersebut.
Meski begitu, Lug sama sekali tidak terlihat senang. Padahal targetnya sudah terjebak oleh lingkaran sihirnya. Dia justru menghembuskan nafas sebal melihatnya karena kemenangan telak yang ia harapkan belum ia dapatkan.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Mochamadribut
up
2022-06-16
1
John Singgih
gagal meraih kemenangan telak
2022-05-04
2