Part 15 - Meminta Bantuan

Di ruang rapat, dari kursinya Bian menatap dan mendengarkan dengan serius kinerja bulanan yang dilaporkan para manajer.

Fokusnya terganggu pada getaran ponsel ada panggilan masuk. Ia tersenyum pada nama kontak yang tertera.

"Ada apa? aku sedang rapat." Jawabnya pelan agar tidak menganggu rapat.

...

"Apa kamu mau menyuapku?"

...

"Hmm... kalau begitu berterima kasihlah dengan cara lain." Bian tersenyum smirk.

...

"Aku ingin lihat kamu pakai baju di lemari itu."

...

"Kamu membeli pakaian seperti itu, akan sangat mubazir jika tidak dipakai. Atau kamu sengaja mau menghambur-hamburkan uangku?"

...

"Aku tidak mungkin bangkrut!" Bian menaikkan satu oktaf suaranya, membuat yang berada di ruangan rapat menatap dirinya.

"Kenapa kalian melihat saya?" Tanyanya dengan tatapan datar. Membuat mereka mengalihkan pandangan dan melanjutkan kembali.

Kini di ruangannya, Bian fokus menatap layar ponsel. Ia melihat CCTV apartemen. Terlihat Una sedang sibuk memasak.

'Dia benar-benar memasak untukku? apa aku harus pulang cepat?'

Bian menghela nafasnya, ternyata masih pukul 2 siang. Belum waktunya untuk pulang.

"Bian!"

Pria itu kaget saat suara berat menggema masuk. Seharusnya mengetuk pintu dahulu sebelum masuk, tapi sepertinya itu tidak berlaku pada yang mulia Raja. Siapa lagi kalau bukan papanya.

"Apa kamu tidak bisa menuruti perkataan Papamu ini?" Tanya pria paruh baya itu seraya mendudukkan diri di sofa.

"Tergantung apa yang harus saya turuti. Saya tidak bisa menuruti semua perkataan anda Yang Mulia." Ucap Bian formal sambil membungkukkan badan.

"Bian!" Ucap Papa dengan nada tinggi. Benar-benarlah, anaknya satu ini buat sakit kepala saja.

"Kami akan mengadakan pesta pernikahan untukmu 2 minggu lagi. Menikahlah kamu dengan Luna!" Pinta Papa dengan tatapan tajam.

"Dari pada menikah dengan Luna, lebih baik Yang Mulia hukum saja hamba."

Bantal sofa pun melayang terbang. Bian menghindar saat bantal itu akan mengenai wajahnya yang tampan.

"Sudahlah, Pa. Jangan paksa aku terus." Bian pun kembali ke mode normal.

"Papa tidak memaksa kamu. Kami menyarankan saja." Papa mengecilkan suaranya.

"Tapi aku tidak mau saran seperti itu, Pa." Bian tetap pada prinsipnya. Menolak untuk menikah dengan Luna.

"Jadi kamu mau apa sekarang?"

"Saya butuh kebebasan Yang Mulia." Ucap Bian sambil melirik sang Papa yang sudah memasang wajah kesal.

"2 minggu lagi akan diadakan pesta pernikahan kamu yang super mewah. Jika kamu tidak mau membuat keluarga kita malu, jadilah pengantin prianya."

"Papa!" Bian tidak terima.

Pria paruh baya itu berlalu pergi ke luar ruangannya. Tanpa peduli Bian yang memanggilnya. Ia yakin Bian tidak akan mungkin tega pada keluarganya. Itu akan menjadi satu-satunya cara tersadis menikahkan Bian dengan Luna.

Bian menghembus nafasnya dengan kasar lalu mengusap wajahnya. Ini benar-benar pemaksaan.

Di perjalanan pulang, Wan melajukan mobilnya sedang. Bian duduk sambil menatap jalanan.

'Apa yang dia lakukan sekarang?' batin pria tampan itu.

Pria itu penasaran dan mengambil ponselnya. Bian mengerutkan kening saat tidak mendapati Una di dalam apartemennya. Padahal ia meletakkan CCTV di semua tempat. Kecuali di kamar mandi.

'Apa ia sedang pergi?'

"Wan, apa Una keluar?" tanyanya pada Wan.

Pria yang sedang menyetir itu menekan-nekan alat yang terpasang di telinganya. Langsung terhubung dengan para pengawal yang mengawasi Una.

"Setelah pulang menemui temannya tadi, nona Una hanya berada di apartemen anda, Tuan." Wan memberitahu.

'Apa besok aku harus pasang CCTV di kamar mandi? mana tahu ia pingsan di sana.' Bian melihat layar ponsel cukup lama, Una tidak keluar-keluar dari kamar mandi.

Glek...

Bian menelan salivanya dengan susah, saat rekaman itu memperlihatkan Una keluar dari kamar mandi. Tubuh wanita itu hanya ditutupi handuk. Memperlihatkan pahanya yang putih dan mulus.

'Apa ia akan menggodaku?' Bian melihat Una mengeluarkan hanger baju penggoda iman itu dari dalam lemari. Wanita itu juga mencocokkan ke tubuhnya lalu mencampakkannya ke tempat tidur. Una pun mengambil pakaian yang lain, lalu kembali ke kamar mandi.

Bian senyum-senyum melihat tingkah Una. Wanita itu takut sendiri memakai pakaian seperti itu. Wan dari spion melirik aneh pada Bian yang senyum ke layar ponsel.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Una keluar dari kamar dan terkejut melihat Bian duduk di ruang tamu sambil menonton tv.

"Tu-Tuan, kenapa anda di sini?"

Bian menatapnya aneh. "Apa aku tidak boleh kemari?"

"Anda sudah melanggar perjanjian, Tuan!"

"Maafkan aku. Aku ada masalah di rumah. Bolehkah aku menumpang di sini?" Bian menunjukkan wajah sedihnya.

"Ke-kenapa anda berkata seperti itu. Ini kan apartemen anda, Tuan!"

"Aku lapar."

Tak lama Una menyajikan masakan yang sudah dipelajarinya dari video tutorial. Ia juga mengambil piring lalu diisi nasi dan lauk lainnya.

"Apa kamu tidak merasa kita seperti pasangan suami istri?" Goda Bian menatap wajah cantik itu.

Mendengar pertanyaan Bian, Una tidak jadi menyodorkan piring berisi makanan itu.

"Ini piring anda, Tuan." Una menyerahkan piring kosong saja. Biar pria itu ambil sendiri.

Bian malah mengambil piring berisi makanan milik Una. "Kenapa kamu jadi baper?" Ledek Bian menatap Una dengan wajah setengah mengejek.

"Bagaimana Tuan rasanya?" Una ingin tahu hasil rasa masakannya.

"Biasa saja."

Una melihat Bian melahap masakannya.

"Bagaimana rasanya?" tanya Una kembali.

"Aku bilang biasa saja."

"Jika biasa saja, kenapa anda menghabiskan semuanya?"

Bian pun melihat meja makan, masakan Una sudah habis dilahapnya.

"Kamu sudah memasaknya, akan sangat mubazir jika dibuang." Alasan Bian, padahal ia sebenarnya sangat suka makan masakan Una.

"Tapi aku belum makan, Tuan."

Mulut Bian berhenti mengunyah dan melihat Una. Benar wanita ini belum memakan masakannya dan ia sudah menghabiskan semua.

Tak lama Una tersenyum di ruang tamu. Ia melahap ayam kriuk yang dicocol dengan saus. Karena masakannya ludes dimakan Bian, pria itu menggantinya dengan memesan ayam kriuk.

"Tuan, apa aku bisa bekerja?" tanya Una disela makannya.

Bian menggeleng kepala.

"Aku bosan di sini."

"Apa uang yang kuberi kurang? apa perlu ditambah?"

Una mengkibaskan tangannya tanda tidak perlu.

"Kamu sewaktu-waktu harus berada di sampingku. Jika kamu bekerja itu akan sangat menyusahkan. Kamu bisa bekerja jika perjanjian kita berakhir." ucap Bian.

Una pun diam. "Tuan, apa anda bisa membantuku?"

Bian melirik Una. "Kamu semakin banyak maunya ya!"

"Bu-bukan begitu! Anda sangat kaya dan berkuasa. Pasti anda tidak akan sulit membantuku." ucap Una dengan yakin.

"Bantu apa?" tanya Bian.

"Tolong bantu aku mencari orang tuaku."

Bian pun tampak berpikir. Menurut info dari Wan, Una hanya anak yang ditemukan terdampar di pinggir pantai. Mungkin ia terpisah dari orang tuanya.

"Orang tuaku meninggalkanku karena mereka mengalami kesusahan. Aku ingin tahu kabar mereka dan ingin membantu mereka." Una akan menyerahkan uang hasil tabungan itu untuk membantu kedua orang tuanya.

Saat mulai dewasa, Una mulai mengerti jika ia ditinggalkan bukan karena masalah ia minum susu. Tapi karena kedua orang tuanya terhimpit faktor ekonomi.

"Tuan, tolong bantu aku ya!" Ucap Una mengkedip-kedipkan matanya seolah sedang memohon.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KASI TAULH NMA ORTU LO KE BIAN..

2023-01-09

0

Mirwani Adwa Azizah

Mirwani Adwa Azizah

ceritanya bagus.. aku suka.. semangat thor

2022-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!