Jennie mendelik mendengar pertanyaan Aneeq. Dirinya merasa begitu dilecehkan. Wanita itu mendengus kasar, tidak ingin menjawab pertanyaan Aneeq. Benar-benar di luar nalar!
"Aku tidak mau menjawab pertanyaanmu!" ucap Jennie dengan nada marah, dia hendak berlalu dari sana tetapi Aneeq menahan wanita itu dengan ucapannya.
"Empat puluh. Wow, ukuran yang cukup besar, satu tingkat dari kriteria yang aku tuliskan," ujar pria tampan itu sambil memegangi berkas yang dikumpulkan oleh Jennie tadi pagi. Dengan jelas dia menuliskan angka empat puluh di sana.
Benar-benar sial! Ini memalukan!
Jennie meremass buku jarinya sendiri, hingga terlihat memutih seperti tidak dialiri oleh darah. Harga dirinya benar-benar sudah jatuh di tangan Aneeq.
Dia berbalik dan menatap pria yang tengah tersenyum culas itu. "Tuan, saya mencalonkan diri sebagai sekretaris, bukan seorang simpanan atau wanita jalaang! Jika kamu mencari sesuatu yang lain, saya permisi!" Ucap Jennie penuh penekanan.
Wanita itu kembali berbalik hendak keluar dari ruangan Aneeq yang sudah terasa panas seperti neraka.
"Bagaimana kalau aku membayarmu mahal? 20 juta satu bulan?"
Deg!
Langkah Jennie terhenti lagi, dia menarik nafas dan mencoba menetralkan gemetar di dadanya. Meskipun dia sedang butuh uang, tetapi bekerja pada Aneeq sepertinya adalah sesuatu yang salah. Jennie mencoba tidak peduli, dia masih bisa mencari pekerjaan lainnya.
"I don't care!" tegas wanita itu tanpa menoleh sedikitpun.
Mendengar itu, Aneeq benar-benar merasa tertantang, dia semakin penasaran, pria itu segera melangkah dan menarik lengan Jennie, hingga wanita itu masuk dan menabrak dada bidangnya.
Sejenak Jennie dan Aneeq mematung, saling menatap satu sama lain. Aneeq yang menatap dengan penuh damba, sementara Jennie menatap pria itu dengan sengit.
Jennie tersadar, dia memukul dada Aneeq. Pria kurang ajar yang berani memeluknya tanpa izin. Namun, Aneeq tak diam saja, pria itu justru semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jennie, hingga mereka berhimpitan, dan Aneeq bisa merasakan benda kenyal yang sedari tadi menguasai pikirannya.
"Lepaskan aku! Sialan!" teriak wanita itu, dan hal tersebut tidak berarti apapun bagi Aneeq.
"Kamu tahu, ini wilayahku. Kamu sudah berbuat kurang ajar, jadi jangan berharap untuk lepas dariku!" ujar Aneeq dengan seringai tipis yang menghiasi wajahnya.
Sumpah demi apapun, Jennie benar-benar ingin menampar orang ini, kalau saja tangannya tidak ikut terlilit dekapan Aneeq.
Hingga sebuah suara pintu yang diketuk, mengalihkan pandangan mata mereka berdua. Caka menatap Aneeq, dan pria itu langsung meminta asistennya untuk membuka benda persegi panjang itu.
Ceklek!
"Huaaa... Mommy..." jerit Ziel dengan tangisnya yang terdengar sangat keras, tetapi begitu melihat Jennie tengah dipeluk oleh seorang pria, tangis Ziel tiba-tiba berhenti begitu saja.
Ziel menatap Jennie dan Aneeq bergantian.
"Daddy? Mommy sudah menemukan Daddy baru?" ucapnya girang, Ziel mengelap jejak basah yang ada di pipinya, dan melepas pegangan tangan resepsionis yang telah mengantarnya sampai ke ruangan ini.
Kedua netra Jennie membulat sempurna, mendengar Ziel memanggil pria yang kurang ajar ini dengan sebutan "Daddy" bahkan bocah tampan itu berlari dan ikut memeluk kakinya.
"Yeay, Mommy sudah menemukan Daddy untuk Ziel? Uncle, apa kamu Daddy Ziel yang baru?" tanya Ziel dengan tatapannya yang begitu polos, meminta jawaban pada Aneeq yang terlihat masih tidak sadar dengan situasi yang tengah terjadi.
Pria tampan itu menatap ke bawah, di mana seorang anak kecil dengan bola mata biru, memeluk satu kakinya dan memanggil dengan sebutan "Daddy"
"What is Daddy?" gumamnya pada diri sendiri dengan wajah tercenung.
Aneeq semakin merasa aneh, lama semakin lama melihat wajah Ziel yang sangat sumringah, entah kenapa membuat bibirnya melengkung tiba-tiba. Dia suka kepolosan pria kecil ini, hingga akhirnya Aneeq melepaskan Jennie yang sedari tadi tak dapat bicara, saking terkejutnya.
"Helo, Boy? Siapa namamu tadi?" tanya Aneeq sambil berjongkok, mensejajarkan diri dengan tubuh kecil Ziel.
"Aku Ziel, ini Mommy-ku, apa Uncle menyukai Mommy?"
"Ziel!!!"
Jennie tampak gusar, dia yang baru saja mendapatkan kewarasannya, segera memperingati Ziel dengan pekikan yang cukup keras.
Dan Aneeq mengalihkan pandangan mata Ziel dari Jennie, agar bocah lelaki itu senantiasa menatapnya. "Benar, aku menyukai Mommy-mu. Mommy-mu cantik, siapa yang tidak suka padanya?"
Senyum Ziel mengembang. "Benarkah? Tapi Daddy Mike tidak suka pada Mommy, dia suka wanita lain, dan membuat Mommy menangis."
"Ziel!" Kali ini Jennie sudah menggapai tangan Ziel, ingin membawa bocah tampan itu keluar dari ruangan Aneeq sebelum Ziel bicara semakin banyak tentang dirinya.
Namun, Aneeq lagi-lagi mengurungkan niat wanita itu. "Diamlah sebentar, anak kita sedang bicara!"
Mendengar itu, Jennie semakin melotot. Anak kita dari mana? Bisa-bisanya pria ini langsung mengaku kalau Ziel adalah anaknya.
"Kamu bukan ayahnya!" cetus Jennie.
"Tapi Ziel mau Uncle ini jadi Daddy Ziel, Mom."
Suara hati seorang anak kecil tengah berbicara, anak mana yang tidak senang diperlakukan dengan sangat baik seperti ini, Ziel menyukai Aneeq, meski mereka belum banyak bicara.
"Ziel, dia bukan siapa-siapa, ayo kita pulang!"
"Aku akan menjadi ayahnya!"
Deg!
Caka ikut melebarkan kelopak matanya.
*
*
*
Dad, anak lu minta disirem🤣🤣🤣🐍🐍🐍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
komalia komalia
dedy ken yang sering bersarang ular nya dapat nya gadis gikiran aneg yang belum nyicip lubang dapat nya yang udah jebol
2024-11-01
0
Hariyanti
Gusti........ada yg koclak kyk gini 🤦🤦🤦
2025-02-23
0
Yus Nita
waoowww...
kang Aneeq kepincut janda dada besar 😃😃😃
2024-06-07
0