Part 20 - Pria Penguntit

Bian menghela nafas lalu menutup layar ponselnya, saat layar kotak tersebut menampilkan Una yang masuk ke kamar mandi.

'Astaga, apa yang ku lakukan?' Merutuki dirinya sendiri yang akhir-akhir ini pikirannya selalu bercabang karena wanita cantik itu.

'Dosa tidak ya?' Bian memutar-mutar ponselnya. Bergelut dengan pikirannya sendiri.

Ting... Satu pesan mengagetkannya. Ia pun membaca pesan masuk tersebut.

'Astaga, belum apa-apa sudah ketahuan.' Bian tersenyum tipis sambil mengusap wajahnya. Malu juga.

Tak lama di sebuah mini market, Una sedang mendorong trolinya menyusuri area mini market.

'Awas saja, aku akan membuat perhitungan denganmu!!!' Batin Una kesal sambil memasukkan barang kebutuhan ke troli. Ia kesal dengan perbuatan Bian.

"Kak Una!" Panggil seseorang yang membuat Una pun menoleh.

"Hah benar, ternyata kak Una!" Ucapnya lagi dengan riang. Akhirnya bertemu dengan kakak cantiknya.

Una menatap remaja pria yang tersenyum dengan sumringah. "Kamu siapa ya?"

Senyum bak sedang iklan pasta gigi itu mendadak kecut. Kakak cantik itu tidak mengenalnya. Adit dilupakan begitu saja.

"Adit, kak. Yang beberapa hari lalu kak traktir." ia berusaha mengingatkan wanita cantik itu.

Una masih diam dan berpikir sejenak. Dan mengangguk saat mengingatnya. "Oh kamu."

"Hari ini, Adit akan traktir kak Una. Sebagai bentuk balasan terima kasih." ucap Adit.

"Tidak apa kok, Dit. Jangan sungkan!"

"Benar, kak Una tidak boleh sungkan!" Potong Adit cepat sebelum Una menolak niat baiknya. Ia tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Sudah beberapa hari ia menunggu di tempat ini berharap bertemu dengan Una.

Tak lama, Adit membawa Una ke sebuah kafe yang tidak jauh dari mini market. Ia memesan banyak makanan.

"Kenapa kamu pesan sebanyak ini?" tanya Una.

"Tidak apa. Kak Una makan saja!"

"Mana mungkin sebanyak ini bisa habis."

"Kalau tidak habis kita bungkus saja." tawar Adit.

Karena sudah dipesan, mau tidak mau Una pun melahap makanan itu.

"Kamu masih sekolah, Dit?" Tanya Una melihat Adit masih berseragam SMA.

"I-iya, kak." jawab Adit jadi gugup.

"Kelas berapa?"

"Kelas 3, kak."

"Oh." Una pun mengangguk.

"Tapi sebentar lagi aku akan tamat SMA kok, kak!" jawab Adit. Ia tidak mau dianggap Una masih kecil.

Mereka pun kini saling mengobrol ringan. Mata Adit melihat jari manis Una yang terpasang sebuah cincin.

"Kak Una, sudah menikah ya?" Tanyanya dengan serius. Dari pada penasaran, mending tanyakan langsung pada orangnya.

Una tersenyum. "Iya, Dit." Ia sebenarnya juga bingung, apa pernikahannya bisa dikatakan menikah pada umumnya.

"Kak Una, sudah menikah?" tanya Adit tidak yakin menatap wajah Una dengan serius.

Una mengangguk, membuat dunia Adit mendadak terasa gelap gulita. Hujan turun dengan derasnya disertai badai dan petir yang saling bersahutan.

'Patah hatiku.' Batin Adit meronta. Kak Una sudah menikah, apa ia tidak memiliki kesempatan lagi?

"Kak Una masih mau berteman dengan Adit kan?" tanyanya dengan wajah serius. Ia belum yakin dan masih berharap juga.

"Berteman?"

"Iya, berteman. Kak Una sangat baik hati, jadi aku mau berteman dengan kakak. Boleh, kan?" Ucap Adit dengan wajah berharap.

Una pun mengangguk pelan. Ia tersenyum melihat remaja pria itu yang sangat lucu.

Ponsel Una bergetar, wanita itu pun melihat siapa yang meneleponnya. Ia pun langsung menolaknya.

Tak lama nomor itu kembali meneleponnya.

'Dasar!!!' Una yang kesal langsung menonaktifkan ponselnya.

"Kenapa dinonaktifkan kak?" tanya Adit.

"Tidak apa." Jawab Una cepat.

Sementara di apartemen, Bian mendengus kesal. Una menolak panggilannya bahkan menonaktifkan ponselnya.

"Wan, di mana Una?" tanyanya saat menghubungi Wan. Pria itu memegang CCTV kecil yang ada di meja sofa.

"Tuan, Nona Una sedang bersama remaja pria berseragam SMA di sebuah kafe." ucap Wan memberitahu informasi yang didapatnya dari bodyguard yang mengawasi.

Bian jadi memutuskan panggilannya. Dan berpikir sejenak, siapa remaja pria berseragam SMA yang ditemui Una?

'Apa ia berselingkuh? Atau apa dia mau menjadi sugar mommy?'

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Cekrek... Suara pintu.

Mata Bian menoleh ke asal suara, terlihat Una baru masuk dengan membawa beberapa bungkusan.

"Dari mana kamu?" tanya Bian dengan wajah datar.

Una menunjukkan bungkusan yang dibawanya. Wanita itu cemberut sambil memasukkan isi belanjaannya ke lemari es.

"Tuan!" Ucap Una melangkah menuju Bian yang duduk di sofa.

"Berapa banyak yang sudah anda lihat?" tanya Una dengan nada sedikit tinggi, wajahnya bahkan sudah memerah. Bian pasti sudah melihat semuanya.

"Li-lihat apa?" tanya Bian seolah tidak mengerti apa maksud wanita itu.

"Kenapa anda meletakkan kamera di kamar mandi?" tanya Una dengan tatapan bak laser.

"I-itu-" Bian tampak kikuk untuk menjawab. "Itu, aku hanya berjaga-jaga. Setiap sudut ruangan ini memang terpasang CCTV." Bian pun memberi tahu.

Una melihat sekeliling. Benar, CCTV berada di setiap sudut ruangan.

"Tapi walaupun begitu, anda tidak boleh meletakkan di kamar mandi juga? apa anda juga meletakkan di kamar tidur?"

Una langsung bergegas menuju kamar tidur. Melihat sekitar tapi tidak menemukan CCTV itu. Wanita itu pun melihat setiap selipan di dinding. Ia ingat CCTV yang ditemukannya di kamar mandi berbeda dengan CCTV di ruang tamu. CCTV di kamar mandi seperti CCTV tersembunyi.

"Tuan, di mana anda meletakkannya?" tanya Una dengan kesal.

"Tidak ada." geleng Bian.

"Tuan!" Una menunjukkan wajah seramnya dan membuat Bian jadi harus memberitahu.

"Astaga, Tuan! Apa saja yang sudah anda lihat? anda benar-benar pria mesum yang kurang ajar!" Una memukuli tubuh Bian, saat pria itu menunjukkan CCTV kecil terpasang di samping foto.

"Aku belum lihat apa-apa kok!" Jujur Bian, kalau ia baru meletakkan CCTV di kamar mandi.

"Belum?" Una yang kesal mendengar ucapan Bian, kembali memukuli pria itu.

"Tuan, ayo kita bercerai!" Ucap Una, ia tidak mau berhubungan dengan pria penguntit ini.

"Apa?" Bian menatap Una serius. "Aku bisa mengembalikanmu ke Club malam itu!"

"Silahkan kembalikan saja aku ke sana!" Ucap Una yakin. Ia sudah mentransfer uang yang Bian berikan ke rekeningnya. Nanti Uang tersebut yang akan dipakainya untuk membayar hutang pada Mami Lisa. Dengan begitu ia akan bebas.

Bian menatap curiga wanita itu. Biasanya Una akan menurut jika diancam seperti itu. Ada yang aneh?

"Apa kamu punya pria lain?" tanya Bian mengingat tadi Una bertemu pria berseragam SMA.

"Mau punya atau tidak punya, itu urusan saya, Tuan!" jawab Una tidak peduli.

"Istirahatlah, besok kita akan ke rumahku." Bian mengalihkan topik. Ia tidak mau berdebat lagi.

"Tuan, aku tidak mau melanjutkan perjanjian ini lagi!"

"Tidurlah, besok akan ku perintahkan Wan melepaskan semua CCTV di apartemen ini!" Ucap Bian. Ia akan melakukannya.

"Aku sudah bilang, aku tidak mau melanjutkan perjanjian ini, Tuan!" Ulang Una lagi.

"Aku bisa memblokir kartu atm-mu yang tidak seberapa itu. Jika kamu mau memakai itu untuk lepas dariku!" Ancam Bian kemudian. Ia menebak itu.

Una terdiam dan langsung beranjak ke kamarnya. Ia melupakan satu hal, Bian bisa melakukan semuanya. Bahkan Bian seperti tahu apa yang sudah direncanakannya.

Ting... Una membuka pesan yang masuk ke ponselnya. Ia pun menjedutkan pelan kepalanya ke dinding setelah membaca pesan tersebut. Bian mengirimkan bukti transaksi transfer sejumlah uang dari atm yang diberikannya, ke atm atas nama Ziva. ATM yang diberikan Ziva saat itu pada Una.

'Kenapa ia bisa tahu sih???'

.

.

.

Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!