Ketika dalam keadaan mood kurang baik seperti ini malah mampu memunculkan ide-ide cemerlang dalam benaknya. Entahlah mungkin saat pikirannya sedang stuck seperti ini malah ada saja ide yang bermunculan dalam benak nya seperti saat ini.
Waktu telah berlalu begitu cepat pembangunan proyek yang target selesai dalan dua bulan ternyata melebihi target, tak jarang pula tuan Rey bolak balik Bali dan Rusia ketika ada hal penting yang harus ia hadiri terkadang juga Adit asistennya yang telah menyelesaikannya.
Saat ini pembangunan proyek gedung perusahaan baru telah selesai dan akan dibuka calon karyawan baru dikantornya. Berbagai orang banyak yang datang dari luar kota untuk bisa memasuki perusahaan baru itu. Tak jarang pula ada yang datang dari luar pulau hanya untuk mengidamkan pekerjaan tersebut.
Saat ini telah dilakukan berbagai tes seperti wawancara, kecakapan dalam bahasa asing maupun bahasa indonesia. Semua telah ditentukan dengan porsinya masing-masing sesuai ijazahnya.
Jika ijazah Sekolah menengah atas kemungkinan besar menjadi office boy atau jika perempuan menjadi office girl begitupun sebaliknya jika management akuntansi akan mendapatkan bagian sekertaris atau keuangan.
Semua yang mengikuti tes telah menjalani seleksi satu-satu dan pada bagian ini telah tuan Rey percayakan pada pihak bagian hrd yang menangani valon karyawan baru.
Selebihnya soal data masuk baru bagian bos atau tuan Rey yang mengecek satu persatu.
****
"Apa anda tidak ingin pulang tuan" suara Adit memecahkan keheningan di ruangan itu, ruangan yang didominasi warna abu-abu dengan desain yang minimalis namun modern. Hal ini seperti menampakkan karakter pemilik ruangan itu dingin tak tersentuh tetapi juga memiliki sisi yang lain dengan orang-orang tertentu.
"Kenapa" tanya tuan Rey pada Adit asistennya itu, tuan Rey berucap dengan kepala bersandar di sandaran kursinya dan mata terpejam seperti mengisyaratkan jika tubuhnya lelah dan butuh waktu istirahat.
"Ehmm tidak tuan, apa anda tidak kangen dengan orang-orang rumah seperti ibu dan ayah anda atau selain itu istri anda mungkin" usul asisten Adit pada tuan Rey itu, jika ia melihat dari air mukanya saja tuan Rey ini seperti butuh sandaran hidup.
"Dan juga yang ku tahu selama ini anda telah bekerja siang dan malam seperti tak ada lelahnya" Masih meneruskan percakapannya yang tadi.
Tuan Rey mendengarkan usul Adit namun tak ada niatan untuk memberikan jawaban. Ia masih diam dan memejamkan matanya.
"Buat apa aku pulang, dirumah atau di sini sama saja tak ada yang merindukanku"jawaban singkat itu terdengar pilu ditelinga Adit.
"Apa kamu merindukan ibumu atau ayahmu" tanya tuan Rey akhirnya pada Adit.
"Ehmm tentu saja saya merindukan ibuku tuan, tetapi aku sudah tak memiliki ayah"
"Ibuku membesarkan ku seorang diri dengan penuh perjuangan agar kelak aku bisa menjadi orang sukses dan dapat membahagiakannya"
"Masih beruntung anda tuan dengan memiliki orang tua yang masih lengkap dan sangat menyayangi anda" Adit bercerita panjang lebar mengeluarkan unek-unek nya saat ini.
"Apa pernah orang tuamu menuntut mu" tanya tuan Rey
"Ehmm kalau soal itu tidak pernah tuan, selama yang aku lakukan baik maka orang tuaku akan mendukungku apa pun itu"
"Lalu apa pernah hidupmu di atur begini dan begitu oleh ibumu" tanya tuan Rey seperti menginterogasi seseorang saja.
"Kalau yang itu lebih ke mengarahkan jika salah di benarkan, jika kurang baik di ingatkan, dan jika keliru bukan di hakimi tuan"
"Sempurna sekali hidupmu"
"Ehmm ya begitulah tuan" Sepertinya tuannya ini butuh seseorang yang dapat mendengarkan semua keluh kesah nya yang ada dihatinya. Mungkin bosnya ini memiliki masalah internal sehingga menjadi dingin dan tak banyak bicara seperti orang pada umumnya.
"Jika begitu kamu pulanglah dulu jika ingin pulang, dan temui orang tuamu aku akan memberikan tunjangan untuk ibumu"
"Ehhm lalu bagaiman dengan anda tuan"
"Kau menghawatirkan ku" tanya tuan Rey kemudian membuka matanya dan ada seringai kecil di sudut bibirnya.
"Bu..bukan begitu tuan bagaimana dengan pekerjaan anda"
"Kalau itu aku bisa menghandle nya sendiri" tuan Rey
"Aku memberimu cuti dua minggu gunakan sebaik mungkin waktumu dengan ibumu dan sampaikan salam ku padanya"
"Tiket pesawat mu bisa kau siapkan dari sekarang"
Semua seperti berbanding terbalik dengan kehidupan Adit. Tuan Rey telah memandang kehidupan Adit yang sempurna dengan ibu yang mendukung segala yang Adit lakukan dan tak pernah menuntut nya. Walaupun orang tua Adit singel parent tetapi itu kelihatan sempurna dimata tuan Rey.
Tidak seperti dirinya yang hidupnya banyak tekanan dan tuntutan dari orang tuanya sendiri. Jika di kehidupan yang akan datang ia di beri kesempatan untuk memiliki anak makan ia akan menjadi teman bagi anaknya dan tak akan menuntut terlalu banyak untuk menjadi sempurna.
Entahlah kapan impian itu tercapai. Bahkan ia sendiri tak yakin dengan jalan masa depannya sendiri nanti bagaimana dan akan seperti apa.
Yang ada dalam impiannya saat ini sederhana yaitu memiliki keluarga yang harmonis seperti istri yang tinggal dirumah dan mengurus dirinya serta anak-anaknya kelak.
Tetapi semua itu sepertinya tinggal angan saja. Karena impiannya tak sesuai pada kenyataan.
"Baik tuan jika begitu aku akan menyelesaikan pekerjaan ini lebih cepat "
"Hem" gumam tuan Rey
"Sebetulnya anda ini orang yang sangat baik dan pengertian tuan tetapi sayang, sepertinya anda salah dalam memilih pasangan hidup, semoga jika di kehidupan yang akan datang anda mendapatkan istri baru yang dapat mengerti keadaan anda" batin Adit
Ia tanpa sadar mengetuk kepalanya sendiri didepan tuan Rey. kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum sendiri dengan pikiran konyolnya itu. "Apa yang aku pikirkan ini, tuan Rey kan sudah punya istri, tak terbayang jika memiliki dua istri hidupnya akan bertambah rumit"batin Adit lagi
"Kau itu kenapa"tanya tuan Rey tiba-tiba sambil membolak-balikan setumpuk kertas yang ada di depannya itu.
"Saya .. saya kenapa tuan" tanya balik Adit pada tuan Rey.
"Kamu sepertinya banyak melamun sehingga tidak menyambung ketika di ajak orang berbicara" sindir tuan Rey
"Eh bu..bukan begitu tuan tadi saya sedang membayangkan saja jika memberikan kejutan nanti kepada ibu saya dengan tiba-tiba ada di hadapannya" Elak Adit
Tetapi tuan Rey malah mempercayai ucapan Adit yang asal itu "Benarkah begitu" tadi kau tidak mengumpatiku kan.
Tatapan tajam tuan Rey pada Adit melemahkan seluruh tubuhnya. "Bukan tuan untuk apa saya mengumpati tuan"
"Hemm baiklah segera selesaikan pekerjaanmu yang tersisa dan jika sudah maka beritahu Mia jadwalku untuk besuk apa saja" terang tuan Rey
"Baik tuan saya pamit undur diri ke ruangan saya" Adit
"Hemm"
Seluruh isinya telah aku rombak total karena diluar rencana aku ikutkan lomba semoga bisa dimaklumi dan tetap menyimak. makasih I love you
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Santai Dyah
lanjut
2022-04-11
0