Part 17 - Cincin

"Tuan, anda sangat licik!" Una meremas tangannya sambil memegang surat perjanjian itu. Wajahnya sudah merah menahan amarah.

Pihak kedua wajib menuruti semua perintah pihak pertama. Jika pihak kedua menolak, maka dengan terpaksa pihak pertama akan mengembalikan pihak kedua ke tempat asalnya.

'Kenapa saat menandatanganinya aku tidak melihat tulisan ini.' Una sedikit menyesal tidak membaca semua isi perjanjian itu secara rinci. Saat itu pikirannya hanya bagaimana cara untuk lepas dari jerat Mami Lisa. Tapi ia kini malah terjerat dengan pria menyebalkan ini.

"Kita akan menikah 2 hari ke depan."

Una terpelongo, ia akan menikah dengan Bian 2 hari lagi.

"Tuan, apa tidak ada cara lain lagi? kenapa harus menikah?" Una tidak mau menikah dengan pria itu.

"Hanya dengan menikahimu Luna tidak akan mengejarku lagi." Jelas Bian yakin. "Aku sudah mengatakan pada kedua orang tuaku jika aku menghamilimu dan aku harus bertanggung jawab!"

"Ta-tapi-" Una bingung. Di satu sisi ia tidak setuju dengan rencana Bian, tapi jika ia menolak, Bian akan mengembalikannya ke Mami Lisa. Kenapa ia seperti barang yang dioper sana oper sini sih?

"Bagaimana? jika kamu menolak, aku akan mengantarmu malam ini juga ke Club malam itu!" ucapan penuh intimidasi Bian membuat Una jadi ciut.

Una merinding mendengar club malam. Ia tidak mau menjadi wanita malam.

"Berapa lama pernikahan itu?" tanya Una jadi pasrah.

"Sesuai perjanjian, sampai Luna meninggalkanku.Tapi kurasa 2 bulan cukup. Apa bisa wanita terus menyukai pria yang sudah beristri?" Bian meyakini seperti itu.

Una tampak berpikir, sejujurnya ia juga bingung. Andai ia punya uang yang banyak, ia pasti akan membayar semua hutang bu Ita. Dan ia juga tidak perlu sampai seperti ini.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Bian!" Teriak seorang wanita membuka pintu sangat kuat, hingga ruangan itu terasa bergetar.

"Ada apa?" tanya Bian ketus, Luna selalu suka seenaknya. Inilah yang membuatnya tidak bisa menerima wanita itu. Luna terlalu bar-bar dan kasar.

"Kenapa kamu menghamili wanita itu?" Tangisnya mulai terisak. Luna tidak pernah membayangkan Bian akan setega ini padanya.

"Kami melakukannya karena cinta, wajar saja jika ia sekarang hamil." Ucap Bian bicara dengan santai dan penuh keyakinan.

"Bian, kenapa kamu begitu tega padaku?" Luna memukuli tubuh Bian, pria itu pun menahan tangan Luna.

"Cukup, Lun! Hentikan semuanya! Carilah pria yang mencintaimu. Tolong lepaskan aku!" Ucap Bian yang sudah terlalu muak pada Luna.

"Aku tidak mau!!!" Teriak Luna frustasi. "Kenapa kamu tidak pernah melihatku? apa kurangnya aku, Bian?" Tangis Luna melemah menahan sesak di dadanya.

"Aku tidak mau tahu. Dia harus menggugurkan anak itu!" Ucap Luna kemudian dengan sorot mata membara.

"Itu anakku dan aku tidak akan menyuruhnya untuk menggugurkan anak kami!" Bian menatap tajam Luna, wanita yang terlalu keras kepala dan seenaknya saja.

"Bian, aku membencimu! Kenapa kamu tidak bisa mencintaiku?" Luna kembali mengamuk. Ia mencampakkan barang-barang di ruangan Bian. Melampiaskan kekesalannya pada barang-barang itu. Ia membuat ruangan Bian, jadi hancur berantakan.

Dan Bian hanya dapat menggeleng. Ia lelah sekali dengan Luna.

Sementara di parkiran mini market. Seorang pria berkaca di spion. Melihat apa penampilannya sudah oke. Adit turun dari mobilnya dan duduk di kursi yang berada di teras mini market. Ia ke tempat itu sengaja untuk bertemu dengan kakak cantik. Berharap wanita cantik itu juga ada di mini market tersebut.

'Kalau kita bertemu lagi, berarti kita jodoh, kak.' Adit tersenyum sendiri membayangkan ia dan wanita itu akan berjodoh. Ia tidak peduli walau Una lebih tua darinya. Banyak pasangan yang bahagia dengan pria yang lebih muda dari wanitanya.

Adit mendengus melihat panggilan masuk di ponselnya, mengganggu khayalannya saja.

"Kenapa, Bang?" tanyanya dengan nada sedikit kesal.

"Kamu di mana, Dit?"

"A-aku masih di sekolah, ada les hari ini." Bohongnya. "Ada masalah, Bang?"

"Biasa kakakmu. Ia mengamuk dan menghancurkan ruanganku." ucap Bian.

"Astaga!" Adit menepuk jidatnya. Tidak ada cerita lain, selain Luna yang mengejar-ngejar Bian.

"Adit, Luna pergi. Sepertinya ia akan ke apartemenku. Aku ada rapat penting. Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku ya!" Pinta Bian kemudian.

"Oh, baiklah. Kebetulan aku juga ada di sekitar apartemennya Bang Bian."

"Bukannya tadi kata kamu mau masih les?"

"Hah itu, lesnya daerah sekitar sini." Adit memberikan alasan.

Dan selang beberapa waktu, Adit melihat mobil Luna memasuki pelataran apartemen Bian. Mobil itu terlihat asal tancap saja. Bisa membahayakan pengemudi bahkan orang lain.

'Kak Lun kak Lun... mau apa lagi sih?' Dengan terpaksa Adit mengikuti Luna.

Luna menggedor-gedor pintu dengan kuat, sambil berteriak-teriak. Ia tahu wanita itu pasti ada di dalam apartemen.

"Buka pintunya! Keluar kau wanita murahan!!!" Makian keluar dari mulut Luna sambil menggedor pintu.

"Kak... ayo kita pulang!" Adit akan menarik tangan sang kakak. Tapi Luna tetap menggedor-gedor pintu. Hingga membuat beberapa pemilik apartemen lain keluar. Merasa terganggu dengan suara yang sangat berisik itu.

"Ayo, kak!" Adit terpaksa menarik kakaknya dengan kuat. Sambil menganggukkan kepala seraya meminta maaf pada orang disekitar.

Adit berhasil juga membawa Luna, walau Luna terus menolak dan berusaha melepaskan tarikan Adit. Karena ia laki-laki jadi tenaganya cukup kuat dari Luna.

"Kau adik durhaka!!!" Bentak Luna ketika Adit telah mengunci pintu mobil. Hingga Luna tidak bisa membukanya.

Adit diam saja, ia mengambil ponsel dan menelepon Bian.

"Halo, tidak ada siapapun di apartemenmu Bang." Adu Adit.

"Benar, tidak ada siapapun. Wanitaku sedang keluar."

"Terus kenapa Bang Bian menyuruhku kemari?"

"Apa lagi coba? untuk menjaga kakakmu lah!" Jawab Bian dengan tenang.

Adit kesal, Bian sudah memutuskan panggilan teleponnya begitu saja. Tadi ia mengira akan menjadi penengah di antara Luna dengan wanitanya Bian. Karena ia juga penasaran melihat wanitanya Bian seperti apa, karena namanya sama dengan nama kakak cantik itu.

Jika tahu seperti ini, biarkan saja Luna menggedor-gedor apartemen Bian. Palingan juga security yang akan bertindak.

Adit menghela nafas pelan, gagal sudah ia mencari kakak cantik itu, hanya demi sang kakak yang keras kepala. Sudah ditolak sampai begitu, masih juga dikejar-kejar si Bian itu.

Sementara di sebuah toko perhiasan. Pegawai toko menyodorkan cincin pesanan Bian.

'Astaga, mataku.' Batin Una silau akan kilauan pancaran dari benda kecil itu.

"Tanganmu!"

Una melihat Bian dengan tatapan aneh.

"Kebanyakan mikir kamu." Bian meraih tangan Una dan memakaikan cincin itu di jari manis. Ia pun tersenyum. Cincin itu sangat cocok di jari Una.

Una menatap cincin itu, merasakan perasaan aneh yang menghinggapinya, tapi ia tidak tahu perasaan apa itu.

"Tuan, siapa yang akan menjadi waliku?" Tanya Una. Ia ingin tahu.

"Wali hakim."

"Ta-tapi."

"Wan sudah mencari informasi tentangmu atau orang tuamu. Tapi tidak ada menemukan informasi apapun sebelum kamu terdampar di pantai itu." jelas Bian.

Wajah Una jadi sedih. Bian tidak bisa menemukan informasi tentang orang tuanya. Padahal ia sangat berharap bisa bertemu dengan mereka. Ia begitu sangat merindukan orang tuanya.

Apa mungkin ia tidak akan bisa bertemu mereka lagi?

Mungkin saja, bahkan bayang-bayang wajah mereka mulai samar di ingatan Una.

"Kamu bisa terdampar di pantai, apa jangan-jangan kamu sejenis ikan duyung ya?"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ITU KK KANDUNG LO DIT...

2023-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!