Jennie senantiasa menggenggam tangan putranya. Dia berdiri di sisi jalan raya untuk mencari taksi, tetapi sebelum mendapatkannya, sebuah mobil hitam melintas dan berhenti tepat di depan mereka berdua.
Wanita itu sontak saja mundur beberapa langkah.
"Helo My Dear, mau kuantar?" tanyanya setelah menurunkan kaca mobil, dan orang itu adalah Aneeq.
Dia menunjukkan senyum terbaik agar terlihat semakin tampan di mata Jennie. Namun, kini tidak lagi, Jennie sungguh sudah tidak memikirkan tampang Aneeq. Dia justru benci pria satu ini, ingin sekali dia meremass-remass wajah Aneeq lalu dia buang ke tempat sampah, agar dimakan kecoa.
Jennie mencoba bersikap elegan. Dia menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. "Tidak!" Ujarnya lalu membuang muka, melihat ke arah lain. Sementara Ziel senantiasa memperhatikan interaksi keduanya.
"Boy_"
Jennie langsung menarik tangan Ziel, agar pria kecil itu bersembunyi di belakang tubuhnya, menyelematkan kepolosan bocah itu dari seorang Aneeq. Wanita cantik itu mendelik. "Aku bilang tidak perlu, pergilah dan jangan ganggu kami!" Cetus Jennie garang.
Namun, apa yang dilakukan oleh Aneeq, dia justru terkekeh geli, seolah ucapan Jennie adalah sebuah lelucon yang lucu. "My Dear, kita taruhan, besok ataupun lusa kamu akan bertemu lagi denganku. Karena kamu adalah wanitaku. Jadi jangan pernah berpikir untuk kabur, karena ke manapun kamu pergi, aku pasti bisa menemukanmu. See you, My Jennie oh Jennie."
Aneeq berkedip genit, dan memberikan ciuman virtual, dan setelah itu kaca mobil itu tertutup, kereta besi itu kembali melandas meninggalkan Jennie yang berpikir keras tentang apa yang akan direncanakan oleh Aneeq.
Takdirku kenapa sial begini? Julie, bosmu sungguh gila!
Jennie terus merutuk dalam hati, mengepalkan tangannya kuat, tak sadar kalau ada tangan kecil yang dia genggam.
"Aw, Mommy. Tangan Ziel sakit," rengek Ziel merasakan nyeri karena tangannya seperti mau dipatahkan oleh ibunya.
Mendengar itu, kewarasan Jennie langsung kembali, dia menatap ke bawah sana, di mana Ziel tengah memegangi tangannya yang sempat dia genggam dengan sangat erat. Jennie merasa bersalah. "Boy, maafkan Mommy, Mommy tidak sengaja, Sayang."
Ziel tampak hampir menangis, tetapi melihat wajah ibunya yang sendu, dia menarik kembali air mata itu agar masuk kembali ke asalnya. "No problem, Mom. I am okey."
Jennie tersenyum lebar, dia mengusap puncak kepala Ziel dan memberikan kecupan singkat di sana. Sungguh dia beruntung memiliki anak yang pintar seperti Ziel, dan sampai kapanpun, pria kecil ini akan menjadi pria kesayangan Jennie. Meski kelak, Tuhan akan memberikan bayi yang tumbuh di rahimnya. Ziel, tetaplah putra terbaiknya.
***
Sementara di bumi belahan lain, tepatnya di perusahaan Michael, pria itu sedang duduk bersandar di punggung kursi kebesarannya. Dia memandang ke arah jendela, sebuah pemandangan hiruk pikuk ibu kota.
Namun, lamunannya buyar, begitu seorang wanita cantik tiba-tiba mendudukkan diri di pangkuannya. Michael menatap Lora, sekertaris sekaligus wanita simpanannya.
Wanita yang sudah menemaninya hampir dua tahun lebih, Michael berhasil menyimpan perselingkuhannya dengan rapih.
"Mike, sudahlah. Berhenti memikirkan wanita itu, dia itu tidak tahu diri sudah menghabiskan banyak uangmu, tapi kamu malah ditinggal pergi. Lagi pula tidak ada gunanya juga dia tinggal di sisimu kalau kerjaannya hanya mengurusi bocah kecil itu," ucap Lora, yang melihat wajah Michael akhir-akhir ini terlihat sendu, setelah pertengkarannya dengan Jennie.
Dan hal tersebut membuat Lora merasa kesal, karena Michael jadi jarang memberinya perhatian.
Lora melingkarkan kedua tangannya pada leher Michael, hingga pria itu mendongak. "Tapi aku masih mencintainya, Ra. Dia cinta pertamaku. Aku hanya kesal, karena waktunya lebih banyak dengan bocah sialan itu, dari pada melayaniku."
Lora menghela nafas, dia memainkan jarinya di dada Michael. "Tapi kamu juga tidak lupa, 'kan? Kamu juga mencintaiku, Mike. Kamu tidak hanya ingin memilikinya, tetapi kamu juga menginginkan aku."
Wanita itu semakin mendekatkan wajah keduanya. Benar apa yang dikatakan Lora, Michael memang egois, dia menginginkan keduanya. Dia tidak bisa melepas Jennie, tetapi dia juga tidak bisa meninggalkan Lora begitu saja.
"Kita bermain saja yah?" bisik Lora tepat di telinga Michael, memberi lumaatan di salah satu titik sensitif pria itu. Hingga akhirnya Michael jatuh kembali pada permainan kekasihnya.
Siang yang panas, sepanas kegiatan yang tengah membara di antara keduanya.
*
*
*
Tuh yang mpottnya nganggur, coba dilempaarrrr ke mukanya Bang Aneeq 👀👀👀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
penyesalanmu nanti yg membuatmu micheal membuat terpuruk membuang permata memungut batu nisan🤣🤣🤣🤣🤣
2023-07-19
2
Elisanoor
Tengil bgt ,lebih tengil dari bpk nya 🤣
2023-03-26
0
Juan Sastra
sama tuh mereka,,cocoklah
2023-02-07
0