[Selamat Anda termasuk 10 pemain pertama yang mencapai level 10. Selamat Anda mendapatkan uang tunai Rp 1.000.000,-. Dana tersebut telah dikirim ke rekening Anda.]
Hito mendapatkan pemberitahuan itu setelah selesai membunuh seekor babi berwarna ungu yang memiliki level sepuluh. Sudah enam jam lamanya Hito bermain Galaxy Wars, baru sekarang ia naik ke level sepuluh.
Sulitnya membidik target serta makin banyaknya pemain yang muncul membuat Hito semakin lama mendapatkan EXP. Namun, Hito sangat menikmati memainkan game ini. Ia merasa seperti melakukan olahraga, bukan bermain game.
"Rupanya aku termasuk sepuluh pemain pertama yang mencapai level sepuluh. Sekarang, aku akan kembali ke tempat awal. Aku ingin melihat pemain lainnya. Mungkin aku bisa bertemu dengan kenalanku nanti," gumam Hito.
Hito lalu membuka kantong penyimpanan miliknya. Ia memakai token untuk berteleportasi ke titik awal kemunculan pemain. Dari sekian banyak monster yang sudah Hito bunuh, ia hanya mendapatkan satu token seperti ini. Hal itu menunjukkan betapa langkahnya token tersebut.
Karena Hito tidak mau kembali ke titik awal dengan berjalan kaki, maka ia menggunakan token tersebut. Memang ada cara lain untuk kembali selain dengan berjalan dan menggunakan token. Tetapi, dengan cara itu Hito akan kehilangan sepuluh persen dari EXP yang ia miliki serta tidak bisa memainkan game ini selama dua belas jam. Itu karena cara kembali ini adalah dengan mati di tangan monster.
"Eh ... tempat ini sangat berbeda dengan beberapa jam yang lalu. Sekarang, sudah ada banyak bangunan di sini. Developer game Galaxy Wara memang hebat. Mereka tidak hanya membuat game ini terasa sangat relistis tetapi mereka juga memperbarui game tanpa membuat para pemain keluar dari game."
Hito bisa melihat lalu lalang pemain. Jumlah pemain sekarang lebih banyak dari pertama kali Hito masuk. Ia melihat banyak pemain yang bergerak ke bangunan besar. Bangunan itu terlihat seperti stadion bola. Karena penasaran, Hito pun melangkahkan kakinya menuju ke bangunan tersebut.
"Pusat pelatihan, rupanya ini adalah tempat untuk para pemain berlatih. Kenapa baru muncul sekarang. Jika saja aku tidak memiliki sepupu seorang atlet panahan, sudah pasti aku tidak akan menggunakan busur dengan baik," protes Hito.
Sekarang Hito menyimpulkan bahwa pemain game Galaxy Wars dituntut untuk menguasai senjata mereka. Baik di dunia nyata maupun di dalam game. Hito sendiri tidak tahu bagaimana developer game Galaxy Wars melakukannya. Yang jelas, itu sangat keren menurut Hito. Hingga sekarang, belum ada game yang melakukan hal sama seperti game Galaxy Wars.
"Apakah aku bisa memiliki skill baru jika berlatih di sini? Tidak ada salahnya mencoba. Aku akan tahu itu bisa dilakukan atau tidak setelah mencobanya bukan?"
Arena pelatihan itu dipenuhi oleh para pemain. Hito bisa melihat para pemain mengayunkan pedang mereka di boneka jerami yang mirip orang-orangan sawah. Di sisi lain, ada pemain yang memegang tameng mereka untuk menahan bola batu yang terbang ke sana kemari. Ada juga pemain yang fokus dengan busur milik mereka menembakkan ke arah sasaran.
Semua pemain itu terlihat bersungguh-sungguh dalam berlatih. Padahal, mereka tidak sedang melawan monster sekarang. Entah apa yang membuat mereka melakukan hal ini dengan bersungguh-sungguh.
“Aku tidak menyangka bahwa berlatih di sini bisa membuatku menjadi lebih kuat. Tidak hanya itu, aku juga bisa mendapatkan EXP meskipun tidak banyak. Setelah ini, aku bisa membalaskan dendam kepada kelinci-kelinci itu. Mereka sudah menginjak-injak harga diriku. Sebentar lagi, mereka akan mendapatkan balasan berat dariku.”
Pembicaraan salah seorang pemain dengan temannya menarik perhatian Hito. Perkataan mereka mengenai berlatih di arena pelatihan memberikan EXP membuatnya menghampiri dua orang tersebut.
“Kamu benar, Noval. Aku sekarang sudah bisa menggunakan busur dengan baik. Mentor Tiarsus telah memberi pelatihan yang bagus. Dia memberikan contoh secara mendetail mengenai pemakaian busur. Kamu tidak tahu itu Noval, tetapi busur adalah senjata paling keren. Aku sekarang tidak menyesal memakai senjata ini.”
“Cih. Kamu hanya bisa membanggakan mentormu. Mentorku dalam berpedang juga tidak kalah kuatnya. Mentor Thorbiorn bisa memecahkan batu besar dengan tangan kosong. Tidak hanya itu, ketika memakai pedang, dia bisa melakukan serangan dari jarak jauh. Pedang miliknya belum menyentuh batu, tetapi batu itu sudah hancur. Setelah balas dendam dengan para kelinci itu, aku akan kembali ke mari dan berlatih skill-skill baru dari para mentor.”
“Maaf menyela percakapan kalian. Aku tadi denger kalo berlatih di sini bisa memberikan EXP. Apa itu benar?” tanya Hito yang kini sudah berada di dekat Noval dan Dolan, pemain yang Lintang temui sebelum ia mendirikan arena pelatihan.
“Anak baru ya? Berlatih di sini memang bisa memberimu EXP. Namun, EXP yang Kamu dapatkan nggak akan sebanyak EXP membunuh monster. Aku perlu mengenai sasaran sebanyak tiga puluh kali sebelum aku mendapatkan 2 EXP, hanya 2. Jika aku menggunakan serangan itu untuk membunuh para kelinci, setidaknya aku bisa mendapatkan empat puluh hingga lima puluh EXP,” jelas Dolan.
“Ah seperti itu rupanya.”
“Tetapi dengan berlatih di sini, kemahiran skill milikmu akan cepat naik. Tetapi aku dengar dari Mentor Tiarsus, Kamu hanya bisa menaikkan skill tinggkat E hingga C di sini sampai level lima saja. Setelahnya, Kamu harus melatih itu dengan bertarung secara langsung dengan monster,” imbuh Dolan.
“Lalu, apakah Kamu bisa memberitahuku di mana aku bisa menemukan mentor yang bisa mengajariku memanah?”
“Kamu jalan saja lurus ke sana. Nanti Kamu akan menemukan banyak pemain yang tengah berlatih memanah. Kamu tinggal bertanya di mana Mentor Tiarsus berada dari para pemain yang berlatih di sana,” jelas Dolan.
“Baiklah, terima kasih.”
“Sama-sama. Oh ya karena Kamu pemain baru, aku perlu memperingatkanmu, jangan melawan para kelinci sebelum Kamu memiliki skill memanah level 1. Nantinya, Kamu akan dipermalukan oleh para kelinci tersebut.”
“Dengarkan nasehat dari Dolan, teman. Teman dari temanku sudah dipermalukan oleh para kelinci itu. Jadi, daripada Kamu diperlakukan berlatihlah terlebih dahulu. Ingat, itu adalah pengalaman teman dari temanku, itu bukan pengalaman kami,” imbuh Noval yang kini menepuk-tepuk pundak Hito.
Mendengar perkataan keduanya, Hito mengangkat sebelah alisnya. Jika tidak salah, ia tadi mendengar dua orang ini ingin membalas dendam kepada para kelinci. Ini berarti merekalah yang sudah dipermalukan oleh para kelinci. Namun, karena takut malu, kedua orang ini mengatakan bahwa itu adalah pengalaman teman dari teman mereka.
“Sekali lagi terima kasih, teman.” Meski Hito tahu kedua orang ini berbohong, ia sama sekali tidak memiliki niatan mengungkapkan kebohongan mereka. Bagaimanapun mereka sudah berbaik hati memberikan saran kepada Hito. Ya, meski saran itu tidak berguna untuknya.
Hal ini karena level dari skill memanah Hito sekarang sudah berada di level 5. Ia sudah lebih mudah dalam membidik musuh-musuhnya sekarang. Apalagi levelnya sudah berada di level 10, kelinci sudah tidak lagi menjadi lawannya.
“Sama-sama. Jangan lupakan saran kami itu, teman.”
Hito hanya mengangguk sebelum kemudian berjalan menuju ke arah yang tadi di tunjuk oleh Dolan. Benar saja, ada cukup banyak pemain yang sekarang berlatih memanah sekarang. Mereka cukup serius melakukannya. Dari pengamatannya, Hito bisa menyimpulkan bahwa para pemain itu berada di level 0 hingga level 1. Hito tidak menemukan keberadaan pemain yang memiliki level dua ke atas.
Tiba-tiba saja seseorang menarik perhatian Hito. Elf itu memiliki penampilan yang berbeda dari pemain kebanyakan. Namun, bukan penampilannya yang membuat Hito memperhatikan gerak gerik Elf tersebut. Kemampuan Elf tersebut dalam memanah membuat Hito tertarik padanya.
“Pasti dia Mentor Tiarsus yang tadi dimaksud oleh Dolan,” gumam Hito.
Hito bisa melihat bahwa serangan anak panah yang dilakukan oleh Mentor Tiarsus sangat berbeda dengan serangan anak panah pada umumnya. Anak panahnya terlihat bercahaya. Lalu, ketika anak panah itu mengenai sasaran, itu membuat boneka jerami itu menjadi hancur.
Hito kembali melihat Mentor Tiarsus melakukan serangan dari awal. Sekarang Hito baru sadar bahwa Mentor Tiarsus tidak menggunakan anak panah ketika melakukan serangan. Anak panah yang ia tembakkan tadi berasal dari energi yang berkumpul di senjata miliknya.
“Ah … itu serangan sihir. Serangan menggunakan mana. Pantas saja aku memiliki mana. Pasti mana itu untuk melakukan serangan sihir seperti itu. Aku harus memperlajari serangan seperti itu.” Dengan penuh semangat, Hito melangkah menuju Mentor Tiarsus.
“Jika kalian berlatih dengan keras, maka kalian akan memiliki kemampuan seperti itu. Nantinya, jika kalian mencapai level sepuluh aku akan mulai mengajari satu kemampuan penggunaan serangan sihir kepada kalian,” jelas Tiarsus kepada beberapa pemain yang tengah memperhatikannya.
Mata Hito langsung berbinar setelah mendengar hal itu. Ternyata masuk ke arena pelatihan tidak sia-sia. Ia langsung mendapatkan kesempatan untuk mempelajari skill baru, skill sihir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
semangat Hito.... next
2022-05-27
0
𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
tiar si orang tinggi ya?
2022-05-27
0
Kerta Wijaya
🤟🤟🤟
2022-04-17
1