Part 14 - Bertemu Ziva

"Una, sayang. Bunda sangat merindukan kamu. Maafkan Bunda ya, nak." Ucap Bunda menatap foto bocah perempuan saat memakai seragam SD. Wanita paruh baya itu memeluk erat foto dalam bingkai itu. Air matanya mengalir deras.

Ayah masuk ke dalam kamar dan mendapati sang istri yang memeluk bingkai tersebut. Seperti itulah jika istrinya sedang merindukan sang anak.

"Kenapa?" tanya Ayah duduk di samping Bunda.

"Aku sangat rindu sama Una, Mas. Semua salahku saat itu pergi meninggalkannya. Jika aku tidak pergi, kita tidak akan pernah kehilangan Una untuk selamanya." Bunda mengusap air matanya, dadanya begitu sesak karena penyesalan. Penyesalan karena telah meninggalkan putri kecilnya begitu saja.

"Bukan salah kamu. Aku yang salah. Aku yang meninggalkan kalian!" ucap Ayah dengan nada bergetar.

"Jika saja Una masih hidup, ia pasti akan tumbuh jadi wanita yang sangat cantik kan, Mas?" Bunda mengusap air mata, ia sangat merindukan anak yang tidak akan pernah bisa dipeluknya lagi.

Ayah hanya dapat menenangkan dan menepuk punggung sang istri pelan. Sejujurnya ia juga sama, begitu sangat menyesal saat itu.

Tok

Tok

Tok

Bunda mengusap air matanya, ia langsung menyimpan foto itu dalam lemarinya.

"Ayah, bunda. Orang tua bang Bian datang." Ucap Adit memberitahu.

Mereka pun mengangguk mengerti.

"Kami akan ke sana." Ucap Ayah.

Tak lama di ruang Tamu,

"Kedatangan kami kemari ingin secepatnya menikahkan Bian dengan Luna." Ucap papanya Bian membuka pembicaraan.

Wajah Luna tersenyum bahagia mendengar itu.

"Kami senang jika niatnya seperti itu. Tapi pernikahan melibatkan 2 orang." Ucap Reno yang tidak melihat ada Bian di antara mereka.

"Ayah!" Luna merasa tidak terima dengan perkataan ayahnya itu.

"Kita tidak bisa memaksakan pernikahan. Jika Bian memang bersedia kami pasti akan sangat merestui. Tapi jika ia tidak ada di sini, kita tidak bisa melanjutkan pembahasan ini." Tambah Reno lagi. Ia tidak bisa memaksa.

"Ayah, Bunda! Luna mau menikah sama Bian." Rengek Luna.

"Nak, jangan memaksakan keinginan kamu. Kamu harus memikirkan perasaan Bian juga." Ucap Bunda menasehati.

"Aku benci Ayah dan Bunda!!!" Ucap Luna lalu pergi masuk ke kamarnya. Sengaja menutup pintu dengan kuat, hingga menggema di ruang tamu.

"Maafkan sikap Luna ya." Bunda memohon maaf untuk anaknya. Orang tua Bian hanya mengangguk pelan, seolah sudah sangat paham sifat Luna.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Pagi itu Una sedang membuat sarapan, ia melirik Bian yang duduk di kursi makan. Sudah berpakaian rapi, sepertinya akan bekerja.

"Apa Tuan akan bekerja?" tanya Una memastikan.

"Apa aku berpakaian seperti ini untuk berenang?" malah kembali bertanya.

Sudahlah, sepertinya tidak perlu ditanya pria itu.

"Silahkan sarapan anda, Tuan." Una menghidangkan nasi goreng dengan segelas teh manis hangat.

Bian melirik ke sarapan, beberapa hari ini Una selalu memasak nasi goreng saja untuk sarapan.

"Apa kamu hanya bisa memasak nasi goreng?" Tanya Bian serius. Menunya itu-itu saja.

Una mengangguk. "Hanya itu yang aku tahu, Tuan." ia hanya bisa memasak itu.

"Gunakan ponselmu. Banyak tutorial memasak yang bisa kamu pelajari!"

"Benarkah?" Una lalu berlalu pergi kembali ke kamar untuk mengambil ponsel.

"Bagaimana caranya?" tanya Una menyerahkan ponselnya pada Bian.

Pria itu pun mengajari Una cara untuk menonton video tutorial. Una sampai takjub. Ternyata masih banyak fungsi ponsel selain menelepon, berkirim pesan dan belanja online. Kalau begini pantaslah banyak orang yang tidak bisa lepas dari benda kecil itu.

"Cepat bersiap! Ikut denganku!" Pinta Bian.

"Ikut ke mana?"

"Apa kamu tidak mau bertemu temanmu?"

"Mau! aku mau, Tuan!" Una mengangguk cepat. Ia pun dengan langkah seribu masuk ke kamar untuk bersiap.

Tak lama di perjalanan, Bian duduk di bangku belakang dengan Una. Sementara di depan Wan mengemudikan mobil dengan laju sedang.

"Ingat, pesanku!" Bian sudah mewanti Una untuk menjaga rahasia mereka.

"Baik, Tuan." Yang terpenting bagi Una sekarang adalah bertemu Ziva.

"Aku akan bekerja hari ini. Akan ada pegawal yang mengawasimu. Ingat hanya 2 jam, setelah 2 jam pulanglah segera!" Bian mengingatkan.

Una mengangguk. Tak apalah hanya 2 jam bertemu. Setidaknya ia bisa tahu kabar temannya itu.

Tak lama Una duduk di sebuah kafe. Ia pun melihat sekeliling. Bian benar-benar mengawasinya. Di setiap sudut kafe ada pria berpakaian hitam. Tubuh mereka besar dan wajah sangat menyeramkan.

"Una!" panggil seseorang.

"Ziva!" Una menoleh ke arah suara. Ia dengan cepat bangkit dan berlari menghampiri Ziva. Mereka berpelukan sambil menangis.

"Na, kau ke mana saja? aku sangat khawatir padamu. Kau menghilang begitu saja." Ziva mengusap air matanya. Saat Una hilang ia sangat kebingungan.

"Aku baik-baik saja."

"Kau tinggal di mana sekarang?" tanya Ziva lagi.

"A-aku-" Una bingung mau menjawab apa. "Bagaimana keadaanmu?" Una malah mengalihkan topik.

"Una, apa yang terjadi?" Ziva menatap Una dengan serius. Ke mana temannya ini?

"Aku tidak bisa cerita sekarang, Va. Intinya aku baik-baik saja, kau tidak perlu mencemaskanku." Una lalu meminta nomor Ziva. Agar mereka bisa berkomunikasi.

Ziva melihat ponsel yang dipegang Una, ponsel terbaru dengan harga yang sangat mahal bagi orang sepertinya. Ia pun menatap Una, ingin bertanya. Apa yang Una kerjakan sekarang?

"Apa kau sudah bekerja?" tanya Una. Ia berencana akan meminta bantuan Bian.

"Na, aku diterima di perusahaan besar." Ziva pun menceritakan jika ia sudah bekerja sekarang.

"Wah... selamat ya,Va!" Una kembali memeluk Ziva. Rasanya ia sangat senang mendengarnya.

"Aku diterima sebagai staff di ARKANA GROUP. Tapi aku bingung juga." Ziva merasa ada keganjalan.

"Lho, bingung kenapa?"

"Aku cuma lulusan SMA tapi bisa menjadi staff di sana. Kenapa aku bisa diterima ya? sementara masih banyak pelamar yang pendidikannya lebih tinggi dariku." Ziva merasa aneh.

"Berarti kau lagi beruntung. Sudah tidak usah dipikirkan kenapa-kenapa. Bukankah sekarang kau harus manfaatkan kesempatan itu untuk bekerja dengan giat dan baik. Tunjukkan kalau kau juga mampu! Aku tahu Zivaku yang terbaik." Puji Una sambil tersenyum lebar.

"Ih, Una... apaan sih! aku kan jadi malu."

Kedua wanita itu pun mengobrol panjang, sambil tertawa. Ziva tersenyum melihat Una yang sekarang lebih santai, seperti terbebas dari beban. Una juga sering tersenyum, tidak seperti dulu yang selalu sedih dan ujung-ujungnya menangis.

Waktu 2 jam terasa begitu cepat untuk mengobrol. Bian hanya memberinya waktu 2 jam dan ia harus menurutinya. Ia juga melihat para pria berpakaian hitam itu melihat dirinya, seolah mengingatkan untuk segera pulang.

"Kau naik apa, Na?" Tanya Ziva saat menunggu ojek online.

"Ojek, Va." jawab Una.

"Jaga dirimu." Ziva kembali memeluk teman baiknya itu.

"Va, maaf aku belum bisa cerita samamu. Aku baik-baik saja, kau jaga dirimu juga ya."

"Iya, kalau ada apa-apa hubungi aku, Na." Ziva mewanti-wanti.

Una mengangguk. Ziva pun naik ojek yang kebetulan sudah tiba. Mereka pun saling melambaikan tangan.

Una tersenyum melihat Ziva sudah pergi. Ia sangat senang bisa melihat temannya itu. Ditambah lagi Ziva juga baik-baik saja.

'Aku harus berterima kasih padanya.' Batin Una sambil mengambil ponsel.

"Ha-halo, Tu-Tuan." Gugup Una setelah panggilan tersambung.

"Ada apa? aku sedang rapat." Jawab pria itu di seberang sana.

"I-itu-, Tuan mau makan apa? aku akan memasakkanmu." Una akan berterima kasih.

"Apa kamu mau menyuapku?"

"Bu-bukan, aku-aku hanya mau-, mau berterima kasih."

"Hmm, kalau begitu berterima kasihlah dengan cara lain."

"A-apa itu?"

"Aku ingin lihat kamu pakai baju di lemari itu." Goda Bian menahan senyumnya.

"Tu-Tuan, tolong jaga perkataan anda!"

"Kamu membeli pakaian seperti itu, akan sangat mubazir jika tidak dipakai. Atau kamu sengaja mau menghambur-hamburkan uangku?"

"Tu-Tuan, apa anda sudah bangkrut?"

.

.

.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

astaga Luna artinya adek si Una ..

2024-06-30

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TERNYATA LUNA ANAK RENO & ROSA, BRRTI LUNA, ADIT ADALAH ADIKNYA, KNP RENO TIBA2 BSA KAYA LAGI, DN JUGA BSA BRSAMA ROSA LAGI, KNP MRK TDK CARI INFORMASI TTG UNA..

2023-01-09

1

Momo R

Momo R

semoga aja una bisa cepat ktmu ortunya lagi, bisa2 bkin luna tmbah marah, mengingat una prnh dimsukkan ke club mlm

2022-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!