Part 8 - Wanita Frustasi

"Jadi begitu, Va." Ucap Una setelah menceritakan apa yang telah dilaluinya pada Ziva.

Mereka sekarang berada di sebuah rumah kos-an kecil, dengan fasilitas yang seadanya.

"Una-Una!" Ucap Ziva lirih sereya mengelus pundak temannya. Mungkin kalau ia diposisi Una, bunuh diri jalan yang terbaik.

"Sudah kamu jangan sedih lagi. Kita harus buka lembaran baru. Oh iya, ini!" Ziva menyerahkan pada Una sebuah kartu atm.

"Apa ini, Va?" Una tampak bingung.

"Selama ini uang yang kau simpan padaku, aku simpan di situ. Pinnya tanggal lahirku."

Una menyerahkan kartu atm-nya kembali. "Kau saja yang pegang. Kita pakai untuk bayar sewa kost."

"Sewa kost sudah aku bayar sampai 3 bulan mendatang. Sudah kau tenang saja, Na. Itukan tabunganmu selama ini, kau bisa membeli pakaian atau ponsel. Jadi kita bisa berkomunikasi." Saran Ziva.

"Baiklah." Una tampak senang. Dengan uang dalam kartu itu ia akan membeli ponsel dan makanan yang enak yang akan mereka makan bersama.

"Aku pergi sebentar ya, Na. Ada janji. Besok aku baru menemanimu shoping. Selama aku pergi kau jangan kemana-mana. Kalau beli makanan yang sekitar sini saja. Aku takut kau nyasar."

"Iya." Una mengangguk nurut. "Kau mau ke mana?"

"Ada yang nawari kerja. Nanti kalau aku sudah bekerja, aku akan mencarikanmu pekerjaan juga."

"Ziva!" Una pun memeluk teman satu-satunya itu. Teman yang selalu ada untuknya.

Siang itu Una lapar, ia pun keluar kost menuju rumah makan yang tidak jauh dari kost-annya. Ia membeli nasi bungkus dan membayar dengan uang yang diambilnya dari Bian.

Saat berjalan pulang, ia melihat sekumpulan orang dan ia langsung berlari. Tapi dengan mudah Una tertangkap.

"Beraninya kau kabur!"

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Untuk pernikahan kita nanti, kamu mau pakai konsep yang mana?" tanya seorang wanita berambut panjang sebahu, menunjukkan beberapa foto konsep pernikahan.

Bian membuang nafas dengan pelan, ia sekilas melirik sang mama yang duduk memantaunya. Wanita paruh baya itu mengisyaratkan sang anak untuk merespon.

"Yang mau menikah siapa?" tanya Bian dengan sinis.

"Bian!" Mama membulatkan matanya.

"Kita." Jawab Luna dengan bahagia.

"Kita? dengar ya pernikahan itu atas dasar saling mencintai-"

"Tapi aku mencintaimu." Jawab Luna cepat.

"Aku yang tidak mencintaimu."

"Akan ku buat kamu mencintaiku!"

"Hello, sadarlah. Seleraku itu bukan kamu." Cibir Bian. Ia sama sekali tidak menyukai Luna.

"Bian!" Kompak Mama dan Luna berucap.

Pria tampan itu meletakkan telunjuk di bibirnya. Seolah mengatakan jangan berisik, ia akan mengangkat panggilan telepon.

"Halo, Wan."

...

"Hmm." Wajahnya tersenyum sedikit. "Baiklah, aku akan ke sana." Bian menutup panggilan teleponnya.

"Siapa?"

"Simpananku." Ucap Bian seraya melangkah pergi.

"Tante!" Luna menatap wajah Mama dengan mimik sedih.

Sementara Mama memijat pelipisnya. Sulit sekali buat Bian menurut.

Beberapa saat kemudian, Bian turun dengan pakaian santai. Memakai celana jeans panjang berwarna biru dengan kaos hitam berlengan panjang.

"Kamu mau ke mana?" tanya Luna melihat pria tampan yang begitu sangat wangi. Mungkin sebotol parfum yang disemprotnya.

"Kencan." Jawabnya santai.

"Bian!" Mama ikut memanggilnya. Tapi sang anak berlalu pergi mengacuhkan panggilannya.

"Tante, aku harus pergi!" Luna pun berpamitan, ia harus segera mengikuti Bian. Tidak memperbolehkan Bian dekat dengan wanita lain.

Mobil melaju sedang membelah jalanan. Dari spion Bian tersenyum. Ada mobil yang mengikutinya dari belakang, siapa lagi kalau bukan Luna.

Bian masuk ke lobi apartementnya. Ekor matanya bisa melihat Luna yang mengendap-endap mengikutinya. Ia langsung menuju lift di mana apartemennya berada.

Saat akan masuk,

"Bian!"

"Apa lagi sih?" tanya Bian tidak senang. Luna menghalanginya untuk masuk ke apartemennya.

"Kamu pasti berbohongkan?"

Bian mengerutkan keningnya. "Untuk apa?"

Luna mendengus. Bian sudah tahu jawabannya, tapi pria itu masih saja bertanya.

"Bian, kenapa kamu begini? apa sulitnya kamu nerima aku. Dari pada mencari wanita-wanita tidak jelas!"

Bian melipat tangannya di dada. "Pergilah segera! Wanitaku akan segera datang. Tolong, jangan mengganggu malam indahku." ia langsung masuk dan menutup pintu. Tidak peduli Luna yang menggedor-gedor pintu.

'Bian, aku tidak akan melepaskanmu!" Luna meremas tangannya merasa geram.

Saat ia akan berjalan pulang, di lorong hotel ia melihat Wan datang dengan beberapa pria bertubuh kekar, seorang wanita berambut pirang. Dan satu lagi wanita cantik dengan pakaian yang begitu terbuka.

Luna tetap berdiri melihat. Ia ingin tahu apa Bian benar-benar membooking seorang wanita.

"Jangan berani kabur lagi. Atau aku akan membuatmu menjadi wanita malam selamanya!" Bisik Mami Lisa mengancam.

Una hanya bisa diam dan pasrah. Untuk bebas ia harus melayani 10 pelanggan. Baru kabur dari pelanggan pertama saja, Mami Lisa begitu mudah menemukannya. Mau lari ke manapun, ia pasti akan tertangkap juga.

"Kami akan memantau sekitar apartemen, untuk memastikan wanita ini tidak kabur lagi. Sekali lagi tolong maafkan kejadian semalam."

Wan mengangguk dan menyuruh Una segera masuk ke dalam.

Una kini duduk di sofa dan seorang pria menatapnya. Una hanya menundukkan kepala.

"Ke mana kamu semalam? kabur?"

Una tetap diam tidak merespon. Menggenggam kedua tangannya yang tampak gemetaran.

"Kamu telah mencuri uangku dan juga jasku. Aku bisa melaporkanmu pada polisi." Bian sengaja menekan Una yang wajahnya tampak pucat.

"Apa salahku? kenapa kalian semua jahat? orang itu yang berhutang dan aku yang harus membayar dengan tubuhku. Bahkan ia begitu melindungi putrinya, hingga menggantinya dengan aku!"

Air mata Una sudah berlinang, rasanya dada ini begitu sesak. Ia ingin berteriak dan memaki orang.

"Tuan, bisakah anda membunuhku?"

Mata Bian membelalak mendengar ucapan wanita yang begitu frustasi. Pria itu segera mengejar Una yang berjalan menuju dapur.

"Apa yang kamu lakukan?" Bian menepis saat tangan Una akan mengambil pisau.

"Biarkan aku mati sekarang. Aku tidak mau jadi wanita malam. Aku tidak mau melayani 10 pria!!!" Una terisak-isak dan tubuhnya terhuyung. Kakinya gemetaran tidak sanggup menopang tubuhnya.

"Sudahlah, kamu istirahat saja." Bian pun menggendong Una, membawa ke kamarnya. Ia jadi sedikit merasa kasihan. Baru kali ini melihat ada wanita sefrustasi ini.

Setelah menyelimuti wanita yang tampak diam saja, Bian pun keluar kamar. Ia menelepon Wan.

"Wan, cari tahu tentang wanita malam yang bersamaku segera!" Pintanya.

Tak lama Wan menelepon kembali.

"Nona itu bernama Una. Tidak diketahui asal usulnya. Keluarga yang tinggal dengan Nona Una menemukannya terdampar di pinggir pantai dan mereka menyelamatkannya. Selama tinggal, Nona Una dipaksa untuk melakukan pekerjaan rumah. Saat sudah bekerja, mereka mengambil semua gajinya. Keluarga itu terlibat hutang dengan rentenir dan menjadikan Nona Una sebagai penebus hutang. Nona Una harus melayani 10 pelanggan untuk dapat melunasi hutang dan bisa hidup bebas." Wan menjelaskan panjang lebar semua info yang didapatnya dan Bian mendengarkan dengan serius.

"... Dan anda adalah pelanggan pertamanya." Timpal Wan kemudian.

Bian mengangguk mengerti, "Terima kasih." ia pun menutup panggilan.

Pria itu kembali lagi ke kamar, ia ingin melihat wanita malam itu. Dan alangkah terkejutnya ia sangat melihat Una.

"Hei, kamu!!!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Eka Yuliana

Eka Yuliana

bukannya mrk sdh sampe jakarta ya?kok mudah banget mami lisa nangkep una

2024-10-24

0

sherly

sherly

gercep juga si wan nih ..

2024-06-30

0

Gadis23

Gadis23

mampir lagi Thor 🥰

2022-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!