Jennie berdandan sebaik mungkin untuk melamar pekerjaan menjadi sekretaris di perusahaan yang direkomendasikan oleh sahabatnya.
Awalnya dia mencak-mencak karena persyaratan yang tidak masuk akal itu, tetapi Julie banyak memberi tahu tentang keuntungan-keuntungan yang akan didapat, karena CEO-nya termasuk orang yang royal soal uang.
Belum lagi bonus tambahan jika Jennie bekerja dengan baik selama sebulan. Persyaratan itu memang sudah ada sejak lama, semenjak pergantian CEO setahun lalu.
Karena anak pemilik perusahaan itu, menyukai wanita yang berpenampilan menarik. Katanya hal tersebut tidak membuat dirinya merasa bosan, meski berjam-jam di dalam ruangan.
Beruntungnya, Jennie masuk dalam persyaratan yang telah diajukan. Kalau tidak, mungkin dia sudah mundur secara perlahan.
"Oke, Jennie. Hanya berdandan cantik, tersenyum manis, dan tunjukkan keahlianmu! Demi Ziel dan masa depanmu, kamu pasti bisa," ucap Jennie pada dirinya sendiri di depan cermin yang ada di kamarnya.
Ziel melihat ibunya yang bicara sendiri, sementara Julie sudah berangkat satu jam yang lalu. Pria kecil itu turun dari ranjang dan mendekati Jennie. "Mommy, apa kamu akan pergi bekerja hari ini juga?" Tanya Ziel, membuat Jennie yang tengah memoleskan sedikit pewarna bibir, menoleh ke arahnya.
Jennie tersenyum lalu mengangguk. "Betul, Sayang. Mommy akan mencari pekerjaan hari ini juga, Ziel temani Mommy yah."
Ziel tampak kegirangan, dia mengangguk cepat. "Oke, Mom. Ziel akan temani Mommy."
Dan Ziel akan mulai mencari Daddy baru. Pasti di luar sana ada banyak Daddy baik. Sambung pria kecil itu di dalam hati.
Jennie mengusak puncak kepala anaknya. Setelah merasa beres semua, Jennie segera mengambil tas selempang miliknya dan mengajak Ziel untuk keluar. Dia akan pergi ke alamat perusahaan di mana Julie bekerja.
Sementara di ruangannya, Aneeq sudah tampak jengah, karena dari kemarin para wanita yang melamar menjadi sekretarisnya, tidak ada yang masuk dalam kriterianya.
"Mereka ini mengerti tidak sih ukuran standar yang benar itu? Masa dari kemarin tidak ada yang masuk ukuran yang aku inginkan, satu pun tidak ada! Aneh!" gerutu Aneeq pada Caka, dia tidak habis pikir dengan para wanita yang melamar, apa mereka wanita sungguhan? Hingga memiliki dada sekecil itu?
Caka yang tampak bingung pun hanya bisa diam. Lagi pula bukankah yang harusnya dipertanyakan itu adalah Aneeq? Kenapa memberikan persyaratan seperti itu?
Aneeq menghembuskan nafasnya kasar, kepalanya terus berdenyut. "Ca, bantu carikan solusi dong, jangan diam saja. Aku sudah pusing ini." Keluh pria tampan itu menyandarkan kepalanya di atas meja.
Caka nampak garuk-garuk kepala, bingung juga harus memberikan solusi seperti apa. Hingga hening beberapa saat, akhirnya pintu ruangan Aneeq diketuk kembali, pria yang memberi persyaratan aneh itu nampak tidak peduli, sementara Caka langsung membuka benda persegi panjang itu.
"Permisi, Tuan. Saya pelamar yang mau interview dengan Tuan Anaconda," ucap wanita itu ramah, membuat Caka langsung melipat bibir, menahan tawa karena mendengar panggilan wanita itu pada tuannya.
Jennie yang melihat Caka seperti itu hanya bisa mengernyit heran. Memangnya ada yang salah dari perkataannya? Perusahaan Julie sepertinya sedikit aneh, bukan hanya persyaratan yang harus dia penuhi, tetapi nama pemiliknya juga ikutan aneh.
Caka berdehem, untuk menguasai dirinya. Pria dengan lesung pipi itu tersenyum ramah. Lalu memanggil tuannya. "Tuan, ada kandidat yang harus anda interview lagi." Ujarnya.
Aneeq yang sudah nampak frustasi tidak menoleh sedikitpun ke arah Caka dan Jennie. "Coba kamu lihat, dadanya besar atau tidak, kalau kecil langsung suruh keluar saja. Aku benar-benar pusing." Ucap pria tampan itu.
Tak hanya Jennie yang terkejut, tetapi Caka juga ikut gelagapan dengan ucapan Aneeq. Benar-benar pria ini tidak ada malunya, bisa-bisanya menyuruh Caka untuk memeriksa lebih dulu wanita yang ada di depannya.
Caka melirik ke arah Jennie yang dilirik langsung mendelik, membuat Caka menelan ludahnya susah payah.
"Be-be-"
"Be apa, Ca?" potong Aneeq yang merasa tak sabar.
Sekali lagi Caka menelan ludahnya, sementara Jennie menatap garang pria satu ini, posisi Caka benar-benar serba salah. "Be-besar, Tuan." Ucap Caka dengan terbata, dia membuang muka dan akhirnya bisa bernafas dengan lega.
Mendengar itu, Aneeq langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu. "Benarkah?"
Di sana dia melihat Jennie, wanita cantik dan seksi yang jauh dari ekspektasinya, karena nyatanya Jennie lebih dari sekedar apa yang Aneeq inginkan. Aneeq langsung tersenyum sumringah.
Akhirnya bisa makan semangka.
*
*
*
Ngothor : Dad, anak lu suruh puasa.
Daddy : Udah, Thor. Tapi ni anak susah bener diaturnya.
Aneeq : Apa sih, Dad. Kayak lu nggak suka makan semangka aja.
Daddy : Noh, kan begitu tuh kalo diomongin, masuk kuping kanan keluar jalur belakang.
Ngothor : Tapi kalo gue dukung Kang Aneeq gimana, Dad?
Daddy : Artinya lu nggak setia sama gue.
Ngothor : Lu nya aja udah tua🤪 Pythonnya udah alot!
Daddy : Tapi gue masih bisa bikin neng njoyyy merem melek, lu mau apa?
Ngothor : Tetep mau Anaconda!🤪
Daddy : Thor, lu!!!!!😤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
aphrodite
Emang ular kok bener😂😂😂
2024-10-18
0
DozkyCrazy
g kuat dari part awal nahan ketawa akhirnya nyerahhh ngakkkak bgt
2024-08-02
0
Ni Al-Banny
ngakakkk banget, part bagian anaconda/Facepalm//Joyful/
2024-06-24
0