Jennie dan Ziel kembali masuk ke sebuah perusahaan, di mana tertera di dalam brosur perusahaan tersebut sedang merekrut karyawan baru.
Ziel menunggu di kursi panjang yang ada di lobby perusahaan. Sementara Jennie mendekat ke arah meja resepsionis. Dengan semangat yang menggebu, Jennie bertanya pada sang resepsionis, wanita cantik yang memiliki bulu mata lentik.
"Permisi, Nona. Saya mau melamar pekerjaan di sini, apakah masih bisa?" tanya Jennie dengan tersenyum ramah.
Wanita cantik itu pun ikut tersenyum pula. "Boleh saya lihat surat lamarannya?"
Dengan cepat Jennie menyerahkan amplop coklat khas para pelamar pada wanita itu. Dia menunggu dengan harap-harap cemas, semoga saja kali ini ada harapan besar untuknya.
Namun, dia harus kembali menerima kekecewaan, karena surat tersebut dikembalikan beserta penjelasan yang membuat senyumnya memudar. "Maaf, Nona. Untuk posisi yang anda lamar sudah terisi, jadi anda tidak bisa bergabung dengan perusahaan kami. Lain kali mungkin anda bisa mencobanya lagi."
"Tapi kalau untuk posisi yang lain apa masih ada?" tanya Jennie, dia tidak peduli dengan posisi yang akan dia jabat, yang ada dalam pikirannya sekarang hanyalah dapat bekerja, dan menghidupi Ziel dengan layak.
Resepsionis itu menggelengkan kepala. "Maaf, Nona. Semunya sudah terisi, kalau pun ada itu posisi untuk laki-laki."
Cih, lalu untuk apa dia melihat surat lamaranku kalau tidak ada posisi yang kosong! Menyebalkan!
Jennie hanya bisa menggerutu dalam hati, karena merasa dipermainkan oleh wanita yang ada di hadapannya. Padahal wanita itu juga merasa bersalah. Namun, karena tidak bisa berbuat banyak, dia hanya bisa berbohong.
Jennie menghela nafas panjang, dan akhirnya dia pamit. Dia melangkah ke arah Ziel untuk keluar dari perusahaan itu. Namun, sebelum dia benar-benar pergi, kedua matanya justru menangkap bayangan seseorang.
Seseorang yang ingin dia hindari dan tidak ingin dia temui. Kedua mata wanita itu sontak membelalak lebar.
Gawat!!!
Jennie berjalan cepat, dan mengajak Ziel untuk kabur. "Sayang, ayo kita pulang. Kita lanjutkan besok saja."
"Apa Mommy gagal lagi?" tanya Ziel sambil turun dari kursi tersebut. Jennie hanya mengangguk sambil tersenyum, lalu buru-buru menggendong Ziel untuk melangkah keluar.
Namun, sudah susah-susah dia menghindari Aneeq yang kala itu baru saja selesai meeting dengan sang pemilik perusahaan. Ziel justru memanggil pria itu. "Daddy? Mom, itu Daddy Baru."
"DADDY!"
Oh my God!
Jennie ingin menjerit, dia meneguk ludahnya dan kembali melangkah, tidak peduli pada Ziel yang memanggil-manggil Aneeq.
"Mom, itu Daddy. Kita bertemu Daddy dulu." Ziel meronta dalam gendongan Jennie, membuat wanita itu akhirnya menurunkan sang putra.
Sementara di belakang sana, Aneeq sudah tersenyum, dari tadi dia terus mengekor pada Jennie dan Ziel. Begitu Ziel turun, pria kecil itu langsung berlari ke belakang, padahal Jennie sudah ingin menarik tangan Ziel.
"Yeay, Daddy!"
Aneeq kembali menangkap tubuh mungil Ziel, dan menggendong bocah tampan itu. "Apa yang kamu lakukan di sini, Boy?" Tanyanya.
"Mommy sedang cari kerja, tapi tidak ada yang mau menerima Mommy, kecuali Daddy. Mereka nakal, Mommy sampai kelelahan," ujar Ziel mulai curhat, membuat Jennie mengepalkan tangannya, dia masih berada di posisinya, sama sekali tak menoleh ke arah Aneeq.
Aneeq tersenyum. "Kalau begitu ayo bujuk Mommy supaya bekerja pada Daddy." Ajak pria tampan itu, melangkah mendekat ke arah Jennie, dan tiba-tiba wanita itu merasa terseret, karena Aneeq membawanya melangkah.
"Ck, lepaskan aku! Dan turunkan Ziel!" Jennie meronta, tetapi Aneeq bergeming, dia terus menggenggam tangan Jennie, hingga sampai di depan mobil Aneeq yang sudah dikendarai oleh Caka.
"Aku bilang aku tidak ingin ikut denganmu!" cetus Jennie kekeuh terhadap keputusannya. Dia hendak merebut Ziel, tetapi Aneeq menghadang gerakan wanita itu.
"Ikut denganku, kita bicara serius," ujar Aneeq dengan mimik wajah sungguh-sungguh. Namun, Jennie tidak peduli, dia menggelengkan kepala, tak percaya pada ucapan orang seperti Aneeq.
"Aku tidak mau!"
"Berhentilah bersikap egois, apa kamu tidak kasihan pada Ziel, kamu membawa anak kecil ke sana ke mari untuk mencari pekerjaan, kamu tidak memikirkan dia yang kelelahan?" pancing Aneeq mengguncang rasa bersalah Jennie pada putranya.
Dan kali ini Aneeq berhasil membuat hati Jennie teriris, saat dia melihat Ziel yang kelelahan dalam gendongan pria itu.
"Menurutlah, kita bicarakan ini semua berdua!" Aneeq meraih pergelangan tangan Jennie, agar wanita itu masuk ke dalam mobil.
Jennie menepis tangan Aneeq. "Aku bisa sendiri!" Ujarnya lalu menurut pada ucapan Aneeq.
Melihat itu, Aneeq tersenyum kecil, dia tahu Jennie tidak mungkin menolak tawarannya. Mereka akhirnya duduk berdampingan. Aneeq senantiasa memangku Ziel yang mulai terlelap, pria kecil itu benar-benar kelelahan.
Mobil melandas ke jalan raya.
"Aku akan bicara serius, aku tahu kamu sedang kesulitan mencari kerja, besok datanglah ke kantorku dan tanda tangani kontraknya," ucap Aneeq to the point.
"Aku_"
"Lihat Ziel! Jangan hanya melihat tentang kamu. Kamu memiliki anak yang pintar, kuat dan tidak mudah mengeluh. Harusnya kamu bersyukur."
Mendengar itu, rasa bersalah Jennie semakin menggunung. Dia benar-benar tidak bisa berkutik, dia memang terlihat sangat egois sekarang. Namun, dia akan terlibat lagi dengan pria yang ada di sampingnya, benarkah dia akan baik-baik saja? Benarkah Ziel dan dia dapat merasakan kebahagiaan dan ketenangan ke depannya.
"Keputusan ada di tanganmu. Kalau kamu memang tidak ingin aku ikut campur lagi, itu terserah!"
Deg!
Jennie semakin tersudutkan. Dia merasakan perasaan aneh yang menyusup, saat mendengar kalimat itu keluar dari bibir Aneeq. Hari ini pria itu melepasnya dengan suka rela. Mata Jennie berkaca-kaca, dan akhirnya dia tidak memiliki pilihan lain.
"Baiklah, besok aku akan datang ke sana," pungkas Jennie tanpa menatap Aneeq sedikit pun.
Namun, itu semua tidak mengurangi rasa bahagia yang ada di hati Aneeq. Sudut bibirnya terangkat ke atas, dia menyeringai tipis, karena trik yang dia pakai akhirnya berhasil.
Selamat datang di kandang Anaconda, Jennifer Lawrence.
*
*
*
Jiahhhh akal bulussssss si Anaconda 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Anah Suhana
padahal klo ngga suka tinggal bilangin anaknya,klo momy nya ngga suka sama yg dipanggil dedy baru.. beresss...
ceritanya maksain.. yahh namanya juga fiktif...
2024-06-22
1
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
persis kayak suami istri yg lagi berantem 🤣
2024-04-14
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Dasar Aneeq Edan. 🤣🤣
2023-11-06
3