Part 12 - Berpikir Keras

Una berada di dalam kamar, tepatnya di atas tempat tidur yang sangat empuk. Ia berguling-guling di atas ranjang itu. Lalu melihat ponselnya. Ia ingin menghubungi Ziva dan bertanya keadaan temannya itu bagaimana, tapi hanya ada satu nama di kontaknya. Tidak ada nomor temannya itu.

Bugh...

Una kaget mendengar suara pintu. Wajahnya mendadak ketakutan, mungkinkah itu maling. Bisa jadi ini sudah pukul 12 malam.

Wanita itu pelan-pelan menuruni tempat tidur. Ia mengambil tali pinggang. Benda itu akan dicambuknya pada maling. Ia harus bisa melindungi dirinya.

Dengan pelan Una membuka pintu kamar, kepalanya keluar memantau keadaan. Kanan dan kiri aman terkendali. Ia pun keluar kamar, lalu berjalan mengendap-endap.

"Hei, apa yang kamu lakukan?"

"Ma-maling!" teriak Una melihat seorang pria di dapur. Una memanjangkan tali pinggang itu. Memukul ke lantai untuk menakuti maling.

"Sudah main maling-malingnya?" tanya Bian menghidupkan lampu dapur yang berada tepat di sampingnya.

"Tu-Tuan, ternyata Tuan malingnya!" Una segera menutup mulutnya, ia malah ceplos bicara.

"Untuk apa aku maling di tempatku sendiri?" balik Bian bertanya yang membuat Una jadi terdiam.

"Ta-tadi ku pikir ada maling." Kata Una merasa tidak enak.

Bian menenggak air botol dalam lemari pendingin. Ia pun berjalan ke ruang tv.

"Kenapa belum tidur?" tanyanya.

"Be-belum ngantuk," jawab Una. "Kenapa anda kemari, Tuan?"

Bian pun menatap Una. "Apa aku juga perlu menjelaskan padamu?"

Nada bicara Bian yang dingin membuat Una jadi ciut. Ia akan menutup mulutnya agar tidak ada ucapan yang keluar begitu saja.

"Bisakah kamu ambilkan kotak obat?!"

Una mengangguk dan mengambil kotak obat. Tak lama ia kembali dan memberikan pada Bian.

"A-apa yang anda lakukan, Tuan?" ucap Una dengan suara yang cukup menggema, wanita itu juga menutup matanya dengan kedua tangan saat Bian akan membuka kaosnya.

"Kenapa kamu begitu berisik? ini sudah malam. Tidur sana!" Usir Bian.

Una pun akan melangkah ke kamar. Tapi ia melihat Bian yang kesulitan membuka kaosnya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Bian saat Una membantunya membuka kaos.

"Aku hanya membantu anda, Tuan." Una mengalihkan wajahnya melihat pria itu yang sudah bertelanjang dada.

"Tu-Tuan, apa yang terjadi? kenapa punggungmu ini?" Una kaget melihat begitu banyak bekas pukulan di punggung pria itu.

"Apa anda berkelahi, Tuan?" tanya Una seraya tangannya mengoleskan salep ke punggungnya.

Bian meringis. "Pelan sedikit!"

"Ma-maaf." Una pun pelan-pelan mengoleskan salep sambil meniupnya juga. "Apa anda kalah berkelahi, Tuan?"

Una lalu fokus pada bekas luka di punggung Bian. Pria itu menatapnya dengan aura membunuh. Wanita itu jadi lebih memilih diam saja. Sepertinya ia salah tanya lagi.

"Tu-Tuan, sudah selesai. Tunggu sebentar lagi agar salepnya meresap. Aku akan kembali ke kamar." Una juga membereskan kotak obat.

"Terima kasih."

Di lagi yang cerah Una bangun. Ia melihat Bian tidur meringkuk di sofa. Ingin membangunkan tapi ia takut.

'Apa dia tidak bekerja? tapi sepertinya tidak. Dia kan banyak uang.' Una pun pergi ke dapur. Ia akan membuat sarapan saja.

Tak lama Bian pun bangun dan melihat jam dinding sudah pukul 9 pagi.

"Wan, tolong kamu handle pekerjaanku!" Pintanya. Ia sangat malas ke kantor hari ini. Ia akan bersemedi dan juga akan menonaktifkan ponselnya.

'Ke mana Una?'

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Bian melihat Una menjemur pakaian dan pakaian lainnya.

"I-itu mencuci baju." Ucap Una gugup seraya menyembunyikan di balik tubuhnya.

"Bawa ke laundry saja!" pinta Bian.

"Tidak usah! aku bisa mencucinya sendiri!"

Una bernafas lega melihat Bian pergi. Ia pun menyembunyikan kacamata gantung di balik pakaian yang lain.

"Silahkan sarapan, Tuan." Una kini menghidangkan masakannya di meja. Ia juga membuatkan teh manis hangat.

"Kamu tidak sarapan?" tanya Bian melihat Una akan pergi.

"Tadi aku sudah sarapan. Aku akan bersiap, Tuan."

"Bersiap mau ke mana?" tanya Bian bingung.

"Semalam anda mengatakan akan datang membawaku ke wisuda Luna." Ungkap Una.

Una sudah berpikir keras semalaman, ia akan berakting lebih meyakinkan. Agar Luna segera melepaskan Bian dan perjanjian mereka otomatis akan berakhir. Lalu ia akan mencari Ziva.

"Kita tidak akan pergi ke sana." Akibat kejadian tadi malam, Bian benar-benar sangat malas. Ia mau menenangkan diri saja.

"Oh, baiklah." Una mengangguk. Ia tidak akan bertanya alasan kenapa tidak jadi.

Una duduk di kursi meja makan. Ia melihat Bian yang melahap masakannya.

"Tuan, apa aku boleh keluar sebentar?" tanya Una meminta izin.

"Mau ke mana?"

"Kebutuhan bahan dapur habis. Aku mau berbelanja."

"Pergilah. Tapi ingat, jangan mencoba kabur atau kamu akan kembali ke Club malam itu!" ancam Bian kembali mengingatkan.

Una menggeleng kepala dengan cepat. Jika ia kabur maka ia sudah dipastikan akan menjadi wanita malam.

Sementara Bian mencibir melihat gelengan ketakutan Una. Wajah wanita cantik itu berubah pucat jika mendengar Club malam.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Kak Lun, selamat." Ucap Adit memeluk sang kakak yang telah diwisuda.

Bukannya senang telah menyelesaikan pendidikannya, wajah Luna tampak kesal. Ia tidak melihat Bian. Mana nomor pria itu sedang tidak aktif.

"Mana Bian?"

Adit mengangkat bahunya tanda tidak tahu. "Bang Bian sepertinya digondol maling, kak." ledek Adit yang malah mendapat tatapan tajam dari Luna.

"Ayah dan bunda baru sampai bandara. Kemungkinan mereka tidak bisa kemari. Jadi mereka menunggu kak Lun di rumah." Adit memberitahu.

Luna diam saja, matanya masih melihat sekitar. Berharap pria pujaannya datang.

"Selamat ya, sayang."

Malah kedua orang tua Bian yang datang. Tak ada terlihat batang hidung pria tampan itu bersama mereka.

"Tante, Bian mana?" Tanyanya dengan wajah sedih. Ia menunggu kehadiran pria itu.

"Dia masih banyak kerjaan." Alasan papanya Bian.

"Sudah kamu tenang saja. Kamu bisa menikah dengan Bian dalam waktu dekat ini. Kami akan berusaha."

"Benarkah yang tante katakan?" tanya Luna memastikan. Mamanya Bian mengangguk, membuat Luna tersenyum dan memeluknya erat.

"Katakan pada Bian, agar segera kemari." Ucap Papanya menelpon seseorang.

"Apa?? dia tidak masuk kantor?"

Mendengar itu Luna langsung menoleh. Pikirannya pun bercabang. Jika Bian tidak berada di kantor, ke mana Bian?

'Apa Bian di apartemennya dengan wanita itu?'

"Luna luna!" Mamanya Bian bingung melihat Luna yang langsung berlari pergi.

"Biar Adit saja yang ngejar kak Lun. Permisi Om dan Tante." Pamit Adit sopan dan segera mengejar sang kakak.

Luna meremas tangannya kesal, membuat Adit yang menyetir di sampingnya melirik takut.

"Sudahlah kak Lun, lepaskan bang Bian!" bujuk Adit, kadang merasa kasihan sang kakak yang selalu ditolak mentah-mentah.

"Diam! Kamu bisa cepat tidak?" Luna berucap dengan nada kasar.

"Kita pulang saja ya. Ayah sama bunda sudah menunggu di rumah, mereka-"

"Kalau kau tidak mau mengantarku, aku akan pergi sendiri!" potong Luna dengan nada tinggi.

"Baiklah." Adit pun mengalah. Ikuti sajalah, tah apa yang mau kakaknya ini lakukan.

Di apartemen Bian bangkit saat mendengar bel pintu yang berkali-kali berbunyi.

"Akan ku patahkan tanganmu!" Dengus Bian sambil membuka pintu. Una sangat tidak sabaran sekali menekan bel.

"Bian."

.

.

.

Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!