Part 3 - Hilang

Una dan anak-anak panti lainnya bersekolah di SD yang tidak jauh dari Panti. Mereka hanya perlu berjalan kaki selama 5 menit untuk sampai ke sekolah.

Una duduk di kelas 1. Ia sangat fokus mendengar guru mengajarkan cara membaca. Dengan antusias mulai mempelajari huruf-huruf alfabet tersebut. Hingga di kelas itu Una termasuk murid yang lancar dalam membaca dari pada murid-murid lain yang masih mengeja.

Sore itu di Panti, seorang anak berpamitan pada anak-anak lainnya. Anak itu tampak begitu senang karena sudah diadopsi oleh pasangan suami istri.

"Apa dia sudah menemukan orang tua kandungnya?" tanya Una serius pada teman di sebelahnya, melihat pasangan suami istri itu tersenyum bahagia pada teman mereka itu.

"Bukan, orang dewasa itu mau mengurusnya. Dia akan tinggal bersama mereka jadi anaknya. Namanya adopsi gitu," ucapnya memberitahu apa yang dia tahu. Sebagai sesama anak panti, ia cukup cemburu jika ada anak yang di adopsi. Menurutnya sungguh beruntung anak yang di adopsi, pasti akan disayang. Memiliki Papa dan Mama.

Anak-anak di panti itu berasal dari razia pemulung dan anak jalanan. Ada juga yang ditinggalkan oleh orang tuanya saat masih kecil di gerbang Panti. Ada anak korban kekerasan orang tua dan banyak sebab lainnya, yang membuat anak-anak Panti tinggal tanpa kasih sayang orang tua. Walaupun ada pengurus Panti, tapi tidak mungkin kasih sayangnya sama seperti kasih sayang orang tua pada umumnya.

Hingga setiap ada pasangan yang mengadopsi anak Panti. Anak tersebut seperti mendapatkan rumah, kasih sayang dan orang tua yang akan merawat dirinya.

"Kau sudah pernah di adopsi?"

Anak itu menggeleng cepat. "Orang-orang dewasa itu lebih suka anak yang tampan dan juga cantik."

Anak kecil itu menyadari, selama tinggal di Panti tidak ada yang mau mengadopsi dirinya. Para pengadopsi kadang lebih melihat dari segi fisik.

"Nanti pasti ada orang dewasa yang akan mengadopsimu." Ucap anak itu pada Una. Ia melihat penampilan Una yang berbeda dari anak-anak lainnya. Una cantik dan imut dengan pipi chubynya. Siapa yang tidak mau mengadopsi anak seperti Una.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Malam itu Una dan anak-anak yang lain pergi mengaji di salah satu rumah guru yang tidak jauh dari Panti. Setelah siap mengaji mereka pun bergegas pulang ke Panti.

Saat sedang berjalan kaki, mata Una tertuju pada bunga-bunga berwarna-warni di pinggir jalan. Tampak sangat indah.

"Una, ayo pulang!" ajak anak yang sering bersamanya.

"Duluan saja. Aku mau ambil ini dulu." Bunga-bunga itu sangat cantik, Una akan menanamnya di kebun belakang Panti.

Dari jauh seringai beberapa pria dari dalam mobil, melihat target yang hanya seorang diri. Mereka akan memulai aksinya. Apalagi kalau bukan aksi penculikan anak.

Mobil berhenti di dekat Una yang sedang mengambil bunga. Suasana dan jalanan cukup sepi. Waktu yang tepat dan sangat mendukung.

Una tersenyum membawa bunga yang akan ditanamnya di kebun. Ia pun berjalan kembali menuju Panti. Saat telah berjalan melewati mobil hitam itu, terdengar suara pintu terbuka.

Dengan begitu cepat Una digendong pria berpakaian serba hitam, membawanya masuk ke mobil.

Una berusaha menggerakkan tangannya. Namun perlahan kesadarannya hilang, sapu tangan yang dibekap di mulutnya sudah diberi obat.

Tak lama Una tersadar, ia sudah bersama anak-anak lain yang tampak ketakutan. Mereka semua menangis. Tidak tahu sedang berada di mana, tapi tempat ini bergoyang-goyang.

"Kaya kita bos!" ucap seorang pria bertato melihat puas hasil penculikan anak.

Beberapa pria dewasa tertawa menanggapi. Bagaimana tidak, lebih dari 50 anak yang berhasil mereka culik.

Mereka akan membawa anak-anak hasil penculikan ke sebuah pulau. Di sanalah akan dilakukan transaksi perdagangan manusia. Wilayah itu cukup jauh dan terpencil, polisi akan sulit untuk melacak aksi mereka.

Para penjahat bermain judi sambil menenggak minuman keras. Tidak lupa juga rokok yang tetap dihisap.

"Kenapa ini?" bentak salah seorang yang terlihat begitu sangat menyeramkan.

Kapal yang mereka tumpangi mulai terombang-ambing tidak stabil. Di luar hujan badai dengan kilatan petir saling bersahutan.

Anak-anak itu pada menangis ketakutan, tanpa terkecuali Una. Tubuh Una bahkan sampai gemetaran.

'Ayah, bunda. Una takut, Una sangat takut berada di sini. Tolong Una."

Kapal yang bergoyang tidak stabil mengakibatkan anak-anak itu pusing, bahkan ada yang sampai muntah-muntah. Mereka mabuk laut.

"Bos, air masuk!!!" Teriak pria-pria itu.

Pria yang dikatakan Bos langsung bangkit melihat keadaan.

Hujan badai disertai ombak-ombak yang cukup tinggi, menghempas kapal mereka. Air laut sekejap saja sudah membanjiri kapal.

Para penjahat itu sedaya upaya berusaha agar kapal jangan sampai oleng. Mereka menguras air, tapi percuma. Ombak terus menghantam kapal kecil tersebut.

Kalau sudah begini, jalan terbaik adalah menyelamatkan diri masing-masing.

Cuacanya sangat tidak bersahabat. Kapal sudah mulai oleng. Anak-anak berteriak histeris, tidak peduli pria-pria sangar yang menyuruh mereka untuk diam. Anak-anak itu sangat takut sekarang.

Mereka saling berpelukan, memejamkan mata dan berdoa berharap mereka bisa selamat sampai dataran.

'Ayah, bunda. Una sayang kalian! Ayah dan bunda jaga kesehatan, ya.'

Mata Una terpejam, tapi air mata itu masih berlinang membasahi pipinya. Air laut sudah tinggi sepinggangnya. Ia mengerti mungkin ini adalah akhir hidupnya. Tanpa ayah dan bunda di sampingnya.

Dalam pejamnya Una mengingat kenangan indah bersama kedua orang tuanya. Saat mereka masih bersama.

"Kamu bersembunyi, Ayah yang jaga." Ucap Ayah saat sedang bermain di Taman.

"Di mana ya Una?" Tanya Ayah seakan tidak melihat anaknya bersembunyi di balik pohon bunga.

"Ah, dapat!" Ayah pun menggendong Una. Bocah kecil itu tertawa-tawa.

"Ayo, kita pulang! Sudah sore!" Ajak Bunda.

"Ayah, bunda, besok kita kemari lagi ya!"

Kedua orang tuanya mengangguk setuju.

Kenangan Una pun berlanjut saat malam tahun baru.

Una tersenyum kecut saat kembang api miliknya yang tidak dapat menyala seperti punya ayah dan bundanya.

"Ini pegang punya Bunda saja!" Bunda dengan hati-hati memberikan kembang apinya pada Una. Bocah kecil itu tersenyum. "Hati-hati jangan sampai kena tangan!"

"Kamu pegang satu lagi!" Ayah juga menyerahkan kembang api.

Una tertawa memegang kembang api di tangan kanan dan kirinya. Meskipun agak takut, tapi ia sangat senang memegang kembang api itu.

"Sudah mati." Ucap Una.

Ayah mengambilnya agar tidak mengenai Una.

"Ayah, bunda, itu kembang apinya terbang!" tunjuk Una melihat langit bertaburan cahaya.

Walaupun belum tepat pukul 12 malam, tapi sudah banyak orang yang memasang kembang api.

Ayah menggendong Una, sambil melihat warna-warni yang dihasilkan kembang api tersebut.

"Ayah, Una sayang Ayah." Ucapnya.

"Ayah juga sangat sayang sama kamu. Mana ciumnya."

Una mencium pipi kanan dan kiri sang ayah.

"Kamu tidak sayang sama Bunda?"

"Sayang Bunda juga!" Una juga mencium kedua pipi Bundanya.

"Una sayang Ayah sama Bunda. Una janji akan jadi anak baik."

Mereka saling berpelukan ditemani suara kembang api yang bersahutan.

Secara perlahan kapal mulai tenggelam. Hingga akhirnya kapal hilang ditelan lautan.

.

.

.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

ya ampun sedih banget rasanya kisah si Una nih lah...

2024-06-30

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

RENO KMN GK BALIK2 KE RUMAH KONTRAKN, DN ROSA JUGA KMN, KLO MAU PRGI DRI RENO, BAWALH PUTRIMU.. DASAR ORG TUA GK PNY HATI..

2023-01-09

1

Hamster Chaa

Hamster Chaa

Cepet jg ya thor gk terasa udah tamat aja ceritany😂😂

2022-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!