“Baru bangun Kamu, Ari. Lihat langit sudah secerah itu tapi Kamu baru bangun sekarang. Gimana kamu jadi sukses kalau Kamu tiap hari bangun jam sepuluh mulu. Lihat tuh sepupu Kamu, Qolbi, dia rajin banget orangnya. Tiap pagi sudah lari keliling komplek, lalu jam delapan sudah berangkat untuk latihan panahan.”
“Sementara Kamu? Tiap hari selalu aja bangun di atas jam sembilan. Mau hari biasa kek, hari libur kek, tetap aja Kamu bangun siang. Kapan Kamu berubahnya.”
Sindiran dari Lasmi, ibunya, Ari dapatkan setelah dirinya keluar dari kamarnya. Sindiran seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Ari. Lasmi sangat tidak setuju jika Ari menjadi seorang pemain game profesional. Meskipun Ari mendapatkan bayaran dari bermain game sekali pun, Lasmi masih tidak menyukainya.
Bagi Lasmi, pekerjaan Ari ini hanyalah sebuah main-main belaka. Ari terlihat malas-malasan karena setiap harinya Ari banyak menghabiskan waktu berbaring di dalam pod game untuk memainkan beberapa game.
Ari sudah tidak lagi memiliki keinginan untuk berdebat dengan Lasmi. Ia sudah terlalu sering melakukan hal itu. Apa pun alasan yang Ari katakan, Lasmi tetap tidak mau mengubah pandangannya. Jadi, Ari memilih diam daripada memulai hari dengan keributan.
Ari pun pergi meninggalkan Lasmi yang masih tetap memberinya nasihat. Ia memiliki rencana sekarang lain sekarang. Ari ingin mencoba hipotesis miliknya setelah memainkan game Galaxy Wars.
Lima belas menit kemudian, Ari sampai di sebuah stadion. Di sini Ari tidak berniat untuk melihat sepak bola. Namun, Ari ingin mendatangi Qalbi sepupunya yang merupakan atlet panahan. Ya, Ari ingin membuktikan kemampuan miliknya. Apakah kemampuan memanah yang ia pelajari di dalam game bisa ia bawa ke dunia nyata.
Ari memiliki pemikiran demikian karena perasaan realistis yang Ari rasakan ketika memainkan game Galaxy Wars. Jika game tersebut bisa membuatnya lebih jago dalam memanah, maka game itu benar-benar hebat. Ari bahkan akan mengajak Qalbi untuk berlatih memanah di dalam game.
Namun, jika kemampuan memanah Ari di dunia nyata tidak ada perkembangan, maka Ari akan menganggap bahwa ia telah menerima sugesti besar ketika memainkan game Galaxy Wars. Tidak ada salahnya Ari mencoba semua itu.
“Ari!”
Ari pun mengarahkan pandangannya ke arah sumber suara. Di sana ia melihat sepupunya, Qalbi, melambaikan tangan kepadanya. Tubuh Qalbi bersimbah keringat, pertanda bahwa dia sudah melakukan latihan cukup lama.
Meski Lasmi sering membandingkan dirinya dengan Qalbi, tetapi Ari sama sekali tidak memiliki dendam sama sekali kepada Qalbi. Qalbi bisa sukses menjadi seorang atlet karena kerja kerasnya. Akan sangat rendah sekali jika Ari iri dengan seseorang yang bekerja keras.
“Tumben Kamu kemari. Ada perlu apa, Ri?” tanya Qalbi.
“Nggak aku cuma pengen main. Lagian, aku sedang istirahat karena jatah mainku sudah habis. Jadi aku ke sini. Apakah aku ganggu waktu kalian?”
Qalbi menggeleng dengan cepat. “Nggak. Kamu sama sekali nggak ganggu kok. Aku dan yang lain juga lagi istirahat.”
“Kalau begitu, aku pinjam busur milikmu. Aku ingin memanah sekarang. Bolehkan busurmu aku pinjam?”
“Tentu,” jawab Qalbi.
Ari langsung mengambil peralatan memanah milik Qalbi dan memakainya. Setelah semua peralatan dan pelindung miliknya terpasang dengan rapi, Ari menuju ke tempat latihan memanah. Ia langsung memasang anak panah dan bersiap untuk memanah.
Sementara itu, Qalbi yang ada di belakang Ari tertegun melihat apa yang sedang Ari lakukan. Postur tubuh Ari sangat sempurna. Ia terlihat seperti seseorang yang sudah lama berlatih memanah. Padahal, Qalbi sangat paham bahwa sepupunya ini tidak memiliki bakat dalam memanah.
Qalbi ingat setiap kali Ari akan memanah, Qalbi akan selalu memberi arahan kepada Ari. Namun, sekarang Ari langsung memasang postur memanah yang sempurna. Mungkin saja diam-diam Ari mempelajari postur memanah di rumah.
Ada kemungkinan Ari datang kemari karena ingin menunjukkan kepada Qalbi mengenai perkembangan kemampuan memanahnya. Selain itu, tidak ada pemikiran lain yang terlintas di pikiran Qalbi.
Ari langsung melepaskan tali busur milikya. Langsung saja anak panah itu melesat dengan cepat menuju ke arah target yang disediakan. Setelahnya, Qalbi kembali tertegun. Pasalnya, anak panah yang Ari tembakkan tepat berada di titik tengah sasaran, nilai tertinggi, bullseye.
“Wah, Kamu makin hebat aja Ari. Setelah postur memanahmu yang jauh lebih baik, sekarang Kamu berhasil memanah tepat sasaran,” puji Qalbi.
Meski Qalbi memuji Ari, dalam hati Qalbi menganggap apa yang Ari dapatkan merupakan sebuah kebetulan. Bagaimana mungkin orang seperti Ari yang tidak banyak berlatih memenah bisa menembak tepat sasaran. Selama ini, di jarak sekarang, Ari hanya berada di titik diluar titik tengah.
Namun, Qalbi kembali dibuat tertegun oleh apa yang Ari lakukan. Sekarang ini Ari kembali menembakkan anak panahnya. Lagi-lagi panah milik Ari mengenai sasaran. Begitu pula dengan panah kedua dan ketiga. Dari sepuluh anak panah yang Ari tembakkan, tujuh di antaranya tepat sasaran.
“Sial,” umpat Qalbi dengan keras. “Apakah Kamu beneran Ari sepupuku? Bagaimana mungkin Kamu bisa memiliki tingkat akurasi tujuh puluh persen.”
Tingkat akurasi sebesar itu hanya bisa dimiliki oleh mereka yang melakukan pelatihan bertahun-tahun. Meski ada sebagian orang yang bisa menembakkan apa pun secara akurat, tetapi jumlah mereka sangatlah sedikit. Ari sendiri bukan termasuk dalam katagori orang-orang tersebut.
“Kamu kaget bukan aku bisa memanah sebaik ini?” tanya Ari yang kini tengah memperlihatkan sebuah seringai.
“Ya. Aku nggak percaya Kamu bisa memanah sebaik ini. Ari yang aku kenal tidak bisa memanah sebaik ini. Pasti ada rahasianya bukan? Katakan padaku apa rahasia itu!”
“Apakah Kamu percaya bahwa aku mendapatkan peningkatan memanah setelah bermain game? Ini bukan bermain berhari-hari, hanya memainkan game selama lima belas jam. Apakah Kamu percaya hal itu?” tanya Ari sembari memperlihatkan seringai miliknya.
“Sial Kamu, Ari. Aku sudah mendengarkan dengan sekasama. Namun, Kamu malah mempermainkan aku dengan memberi jawaban seperti itu.”
Tentu saja Qalbi tidak mempercayai ucapan Ari. Mana ada game yang bisa membuat seseorang bisa jago memanah dalam semalam. Itu sangat konyol. Jika memang ada game seperti itu, kenapa baru sekarang Ari baru meningkatkan kemampuan memanahnya?
“Kalau Kamu tidak percaya, setelah Kamu selesai latihan, ikut aku bermain game. Nanti setelah selesai memainkan game itu, Kamu akan tahu apakah aku bicara bohong atau tidak,” jelas Ari.
Sekarang ini Ari tidak bisa membendung rasa senangnya. Kemampuan memanahnya benar-benar meningkat. Jika begini, game Galaxy Wars adalah game yang sangat luar biasa. Ari sekarang jadi penasaran dengan game developer yang meluncurkan Galaxy Wars. Pasti mereka adalah game developer yang hebat.
Ari juga jadi heran kenapa tidak ada promosi besar untuk game sebagus ini. Jika peluncuran game ini tidak berbarengan dengan pembaharuan yang dilakukan oleh Star Wariors, maka Ari tidak akan memainkan game seperti ini, meski Ari diiming-imingi uang sekali pun.
“Jika Kamu bohong, maka Kamu harus membelikanku busur baru. Ada busur baru yang sedang aku incar. Harganya hanya beberapa belas juta saja. Untuk kamu yang memiliki penghasilan cukup banyak, itu tidak akan menjadi masalah bukan?” tanya Qalbi.
Qalbi meminta hal ini karena ia ingin mengetes Ari. Jika Ari tengah membual padanya, maka Ari akan menolak permintaannya ini. Namun, jika apa yang Ari katakan benar adanya, maka Ari akan meminta hal lain yang tidak kalah mahalnya dari apa yang Qalbi minta.
“Tentu saja tidak masalah untukku. Jika aku bohong, aku akan membelikanmu busur baru. Namun, jika apa yang aku katakan benar, maka Kamu harus mentrasfer uang lima belas juta ke rekening milikku. Aku perlu top up uang game untuk bisa membeli senjata yang lebih bagus.”
Mata uang pada game Galaxy Warior adalah Starling. Satu Starling sertara dengan dua puluh ribu rupiah. Beberapa senjata yang bagus di jual di toko senjata game. Meski tingkat tertinggi hanya tingkat C, tetapi itu lebih baik daripada senjata tingkat D yang didapatkan dari drop monster.
“Baiklah, aku setuju dengan hal itu.”
Meski Qalbi tahu bahwa sembilan puluh persen dari apa yang Ari katakan adalah kebenaran, tetapi ia menyetujui permintaan Ari. Bisa saja Ari hanya menggertaknya sekarang. Jadi, Qalbi masih ingin membuktikan secara langsung ucapan Ari itu. Apakah memang benar ada game yang bisa meningkatkan kemampuan memanahnya? Atau itu hanya bualan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
OISHI
Lasmi si nenek yang cari berondong?
2022-09-28
0
𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
nah loh... kena marah mama 😄
2022-05-28
2
Mr. No
ngeri kali game nya
2022-04-13
2