"Wanita tukang gosip" batin Vio berlalu melewati mereka.
Sedangkan tuan Rey saat ini bersin-bersin sepertinya ada yang mengata-ngatainya.
"Anda tidak apa-apa tuan" tanya tuan Aldo pada rekan bisnisnya ini. Iya saat ini tuan Aldo sedang makan siang bersama tuan Rey setelah mereka membahas proyek kerja sama itu.
"Ehmm ya saya baik-baik saja tuan" jawab tuan Rey mantap
Hari ini terasa begitu cepat. Saatnya para karyawan untuk pulang. Jam sudah menunjukan 08.00 waktu setempat tetapi tuan Rey baru bersiap-siap akan pulang.
Saat ini tuan Rey sedang perjalanan menuju kediamanya yang terletak di kawasan Pererenan, yang memiliki pemandangan ganda.
Selain pantai Babadan, ada juga pemandangan sawah yang indah yang bisa dinikmati dari pelataran rumah. The Double View Mansions ini berada di kawasan pantai yang membentang sepanjang pantai Barat Bali.
Kediaman tuan Rey ini sangat menyenangkan untuk orang yang ingin mencari ketenangan, jauh dari hiruk pikuk kota.
Lokasi Mansion yang berada di daerah pinggiran ini hanya berjarak 5 km dari kawasan Hippest Call Canggu, 10 km dari Seminyak yang populer dengan pantainya, dan dua puluh tiga kilo meter dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Denpasar atau DPS.
Mansion mewah tuan Rey ini tentu saja dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang dapat menjamin kenyamanan penghuninya. Beberapa di antaranya seperti Kolam renang dua puluh meter, Restoran yang aksesnya sangat dekat, kebugaran, ruang kerja, keamanan dua puluh empat jam, layanan kebersihan, area parkir dalam ruangan. Setiap hari dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan seperti menyaksikan matahari terbit di antara kabut Gunung Batur dan Gunung Agung. Sedangkan keindahan matahari terbenam di atas lautan luas dapat menjadi teman sore setiap hari di mansion View ini.
Malam hari tak ada yang ia lakukan selain memeriksa email yang masuk dan mengecek laporan serta berkas pengajuan kerjasama. Besuk sepertinya tuan Rey ada meeting lagi di kantornya tuan Aldo.
Pagi hari tuan Rey bersiap-siap dengan rutinitas paginya yaitu membersihkan diri bersiap untuk pergi ke kantor. Hari ini agak berbeda dengan kemaren. Semua keperluannya ia siapkan sendiri jika kemaren Adit yang menyiapkannya.
"Jalan pak" perintah tuan Rey pada sopir pribadinya itu
"Baik tuan"
Sang sopir melihat tuannya itu sekilas dari kaca spion. Jika dilihat dengan seksama tuannya ini seperti orang yang kesepian dan hidupnya terasa membosankan. Selang beberapa menit telah sampai. Ya jarak antara rumah dan kantornya kurang lebih empat puluh menit tak butuh waktu lama memang sangat dekat. Hal ini memudahkan jika bolak balik pulang pergi kantor rumah.
"Sudah sampai tuan" sang sopir keluar dengan cekatan membukakan pintu mobil tuannya itu.
Vio yang sedang mengelap kaca itu mendengar temannya yang sedang bergosip." Tau tidak kalian kalau bos kita itu sangat tampan" Lisa memulai percakapan gosip itu "Benarkah" kata Rini menimpali.
"Ehh lihat mobil mewah itu, bukankah itu bos kita" Lisa menunjuk ke arah tuan Rey yang baru saja akan turun dari mobilnya dengan gaya cool bagaimana tidak sang bos itu jarang tersenyum, jarang menyapa karyawan, memiliki wajah dengan rahang yang tegas hidung yang mancung, dengan bulu-bulu tipis di area rahangnya dengan tinggi semampai khas laki-laki gagah, ditambah penampilan yang menunjang seperti jam tangan mewah yang melekat ditangannya. Sepertinya jika dilihat dari penampilannya saja sudah menggambarkan jika itu lah bos mereka.
Kemudian Rini ikut menoleh pada bos yang baru datang dan berjalan ke arah pintu masuk itu, awalnya Vio juga tak begitu menghiraukan percakapan gosip mereka namun sepertinya jiwa ke kepoannya tak dapat di sembunyikan hingga Vio ikut menoleh ke arah sana.
Deg deg...detik itu juga Vio merasa jantungnya berhenti berdetak sepertinya ia salah memilih pekerjaan. Bagaiman ini jika ia bertemu tuan yang malam itu." Ahh sudahlah asal tak bertemu dengannya ku rasa aman-aman saja" begitulah dalam hati Vio saat ini.
Tuan Rey memasuki lobby ruangan banyak para karyawan yang sangat sopan padanya jika sedang berpapasan ditengah jalan atau melewati mereka.
Terlihat dari pandangan tuan Rey ada tiga gadis yang sedang mengelap kaca di dekat pintu masuk dan tetapi ia juga tak begitu memperhatikannya. Ia hanya menoleh sekilas saja.
Semua telah di sibukkan dengan aktivitasnya masing-masing Vio yang baru saja memasuki dapur di lantai tujuh belas itu "Vio kau antarkan kopi ini di ruangan bos ya" tanya OB itu. bukan bertanya tetapi lebih ke minta tolong ke Vio. "Sa..saya" Vio mengulang lagi ucapan temanya itu sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri. "Iya siapa lagi kalau bukan kamu, kan hanya ada kamu dan aku yang ada di ruangan ini" terangnya
"Hemm baiklah, bawa ke sini kopinya" Vio mengambil nampan itu dan berjalan keluar menuju ruangan bos ketika melewati meja sekretaris "Oh rupanya di sini ada babu" suara itu mengagetkan Vio, seketika ia menoleh pada Mia. Ia tak menghiraukan dan berjalan cepat. "Berhenti di situ"teriak Mia pada Vio. "Berhenti di situ atau kau akan di marahi bos jika mengganggu waktu kerjanya" teriak Mia lagi yang sudah sangat kesal karena tak di hiraukan oleh Vio. "Apa" tantang Vio.
"Apa kamu tak tahu aturan jika mau masuk ke ruangan bos itu harus ijin dulu sama sekretarisnya" jelas Mia dengan kesal
Vio tak menghiraukan"Hem baiklah aku hanya mau mengantarkan kopi ini ke ruangan bos" Vio
"Ohh aku tahu, kau beralasan mengantarkan kopi itu pada bos dengan niat ingin menggodanya iya" Mia
"Heh jaga bicaramu ya, aku tak serendah itu" Vio
"Kalau begitu bawa sini kopinya" Mia
"Bilang saja jika kamu yang ingin menggoda bos, pakai alasan menuduh orang segala" Vio membalikkan ucapan Mia yang tadi dilontarkan padanya.
"Berani kamu mengataiku"
"Sudah jadi orang miskin saja masih belagu, pantas saja kamu dibuang sama orang tuamu, karena kamu sangat tidak tahu diri" hina Mia pada Vio
"Semua ini tak akan terjadi jika bukan karena kelicikan mu itu" Vio tak kalah pedas membantah tuduhan itu.
"Jika kamu ingin mengantarkan kopi dan ingin menggoda bos, bilang saja dan tak usah menghina orang segala" Vio berkata sambil meletakan nampan di meja Mia dan berlalu pergi dari sana dengan amarah yang menggebu.
Tok..tok suara ketukan pintu dari luar. "Masuk"
"Permisi tuan saya mau mengantarkan kopi ini" Mia membawa nampan berisi kopi itu."Hem letakkan saja di meja"
"Baik tuan" Mia meletakkan kopi dimeja tuan Rey dengan sengaja membungkukkan badannya agar belahan dadanya terlihat oleh tuan Rey.
Padahal tuan Rey saat ini sedang fokus dengan leptop di depannya .
"Kalau begitu saya permisi tuan"
Tuan Rey menganggukkan kepalanya. Setelahnya tuan Rey melanjutkan pekerjaannya dan dia teringat sesuatu jika ia mencari barangnya yang hilang kemaren masih belum ketemu.
Kemudian ia menghubungi bagian kepala bidang kebersihan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Fika Queen
baik kak saya akan rajin up makasih udah baik kak saya akan rajin up makasih udah mampir 😀
2022-04-15
0
Santai Dyah
lnjut thor
2022-04-11
1