Aneeq langsung menyuruh Jennie masuk ke dalam ruangannya. Awalnya wanita itu tampak ragu, tetapi mengingat senyum Ziel pagi ini, dia tidak memiliki pilihan lain, setelah menarik nafas dalam-dalam, akhirnya Jennie melangkah hingga dia berdiri persis di depan Aneeq.
Tak bisa bohong, Aneeq memang tampan. Bahkan jauh lebih tampan dari Michael. Jennie tampak terpesona saat melihat wajah Aneeq untuk pertama kalinya, tetapi saat mendengar pertanyaan aneh calon bosnya. Luntur sudah ketampanan Aneeq di mata Jennie.
Pria tampan itu tampak mengulum senyum, bukan! Bukan karena menatap wajah cantik Jennie, tetapi sorot matanya justru menatap lurus pada daging yang menyembul di bagian depan tubuh wanita itu. Terlihat sangat sempurna, besar dan sintal, sangat pas dalam genggamannya.
Aneeq tampak menelan ludahnya. Itu terbukti dari jakunnya yang terlihat naik turun. Dia mulai merasakan sensasi aneh. Hingga akhirnya wanita cantik itu berdehem.
"Ehem."
Ditatap seperti itu oleh Aneeq benar-benar membuat Jennie merasa risih, belum apa-apa dia sudah seperti ditelanjaangi.
Aneeq tersadar dari bayangannya yang sudah melambung tinggi, dia menatap Jennie dengan sorot mata teduh, tatapan yang biasanya membuat para wanita luluh, dan tunduk pada kuasanya.
"Siapa namamu?" tanya Aneeq, terdengar berat nan sexxy di telinga Jennie, berbeda sekali dengan yang tadi. Berdengung seperti kumbang menggoda bunga-bunga yang tengah bermekaran.
Wanita itu mencoba menguasai diri, menarik nafas dan membuangnya secara perlahan, mengusir nervous, Jennie mengangkat kepala dan tersenyum ramah.
"Namaku Jennifer Lawrence, saya biasa dipanggil Jennie, Tuan," jawabnya dengan sopan. Semakin membuat Aneeq tertarik, dia suka suara lembut Jennie, Aneeq kembali menarik sudut bibirnya ke atas, tetapi tidak disadari oleh wanita di depannya.
Nama yang cantik, secantik orangnya.
"Menghadaplah ke belakang!" titah Aneeq, membuat Jennie mengangkat alisnya, dia bukannya tidak mengerti apa yang Aneeq katakan. Namun, untuk apa dia disuruh menghadap ke belakang?
Jennie melirik Caka, yang dilirik mengisyaratkan jarinya agar Jennie berputar. Namun, karena Jennie merasa aneh dengan perintah itu, dia hanya bergeming dengan menggenggam ujung rok span yang hanya berjarak lima centi dari lututnya.
"Kamu dengar tidak, aku bilang apa?" tanya Aneeq yang melihat calon sekretarisnya hanya diam di tempat, dia mulai was-was, jangan-jangan Jennie memiliki riwayat pendengaran yang rendah.
Pelan, Jennie mengangguk. "Dengar, Tuan."
Aneeq bernafas lega.
"Lalu kenapa masih diam seperti itu, lakukan yang seperti aku minta!" ujar Aneeq, suaranya memang terdengar biasa, tetapi Jennie benar-benar seperti akan dieksekusi mati oleh pria ini.
Perlahan Jennie berbalik, hingga Aneeq bisa melihat tubuh bagian belakang wanita itu. Mulai dari leher jenjang, hingga betis yang terlihat putih mulus itu. Aneeq langsung berdecak kagum, apalagi saat dia melihat pahatan sintal di bawah sana, tubuh Jennie benar-benar mempesona.
Jennie tampak semakin bingung, memangnya interview menjadi sekertaris harus seperti ini? Bukannya ditanya-tanya mengenai pekerjaan, pria ini justru menilai lekukan-lekukan yang ada di tubuhnya.
Sepertinya selain menjadi CEO, calon bosnya ini cocok untuk menjadi seorang pengamat.
"Depan oke, belakang oke!" gumam Aneeq sambil menjentikkan jarinya. Dia semakin berantusias dengan wanita satu ini, Aneeq bangkit dari kursinya lalu duduk di atas meja.
"Balik badanmu lagi, dan lihat aku!" titah Aneeq.
Jennie memejamkan matanya sejenak, dia semakin meremass ujung roknya, lalu berputar dan berhadapan langsung dengan wajah tampan Aneeq.
Pria itu mengulum senyum, memberi pertanyaan sambil mencondongkan badannya. "Sudah menikah?"
Jennie menelan ludahnya, mata wanita itu membulat menatap Aneeq dengan sedikit melotot. Apa maksudnya Aneeq bertanya seperti itu, Jennie benar-benar merasa seperti akan ditawari pekerjaan menjadi seorang simpanan saja.
"Tuan Anaconda, apa hubungannya pekerjaanku dengan pertanyaanmu?" cetus Jennie, memberanikan diri untuk bertanya, agar kedepannya dia tidak diperlakukan semena-mena.
Di tempatnya, Caka melipat bibir lagi, setiap kali mendengar Jennie memanggil Aneeq, entah kenapa pria itu ingin tertawa.
"Nona Jennie, pekerjaan sektretaris itu tidak hanya di sini, terkadang kamu harus ikut aku ke luar kota, lembur dan sebagainya. Kalau kamu sudah menikah, nanti suamimu cemburu dan melabrakku bagaimana?" jelas Aneeq panjang lebar, dan membuat Jennie langsung tersadar.
Iya juga yah. Sial! Sepertinya otakku yang terlalu jauh memikirkan pria aneh ini.
Jennie menunjukkan raut wajah bersalah. "Maaf, Tuan. Saya baru saja bercerai dengan suami saya."
Mendengar itu, Aneeq tampak melongo. "Kamu janda?"
Dan Jennie langsung mengangguk, membenarkan ucapan Aneeq, meskipun dia belum resmi bercerai dari Michael, tetapi dia tidak memiliki keinginan untuk kembali dengan pria tukang selingkuh itu.
Bukannya risih dengan status Jennie, Aneeq justru semakin bersemangat. Dia berdiri dan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana.
"Pertanyaan terakhir, berapa ukuran dadamu? Di bawah standar, kamu keluar!"
Kini Jennie yang melongo mendengar pertanyaan Aneeq, pertanyaan yang menjadi penentu masuk tidaknya dia ke dalam perusahaan.
Dia tidak salah dengar?
*
*
*
Otakmu iku, Neeq 🤣🤣🤣
Mpot, kembang, kopi jangan lupa. Ritual ojo kendor, biar Kang Aneeq semangat merebut hati Neng janda🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
yeni NurFitriah
🤦♀️🤦♀️Aneeq Anaconda😊
2025-02-21
1
Ni Al-Banny
ngakak sampe keluar air mata thorrr/Joyful//Joyful/
2024-06-24
0
LENY
BUKAN CARI SEKRETARIS INI MAH CARI PSK 🤭
2024-03-25
0