Julie yang saat itu baru saja pulang bekerja, langsung disuguhi wajah masam sahabatnya. Wanita berambut sebahu itu hanya bisa mengernyit heran, tetapi begitu dia mengingat berita yang menghebohkan perusahaannya, Julie jadi teringat dengan Jennie dan Ziel.
"Jen!" panggil Julie, tetapi hal tersebut tidak membuat Jennie berhenti melangkah, perasaannya sedang tidak karuan sekarang, dan dia tidak mau membuat Julie menjadi sasaran kemarahannya.
"Jen, berhentilah dulu, aku mau tanya," ucap Julie lagi, dan akhirnya dia berhasil membuat Jennie menoleh ke belakang, hingga mereka berhadapan.
Wajah Jennie benar-benar tidak bersahabat, tapi kenapa? Bukankah harusnya Jennie senang diterima bekerja, karena Julie pikir dengan adanya berita itu, Jennie sudah tanda tangan kontrak dengan Aneeq, dan sudah mulai bekerja esok hari.
"Jen, ada apa dengan wajahmu? Kamu terlihat tidak bersemangat? Kamu tidak senang bekerja satu perusahaan denganku?"
Mendengar itu, Jennie langsung menghela nafas panjang, pertanyaan Julie sukses memancing mulutnya untuk berbicara tentang kekurang ajaran Aneeq.
"Sangat tidak senang! Kamu tahu? Bosmu sungguh gila," cetus Jennie membuat Julie bertambah penasaran, sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Jennie sehingga wanita ini terlihat begitu marah.
"Jen, tapi bukankah kalian pergi bersama setelah kamu interview? Bahkan katanya kamu bergandengan tangan dengan Tuan Aneeq," ucap Julie sesuai berita yang tengah menggemparkan seluruh karyawan Tan Group, mengenai seorang wanita dan anaknya yang pergi bersama dengan Tuan mereka.
Mendengar ucapan Julie, Jennie sontak memutar bola matanya jengah. Siapa yang berani menyebarkan berita bohong seperti itu?
Wanita itu mendengus kasar. "Dasar sinting! Dengar ya, Jul, itu semua tidak benar. Tuan ular itu yang menyeretku, membawa Ziel seenaknya, bahkan aku tidak habis pikir, dia dengan entengnya bicara ingin menjadi ayah untuk Ziel, bukankah dia sudah gila? Kenapa orang gila seperti itu bisa memimpin perusahaan?" Rutuk Jennie, mengeluarkan semua emosinya yang sudah dia tahan dari tadi siang.
Membicarakan tentang Aneeq memang hanya membuat darah tinggi saja. Emosinya selalu meluap-luap karena masih merasa tak percaya, dia bertemu dengan orang aneh seperti Aneeq, sebuah kesialan yang tidak akan pernah dia lupakan.
Julie tampak melongo mendengar ucapan sahabatnya. Benarkah begitu? Tetapi bukankah itu bagus, kenapa Jennie malah marah-marah, Jennie sebentar lagi menjanda, Aneeq juga single, mereka menikah dan otomatis Aneeq akan menjadi ayah untuk Ziel. Lalu apa yang salah?
"Jen, tapi bukankah itu bagus? Tuan Neeq itu kan single, mungkin dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia menyukaimu, Jen," ujar Julie kegirangan. Sementara Jennie mengernyitkan hidungnya.
"Menyukai apa? Dia itu hanya menyukai dadaku, lekuk tubuhku! Tuan Ular itu pria mes*m, bahkan dia berani mencium aku di depan umum, pokoknya aku benci padanya!"
Mulut Julie semakin menganga, mendengar curhatan sahabatnya. Dia menyentuh bibirnya sendiri, membayangkan Jennie berciuman dengan Aneeq. Oops!
Bahkan mereka sudah berciuman. Jennie benar-benar luar biasa, sayang dadaku tidak sebesar miliknya.
"Jen, kenapa kamu tidak coba menyukainya saja?" Julie memegang kedua tangan Jennie, dia tersenyum seolah saran yang dia berikan adalah sesuatu yang paling bagus untuk kehidupan Jennie dan Ziel selanjutnya.
Namun, Jennie justru melepaskan tangan Julie. "Jangan ikutan gila, Jul! Bahkan aku belum resmi bercerai dari Mike. Aku tidak mau berurusan lagi dengan bosmu, aku akan mencari pekerjaan lain!" Tegas Jennie. Dan setelah itu dia melangkah menuju kamarnya, tanpa menunggu Julie buka suara.
Julie mencekal pergelangan tangan Jennie. "Jen, kamu terlalu terburu-buru mengambil keputusan."
"Aku tidak peduli, besok aku akan mengurus surat perceraianku, dan setelah itu aku akan mencari pekerjaan di tempat lain. Maafkan aku, Jul. Tapi aku benar-benar tidak menyukainya," ujar Jennie dengan wajahnya yang sendu, dengan melihat itu Julie bisa melihat bahwa keputusan Jennie tidak dapat dirubah.
Julie akhirnya mengangguk. "Baiklah, aku hanya bisa mendoakan dan mendukung apapun keputusanmu, Jen."
Mendengar itu, Jennie mengulum senyum. Dia menghambur lebih dulu ke arah Julie dan memeluk tubuh sahabatnya. "Thanks, Jul."
"Sama-sama, Jen. Aku minta maaf, tidak bisa membantumu banyak," ucap Julie, dan Jennie melepaskan pelukannya.
"Jangan bicara omong kosong kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu harus ke mana. Oh iya, aku mau minta tolong lagi, besok ajak Ziel denganmu apa bisa? Aku kasihan padanya, karena besok aku pasti akan bolak-balik ke sana ke mari untuk mengurus semuanya."
Julie nampak berpikir sejenak, dan akhirnya dia mengangguk. "Baiklah, Ziel anak yang penurut, tidak mungkin kan dia mengacau. Aku akan membawanya besok. Kamu jangan khawatir."
Jennie tersenyum lebar, entah harus dengan apalagi dia berterimakasih pada Julie. Dia harus cepat menyelesaikan hubungannya dengan Michael, mencari pekerjaan dan hidup dengan tentram dengan putranya.
Dan entah datang dari mana tiba-tiba Ziel berlari ke arah mereka berdua dan memanggil nama Julie.
"Aunty Jul ...."
"Hai, Ziel."
Bocah tampan itu menghambur memeluk Julie kegirangan, bola matanya bersinar menengadah menatap sahabat ibunya. "Aunty Jul, apa kamu tahu, hari ini Ziel dapat Daddy baru."
Mendengar itu, Julie langsung cengo, dia melirik ke arah Jennie yang tiba-tiba menepuk jidatnya pelan, dan Julie bisa menebak siapa yang Ziel maksud, pasti Aneeq yang disebut Daddy baru bocah tampan itu.
"Shhh, Ziel, kamu membuat Mommy pusing!"
*
*
*
Kasih bodrekkk Mommy-mu Ziel😌😌😌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
aphrodite
sama
2024-10-18
0
Hida Paridah12
Hahaha/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/ cuma bisa tertawa lucu sekali.
2024-02-13
0
Pia Palinrungi
apakah jennie akan lepas dr aneeq, lanjut thor
2023-07-19
1