Chapter 03. Pintu Gerbang Benua Kelahiran.
Selir Mei menatap wajah putranya dengan berlinangan air mata, setelah selesai menceritakan aksi kejar-kejaran dirinya dengan tentara Kerajaan Xiang selama tiga bulan ini. Dalam tiga bulan itu, hidupnya terasa seperti di ujung jurang, sedikit terdorong pasti terjatuh dan mati.
"Nak, turuti permintaan Ibumu ini sekali saja!" ujar Xue Mei dengan tatapan memelas sambil menggenggam tangan kiri putranya.
"Apa itu? Jika mampu aku akan patuhi permintaan Ibu?" Xiang Tianzhi tersenyum dan menatap kedua mata hitam ibunya.
"Ibu mohon ... Jangan balas dendam! Lebih baik kita menjalani hidup seperti biasa, di tempat ini kita aman dari tentara Kerajaan Xiang, dan jangan pernah mengunjungi kota manapun bahkan desa kecil sekalipun, sebab banyak mata-mata Permaisuri Yin yang tersebar!" ungkap Xue Mei yang terlihat wajahnya semakin memelas saat berbicara.
Dengan menghela nafas berat dengan permintaan ibunya mau tak mau Xiang Tianzhi menuruti. "Ya, aku akan mengikuti ucapan Ibu. Aku juga tahu diriku sangat lemah, bahkan seekor lalat mampu merobohkan tubuh ini!" jawab Xiang Tianzhi yang berusaha membuat lelucon agar ibunya bisa tersenyum dan tidak lagi kuatir.
"Puh! Hahaha!" tawa Xue Mei yang bahagia, "mana mungkin lalat bisa merobohkan tubu--"
Xue Mei seketika diam saat melihat fisik putranya berubah, kedua bola mata berbentuk Yin Yang dengan warna hitam dan putih yang dipisahkan seperti huruf S. Tinggi badannya juga bertambah awalnya 185 cm menjadi 190 cm. Rambutnya yang awalnya hitam kini telah berubah menjadi putih kebiruan.
Tubuh yang awalnya kurus kini berotot dan dada bidang bisa terlihat jelas dari bajunya yang kekecilan, kulitnya halus dan putih bersih, padahal awalnya kuning. Anehnya, luka goresan dan bekas senjata juga menghilang. Hanya wajahnya yang tidak berubah, namun pesonanya sebagai seorang keturunan raja semakin meningkat.
"Nak ... Apa yang terjadi denganmu, kenapa fisikmu berubah?" tanya Xue Mei dengan kebingungan melihat putranya yang seperti baru saja bertransformasi, dia melihat dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Xiang Tianzhi yang ditanya juga kebingungan, segera dia bangun dan melihat pakaian sederhana yang kekecilan, lalu dia melihat kedua tangan dan kulit, meraba rambutnya yang awalnya pendek kini sedikit lebih panjang, sepanjang bahu.
"Aku tidak tahu Bu!" jawab Xiang Tianzhi yang juga kebingungan.
"Sudahlah, tidak usah dipikirkan, yang terpenting kamu baik-baik saja. Apa luka dalam mu masih terasa sakit?" Xue Mei tidak ingin memikirkan berubah fisik putranya, dan bertanya kondisi sambil memeriksa pergelangan tangan Xiang Tianzhi.
"Tidak terasa apapun, aku baik-baik saja, Bu."
Xue Mei merasa lega dengan jawaban putranya, hasil pemeriksaannya juga tidak ada gejala kerusakan jaringan meridian dan vena. Xue Mei menatap putranya dengan kasih sayang dan tersenyum setelahnya.
"Ibu, akan masakan yang terbaik untukmu, Nak."
Xue Mei segera bangkit dan sebelum pergi, dia mengecup kening putranya. Xiang Tianzhi melihat punggung ibunya. Disaat ibunya tidak terlihat, buru-buru Xiang Tianzhi mengeluarkan pil penyembuh dantian tingkat Surgawi dan langsung menelannya.
Xiang Tianzhi duduk bersila sambil memejamkan mata untuk mencernanya,
dia meringis menahan rasa sakitnya, tapi tidak lama rasa sakit itu menghilang.
Segera Xiang Tianzhi melihat dantian dengan kesadarannya. Terlihat dinding dantian yang rusak dan banyak retakan segera menutup.
Jaringan meridian dan vena mulai terhubung lagi dengan dantian. Sel-sel tubuh dan organ dalam yang bermasalah juga mulai bertransformasi semakin kuat. Otot-ototnya juga mengembang. Segala racun merembes keluar dari tubuh Xiang Tianzhi, warna hitam dan berbau busuk. Proses penyembuhan berlangsung selama waktu satu dupa.
(1 dupa \= 30 menit, 1 tarikan nafas \= 3 detik)
"Apa itu?" gumam Xiang Tianzhi yang melihat pintu kuno dalam dantian, segera dia mendekati dan melihat banyak ukirannya.
Aura kuno juga memancar dari pintu gerbang, lebar pintu mencapai 3 meter tinggi mencapai 7 meter. Didepan pintu gerbang ada dua bola yang terbuat dari berlian yang bergambar Yin Yang, tiap bola itu tercetak sebuah tangan. Dengan rasa penasaran, Xiang Tianzhi mendorong pintu itu, namun pintu gerbang itu tidak bergerak sama sekali, padahal dia sudah sekuat tenaga.
"Mungkin aku terlalu lemah!" gerutunya sambil mendongak dan melihat plakat, "Benua Kelahiran ... Nama apa itu! Aneh!" lanjutnya yang tidak mengerti maksudnya tulisan pada plakat pintu gerbang.
Kemudian, Xiang Tianzhi yang tidak bisa membuka pintu gerbang dan tidak mengerti arti maksud tulisan itu, membalikkan badan untuk memeriksa dua bola berlian seukuran kepala orang dewasa.
"Mungkin ini untuk membukanya!" ujar Xiang Tianzhi dengan meletakkan kedua tangannya pada cetakan di bola berlian.
Sekali lagi Xiang Tianzhi kecewa, sebab tidak ada reaksi apapun pada bola berlian itu, dengan perasaan kesal tidak bisa membuka dan tidak tahu apa itu pintu gerbang, Xiang Tianzhi berniat kembali ke tubuhnya.
"Selamat datang Tuan,"
Tiba-tiba terdengar dua suara wanita, Xiang Tianzhi jelas kaget dan membalikkan badan untuk mencari sumber suara itu, Xiang Tianzhi semakin syok melihat dua tubuh transparan melayang diatas bola berlian.
"Si--siapa kamu?" tanya Xiang Tianzhi yang ketakutan, takut bukan pada tubuh transparan, melainkan aura kekuatan yang keluar dari kedua wanita itu, 'sangat kuat ... Bahaya jika berdiam didalam tubuh-ku!' lanjutnya dengan membatin, dia jelas kuatir.
Xiang Tianzhi masih tidak tahu berada pada tingkat apa kedua wanita itu, yang dia rasakan tubuhnya menggigil dan ingin terjatuh. Namun, dengan sekuat tenaga Xiang Tianzhi berusaha kuat untuk menahan tubuhnya.
"Tuan jangan takut, saya tidak mungkin melukai Anda!" jawab kedua wanita dengan tubuh transparan yang tak terlihat wajah maupun fisik, seperti asap yang melayang, "siapa saya, anda akan tahu pada waktunya! Saat ini saya akan mengajarkan Tuan untuk berkultivasi. Tetapi, cepat atau tidaknya Tuan berkultivasi, itu tergantung diri Anda sendiri. Disini saya akan mengajar dan membimbing Anda secara singkat, sebab kami tidak bisa berlama-lama menampakkan diri." lanjutnya yang ternyata ingin memberikan bimbingan kepada Xiang Tianzhi, kedua tubuh transparan itu menekan kekuatan mereka, agar Xiang Tianzhi yang dia panggil Tuan tidak tertekan.
Merasa jika kedua tubuh wanita transparan tidak berbahaya dan tekanan menghilang, Xiang Tianzhi merasa lega dan segera bertanya kenapa dirinya dipanggil Tuan.
"Jika waktunya tiba, Tuan akan mengenali kita!" ujar kedua wanita itu saat berbicara selalu bersamaan.
Xiang Tianzhi terdiam, sebab pikiran dirinya seakan-akan diketahui mereka. Dengan menghela nafas berat, Xiang Tianzhi hanya pasrah, lalu dia berbicara dengan sopan. "Baik aku mengerti! Apa yang harus aku lakukan sebelum kalian membimbing saya?"
"Jika Tuan mampu menahan rasa sakit kepala, saya bisa secara langsung mentransfer pengetahuannya. Jika Tuan tidak sanggup, saya akan jelaskan secara garis besarnya yang mudah dipahami!" jawab tubuh transparan kepala Xiang Tianzhi.
Xiang Tianzhi berpikir sejenak untuk memilih, apa harus merasakan sakit kepala atau tidak. "Langsung saja kirim pengetahuannya!" jawab Xiang Tianzhi yang lebih memilih rasa sakit, daripada harus menerima penjelasan yang mungkin akan memakan waktu lebih banyak.
"Sesuai keinginan Tuan. Segera Tuan kembali ke tubuh dan persiapkan diri!" pinta tubuh transparan kepada Xiang Tianzhi.
Sebelum Xiang Tianzhi kembali, dia bertanya kepada dua tubuh transparan tersebut. "Apa aku bisa selalu berkomunikasi dengan kalian?"
"Bisa, Tuan bisa berbicara kepada dua Inti Kehidupan ini, tanpa kami berbentuk seperti saat ini!" jawabannya yang membuat Xiang Tianzhi bernafas lega.
"Terima kasih ... !" ucapan Xiang Tianzhi yang tidak tahu nama mereka. Tubuh transparan itu masuk kembali kedalam Inti Kehidupan.
Segera Xiang Tianzhi kembali juga pada tubuhnya dan mempersiapkan diri dengan rasa sakit yang akan dia rasakan. "Aku siap!" ujar Xiang Tianzhi kepada Inti Kehidupan.
Buzz...
"Arghh!!"
Keluar cahaya putih dari bola dan melesat memasuki kepala Xiang Tianzhi, seketika dia merasakan rasa sakit kepala yang amat teramat sakit. Namun, dengan mengatupkan rahang dan mengepalkan kedua tangan, Xiang Tianzhi menahan rasa sakit kepala.
Terlihat darah keluar dari kedua mata Xiang Tianzhi, dua telinganya dan dua lubang hidung. Untung saja, rasa sakitnya hanya beberapa tarikan nafas, setelah rasa sakitnya mereda, segala informasi pengetahuan untuk berkultivasi mengalir di kepala Xiang Tianzhi.
Didalam informasi pengetahuan itu, seseorang yang ingin kuat, harus mengolah lima bagian penting untuk menjadi seorang kultivator hebat, yaitu;
Akar Elemental, tanpa memiliki elemen utama, seorang kultivator tidak bisa berkultivasi, minimal memiliki satu elemen.
Akar Budidaya, setelah mengaktifkan akar elemen, seorang praktisi bisa mempelajari berbagai teknik untuk menyerap energi alam.
Meningkatkan kekuatan fisik, fisik kuat juga penting bagi seorang kultivator, tanpa kekuatan fisik seorang kultivator akan mudah terluka, dan ini akan diawali saat tubuh fana mulai berkultivasi untuk naik ke tingkat Pemurnian Tubuh (Body Refining).
Kekuatan Jiwa atau spiritual, kekuatan jiwa juga penting bagi kultivator yang ingin memiliki profesi, misalkan profesi Alchemist, Formasi spiritual, Pandai Besi dan lain sebagainya.
Beladiri, yang terakhir juga penting, tanpa memiliki dasar teknik beladiri, seorang kultivator ibaratkan cangkang tanpa isi. Hal ini penting untuk bertarung bagi semua kultivator.
Setelah mencerna semua pengetahuan, Xiang Tianzhi membuka mata dan kedua matanya berkedip-kedip kebingungan, pasalnya untuk meningkatkan kekuatan fisik dan jiwa sangat membutuhkan sumberdaya yang sangat besar dan rasa sakit.
"Huff! Bau sekali!" gumam Xiang Tianzhi saat mencium bau busuk, dia buru-buru membersihkan kotor yang bau menyengat hidung dengan bajunya yang kekecilan.
Setelah itu, Xiang Tianzhi mengambil botol berisi minyak wangi milik ibunya, dan menyemprotkan di seluruh kamarnya. Dengan menghela nafas lega, Xiang Tianzhi masuk kedalam kamar mandi.
"Zhi'er, ayo makan siang, Ibu sudah masakan yang terbaik untuk kamu, Nak!" panggil Xue Mei saat berada di meja makan dari batu, dia mengira putranya masih di tempat tidur.
Xiang Tianzhi yang dipanggil tidak menjawab. Xue Mei yang tidak mendapat balasan segera masuk kedalam kamar mereka, dan mendengar suara air dikamar mandi.
Xue Mei tersenyum dan mencarikan pakaian yang cocok untuk putranya di cincin dimensi. Xue Mei telah menyiapkan kebutuhan mereka berdua jauh hari, sebab rencana Xue Mei akan tinggal di hutan Bukit Bambu cukup lama hingga tidak lagi menjadi buruan Permaisuri Yin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
☯︎B ᴢᴀʀ⋰
bagus lu patuh juga ma omongan ibu lu Tian
2023-03-13
1
Ⴆι Ⴆσყ 404
jngn dilihat dr rupanya yg pas² nya tp lihat nya dr kekuatan yg menyatu
2023-03-13
0
Ⴆι Ⴆσყ 404
ayo bangkit Xiang, saat nya tunjukan kekuatan terbaru lu. jngn bernyerah semangat lah
2023-03-13
0