Malam pun tiba.
Selepas keluar dari perusahaan Aneeq siang itu, Jennie sempat berbelanja ke sebuah supermarket, membeli beberapa bahan pokok, dan juga susu untuk Ziel. Dari kemarin Ziel sama sekali tak meminum susu kesukaannya, karena Jennie tak sempat memikirkan itu semua.
Namun, pria kecil itu benar-benar mengerti posisi ibunya, hingga Ziel tidak mengeluh apapun pada Jennie. Mau dibelikan silahkan, tidak pun dia tidak masalah.
Yang ada di otak Ziel sekarang, bagaimana caranya membuat Jennie bahagia. Tentunya bersama orang yang tepat, dan satu-satunya pria yang paling pas menurutnya adalah Aneeq.
Selain perhatian padanya, Aneeq juga terlihat sangat mencintai Jennie, buktinya pria itu mau membantu memberi pelajaran pada Michael, meski Jennie sering marah-marah padanya.
Maka dari itu, Ziel semakin membulatkan tekadnya untuk menyatukan Jennie dan Aneeq. Supaya mereka saling mencinta, lalu hidup bahagia.
"Ziel, minum susunya dan tidurlah," ucap Jennie sambil menyerahkan botol susu pada putranya. Dia berbaring di samping Ziel, untuk mengusap-usap kepala bocah tampan itu.
Patuh, Ziel menerima susu tersebut dan segera meminumnya. Satu tangannya melingkar pada perut Jennie, dan mulai terpejam. Hingga tak berapa lama kemudian, Ziel benar-benar terlelap.
Jennie mengulum senyum, melihat wajah putranya yang begitu damai saat tertidur. Wanita itu mengecup puncak kepala Ziel lebih dulu.
Kemudian Jennie turun dari tempat tidur, dan duduk di kursi yang ada di samping nakas. Wanita itu menyambar ponsel barunya, ponsel yang harganya jauh lebih murah dari yang sebelumnya.
Dia mencoba membuka email, karena ada beberapa pesan yang masuk. Dia yakin pesan tersebut dari beberapa perusahaan yang dia kirimi lamaran.
Dan benar saja, saat dia mengeceknya semua pesan itu memang dari sana. Dia mengulum senyum manis. Satu persatu dia buka, kedua matanya berbinar-binar. Namun, jawaban pertama membuat senyumnya sedikit memudar. Dia ditolak!
"Tidak apa-apa, Jen. Masih ada yang lain," ucap Jennie berusaha sabar, kedua tangannya kembali berselancar di layar pintar itu, membuka pesan-pesan yang lainnya.
Namun, sampai semunya selesai terbaca. Jawabannya sama. Dia ditolak, padahal dia mengirim pesan tersebut belum ada dua puluh empat jam, tetapi mereka sudah menolaknya begitu saja.
Jennie menghela nafas panjang, lalu menyandarkan punggungnya, tak dipungkiri dia merasa lemas. "Mungkin belum rejekimu, Jen." Gumamnya meyakinkan diri, agar dia tidak putus harapan.
Untuk membangun semangatnya, Jennie melihat ke arah Ziel. Melihat wajah tampan nan damai itu, membuatnya mengulum senyum. Dia harus semangat lagi untuk mencari kerja.
Dia tidak boleh menyerah.
Hingga pagi datang, Jennie kembali bersiap-siap. Kali ini dia ingin mencoba melamar langsung, dengan datang ke perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.
Dia tidak ingin lagi menitipkan Ziel pada Julie, yang ada bocah tampan itu akan kembali bertemu dengan Aneeq. Dan dia tidak mau itu terjadi, sehari saja dia ingin damai dengan emosinya yang akhir-akhir ini terus meluap.
"Jen, kamu benar-benar akan membawa Ziel bersamamu?" tanya Julie setelah mereka selesai sarapan.
"Aku tidak punya pilihan lain, Jul. Pria gila itu ada di perusahaanmu, aku tidak mau lagi Ziel bertemu dengannya," balas Jennie sungguh-sungguh. Dan Julie tidak akan mungkin bisa menghentikan itu.
Julie akhirnya mengangguk dan mengusap bahu Jennie. "Kalau begitu kalian harus hati-hati, semoga kamu cepat mendapatkan pekerjaan yang sesuai ya, Jen. Doaku menyertaimu." Ucap wanita berambut sebahu itu.
Dia juga sempat mengusap puncak kepala Ziel sebelum pergi bekerja. Setelah itu, mereka akhirnya berpisah. Jennie senantiasa menggandeng tangan Ziel, menyusuri trotoar mencari selembar pengumuman mengenai lowongan, atau apapun yang dapat mereka temukan.
Matahari mulai naik ke singgasana. Membuat cuaca hari ini terasa sangat panas. Jennie membawa Ziel untuk naik ke angkutan umum. Dia tidak mungkin menaiki taksi untuk membawanya berputar-putar ibu kota.
Dia harus lebih menghemat. Dalam perjalanan itu, Jennie senantiasa memangku tubuh mungil putranya. "Sayang, apa kamu lelah?" Tanya Jennie dan Ziel langsung menggeleng.
"No, Mom. Ziel senang berputar-putar seperti ini, kita seperti sedang jalan-jalan," jawab Ziel demi menyenangkan hati ibunya, dia tidak mau merepotkan Jennie dengan mengeluh ini itu.
Jennie terkekeh mendengar jawaban Ziel, dia tahu sang anak sedang mencoba untuk menghiburnya. "Kalau Mommy sudah bekerja nanti, Mommy janji, Mommy akan bawa Ziel jalan-jalan lagi."
Ziel menggenggam kedua tangan Jennie, dia mengangguk sambil mengulum senyum. "Yes, Mom. Kita pergi dengan Daddy Baru."
Mendengar itu, entah kenapa Jennie tak mampu untuk menjawab apa-apa. Dia hanya diam saja, tidak mau memberikan harapan palsu pada putranya.
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, tetapi sampai sekarang tak ada satupun perusahaan yang mau menerimanya. Begitu melihat lamarannya, dia langsung ditolak, begitu seterusnya.
Apa dia tidak cukup kompeten untuk bekerja? Mengingat usianya pun yang hampir masuk kepala tiga.
Akhirnya Jennie duduk di halte dekat jalan, bersama dengan Ziel untuk melepas lelah yang dirasakan tubuhnya, terlebih kakinya yang seharian ini memakai high heels.
"Sayang, maafkan Mommy. Mommy membuatmu merasakan ini semua," ucap Jennie merasa bersalah, melihat Ziel yang ikut kelelahan.
"Ziel masih kuat kok, Mom. Pulang nanti, biar Ziel pijat kaki Mommy yah, supaya Mommy kuat mencari kerja," ujar Ziel yang membuat Jennie ingin menangis, dia memeluk tubuh Ziel, dan Ziel membalasnya tak kalah erat.
"Thank you, Boy. Always be my strength, and i love you. (Terimakasih, Sayang. Selalu jadi kekuatanku, aku mencintaimu.)"
Ziel mengangguk lalu memberikan kecupan dalam di kening Jennie. "I love you more, Mommy."
*
*
*
Kasih semangat Mommy Jen😗😗😗
Visual ada di Ig ngothor yah @nitamelia05
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
yeni NurFitriah
Pasti ulah nya Aneeq ini,Jennie susah dpt kerja.
2025-02-22
0
Yus Nita
jangan menyerah y akak Jen..
itu semua pasti ukah si Anaconda mengancam peeusahaan lain, klu nerim jennie kerja di sana
2024-06-07
1
Cipika Cipiki
usia Jennie di atasnya Aneeq nih
2024-04-23
0