Part 9 - Surat Perjanjian

"Lepaskan aku, biarkan aku mati saja!"

Bian memegangi Una yang berteriak histeris. Tadi begitu akan masuk kamar, ia melihat Una akan naik ke jendela. Sepertinya wanita ini benar-benar ingin mengakhiri hidup.

"Kamu tenanglah!" Bian memegangi tubuh wanita itu yang berusaha mendorongnya. "Aku bisa membebaskanmu!"

Isak tangis Una terhenti menatap Bian, "Benarkah?" ia mengusap air matanya.

Tak berapa lama, di ruang tamu.

"Jadi aku harus menjadi simpanan Tuan?" tanya Una tidak mengerti.

Bian mengangguk. "Kamu hanya perlu menjadi simpananku sampai wanita bernama Luna itu melepaskanku." Ucapnya menjelaskan.

Bian sudah merencanakan akan berpura-pura menjadikan wanita malam itu simpanannya. Hal tersebut dilakukan agar Luna tidak mengejar dirinya lagi.

Selama ini Luna tidak pernah percaya pada perkataannya, karena wanita keras kepala itu tidak pernah melihat secara langsung saat Bian bersama seorang wanita pekerja malam yang imagenya tidak bagus. Tapi sekarang Bian sangat yakin, rencananya ini akan membuat Luna mundur.

Bian melihat wajah Una yang masih kebingungan, seolah masih ada banyak pertanyaan di kepalanya.

"Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal apapun padamu. Kamu hanya perlu bersikap mesra padaku saat ada wanita itu. Dan selama itu kamu harus tinggal di sini, untuk lebih meyakinkan."

Benar, dengan Una tinggal di apartemennya. Bian akan seperti sugar daddy bagi Una dan itu pasti akan membuat Luna ilfil padanya.

Mendengar penjelasan Bian, wajah Una makin tambah ketakutan. Ia jadi berpikir hal yang tidak-tidak, jika tinggal berdua di apartemen ini dengan seorang pria asing.

"Aku tidak akan tinggal di sini. Aku akan pulang ke rumahku!" tambah Bian lagi. "Bagaimana? kalau kamu tidak mau, aku bisa mencari wanita lain."

"Kalau aku setuju, apa aku bisa bebas dari wanita pemilik club itu?" walaupun tidak yakin jadi simpanan Bian, tapi setidaknya bisa lepas dari jerat Mami Lisa dulu.

Bian mengangguk. "Pasti."

"Apa ucapan Tuan bisa dipercaya?"

Bian menarik nafas panjang, wanita di hadapannya ini mencoba bernegosiasi dengannya.

"Apa kita perlu surat perjanjian?"

Pria itu tersenyum kesal melihat anggukan Una.

Tak lama kemudian,

"Bacalah dan tanda tangan!" Bian menyodorkan selembar kertas berisi perjanjian tertulis.

'Surat perjanjian menjadi wanita simpanan.'

Una membaca poin yang berisi ia harus bersiap seromantis mungkin pada pria di depannya ini saat ada wanita yang bernama Luna. Ia juga harus tinggal di apartemen ini. Segala keamanan dan kebutuhannya di tanggung Bian. Pria itu juga tidak akan melakukan perbuatan yang tidak-tidak padanya.

"Satu lagi, kamu harus memanggilku Sayang." Bian menambahkan satu syarat.

"Apa?"

"Hanya saat ada dia." Ucap Bian. "Mau atau tidak?" tanya Bian kesal, terlalu lama Una berpikir.

Una pun menandatangi kertas tersebut. Ia hanya harus bersikap mesra saja, dari pada ia harus menjadi wanita malam yang lebih bahaya.

"Jadi sekarang-"

Kruk...

kruk...

kruk...

Ucapan Bian terhenti mendengar suara nyanyian perut. Una menundukkan kepala, rasanya sangat malu.

Dan tak lama,

'Astaga!!!'

Bian hanya bisa menggeleng melihat Una yang begitu lahap makan. Una seperti orang yang sudah beberapa hari tidak makan.

"Masih lapar?" tanyanya melihat 2 kotak ayam penyet bersih dilahap wanita kelaparan itu.

Una pun menggeleng malu. Tapi mau gimana lagi, ia memang sangat kelaparan.

"Besok kita akan membeli kebutuhanmu. Mana ponselmu? aku akan menghubungimu agar kamu segera bersiap. Jadi aku tidak perlu menunggumu."

"Aku tidak punya ponsel." Aku Una.

Bian menautkan alisnya tidak percaya. Zaman sekarang semua orang punya ponsel. Bahkan anak SD saja sudah punya. Tapi wanita ini katanya tidak punya.

"Besok kita beli. Aku pulang dulu. Jangan berani kabur, jika kamu kabur aku akan menghubungi Club malam itu, agar mereka segera mencarimu!" Bian menakuti Una.

"Baiklah." Jawab Una pasrah dengan ancaman Bian.

Bian akan membuka pintu, ia pun berbalik dan menatap Una.

"Kenapa?" tanya Una bingung.

"Aku akan menginap di sini saja." Bian kembali mengingat Una tadi ingin melompat lewat jendela. Jika itu terjadi akan sangat menyusahkannya.

"Aku tidak akan bunuh diri." Ucap Una seakan bisa membaca pikiran Bian.

"Siapa tahu. Kamu tidurlah di kamar, aku akan tidur di ruang tamu."

"Tapi-" Una merasa tidak enak hati jika pria itu tidur di sofa. Ini kan tempat tinggalnya, sementara dirinya hanya dapat dikatakan sedang menumpang.

Bian mengisyaratkan agar Una segera masuk ke kamarnya. Una pun langsung masuk kamar dan mengunci pintu itu. Takut saat ia tidur pria asing itu masuk ke dalam kamarnya.

Esok pagi, Bian yang tidur di Sofa bangun. Hari sudah pagi. Ia pun melangkah ke arah kamarnya. Saat membuka pintu, ia tidak melihat wanita itu. Ia mencari di seluruh area unit apartemennya itu, tapi tidak menemukan Una.

'Apa dia loncat?' Bian pun membuka jendela. Dari lantai 30 itu ia tidak melihat keramaian di bawah. Jika ada orang yang terjun bebas, pasti sudah ramai dan ada garis polisi.

'Dia kabur lagi!!! ' Tak ada yang bisa dipercaya darinya. Bian pun berpikir akan mengembalikan wanita itu ke Club malam saja.

"Halo," ucap Bian menjawab ponselnya yang berdering.

...

"Hmm, apa? aku segera turun!"

Tak lama, Bian dan Una naik lift. Wanita itu tampak diam menunduk. Sementara pria itu menatapnya tajam.

Una keluar memakai training miliknya yang begitu kebesaran di tubuhnya. Juga menenteng bungkusan, sepertinya berisi bahan makanan.

"Dari mana?" tanya Bian datar.

"Beli bahan makanan, tadi tidak ada apapun di dapurmu. Aku ingin memasak," ucap Una. Tadi pagi ia ingin memasak, tapi tidak menemukan bahan makanan di tempat yang semewah itu.

"Lain kali kalau mau pergi itu bilang!" ucap Bian. Ia sudah salah sangka mengira Una kabur.

Una tadi pergi ke pasar membeli bahan makanan, tapi saat kembali tepat di depan lift, ia kebingungan. Ia tidak tahu apartemennya Bian di lantai berapa dan unit berapa. Jadi ia bertanya pada security dan security segera menghubungi pemilik apartemen tersebut.

"Ingat apartement GRAND PENTHOUSE lantai 30 unit 30."

Una pun mengangguk.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Mata Bian melihat Una yang sedang sibuk di dapur. Wanita itu memasak sesuatu. Dari aromanya sangat menggoda selera.

'Astaga!!!' Bian mulai membatin saat melihat Una mengikat rambutnya dengan gaya cepol dan kini menampakkan lehernya yang begitu putih dan mulus.

Belum lagi, dengan training kebesaran itu Una tampak begitu sangat menggemaskan.

"Mau sarapan?"

Bian langsung mengalihkan pandangannya saat Una bertanya. Ia tidak mau ketahuan memandangi wanita cantik itu, yang pagi-pagi membuat otak sucinya traveling.

"Bo-boleh."

'Enak.' Bian mengunyah pelan, matanya melihat Una yang melihatnya juga.

"Bagaimana rasanya?" tanya Una pelan. Ia tidak tahu apa nasi goreng telur ini seleranya Bian.

"Biasa saja."

Selera orang kaya beda. Pasti biasa saja nasi goreng buatannya ini. Mungkin seleranya Bian itu nasi goreng seafood paket komplit.

"Selesai sarapan bersiaplah. Kita akan membeli kebutuhanmu!"

.

.

.

Episodes
1 Part 1 - Terpaksa Pergi
2 Part 2 - Kabur
3 Part 3 - Hilang
4 Part 4 - Kehidupan Una
5 Part 5 - Wanita Malam
6 Part 6 - Pelanggan
7 Part 7 - Kabur Bersama
8 Part 8 - Wanita Frustasi
9 Part 9 - Surat Perjanjian
10 Part 10 - Akting
11 Part 11 - Balas Budi
12 Part 12 - Berpikir Keras
13 Part 13 - Una
14 Part 14 - Bertemu Ziva
15 Part 15 - Meminta Bantuan
16 Part 16 - Aku Tertekan
17 Part 17 - Cincin
18 Part 18 - Sah
19 Part 19 - Mama
20 Part 20 - Pria Penguntit
21 Part 21 - Kasihan Sekali
22 Part 22 - Menginap
23 Part 23 - Test Pack
24 Part 24 - Cantik
25 Part 25 - Drama Pagi
26 Part 26 - Tampan Sekali
27 Part 27 - Janda?
28 Part 28 - Mas Dino
29 Part 29 - Mimpi
30 Part 30 - Jogging
31 Part 31 - Mas Bian
32 Part 32 - Bunda?
33 Part 33 - Tertekan
34 Part 34 - Begini Rasanya
35 Part 35 - Nama Yang Sama
36 Part 36 - Shoping
37 Part 37 - Aku Mau
38 Part 38 - Begitu Manis
39 Part 39 - Akan Menjebak
40 Part 40 - Kemari
41 Part 41 - Bianku
42 Part 42 - Saling Menjambak
43 Part 43 - Una Sayang
44 Part 44 - Tingkah Luna
45 Part 45 - Aku Tidak Ingat
46 Part 46 - Beristri Dua
47 Part 47 - Aku Mencintaimu
48 Part 48 - Begitu Lama
49 Part 49 - Bertemu Dino
50 Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51 Part 51 - Harus Dibicarakan
52 Part 52 - Jadi Adik Saja
53 Part 53 - Ke Rumah Bunda
54 Part 54 - Mencari Tahu
55 Part 55 - Berpikir Begitu
56 Part 56 - Demam
57 Part 57 - Tidak ada informasi
58 Part 58 - Dia Anakku
59 Part 59 - Ke Pantai
60 Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61 Part 61 - Una Anakku
62 Part 62 - Putri Kecil
63 Part 63- Maafkan Bunda
64 Part 64 - Kisah Lalu
65 Part 65 - Kisah Lalu 2
66 Part 66 - Kisah Lalu 3
67 Part 67 - Kisah Lalu 4
68 Part 68 - Haus Kasih Sayang
69 Part 69 - Punya Kakak?
70 Part 70 - Keluarga Baru
71 Part 71 - Menyesal
72 Part 72 - Ke Kantor
73 Part 73 - Bian Yang Dulu
74 Part 74 - Polisi
75 Part 75 - Keluar Sel
76 Part 76 - Mengamuk
77 Part 77 - Malam Ini
78 Part 78 - Mencari Perhatian
79 Part 79 - Ceraikan Bian
80 Part 80 - Menggoda
81 Part 81 - Merindukannya
82 Part 82 - Tamat Riwayatmu
83 Part 83 - Bukan Anak Kandung
84 Part 84 - Amnesia
85 Part 85 - Rasa Malu
86 Part 86 - Terlalu Baik
87 Part 87 - Wawan
88 Part 88 - Kakak
89 Part 89 - Jangan Pergi
90 Part 90 - Kejarlah Dia
91 Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92 Part 92 - Mak Comblang
93 Part 93 - Akhir Bahagia
94 PROMO
95 PROMO
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Part 1 - Terpaksa Pergi
2
Part 2 - Kabur
3
Part 3 - Hilang
4
Part 4 - Kehidupan Una
5
Part 5 - Wanita Malam
6
Part 6 - Pelanggan
7
Part 7 - Kabur Bersama
8
Part 8 - Wanita Frustasi
9
Part 9 - Surat Perjanjian
10
Part 10 - Akting
11
Part 11 - Balas Budi
12
Part 12 - Berpikir Keras
13
Part 13 - Una
14
Part 14 - Bertemu Ziva
15
Part 15 - Meminta Bantuan
16
Part 16 - Aku Tertekan
17
Part 17 - Cincin
18
Part 18 - Sah
19
Part 19 - Mama
20
Part 20 - Pria Penguntit
21
Part 21 - Kasihan Sekali
22
Part 22 - Menginap
23
Part 23 - Test Pack
24
Part 24 - Cantik
25
Part 25 - Drama Pagi
26
Part 26 - Tampan Sekali
27
Part 27 - Janda?
28
Part 28 - Mas Dino
29
Part 29 - Mimpi
30
Part 30 - Jogging
31
Part 31 - Mas Bian
32
Part 32 - Bunda?
33
Part 33 - Tertekan
34
Part 34 - Begini Rasanya
35
Part 35 - Nama Yang Sama
36
Part 36 - Shoping
37
Part 37 - Aku Mau
38
Part 38 - Begitu Manis
39
Part 39 - Akan Menjebak
40
Part 40 - Kemari
41
Part 41 - Bianku
42
Part 42 - Saling Menjambak
43
Part 43 - Una Sayang
44
Part 44 - Tingkah Luna
45
Part 45 - Aku Tidak Ingat
46
Part 46 - Beristri Dua
47
Part 47 - Aku Mencintaimu
48
Part 48 - Begitu Lama
49
Part 49 - Bertemu Dino
50
Part 50 - Apa Kamu Merindukanku?
51
Part 51 - Harus Dibicarakan
52
Part 52 - Jadi Adik Saja
53
Part 53 - Ke Rumah Bunda
54
Part 54 - Mencari Tahu
55
Part 55 - Berpikir Begitu
56
Part 56 - Demam
57
Part 57 - Tidak ada informasi
58
Part 58 - Dia Anakku
59
Part 59 - Ke Pantai
60
Part 60 - Sepertinya Aku Salah
61
Part 61 - Una Anakku
62
Part 62 - Putri Kecil
63
Part 63- Maafkan Bunda
64
Part 64 - Kisah Lalu
65
Part 65 - Kisah Lalu 2
66
Part 66 - Kisah Lalu 3
67
Part 67 - Kisah Lalu 4
68
Part 68 - Haus Kasih Sayang
69
Part 69 - Punya Kakak?
70
Part 70 - Keluarga Baru
71
Part 71 - Menyesal
72
Part 72 - Ke Kantor
73
Part 73 - Bian Yang Dulu
74
Part 74 - Polisi
75
Part 75 - Keluar Sel
76
Part 76 - Mengamuk
77
Part 77 - Malam Ini
78
Part 78 - Mencari Perhatian
79
Part 79 - Ceraikan Bian
80
Part 80 - Menggoda
81
Part 81 - Merindukannya
82
Part 82 - Tamat Riwayatmu
83
Part 83 - Bukan Anak Kandung
84
Part 84 - Amnesia
85
Part 85 - Rasa Malu
86
Part 86 - Terlalu Baik
87
Part 87 - Wawan
88
Part 88 - Kakak
89
Part 89 - Jangan Pergi
90
Part 90 - Kejarlah Dia
91
Part 91 - Satu Titik Dua Koma
92
Part 92 - Mak Comblang
93
Part 93 - Akhir Bahagia
94
PROMO
95
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!