Chapter 04. Teknik Lima Unsur Elemental.
Setelah menyiapkan pakaian untuk putranya, Xue Mei menunggu di meja makan terbuat dari batu, dia duduk di kursi yang terbuat dari bambu, dan menatap keluar jendela.
Tidak berselang lama, Xiang Tianzhi keluar dari kamarnya, dia menggunakan pakaian model Hanfu yang sederhana, warna hitam dengan pengikat pinggang berwarna putih. Pakaian yang disiapkan Xue Mei cukup pas dengan tubuh tinggi Xiang Tianzhi.
Xiang Tianzhi melihat sekelilingnya, ternyata mereka berdua tinggal di sebuah gubug, satu kamar tidur untuk berdua, ruang makan yang bercampur dengan ruang memasak. Satu pintu keluar masuk, satu meja makan dari batu dan dua kursi dari bambu, jendela juga kecil ada di gubug. Didalam kamar tidur juga hanya ada satu meja dua kursi, dan sebuah lemari dua pintu yang tidak terlalu besar, ada juga jendela.
Xiang Tianzhi menghela nafas kesedihan melihat hidup mereka menjadi seperti ini, dari seorang terpandang menjadi buronan Kerajaan Xiang yang diburu layaknya hewan.
'Maafkan aku Xue Mei!' batin Xiang Tianzhi yang meminta maaf untuk pemilik tubuh aslinya, karena Xiang Tianzhi yang asli telah membuat Selir Mei menjadi seorang buronan dan ketakutan dalam 3 bulan ini.
Xiang Tianzhi melihat ibunya sedang melamun, hingga tidak sadar jika putranya telah duduk di depannya. Xiang Tianzhi menatap wajah Xue Mei yang natural, tanpa make-up sudah sangat cantik.
'Aneh, kenapa dari ingatan tubuh Xiang Tianzhi tidak merasakan jika dirinya anaknya dan juga bukan putra dari raja Xiang!' batin Xiang Tianzhi yang melihat tidak ada kemiripan dirinya dan juga raja Xiang.
Xiang Tianzhi ingin bertanya dan membuyarkan lamunan Xue Mei, namun niat itu dia urungkan, sebab Xiang Tianzhi tidak ingin mengagetkan Xue Mei.
'Aku tidak perduli ... Aku siapa dan kamu siapa! Tapi yang pasti, aku akan melindungi kamu!' batin Xiang Tianzhi dengan tekad untuk melindungi Xue Mei dengan sekuat tenaga.
"Eh! Sejak kapan kamu disini?" tanya Xue Mei yang kaget putranya sudah di depannya, dia melihat wajah Xiang Tianzhi yang makin cerah dan menyegarkan, dan tercengang saat pori-pori tubuh Xiang Tianzhi tidak terlihat, halus seperti batu Giok yang telah dipoles, bahkan dirinya malu sebagai wanita jika dibandingkan dengan Xiang Tianzhi.
"Tampan!" gumam Xue Mei tanpa sadar.
"Jika aku tidak tampan, berarti bukan putra Xue Mei, dong!" jawab Xiang Tianzhi yang bercanda.
"Eh! Hahahaha! Ya, tentu, tentu kamu anakku!" tawa Xue Mei yang mampu meruntuhkan sebuah kota, indah dan sedap dipandang.
Xue Mei tersipu malu yang tidak sadar telah terpesona dengan putranya sendiri, melihat ibunya yang malu, segera Xiang Tianzhi melihat hidangan sederhana di meja batu. Ada satu piring berisi sayuran dan beberapa ekor ikan, nasi, roti bulat berwarna putih berisi daging (bakpao) dan satu ayam panggang.
Kruk...
Terdengar perut Xiang Tianzhi menggaung, tanda dirinya sangat lapar. Mendengar suara perut putranya, Xue Mei tertawa lagi dan segera memotong ayam panggang dan meletakkan di piring milik Xiang Tianzhi.
Setelah menikmati makan siang, Xiang Tianzhi keluar dari gubuk dan melihat tidak jauh dari tempat tinggal ada sungai yang jernih. Tempat mereka dikelilingi oleh bukit dan hutan yang ditumbuhi pohon bambu.
"Kita berada di Hutan Bukit Bambu, jauh dari Kota Donggi," kata Xue Mei yang ikut keluar dari gubuk kecilnya dan memeluk erat lengan Xiang Tianzhi, dia sangat merindukan putranya yang selama ini terbaring koma.
Xiang Tianzhi melihat ibunya, cukup tinggi sebagai wanita, tinggi badan 180 cm, tubuh ramping dan terawat, bibir tipis berbentuk busur, hidungnya kecil tapi mancung, mata lebar dengan alis tebal menjadikan wajahnya semakin menarik dan cantik. Buah dadanya berukuran 36B, cukup besar dan menantang, layak menjadi seorang Selir favorit, dan menjadi rebutan bagi pria manapun, sebab usianya masih muda, 35 tahun seperti gadis usia 20 tahun.
"Oh iya, selain Ibu, aku tidak mengingat sebagian yang pernah aku ketahui!" ujar Xiang Tianzhi yang memang tidak tahu.
Xue Mei menghela nafas menahan sedih, dia sedikit mendongak untuk melihat wajah putranya. "Ayo kita duduk disana, aku akan ceritakan dimana kita, siapa pemimpinnya ... Dan apapun yang ingin kamu ketahui."
Xue Mei menggandeng putranya seperti kekasih dan menuju salah satu pohon besar di depan gubuk, tampaknya Xue Mei sengaja membuat gubuk dekat dengan pohon besar dan rimbun, dengan tujuan tidak terlihat.
Mereka duduk di rumput dan bersandar pada pohon dan Xue Mei meletakkan kepalanya pada bahu Xiang Tianzhi.
"Wilayah ini dikuasai oleh Kota Donggi, pemimpinnya bernama Li Jiancheng dari marga Li. Kekuatannya berada pada tingkat Golden Core tahap 2. Tabiatnya buruk, menindas yang lemah dan menarik pajak tinggi kepada pengusaha dan rakyat jelata, yang paling menjijikkan dia penyuka sesama jenis, apalagi menemukan anak kecil atau anak muda seumuran denganmu sudah pasti ditangkap. Namun, walaupun pajak tinggi, semua pengusaha tetap mau membayar pajak, sebab di Kota Donggi bebas berbisnis legal mau ilegal. Segala kejahatan ada disana, tidak hanya di Kota Donggi tapi di manapun kota pasti ada kejahatan, kecuali di Ibukota Kerajaan Xiang...!" Xue Mei menceritakan semuanya kepada Xiang Tianzhi dengan sabar, sebab selama ini dia tidak memiliki teman bicara, karena itu dia antusias saat berbicara.
Dalam struktur Kekaisaran, Kota Donggi adalah kota pangkat Nobel, pangkat terendah dalam Kekaisaran. Cakupan wilayahnya juga terbatas, hanya seluas 100 km. Jarak dari tempat persembunyian Xue Mei dan Xiang Tianzhi menempuh waktu 3 hari dengan berjalan kaki, bisa dibayangkan bagaimana sulitnya Xue Mei kabur dari kejaran tentara.
Kota Donggi di bawah kekuasaan pangkat Chevalier. Pangkat Chevalier membawahi beberapa kota pangkat Nobel, dan pangkat Nobel memiliki beberapa desa untuk dia kembangkan dan dipimpin. Diatas Chevalier adalah Baronet, dan Baronet sendiri dibawah pemerintah Baron, termasuk Chevalier dan Nobel. Di Benua Dongyun, nama pangkat juga sebagai gelar mereka, agar mudah dikenali. Salah satu contoh pemimpin Kota Donggi, dipanggil Nobel Li Jiancheng.
Selain struktur pemerintahan yang dipimpin, dan diawasi langsung oleh Kekaisaran, ada beberapa diluar struktur pemerintahan, seperti sekte dan Akademi perguruan silat. Khusus bagi sekte dan akademi beladiri, mereka tidak mengurusi urusan pemerintahan, hanya fokus mendidik dan mengembangkan teknologi senjata, ramuan pil, formasi spiritual dan memelihara binatang buas sebagai bantuan bagi anggotanya.
"Di benua ini, ada sebuah kompetisi yang diadakan setiap 5 tahun sekali, dan pesertanya bebas dari kalangan apapun. Umumnya, peserta yang mengikuti bertujuan agar lebih mudah direkrut oleh Kerajaan, Sekte maupun Akademi, tanpa harus mengikuti ujian yang sulit dan ketat. Kompetisinya meliput, Beladiri, Alchemist, Formasi Array, Pandai Besi, Beast Tamer dan Sastra. Pesertanya minimal usia 17 tahun dan maksimal 30 tahun, dan basis kultivasi minimal tingkat Foundation Establishment, peserta bisa memilih salah satunya sesuai kemampuan...," Xue Mei bercerita dengan jelas dan berlahan agar putranya mengingat.
Selain kompetisi bergengsi setiap 5 tahun, ada kompetisi yang diadakan setiap 7 tahun sekali, kompetisi khusus untuk kerajaan, sekte dan akademi. Dua kompetisi itu menjadi harapan setiap rakyat dan generasi muda, dikarenakan hadiah dan jabatan, jika menjadi juara bisa dipastikan akan mendukung masa depan untuk mencapai kekayaan, kekuasaan dan kekuatan.
Akhirnya Xiang Tianzhi memahami semua hal di Benua Dongyun, dan tertarik dengan kedua kompetisi di Benua Dongyun. Tapi dia tidak mengungkapkan kepada ibunya, kuatir ibunya menjadi sedih dan cemas.
Xue Mei yang tidak sengaja menyentuh pergelangan tangan Xiang Tianzhi terkejut, saat kesadarannya melihat dantian putranya telah pulih, dan tanpa bicara, menatap Xiang Tianzhi, mulut melongo dan mata lebar.
Xiang Tianzhi yang tahu, ingin ketawa melihat ibunya yang seperti melihat sesuatu yang aneh.
Cup...
"Eh!"
Xiang Tianzhi mencium bibir ibunya dan mengejutkan Xue Mei sambil menutup mulut dan memalingkan muka, terlihat wajah Xue Mei menjadi merah dan tersenyum setelahnya. Sudah lama dia tidak dicium putranya yang paling nakal ini. Sudah biasa bagi Xue Mei dicium putranya di bibir, namun kali ini rasanya berbeda, seakan-akan dirinya jatuh cinta pada seseorang pria.
Segera Xue Mei membuang segala pikiran negatif di hatinya, dia tidak ingin mencintai putranya layaknya kekasih. Sedangkan Xiang Tianzhi tidak tahu apa yang dipikirkan ibunya, sebab dirinya sedang berpikir rencana awal untuk bertahan hidup di kehidupan ini.
"Apa dantian-mu telah kembali normal? Bagaimana caranya kamu melakukannya? Apa ada sesuatu yang menolong mu, disaat aku tidak ada disamping-mu?" cecar Xue Mei yang ingin tahu perihal dantian putranya yang telah pulih.
"Jika Ibu tanya aku, aku tanya siapa! Kan selama ini aku koma!" jawab Xiang Tianzhi dengan cemberut, sambil mengerucutkan bibir.
Xue Mei tersenyum bahagia, melihat putranya seperti dulu yang suka cemberut saat ditanya banyak pertanyaan, Xue Mei yang gemas mencubit bibir putranya dan memeluk dengan erat.
"Ini mukjizat setelah bencana! Nak, walaupun dantian-mu telah pulih, Ibu mohon jangan balas dendam. Ibu sudah bahagia walau hanya bersamamu disini. Tempat ini damai dan aman dari kejaran tentara Kerajaan!" Xue Mei senang putranya pulih dan bisa berkultivasi lagi.
Tapi, dia juga kuatir jika putranya akan balas dendam, sebab itu dia mengingatkan lagi janjinya. Xue Mei berharap bisa tinggal di Hutan Bukit Bambu hingga dia tua nanti bersamaan putranya.
Xiang Tianzhi mencium rambut ibunya dan berbicara dengan lembut setelahnya. "Ibu, apa bisa orang lemah membalas dendam? Tentu, tidak bisa. Walau aku bisa berkultivasi lagi, apa kekuatan saat ini bisa mengejar mereka? Tentu tidak mungkin. Jadi, sampai kapanpun aku akan selalu bersama Ibu, hanya Ibu orang yang aku punya dan aku sayangi."
Mendengar ucapan putranya, Xue Mei jelas senang dan meneteskan air mata. Xiang Tianzhi membelai rambut ibunya dan melihat air mengalir di sungai. Tidak sadar Xiang Tianzhi sedang melamun, dan dia tidak tahu jika ibunya tidur di pangkuannya.
"Saatnya!" gumam Xiang Tianzhi yang ingin memulai berkultivasi, saat melihat ibunya tertidur.
Xiang Tianzhi segera mempraktekkan Teknik Lima Unsur Elemental agar dia bisa berkultivasi dengan menyerap energi alam. Seandainya dantian-nya tidak rusak, Xiang Tianzhi tidak perlu lagi mengaktifkan akar elemen, cukup memodifikasi-nya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
ᔑᗴᖇᗩᕼ しᑌ
jd lu pinisirin kn Napa wajar lu kaga sama ma ibu lu dan jg kaga mirip ma raja Xiang bokap lu
2023-03-13
0
Ⴆι Ⴆσყ 404
inget Bu, dia anak lu walau di jiwa yg lain hadeh jngn sampe ke sem² dong
2023-03-13
0
Dhika aja
good
2023-03-02
0