Seketika tuan Rey langsung mendongak menatap wajah cantik itu"Kau tak di ijinkan keluar, disini aku bosnya, jadi terserah aku mau menyuruh karyawanku melakukan apa " nada sombongnya muncul seketika
"Lalu saya harus melakukan apa tuan"
"Kau bisa membaca buku-buku diujung sana jika kau bosan" Perintahnya pada Viona itu sambil menunjuk dimana buku-buku itu berada.
"Tak hanya di perpustakaan, disini juga banyak buku ternyata" gumam Vio pelan yang hanya di dengar dirinya sendiri
Vio berjalan ke arah buku yang dimaksud tuan Rey itu.
Tok-tok pintu diketuk dari luar" Buka saja" tuan Rey
Siapa lagi yang masuk kesana jika bukan sekretaris yang sok cantik itu, Mia ketika memasuki ruangan tuan Rey hal pertama yang dilihatnya adalah sosok perempuan asing yang berada di dekat ujung ruangan itu.
Ia tak tak begitu memperhatikan wajahnya karena yang terlihat hanya punggung wanita itu saja dengan menggunakan baju khas ob.
"Ini tuan ada beberapa file yang perlu anda periksa"
Iya sepertinya seluruh karyawan wanita di kantor ini tunduk dengan Mia yang notabennya adalah sekretaris tuan Rey.
Jika ada yang berani mendekati tuan Rey maka ia tak segan melakukan ancaman yang mengerikan. Karena wajah Mia yang terlihat judes
Ketika Vio menoleh, betapa terkejutnya ia jika Vio lah yamg berada di ruangan tuan Rey seketika ia meradang dan menahan kesal di hatinya
***
Hari berlalu begitu cepat setelah seharian Vio menemani tuan Rey seharian di ruangannya. Suana kantor menjadi sepi karena memang jam pulang sudah dari tadi.
Kini tinggallah tuan Rey dan Vio yang masih berada di ruangan itu. Sedikit pun belum ada tanda-tanda tuan Rey menyudahi pekerjaannya dan bersiap untuk pulang.
"Tuan ini hari sudah sore apa anda tak ingin pulang ke rumah" usul Vio
"Kenapa" tanya tuan Rey lagi
"Apa istri anda tak menunggu dirumah" Vio
"Tak ada" jawabnya singkat dan penuh teka teki
"Aku akan ada acara nanti, dan aku memberimu sebuah penawaran"
Baru saja Vio yang mendengar suara tuan Rey itu penuh tanda tanya tetapi tuan Rey sudah memberitahu lebih dulu.
"Maukah kamu menjadi pasanganku nanti disebuah pesta perjamuan makan malam" tuan Rey
"Ehmm merupakan suatu kehormatan bagi saya mendapatkan. tawaran itu tuan, tapi maaf saya tak berminat sepertinya"
"Kelinci kecil ini sudah berani melawanku, baiklah jika kau tak mau maka sebuah pemaksaan adalah jalan satu-satunya" batinnya
"Jika kau tak mau, maka kita akan tetap di sini sampai besuk"
Suara itu mampu membuat Vio mendongakkan wajahnya melihat air muka tuan Rey. Di sana tak sedikit pun ia mendapati jika tuan Rey sedang main-main dengan ucapannya
"Anda sangat tampan, dan kaya tuan, jadi saya rasa anda bisa memilih wanita yang mana saja untuk anda jadikan pasangan di pesta perjamuan nanti" usul Vio tanpa rasa takut.
"Hemmm tapi sayangnya aku memilihmu" jelasnya seperti tak mau dibantah
"Baiklah jika kau tak ingin menemaniku di pesta perjamuan nanti, besuk kau akan dipecat dari pekerjaanmu sekarang tanpa uang pesangon" ancaman kedua ini sepertinya mampu meluluhkan hati Vio.
"Ti...tidak tuan jangan pecat saya, baiklah jika begitu apa aku akan mendapatkan imbalan setelah menemani anda malam ini" pintanya tanpa basa basi
"Berapa imbalan yang kau mau"
"Terserah anda saja" jawab Vio ia jadi bingung
"Bagaimana kalau imbalannya kau menjadi istriku" tawar tuan Rey. Bukan menawarkan tapi lebih tepatnya memaksa kehendak orang lain seperti saat ini. Karena apa yang dia inginkan pasti akan terwujud.
"Maksud anda apa tuan" Vio masih tak mengerti
"Aku dengar anda sudah beristri" Vio menjawab apa yang ada dalam pikirannya saja
"Hemm iya, jika aku sudah beristri maukah kamu menjadi simpananku"
"Tidak, aku tak berminat" Sambil berlalu menuju pintu keluar tapi sialnya pintu itu telah terkunci. Pintu itu di setting dengan kunci otomatis dan bisa membuka tutup dengan remot.
Tuan Rey menyeringai penuh maksud dengan kegigihan Vio itu. Sepertinya usahanya kali ini tak akan berhasil.
"Tadi kamu sudah bersedia menjadi pasanganku untu pesta acara perjamuan, jadi bersiaplah"
Ternyata semua sudah dirancang tuan Rey sejak tadi siang, jika ia tak bisa berbicara baik-baik dengan Vio makan jalan satu-satunya dengan menjebaknya agar Vio dia seorang memilikinya. Gadis kecilnya ini sungguh pemberani.
Di mejanya tadi sudah di kirim seseorang gaun pesta lengkap dengan sepatu serta tasnya yang senada dengan warna gaunnya.
Vio dengan rasa kesal mengambil paper bag di mejanya itu dengan kasar lalu pergi ke kamar mandi yang ada diruangannya .
Sedangkan tuan Rey yang melihat gerak gerik Vio itu tersenyum penuh kemenangan. Ia tak akan peduli lagi pada siapa pun kali ini. tuan Rey hanya mengikuti kata hatinya untuk segera memiliki Vio menjadi miliknya seorang.
Selang beberapa menit Vio sudah cantik dengan dandannya. Tuan Rey yang melihat itu di buat takjub. "Seperti bidadari batinya"
"Anda tak usah melihatku begitu tuan, saya tahu kalau saya cantik"
Tuan Rey yang kedapatan memandangnya itu jadi salah tingkah dan pergi begitu saja dari sana untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Ya di kantornya ia meninggalkan beberapa pakaian berjaga-jaga saja jika nanti ia tak pulang ke mension maka tak perlu repot-repot bolak balik hanya untuk berganti pakaian.
Tuan Rey keluar dengan baju kemeja berwarna maroon yang senada dengan gaun yang dipakai Vio, entah sengaja atau tidak soal pakaiannya itu. Vio yang memandangnya tak munafik jika tuan Rey sangat tampan apalagi jika rapi seperti saat ini.
"Selama nanti sepanjang acara kau tak boleh jauh dariku barang sebentar saja" titahnya
hening...beberapa saat hingga tuan Rey menggandeng tangan Vio dan berjalan keluar ruangannya menuju lift untuk turun ke lantai bawah. Di sana sudah ada asistennya Adit yang menunggunya.
"Anda sudah siap tuan"
"Hemm"
Adit dengan sigap membukakan pintu mobil untuk bosnya, Vio yang memasuki mobilnya lebih dulu di susul tuan Rey.
"Cocok sekali jika mereka menjadi pasangan walaupun usia mereka terpaut cukup jauh" batin Adit bermonolog
Di dalam mobil Vio dan juga tuan Rey diam tak ada berniat membuka suara. Adit yang didepan melihat bos mereka jadi tak enak hati dengan suasana saat ini.
Sumpah demi apapun suasana seperti lebih menegangkan di bandingkan dengan bertemu klien untuk mengajukan sebuah kerjasama.
"Adit nanti kau bisa tinggalkan kami ketika pulang, karena aku ingin bawa mobil sendiri" suara itu menginterupsi ketegangan di antara mereka.
"Baik tuan"
Vio mendengarkan itu jadi curiga tuan itu akan membawanya kemana lagi. Tetapi ia sedang malas berbicara maka ia pura-pura tak mendengar dan kini malah membuka ponselnya
"Kau dari tadi mengabaikanku, apa ada yang kau pikirkan" bisiknya tepat di telinga Vio
Vio yang di bisiki itu jadi merinding mendengar suara halus di telinganya . Semua itu tak luput dari pandangan Adit asistennya dari kaca spion. "Semoga memang benar wanita itu adalah anda nona" batin Adit ketika melihat bosnya bisa sedikit mencair jika bersama Vio saja.
Tinggal sehari lagi aku sudah tak sabar ingin melihat hasilnya. Begitulah batin Adit saat ini...
Bersambung
Sebetulnya ini dari episode satu sampai sepuluh isinya aku revisi total karena beberapa hal dari editor
Terimakasih yang sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak kalian like, komen ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments