TENTANG KAMU

TENTANG KAMU

Part 1 - Terpaksa Pergi

"Aku sudah berusaha!"

"Berusaha apa? sudah 3 bulan kita menunggak. Bahkan untuk membeli susu Una saja kita sudah tidak sanggup!"

"Aku-" Mengusap wajahnya frustasi.

"Mau sampai kapan kita begini? aku tidak bisa tetap seperti ini. Kita berpisah saja!"

"Tidak bisa!"

Seorang gadis kecil berusia 5 tahun bernama Una, melihat dan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya dari balik tembok. Ia mengusap air matanya, tiap hari kedua orang tuanya selalu saja bertengkar.

"Ayah, Bunda. Una tidak mau minum susu lagi, rasanya tidak enak," ucap pelan bocah cilik itu.

Kedua orang tuanya setiap bertengkar selalu membahas perkara susu. Menurutnya jika ia tidak meminum susu lagi, kedua orang tuanya pasti tidak akan bertengkar.

Begitulah pemikiran gadis kecil itu. Padahal kedua orang tuanya bertengkar karena terhimpit masalah ekonomi.

"Una sayang, kamu sudah bangun?" tanya Reno menghampiri sang anak. Berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan Una.

"Kamu pasti mimpi buruk, ya?" Rosa pun menghampirinya. Sudah pasti anaknya terbangun karena suara pertengkaran mereka.

Reno menggendong Una. "Kamu pasti mau tidur sama Ayah, kan?"

Una mengangguk. Ayah pun menggelitikinya, membuat keduanya jadi tertawa.

Pagi harinya Reno bersiap untuk pergi. Ia pekerja serabutan. Hari ini temannya akan mengajak untuk menjadi kenek buruh bangunan.

Dulunya Reno adalah anak pengusaha kaya di kotanya. Ia jatuh cinta pada Rosa. Tapi cinta mereka tidak direstui orang tua Reno, bahkan orang tua Rosa juga ikut tidak merestui. Lantaran orang tua Reno yang tidak segan menghina orang tua Rosa, bahkan mempermalukan mereka.

Rosa sudah memilih mundur, tapi Reno tidak mau melepaskan Rosa. Hingga singkat cerita mereka akhirnya kawin lari. Memulai hidup baru dari awal di kota yang baru.

Tapi, ternyata keluarga Reno tidak tinggal diam. Dengan kekuasaan dan uang, keluarganya menutup semua akses untuk Reno. Hingga tidak ada perusahaan yang mau menerimanya bekerja.

Reno juga pernah mencoba membuka usaha sendiri dan usahanya dibakar orang yang tidak dikenal, padahal itu adalah modal satu-satunya. Ia pun kini terpaksa bekerja serabutan untuk menghidupi istri dan anaknya.

"Aku pergi dulu." pamit Reno saat melihat Rosa diam saja. Pria itu pun memeluknya.

"A-aku takut Bu Siska datang lagi menagih." Rosa pun menangis di pelukan sang suami.

Bu Siska terkenal pemilik kontrakan yang sangat galak, setiap menagih akan memaki bahkan tidak segan untuk menghinanya.

"Maaf, aku akan carikan uangnya! Doakan hari ini aku dapat uang ya." Reno menenangkan sang istri.

Reno sangat tahu keluarganya tetap memantau dirinya. Walau sampai lembur bekerja tetap saja pendapatannya rendah. Selalu dibawah dari pekerja lain.

"Aku pulang ke rumah orang tuaku saja ya?"

Mendengar ucapan Rosa, Reno melonggarkan pelukannya. Menatap lekat sang istri.

"Tidak! Kamu sabar ya. Aku akan berusaha demi keluarga kita!" janji Reno. Ia tidak mau berpisah dari istri dan anaknya.

Rosa diam seraya mengalihkan pandangannya. Ia juga tahu mertuanya selalu memantau mereka. Reno selalu cerita padanya, tentang bagaimana sulitnya mencari pekerjaan.

"Ya?" Reno memastikan.

Rosa akhirnya menggangguk. Reno jadi bernafas lega. Ia pun bisa pergi kerja dengan tenang.

Setelah Reno pergi, Rosa kembali ke kamar. Tersenyum melihat Una yang masih tertidur pulas. Walaupun hanya dengan kasur tipis, anaknya itu bisa tidur dengan nyenyak. Wajah polosnya membuatnya tersenyum.

Rosa menciumi pipi buah hatinya. Anugrah terindah dalam pernikahannya.

Tok...Tok... Tok

Suara ketokan pintu yang cukup kuat mengagetkan Rosa. Ia sudah tahu siapa yang mengetok pintu itu. Siapa lagi kalau bukan pemilik kontrakkan.

Rosa membuka pintu, ia melihat Bu Siska memasang wajah sangar.

"Cepat bayar uang sewa!!!" Tagihnya dengan suara menggelegar.

"Mas Reno lagi kerja, Bu. Nanti sore pasti dibayar."

"Sore sore sore, sore kapan? kalian sudah nunggak 3 bulan! Kalian kira saya orang dermawan, saya juga butuh uang untuk anak saya!"

"Ma-maaf, Bu. Nanti sore pasti di bayar."

"Kamu janji-janji saja! Kalau suamimu tidak bisa menghidupimu, jual tubuhmu! Aku bisa mencarikanmu tubang kaya!"

Wajah Rosa memerah mendengar ucapan bu Siska. "Nanti sore mas Reno akan membayarnya, sekaligus dengan bunganya, Bu!"

"Cih!" Bu Siska melihat Rosa dengan malas. Wanita muda itu hanya bisa berjanji-janji saja.

"Aku beri waktu sampai sore, kalau nanti sore tidak ada juga uangnya. Kalian harus meninggalkan kontrakan ini. Dasar orang miskin! Jika tidak sanggup bayar kontrakan tinggal saja di kolong jembatan!!!"

Bu Siska pergi dengan sombongnya dan Rosa hanya mampu mengusap air matanya.

"Bunda."

Rosa menutup pintu, ia kaget melihat Una sudah bangun. Wajar putrinya terbangun, pasti karena teriakan wanita galak itu.

"Kamu sudah bangun? mandi kita yuk, setelah itu sarapan," ajak Rosa menahan kesedihannya. Ia tidak mau menangis di depan Una.

Setelah mandi, Rosa menemani Una makan. Hanya nasi dan telur ceplok, tapi bocah kecil itu makan dengan lahap.

"Makannya pelan-pelan ya, nak." Bunda mengambil nasi yang berserakan di mulut bocah kecil itu.

"Bunda, sudah sarapan?"

Rosa mengangguk. "Sudah tadi sama ayah." Bohongnya. Ia dan Reno tidak sarapan. Nasinya hanya cukup buat Una. Anak kecil itu harus tetap makan untuk pertumbuhannya.

'Kalau tidak ada aku, mereka pasti akan menyayangi Una!'

"Bunda, sudah!" Bocah kecil itu sudah menghabiskan sarapannya.

"Kita tidur, yuk. Bunda ngantuk!"

Bunda menepuk-nepuk punggung sang anak pelan, seraya berpikir selama ini kehidupan mereka makin terpuruk. Bahkan uang yang Reno cari hanya mampu membeli beras dan telur. Itu pun hanya untuk mereka makan sekali. Mereka mengalah agar Una tetap bisa makan 3 kali, karena Una jarang diberi susu.

Rosa menggenggam tangan kurus Una, tubuh sang putri tidak seperti anak-anak seusianya.

'Bunda sangat menyayangimu, nak. Bunda harap kamu bahagia ya sama Ayah. Jangan marah sama Bunda, ya! Bunda hanya mau kamu bahagia!'

Rosa menciumi bocah cilik yang sudah tertidur, sambil mengusap air matanya. Ia sudah bertekad akan kembali ke rumah orang tuanya. Membiarkan Una tinggal bersama ayahnya. Ia percaya Reno pasti bakal kembali ke keluarganya. Mertuanya pasti akan menerima Reno dan Una tanpa ada dirinya. Reno anak mereka dan Una darah daging Reno.

Rosa meletakkan surat yang telah ditulisnya untuk Reno. Dalam suratnya ia meyakinkan Reno untuk kembali ke keluarganya. Memikirkan masa depan Una jika mereka tetap memaksa bersama.

Rosa menghela nafas panjang, ia terpaksa harus pergi tanpa pamitan. Sejujurnya ia juga tidak bisa berpisah dari Reno secara langsung. Hatinya tidak pernah sanggup untuk berpisah dan pasti Reno juga akan menahan dirinya.

Sore itu Una terbangun, ia tidak melihat Bunda di sampingnya. Ia bangkit dan berjalan keluar kamar.

"Bunda-Bunda!"

Tak ada sahutan. Ia mencari seluruh rumah, dapur, kamar mandi tapi tidak menemukan bundanya. Mencari keluar rumah tetap tidak menemukannya.

"Bunda pergi ke mana ya?" Ia masuk kembali dalam rumah.

Hari sudah malam, baik bunda dan ayah tidak ada yang pulang. Una kecil mulai gelisah. Bocah itu menunggu di depan pintu, berharap kedua orang tuanya segera pulang.

Una menguap, ia mulai mengantuk. "Aku tidur saja. Pasti mereka akan pulang."

Bocah kecil itu menutup pintu dan menguncinya. Lalu mengambil selimut dari kamar dan memilih tidur di ruang tamu yang hanya ada tikar saja. Ia tidak mau tidur di kamar, takut tidak dengar saat mereka mengetok pintu.

Pagi pun telah tiba, Una tersentak. Ia masih di ruang tamu. Ia pun bangkit dan mencari kedua orang tuanya.

"Ayah, bunda, kalian di mana? Una sudah tidak mau minum susu lagi!" Bocah cilik itu menangis terisak-isak sambil berjongkok di depan rumah. Setelah mencari dan tidak menemukan kedua orang tuanya.

"Hei, anak kecil!!!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

GK TANGGUNG JAWAB SEKALI SAMA ANAK....

2023-01-09

0

Gadis23

Gadis23

halo Thor aku mampir ni
salam kenal dari " menikah dengan paman sahabat ku"
like, vote dan favorit untukmu 😊

2022-05-06

1

Taehyung

Taehyung

nyimak

2022-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!