"Kalau begitu saya permisi tuan"
Tuan Rey menganggukkan kepalanya. Setelahnya tuan Rey melanjutkan pekerjaannya dan dia teringat sesuatu jika ia mencari barangnya yang hilang kemaren masih belum ketemu.
Kemudian ia menghubungi bagian kepala bidang kebersihan. Jika tuan Rey mencari liontin dengan bentuk love dan ada inisial namanya. ciri-ciri itu disebutkan. Kala panggilan itu diangkat.
"Baik tuan jika saya menemukan akan saya kembalikan pada anda"
"Baik tuan nanti saya akan tanyakan pada petugas kebersihan yang kemaren membersihkan ruangan anda" jawab kepala bidang kebersihan itu di akhir percakapannya.
Dengan segera kepala petugas kebersihan itu memanggil Vio dan menanyakan perihal liontin punya tuan Rey. "Vio apa kamu menemukan sesuatu ketika kemaren bersih-bersih perpustakaan" tanya kepala kebersihan itu pada Vio.
" Menemukan apa pak" tanya balik Vio karena belum mengerti barang apa yang di maksud oleh kepala kebersihan itu.
"Tuan Rey kehilangan barangnya yang berupa liontin" jelasnya
"Ehh saya tidak menemukan apa-apa tuan, saya berani bersumpah"
"Hemm baiklah aku percaya, tapi jangan sekali-sekali kamu berbohong jika ingin kerja di sini lebih lama" jelas kepala kebersihan itu.
"Sudah sana kembali lagi bekerja"
"Baik pak" Vio
Vio kembali meneruskan pekerjaannya sambil memikirkan bosnya itu kehilangan liontin. "Tapi aku tak menemukan apa-apa di sana" batin Vio
***
Sementara tuan Rey yang sibuk dengan pekerjaannya itu sambil memikirkan barangnya yang hilang itu. " Hanya itu barang satu-satunya yang tertinggal milik wanita itu" batin nya. "Kemana kira-kira aku menaruhnya" gumamnya lagi.
Kemudian ia menelpon asisten rumah tangganya untuk menanyakan perihal liontin itu. Namun jawabannya tetap sama tak menemukan apa pun.
"Baiklah jika bibi menemukannya jangan lupa hubungi saya" tuan Rey.
"Baik tuan"
Kemudian sambungan telepon ditutup. Tuan Rey melanjutkan pekerjaannya hingga siang hari sampai tak ada waktu untuk makan siang diluar hingga dia memesan makanan dari luar dengan menggunakan jasa grabfood .
Dilantai bawah di tempat resepsionis seorang ojol grabfood sedang menanyakan ruangan yang dimaksud. Akhirnya sang resepsionis memastikan kalau bosnya bosnya itu sedang pesan makan siang lewat ojol.
"Silahkan naik kelantai tujuh belas pak nanti di sana ada yang tulisan Ceo Reygan" jawab mbk resepsionis itu
"Baik mbk"
Tok..tok "Masuk"
"ini pesanan anda tuan" sebelum masuk Mia kembali menghalangi ojol grabfood itu untuk masuk ke ruangan bosnya. Dan makanan itu di ambil alih olehnya supaya dia saja yang mengantar ke dalam.
"Hemm letakkan di meja sana" tunjuk tuan Rey pada Mia.
"Baik tuan" padahal Mia berharap akan di ajak makan siang bareng tuannya itu tetapi apalah daya semua tak sesuai kenyataan. Karena pesanan yang terlihat tadi terlihat lebih dari satu.
***
Setelah istirahat makan siang Vio mendapat tugas baru menata ulang buku-buku sesuai huruf abjad. Vio memasuki ruangan itu dengan pelan dan memulai pekerjaannya kembali.
Ia mulai menata dari buku yang terkecil dulu, sedang dan kemudian besar atau tebal. Semua ia mulai dari lorong pertama kemudian lorong kedua dan sampai selesai saking banyaknya buku-buku itu hingga membuat Vio kelelahan dan beristirahat sejenak. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
Ketika duduk di sofa didalam ruangan itu Vio melihat benda berkilau yang berada di bawah meja depannya duduk. Ia mengamati dan saking penasarannya kemudian dirogohnya dari bawah meja.
"Apa ini" gumamnya
"Kalung ini" didalam liontin itu ada inisial namanya tetapi ia tak berani membuka. "Liontin ini seperti milikku yang hilang" gumamnya lagi "Tapi tidak mungkin jika ada benda yang sama bahkan bentuk dan juga ukirannya, sedangkan liontin itu hanya ada satu di dunia" bagaiman tidak Vio dapat liontin itu juga pemberian dari ayahnya ketika ia ultah ke tujuh belas tahun.
Vio yang tak mau mengandai-andai dan tanpa berpikir panjang ia langsung menyimpan liontin itu dan berniat akan ia serahkan pada pemiliknya atau ia titipkan pada bagian kepala kebersihan.
Diruang kantor setelah tuan Rey selesai dengan makan siangnya kala itu ia pergi keluar dan memberikan kotak yang lain itu pada petugas kebersihan yang bertugas mengantarkan kopi pada siang itu.
Kemudian tuan Rey yang merasa jenuh dengan setumpuk pekerjaannya itu ia berniat akan membaca buku diruang perpus.
Ceklek... pintu ruangan perpustakaan itu terbuka memperlihatkan seseorang di sana. Vio yang sedang fokus dengan buku-buku itu seketika menoleh ke arah pintu yang terbuka.
Deg...deg...
lelaki itu pikirnya. "Maaf tuan saya sedang membereskan buku-buku ini, jika tuan ingin membaca dan taj ingin ada yang menganggu saya akan keluar" suara Vio memecah kecanggungan di antara mereka.
Sementara itu tuan Rey diam tak menjawab dan hanya menatap perempuan itu. Ia seperti pernah melihat tetapi lupa dimana ia pernah bertemu.
"Tetaplah di tempatmu dan lanjutkan pekerjaanmu" titahnya itu
"Baik tuan" jawab singkat Vio
Tuan Rey memilih buku yang mana yang akan ia baca, kemudian duduk di sofa. "Tuan ini " batin Vio bermonolog ia sudah tak fokus dengan buku-bukunya karena satu ruangan dengan pria asing.
Tuan Rey juga diam saja tak ada obrolan apa pun seperti tak pernah terjadi sesuatu diantara mereka.
"Apa kamu karyawan baru"
"Ehmm sa..saya tuan" tanya Vio
"Siapa lagi jika bukan kamu"
"I..iya tuan " jawab Vio
Vio mau menanyakan sesuatu tetapi tak yakin. "Apa anda bos dikantor ini tuan" tanya Vio akhirnya dengan segala keberaniannya.
"Bukan aku karyawan juga di sini" jawab tuan Rey
"Ohhh....aku kira" Vio tak meneruskan perkataanya ia cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan ingin segera keluar dari sana.
"Saya permisi tuan karena pekerjaan saya telah selesai"
"Hemm" jawab singkat tuan Rey.
Waktu kencan malam itu tuan Rey tak begitu memperhatikan wajah wanita yang menjadi teman kencannya itu sehingga ia melupakannya, yang ia ingat hanya tanda lahir saja.
Sore hari semua karyawan sudah pada pulang tuan Rey berjalan menuju dimana mobilnya diparkirkan dan kemudian ia mengendarainya, ia melihat gadis tadi di pinggir jalan.
Entah kenapa hatinya menyuruh untuk berhenti dan mengklakson. Tuan Rey membuka kaca mobilnya dan menyuruh Vio masuk.
"Masuklah"
"Walaupun Vio merasa tak enak tetapi ia masuk juga akhirnya"
"Lagi nunggu apa" tuan Rey
"Ojek online tuan" jawab Vio agak canggung.
"Di mana rumahmu"
"Tiga puluh menit dari sini tuan"
Kebetulan sekali jalan arah pulang ke rumah Vio juga searah dengan tuan Rey. Setelah percakapan singkat tadi tak ada lagi percakapan selanjutnya.
Mereka hanya diam di sepanjang perjalanan dan larut dalam pikirannya masing-masing. "Berhenti di ujung jalan depan itu tuan" tunjuk Vio
"Hemm" jawab tuan Rey
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments