"Bicara apa aku tak mendengar"
"Tidak ada"
"Tapi tadi aku mendengar kau berbicara"
" Itu tadi sepertinya aku melupakan sesuatu" kilahnya
Setelah kejadian dimalam panas itu, Vio tidak terlalu memikirkan apapun. Ia hanya menikmati hidupnya. Namun tuan Rey sepertinya selalu mengawasinya kemanapun ia berada.
"Apa orang-orang suruhan kamu bekerja dengan baik" Tanya tuan Rey pada Adit asistennya itu yang saat ini berada didalam ruangan tuan Rey. "Hemm iya tuan mereka sudah ku utus selalu mengawasi gadis itu kemana saja ia pergi" Jawab Adit
Adit hari ini ingin bertemu dengan tuan Rey karena ingin menyampaikan hasil tes DNA kemaren. "Bukaklah" Perintah tuan Rey yang ingin segera dibacakan hasilnya okeh Adit.
"Saya rasa anda saja tuan yang membukanya" Usul Adit dengan sopan sambil menyodorkan amplop berwarna putih itu diatas meja ke arah tuan Rey.
Tanpa banyak berkata lagi tuan Rey mengambil dan membuka isi dari amplop tersebut, membaca dengan teliti satu persatu "POSITIF" Gumamnya pelan yang masih bisa di dengar oleh Adit.
"Feeling anda sangat tepat sasaran tuan" Adit memuji kehebatan bosnya itu
"Ya itu karena aku masih bisa merasakan tubuhnya" Jawabnya berbangga diri
"Lalu apa tindakan anda selanjutnya tuan" Tanya Adit penasaran
"Biarkan saja dulu"
"Tetapi kau tetap harus mengutus orang suruhan kamu itu untuk mengikuti kemana pun dirinya pergi" Perintahnya pada Adit
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu" Pamit Adit membungkukkan badannya dan berlalu keluar ruangan minimalis itu tetapi dengan gaya modern seperti orangnya.
***
"Akhirnya kamu mendekat sendiri kepadaku"Berbicara dalam hatinya sendiri sambil menerawang pikirannya mengingat kejadian pada malam itu
Rasanya semuanya tak bisa di lupakan begitu saja, berbeda saat dirinya melakukan hubungan dengan istrinya semua terasa biasa saja seperti tak ada tekanan detak jantung yang lebih cepat.
Apa mungkin karena istrinya sudah berpengalaman dan sudah pernah melakukan dengan kekasihnya dulu sehingga saat melakukan bersama Vio tuan Rey merasakan tersanjung karena ia yang telah menjamahnya untuk yang pertama kalinya.
Siang itu tuan Rey meneruskan pekerjaannya kembali memeriksa beberapa tumpuk file di depannya dan dilanjutkan dengan bertemu kliennya di sebuah restauran di seberang perusahaanya.
Mereka pergi ditemani oleh Mia dan hanya berdua saja, tentu saja hal itu membuat Mia tersanjung dan besar kepala seolah-olah sang bos berada dalam genggamannya.
Mereka berjalan beriringan melewati beberapa karyawan, tentu saja karyawan lain segan dengan Mia yang menjadi sekretaris bos itu, Mia juga berjalan begitu angkuh di samping tuan Rey.
"Siang tuan, maaf apa kedatangan saya terlambat" Tanya tuan Rey sambil berjabat tangan dengan kolega bisnisnya yaitu tuan Pandu
"Siang juga tuan Rey, tidak saya hanya lebih cepat beberapa menit saja sebelum anda datang, silahkan duduk" Basa basi mereka
Apa yang dikatakan oleh tuan Pandu itu benar adanya jika dirinya datang baru saja dan belum lama, hal ini terlihat di mejanya bekum ada apapun seperti minuman.
Sebelumnya tuan Rey juga sudah memberitahukan pada tuan Pandu jika dirinya datang bersama sekretarisnya untuk pertemuan kali ini, dan hal itu tuan Pandu juga tak keberatan selama dalam hal pekerjaan mereka profesional.
Tak berapa lama mereka duduk, seorang pelayan datang menghampiri mereka dan memberikan buku menu makanan itu "Silahkan tuan anda ingin memesan apa tanyanya"
"Saya jus lemon satu dan steak, kamu pesan apa" Tanya tuan Rey pada Mia itu sambil membolak balikan buku menu ditangannya itu
Tuan Pandu dan Mia memilih menu yang sama dengan yang di pesan oleh tuan Rey.
Mereka melanjutkan pembicaraan mengenai kerja sama lagi dan Mia menulis apa yang mereka bicarakan sambil menyimak.
Sedangkan dimeja lain Vio sedang di traktir Fani makam siang di restauran di dekat tempat kerjanya.
"Apa rencana kamu ke depan " Tanya Fani pada Vio
"Aku tak memiliki rencana dalam hidupku" Jawabnya enteng sambil menyeruput minumannya itu
"Cek, kau ini selalu saja semaumu" Decak Fani
"Sampai kapan kau akan hidup seperti ini, tahu tidak kalau kehidupan ini keras, dan kau harus menatanya sendiri" Kesal Fani menasehati Vio
"Iya ya ya..baiklah tuan putri aku mendengarkan" Vio menjawab sambil menoleh ke arah samping dimana meja Tuan Rey berada
Tanpa sadar ia meremas gaunnya sendiri dengan wajah yang merah padam menahan amarah.
"Katanya menginginkanku, lalu apa itu, kenapa pergi bersama perempuan kuntilanak itu" Batin Vio kesal saat ini
"Vio kau ini kenapa" Fani yang memperhatikan Vio tanpa sengaja meremas gaunnya itu jadi khawatir
"Tidak ada, aku ingin segera selesai makan saja" Kata Vio terbata
" Apa mereka punya hubungan, lalu apa tuan mesum itu punya hubungan khusus dengan perempuan itu"Batin Vio bermonolog sendiri
Tanpa sadar makanan yang berada di depan Vio itu dicacah-cacah dengan sendoknya. Hal itu tak luput dari pengawasan Fani akhirnya Fani melihat kearah pandang mata Vio.
"Bukankah itu bos perusahaan di seberang sana" Tanya Fani
"Mana ku tahu, yang aku tahu dia lelaki mesum yang suka meniduri banyak wanita" Karena kesal tanpa sadar Vio menjawab dengan ngawur
"Maksud kamu apa" Tanya Fani tak mengerti
"Meniduri banyak wanita, iya wajar saja dia sangat tampan, kaya raya dan memiliki segalanya, tentu saja banyak perempuan yang mengincarnya"
Tanpa sadar Fani telah menyiram minyak panas kedalam api, "Cek kenapa kau malah memujinya, apa hebatnya" Ketus Vio
"Iya jelas saja hebat, jika di kehidupan yang akan datang aku ingin sekali menikah dengan lelaki sepertinya yang tampan, kaya dan royal " Pikiran Fani jadi melayang menghayal tak menentu
"Cek berkhayal saja terus, nanti kalau jatuh baru tau rasa kami" Ucap Vio berapi-api
Sedangkan tuan Rey, Mia dan rekan bisnisnya itu sedang serius dengan pembahasan mereka. Tuan Rey juga tak menyadari jika ada seseorang incarannya malah duduk dekat dengannya.
Mia yang mengetahui di sana ada Vio juga dengan sengaja duduknya mepet dengan kursi tuan Rey. Seolah-olah kursi itu seperti sepasang kekasih yang saling mencintai duduk berdempetan, tuan Rey yang lagi serius dengan yang dibicarakan tak begitu mempedulikan masalah tempat duduk.
Jika dilihat dari sisi kiri Mia yang mendekat ke tuan Rey soalah seperti mencium pipinya.
"Dasar kuntilanak" Vio
"Kau mengataiku kuntilanak" Kesal Fani
"Eh bu..bukan bukan kamu, kamu jangan salah paham dulu" Vio terbata menjawab Fani
"Lalu siapa yang kanu kata-katai kuntilanak" Cecarnya lagi
"Kamu tidak iya kalau di sini suhu tubuhku jadi panas karena kedatangan kuntilanak" Vio sengaja agak keras supaya Mia mendengar suaranya
Sementara itu Fani yang sudah ketakutan segera mengajak Vio keluar dari sana dan membayar billnya terlebih dahulu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments