Part 19 - Mama

Una masuk ke dalam kamar diikuti Bian dari belakang.

"Tuan, kenapa anda mengikutiku?" tanya Una.

"Siapa yang mengikutimu? aku mau masuk ke kamarku." Jawab Bian dengan santai.

"Ini kamarku, Tuan. Kamar anda di ruang tamu!" tunjuk Una keluar.

"Ini kamar kita bersama. Apa kamu lupa kita sudah menikah? Lagian ini juga malam pertama kita." Bian sengaja menekankan perkataannya untuk menggoda istrinya itu.

Glek...

Una menelan salivanya dengan susah. "Tu-Tuan, tolong jaga sikap anda!"

Bian melangkah mendekati Una, membuat wanita itu melangkah mundur. "Jaga sikap seperti apa?"

Pria itu makin melangkah maju, membuat Una makin mundur teratur.

"Tu-Tuan, jika anda maju lagi aku akan berteriak nih!" Ancam Una dengan kegugupannya.

"Berteriaklah, bukankah itu semakin menantang." Bian sengaja mengedipkan matanya. Rasanya senang menggoda Una yang wajahnya sudah semerah kepiting rebus.

"Tuan, keluar dari kamarku!" Una mengalihkan wajahnya dan mendorong Bian keluar dari kamar. Ia mendorong dengan sekuat tenaga.

"Apa kamu tidak mau melakukan sesuatu di malam pertama kita?" tanya Bian yang masih saja terus menggoda Una.

Bugh... Pintu kamar langsung ditutup Una. Dan Pria itu menggelengkan kepala sambil tersenyum kecut.

Bian pun berbaring di sofa. Sesuai perjanjian ia hanya akan tidur di sofa. Mau pulang ke rumah orang tuanya, ia pasti akan dikuliti hidup-hidup.

"Ke mana dia?" Bian kembali memantau Una dari ponselnya. Wanita itu tidak ada di kamar, tapi tidak ada juga tanda-tanda Una keluar kamar. Apa Una di kamar mandi?

10 menit telah berlalu, tapi kamar itu tetap kosong. Kenapa Una tidak keluar-keluar dari kamar mandi?

Apa dia pingsan?

Atau tidur?

Sepertinya ia harus memasang CCTV di kamar mandi.

"Na-Una!" Bian pun mengetuk pintu kamar. Wanita itu mengunci kamarnya. Ia mengetuk-ngetuk sampai beberapa kali. Rasanya ingin mendobrak pintu ini saja.

Wanita itu pun membuka pintu. "Tu-Tuan, apa Tuan menyimpan pembalut?" Tanya Una menundukkan kepalanya. Ia malu sekali.

"Untuk apa aku menyimpan barang itu?" tanya Bian kembali sambil melihat Una. Wanita itu masih menundukkan kepala sambil memegang tangannya sendiri.

"Akan aku belikan!" Bian mengalah saat melihat kaki wanita itu mengalir darah. Ia paham dengan apa yang terjadi pada Una.

"Terima kasih."

Bugh...

Bian menghela nafas kasar, lagi-lagi wanita itu menutup pintu begitu saja.

Sementara Una merutuki dirinya. Ia bisa melupakan untuk membeli barang itu. Ia sangat malu sekali sekarang. Kalau bisa rasanya ingin mengubur diri saja.

Bian memegang ponselnya, pria itu sibuk dengan pemikirannya sendiri. Antara menyuruh Wan mencarikan barang itu atau menyuruh petugas apartemen membelikannya. Tapi yang dipusingkannya, apa yang harus dikatakannya untuk menyuruh mereka membeli barang itu?

'Astaga... kenapa serumit ini???'

Bian akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri ke mini market. Ia berjalan masuk dan matanya melirik kanan kiri. Ia keliling mini market dan tidak menemukan barang itu.

'Di mana diletakkan?' Rasanya Bian ingin mengacak-acak mini market tersebut.

"Maaf, Mas. Ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan mini market dengam sopan. Dari tadi ia melihat pria tampan ini hanya berputar-putar saja. Cukup mencurigakan, jangan-jangan seorang pengutil.

"Itu, saya cari itu." Jawab Bian bingung untuk mengatakannya.

Karyawan mini market melihat Bian bingung, tah apa yang mau dicari pria itu.

"Itu, itu pembalut," ucap Bian cepat.

"Oh di sini, Mas."

Bian pun mengikuti karyawan mini market tersebut. Sekarang ia mulai bingung, berbagai macam merek terpajang disana.

"Mau yang mana, Mas? ada panjang 23,26, 32. Yang wing atau non wing? day atau yang night," Karyawan mini market menawarkan beberapa merek pembalut.

'Astaga!!!' Bian membatin. Untung ia tidak menyuruh Wan atau yang lain. Pasti mereka akan banyak bertanya padanya.

Beberapa saat berlalu,

"Na!" Bian mengetuk pintu kamar. Ia pun menyerahkan 4 kantong plastik besar berisi pembalut. Una sampai terbengong menerimanya.

"Ke-kenapa sebanyak ini?"

"Aku tidak tahu biasa kamu pakai yang mana." Jawab Bian dan berlalu pergi ke ruang tamu. Rasanya ia ingin segera tidur.

Di kamar Una menghela nafas melihat berbagai pembalut yang diberikan Bian.

'Astaga, apa dia kira aku mau jualan?'

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Bian duduk di kursi meja makan sambil melahap sarapannya, seperti biasa sarapannya hanya sepiring nasi goreng. Ia menghela nafas, hanya itu yang bisa dimasak Una padahal ia sudah menunjukkan tutorial memasak.

"Na!" panggil Bian. "Tolong pakaikan dasiku!"

Una pun mendekati Bian dan memegang dasi tersebut. Lalu perlahan ia pun memakaikannya dan tak lama tersenyum, menatap dasi hasil karyanya.

"Una!" Bian menatap Una kesal, wanita itu langsung berlari ke dapur.

Wanita itu bukan memakaikan dasi dengan benar, melainkan memasangkan pita di leher kemejanya.

"Una, apa kamu pikir aku ini kado?"

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Una membersihkan rumah setelah Bian pergi bekerja. Saat sedang asyik membersihkan rumah diiringi suara musik, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Ia pun berlari setelah mematikan musik tersebut.

Una membuka pintu, ia mengira itu adalah Bian tapi ternyata bukan. Seseorang yang berdiri di depannya membuat Una sangat kaget.

"Tan-Tante?" ucap Una gugup melihat wanita paruh baya itu menatap lekat dirinya.

"Tante, silahkan masuk." Ucap Una dengan lembut dan sopan. Ia mempersilahkan.

Wanita paruh baya itu pun masuk ke apartemen, lalu duduk di sofa dan Una permisi ke dapur untuk membuatkan secangkir teh. Tak lama Una kembali dan meletakkan teh itu di atas meja.

Una pun duduk di sofa dengan menunduk. Perasaannya sangat canggung. Tidak tahu apa yang mau dikatakannya.

"Kamu sudah makan?" tanya Mamanya Bian dengan suara datar.

"Su-sudah, Tante." Jawabnya masih gugup.

"Bagaimana keadaan kandunganmu?" Mama ingin tahu.

Una amat terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia baru ingat Bian mengatakan kalau ia sedang hamil.

"Apa kamu sudah periksa ke dokter kandungan?" tanya wanita paruh baya itu kembali.

Una jadi bingung dan berpikir sesaat, untuk mengarang sebuah alasan yang masuk akal. "Nan-nanti Tante sama mas Bian."

"Oh." Mama menjawab dengan nada datar.

"Besok katakan pada Bian untuk datang ke rumah. Datanglah kalian berdua ke rumah. Ada hal penting yang mau kami bicarakan."

Tak ada yang mau dikatakan lagi. Wanita paruh baya itu pun pergi. Una mengantar sampai depan pintu.

Una mengambil ponsel di kamar dan menghubungi Bian. "Tuan, Mama anda datang kemari."

"Oh, lalu? apa kamu dikulitinya?" tanya Bian sambil menahan tawanya.

"Mama anda menyuruh kita untuk datang ke rumahnya besok." Una tidak mau menanggapi ocehan Bian yang menyebalkan.

"Ya sudah, besok kita akan pergi ke sana. Kamu persiapkan diri, kurasa Mama akan mengkuliti kita hidup-hidup!" Bian mulai menakuti Una.

Una yang kesal pun memutuskan panggilan telepon itu. Pria itu sekarang keseringan sekali membuatnya kesal.

Dari layar ponselnya, Bian melihat Una yang sibuk membersihkan apartemennya. Wanita itu begitu sangat rajin. Pantas saja apartemennya sangat bersih dan nyaman. Dulu Bian seminggu sekali baru memanggil petugas kebersihan, karena ia juga jarang tinggal di apartemennya.

'Apa dia mau mandi?'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mirwani Adwa Azizah

Mirwani Adwa Azizah

Bian.. curang

2022-09-22

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!