Dada Jennie senantiasa bergemuruh hebat. Menyisakan rasa sesak yang teramat sangat, dia terus menangis di dalam mobil, mengingat rumah tangganya yang hancur dalam sekejap.
Dia tidak menyangka Michael akan tega mengkhianatinya. Apakah ini semua alasan Michael tidak mengizinkannya untuk bekerja, agar pria itu bisa leluasa berselingkuh dengan sekretarisnya.
Entah sudah berapa lama Michael menyimpan kebohongan ini, yang jelas Jennie sangat kecewa. Kurang apa dirinya, sehingga Michael begitu tega menduakan cintanya.
Apa karena dia tidak bisa hamil? Apa pelayanannya di atas ranjang kurang hebat? Apa? Apa kekurangannya sehingga pria itu tega membohonginya seperti ini? Bahkan di saat Jennie mengajak Michael ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan mereka, Michael dengan tegas menolak itu semua.
Apakah itu juga salah Jennie? Tangis wanita itu semakin menderas, dia memukul-mukul dadanya yang terasa sangat sesak. Dan hal itu disaksikan langsung oleh Ziel.
Bola mata biru bocah itu berkaca-kaca, mendapati ibunya yang menangis seperti ini, bukan hanya dirinya yang disakiti oleh Michael, tetapi ibunya juga mendapat hal yang sama.
Bibir Ziel bergetar hingga akhirnya dia ikut menangis, tangan kecilnya tiba-tiba melingkar di tubuh Jennie. "Mommy, Mommy jangan menangis. Ada Ziel di sini. Mommy tidak perlu menangisi Daddy, kita pergi saja dari rumah dan cari Daddy baru. Ziel akan membantu Mommy. I love you, Mom." Ucap Ziel dengan bibir yang senantiasa bergetar.
Kalimat polos yang membuat tangis Jennie semakin pecah. Karena rasa sakit yang dia terima, Jennie sampai melupakan Ziel yang harus melihat titik lemah dari dalam dirinya.
Jennie memeluk tubuh Ziel dengan sangat erat, sekarang hanya pria kecil ini yang menjadi semangat hidupnya setelah mengetahui semua kebusukan Michael.
"Terima kasih, Sayang. Terima kasih karena selalu berada di samping Mommy, love you so much My Boy," balas Jennie, kini dia harus memikirkan cara agar dapat bertahan hidup di ibu kota bersama putranya.
Ya, dia harus mencari pekerjaan, dia tidak mungkin pulang ke rumah kedua orang tuanya dengan keadaan seperti ini, apalagi di saat ayahnya dikabarkan tengah sakit. Dia tidak mau menambah beban keluarganya, tentang perceraiannya dengan Michael, biar menjadi urusannya saja.
Jennie senantiasa menggenggam tangan kecil Ziel. Mereka masuk ke dalam rumah dengan tergesa untuk memberesi barang-barangnya. Hari ini juga, dia akan meninggalkan pria tukang selingkuh itu!
"Ziel, bantu Mommy untuk merapikan barang-barang, oke? Kita pergi dari rumah hari ini juga," ucap Jennie dengan berusaha tersenyum. Wanita itu mencoba menjadi kuat, meski tanpa seorang pria di sampingnya.
Ziel mengangguk patuh, dia membantu Jennie mengemasi barang-barangnya sendiri, Jennie tidak membawa barang terlalu banyak, dia hanya membawa apa yang menurutnya penting saja.
Hingga saat satu koper sudah terisi penuh oleh barang-barang Jennie dan Ziel. Jennie lebih dulu berjongkok di depan tubuh kecil putranya. "Ziel, kamu tidak keberatan kan kalau Mommy mengajakmu pergi dari rumah ini? Kita akan pergi ke rumah yang lebih kecil, tapi Mommy janji, Mommy akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan Ziel."
Mendengar itu, Ziel meraih kedua tangan Jennie. "Mommy, Ziel akan ikut ke manapun Mommy pergi, selagi ada Mommy, Ziel akan suka." Jawab pria kecil itu, membuat Jennie merasa terharu. Wanita itu mengecup puncak kepala putranya, lalu bangkit untuk mengajak Ziel keluar dari rumah Michael.
Namun, sebelum itu, Michael dengan nafasnya yang terengah-engah, menghadang langkah Jennie, agar tidak melangkah sedikitpun, apalagi sampai keluar dari rumahnya.
"Jen, kita bisa bicarakan semuanya. Kamu tidak perlu berlebihan seperti ini, aku bisa jelaskan!" ucap pria itu dengan wajahnya yang terlihat memelas, sementara Ziel yang biasanya takut pada Michael, kini mulai memberanikan diri, bocah tampan itu membuang sebuah tameng untuk melindungi ibunya dengan merentangkan kedua tangan.
"Jangan sakiti Mommy-ku. Karena kita akan pergi dari sini, kita pasti akan mendapat Daddy yang baru, Daddy yang bisa menjaga aku dan Mommy!"
Jennie nampak terkejut dengan aksi Ziel yang melindunginya dari seorang Michael. Wanita itu semakin merasa haru, sementara Michael tampak geram.
Dia mengepalkan tangannya kuat dan hendak memukul tubuh Ziel, tetapi secepat itu pula, Jennie menarik tubuh Ziel agar kembali bersembunyi di belakangnya.
"Jangan sakiti anakku! Karena hal itu hanya akan membuatku semakin membencimu, kamu terlihat sangat menjijikan, Mike, tidak hanya berselingkuh, tetapi kamu juga beraninya hanya pada seorang anak kecil yang berusaha melindungi ibunya!" cetus Jennie menatap sengit ke arah Michael.
Michael tidak peduli dengan ucapan Jennie. Di hanya ingin wanita itu kembali bersamanya. "Jen, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu, selamanya kamu akan menjadi milikku, ingat itu!" Tegas Michael yang membuat Jennie merasa jengah.
Jennie mengajak Ziel untuk pergi, tetapi Michael tidak diam saja. Dia kembali mencekal tangan Jennie. Dan wanita itu segera menepisnya, bahkan karena saking emosinya Jennie menendang pusaka milik Michael.
"Auch!!!" pekik pria itu.
Jennie tidak peduli, dia justru menarik koper dan mengandeng tangan Ziel secara bersamaan. "Aku tidak peduli dengan semua bualanmu, Mike. Aku akan pergi dari rumah ini, bekerja dan menceraikanmu! Aku akan membuangmu seperti sampah!"
*
*
*
Kasih semangat Mommy Jen sama Dede Ziel yuk😌😌😌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
yeni NurFitriah
Aku dukung Ziel cari Daddy baru...🔥😅
2025-02-21
1
aphrodite
bagus Ziel..cari Daddy baru😁
2024-10-18
0
Yus Nita
ini baaru wanita hebat....berani mengambil sikap saat tersavkiti.
tiada kata maaf buat pengkhianaat
2024-06-07
1