Sepeninggal Zoya, Aneeq mengeratkan gigi gerahamnya dan meninju udara, untuk menguapkan kekesalan yang menggumpal di dadanya. Tidak ada pilihan lain, dia harus bersolo karir di dalam kamar mandi sambil membayangkan wajah cantik dan seksi beberapa pacarnya.
"Ck, benar-benar sial! Kenapa Mommy pakai ke kantor segala sih?" gerutu Aneeq sambil melangkah ke tempat semedi, untuk memanjakan sesuatu yang ada di bawah sana.
"Tuan, sebentar lagi ada_"
"Diam! Ini semua gara-gara kamu! Harusnya kamu bisa menahan Mommy, kamu malah membiarkannya masuk, atau kamu memang sengaja, iya?" tukas Aneeq yang sudah memegang kenop pintu, emosinya sedang berada di puncak ubun-ubun, hingga pria itu bisanya hanya marah-marah.
Caka yang hendak bicara akhirnya memilih diam. Bukan sekali, dua kali dia mendapat perlakuan seperti ini, karena Zoya memang sudah sering memergoki anaknya tengah bermain dengan para wanitanya. Dan ujug-ujug, Caka juga yang terkena imbasnya.
Aneeq mendengus kasar, dia segera berlalu untuk menuntaskan hasratnya yang sempat tertahan.
Sepuluh menit waktu yang Aneeq butuhkan, dia merapihkan pakaiannya kembali untuk memimpin rapat siang ini, perasaannya sudah lebih baik sekarang, dan semoga saja tidak ada lagi yang membuatnya kesal.
Aneeq keluar dan langsung menyalakan sebatang rokok, dia menatap Caka yang setia berdiri tegak di sudut ruangan. "Ca, buka lowongan lagi untuk calon sekretarisku yang baru." Ucapnya sambil menghembuskan asap bernikotin itu.
"Baik, Tuan. Apa persyaratannya perlu saya ubah? Karena sepertinya Nyonya Zoya akan memantau langsung para calon sekretaris anda," tanya Caka seraya memberitahu pula sesuatu yang sepertinya akan dilakukan oleh Nyonya besar Tan.
Aneeq nampak berpikir sejenak, lalu dia menggelengkan kepala. "Tidak perlu, seperti biasa saja. Mommy tidak akan tahu."
"Baik, Tuan."
Dan setelah itu, Aneeq menarik sudut bibirnya tipis. Baginya ancaman sang ibu bukanlah apa-apa. Dia mengusak rokok yang ada di tangannya ke dalam asbak, lalu mengajak sang asisten untuk pergi ke ruang rapat.
***
Malam harinya.
Sudah seperti akan disidang, Aneeq duduk berseberangan dengan sang ayah di ruang belajar. Ini pasti kerjaan ibunya, menyuruh Ken agar menasehatinya, panjang kali lebar, dan nyatanya tidak berarti apa-apa.
"An, berhentilah membuat masalah dengan Mommy, kamu sudah besar, dan kamu adalah Kakak tertua di sini, kamu harus menjadi contoh yang baik untuk adik-adikmu!" ucap Ken menatap putra sulungnya, dia seperti tengah menatap dirinya sendiri pada diri Aneeq, bukan hanya wajah yang mirip, tetapi kelakuan serta sifat pria itu juga sama persis dengan Ken waktu muda.
Aneeq menghela nafas panjang. "Dad, kamu jangan hanya mendengarkan Mommy saja dong. Daddy seperti tidak pernah muda saja. Kalau sudah tiba waktunya, aku pasti akan menikah. Lihat saja Daddy, Daddy bahkan mendapatkan Mommy, padahal usia kalian terpaut jauh. Mungkin saja jodohku masih bocah, dan baru masuk sekolah TK." Papar Aneeq dengan santai, bahkan terkesan kurang ajar.
Benar-benar sama persis dengan sikap Ken pada Kakek Abian.
"Aneeq kamu jangan_"
"Dad, aku mengerti kekhawatiran kalian, lagi pula aku tidak sampai bermain tusuk-tusukkan. Aku masih waras, untuk tidak menghamili anak orang. Dan perlu kamu tahu, Dad, sifatku ini menurun dari mana," potong Aneeq dengan tersenyum menggoda, membuat wajah Ken semakin terlihat kesal.
"Apa maksudmu?" cetus pria paruh baya itu sambil melotot.
Namun, Aneeq justru terkekeh kecil, dan tidak menanggapi amarah sang ayah dengan serius. "Dad, dari jarak usia kalian, aku bisa tahu, pasti Daddy yang menggoda Mommy lebih dulu, iya kan? Ayo jujur?"
Ken membuang nafas dan memutar bola matanya jengah. Astaga, anaknya ini benar-benar, rasanya Ken ingin memasukkan Aneeq kembali ke dalam perut Zoya, kalau bisa tuker tambah.
"Kamu membicarakan apa, An? Jangan membahas yang aneh-aneh! Sekarang fokus pada dirimu. Daddy tidak mau dengar lagi kamu membuat masalah dengan Mommy!" tegas Ken, karena pasalnya jatah Ken yang akan kena imbasnya. Selalu saja Zoya memakai ancaman itu, untuk memperdaya dirinya.
Aneeq bangkit dari kursinya. "Kalau begitu Daddy buat Mommy hamil lagi saja, supaya Mommy tidak marah-marah." Ucapnya tanpa beban dan wajah tanpa dosa.
Mendengar itu, Ken semakin mendelik, dia hendak bangkit dan memukul Aneeq, tetapi sang putra justru lebih dulu lari dan keluar dari ruangannya.
"Daddy jangan marah-marah juga, nanti cepat tua! Jangan buat Mommy jadi janda muda," teriak Aneeq sebelum menutup pintu.
"Anak sialan! Ku robek mulutmu nanti, An!"
*
*
*
Anakmu lho, Dad🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
yeni NurFitriah
Aneeq bener"turunan Phyton😅
2025-02-21
1
komalia komalia
akibat dedi suka ngelawan kake jadi weh aneg juga gutu
2024-11-01
0
Cipika Cipiki
Usia Aneeq 25 th berarti usia daddy Ken 64 th ya,,, waahh kira² masih perkasa ga tuh phyton nya daddy 😅
2024-04-22
2