"Jika memang aku memiliki saudara, di mana mereka sekarang?" tanya Lintang.
Umur Lintang sekarang dua puluh tiga tahun, jelas dia akan memiliki kakak yang umurnya dua kali bahkan tujuh kali lioat dari umurnya. Orang tuanya saja sudah lebih dari dua ratus tiga puluh tahun umurnya.
"Tentu saja mereka menyebar di seluruh dunia. Beberapa mengurusi bisnis Keluarga Sendira, beberapa lagi ikut mengurusi bisnis Keluargarga Prayudi. Jika mereka sudah bekerja di sana lebih dari dua puluh lima tahun, maka mereka akan pensiun dan menghilang selama lima belas tahun atau lebih sebelum kemudian kembali bekerja."
"Kamu tenang saja, sekarang ini Adelard sudah mengatur pertemuan kalian. Mungkin Kamu juga perlu bertemu dengan keluarga besar kita," jelas Dina.
"Ini benar-benar mengejutkan. Dua hari yang lalu aku mendapatkan sistem. Sekarang aku diberitahu bahwa ternyata aku bukanlah anak tunggal."
Sekuat apa pun mental Lintang, beberapa hari terakhir ini banyak hal mengejutkan terjadi padanya. Hal ini membuat Lintang lebih banyak diam di sisa perjalanan mereka. Dina yang melihat hal itu, tidak mengajak Lintang berbicara. Ia membiarkan Lintang menenangkan diri.
Meski kabar bahwa ia memiliki saudara lain cukup mengejutkan, hal ini juga sedikit melegakan bagi Lintang. Dengan pengetahuan ini, Lintang bisa berhati-hati dalam memilih pasangan. Lintang tidak mau tiba-tiba mencintai seseorang, tetapi orang itu adalah saudara kandungnya.
Selama ini, meski Lintang sudah beberapa kali pacaran. Meski begitu, belum ada satu pun perempuan yang benar-benar menggerakkan hatinya dan membuat Lintang memutuskan menjadikan perempuan itu sebagai teman hidup. Ia memang menyukai pacarnya. Namun, belum sampai di tahap mencintai.
Ketika mobil listrik yang Lintang kendarai sampai di rumah kayu, ada tambahan tiga laki-laki yang duduk di teras. Salah satunya adalah Seno, dan Lintang yakin dua yang lain adalah suami dari adik-adik Seno.
"Kalian sudah kembali rupanya," sapa Seno.
"Ya. Kami baru saja selesai memberi tahu permintaan Lintang kepada Om Andi. Lalu, Om Andi ngasih usulan yang sangat bagus untuk permintaan Lintang. Kita menjadi NPC di game milik Lintang dan mengajarkan secara langsung apa yang kita bisa kepada para pemain. Bagaimana dengan kalian, apakah kalian setuju dengan usulan ini?" tanya Dina.
"Itu adalah ide yang bagus. Aku tidak keberatan dengan hal itu, Mbak," jawab Renata.
"Karena istriku setuju, aku juga akan ikut," imbuh suami Renata.
"Baiklah aku juga ikut bergabung. Sepertinya sangat seru menjadi NPC dalam sebuah game. Biasanya kita hanya bertindak sebagai pemain saja. Sekarang, kita bisa menyuruh-nyuruh para pemain sesuka kita," sahut suami Anita.
Setelah suami Anita menyatakan persetujuannya, sebuah pemberitahuan terdengar di telinga Lintang. Apa yang ada di pemberitahuan itu, benar-benar membuat Lintang tertegun. Pasalnya, itu adalah pemberitahuan selesainya misi. Namun, Lintang merasa misinya belum benar-benar selesai. Ini baru permulaan.
[Ding]
[Misi persiapan pelatih pasukan logistik telah selesai. Selamat Host, mendapatkan 5.000 poin game. Selamat Host, mendapatkan fitur pekerjaan sampingan untuk para pemain]
"Sistem, aku belum bertanya apa pun kepada mereka mengenai pekerjaan masing-masing bukan? Jadi, kenapa misiku kali ini dianggap selesai?" tanya Lintang ingin memastikan.
[Namun, mereka sudah setuju untuk menjadi NPC dan mengajari para pemain secara langsung, Host. Jadi, Sistem menganggap bahwa Host telah menyelesaikan misi kali ini.]
"Seperti itu rupanya," gumam Lintang.
Jika begini, pekerjaan Lintang semakin dipermudahkan. Lintang tidak perlu repot-repot mencatat satu persatu rincian pekerjaan dari tetuanya ini. Lintang takut ada satu atau dua hal yang terlewatkan. Dengan mereka mengajari para pemain secara langsung, kesalahan ini tidak akan terjadi.
"Lintang, aku memiliki kabar baik untukmu."
Suara Seno membuat Lintang yang tadinya fokus berbicara dengan Sistem, kembali tersadar. Ia lalu mendongakkan kepala, memandang ke arah Seno. Sebuah senyum lebar tercetak jelas di bibir Seno. Sepertinya, apa yang akan Seno sampaikan ini benar-benar sebuah kabar baik.
"Apa itu, Kakek?" tanya Lintang penuh dengan keantusiasan.
"Paling lambat besok, akan ada lima kompi pasukan khusus tentara yang bergabung dalam game milikmu. Mereka adalah pasukan percobaan. Jika dalam seminggu kelima kompi itu meningkatkan kekuatannya, maka kurang dari seminggu akan ada dua batalyon yabg bergabung dengan game milikmu. Ini hanya angka perkiraan. Bisa saja yang bergabung lebih dari dua batalyon," jelas Seno.
"Benarkah itu, Kakek? Bukankah Kakek bilang mereka tidak memiliki pod game untuk memainkan game milikku?"
"Ternyata mereka punya, hanya lima ratus unit. Pod game itu biasa dipakai untuk latihan perang antar pasukan. Di dalam pod game, sudah ada game khusus untuk mereka. Dengan game itu, mereka berperang satu sama lain tanpa takut benar-benar? Membunuh rekan mereka."
"Ketika aku mengatakan kepada Jenderal Hartono mengenai game milikmu, yang bisa meningkatkan kekuatan mereka, Jenderal Hartono langsung memberi perintah untuk memakai game milikmu sebagai latihan selama seminggu ke depan."
"Ini benar-benar kabar yang bagus Kakek. Aku bisa mendapatkan cukup banyak permain terlatih untuk membantu memperkuat pasukanku. Terima kasih, Kakek. Terima kasih telah membantuku," ucap Lintang dengan tulus.
"Itu tidak masalah. Lalu, Kamu tidak perlu berterima kasih. Kita ini keluarga, sudah sepantasnya aku membantumu. Apalagi ini masalah persiapan perang melawan Ras Mogoley, tentu saja aku harus membantumu dengan sungguh-sungguh," jawab Seno.
...
"Ari, apakah ini game yang Kamu maksud? Di sini memang terasa seperti dunia nyata," ucal Qalbi setelah memasuki game. Di sebelahnya, karakter milik sepupunya terlihat mengerutkan kening mendengar panggilan yang Qalbi buat.
"Jangan memanggilku dengan nama asliku ketika berada di dalam game. Itu adalah aturan penting yang perlu Kamu ingat. Mulai sekarang ketika berada di dalam game, panggil aku dengan Hito. Aku juga akan memanggilmu dengan nama Hiro di dalam game," protes Hito.
"Ah ... maafkan aku Ar, eh Hito. Aku melupakan hal itu. Baiklah. Mulai sekarang, apa yabg harus aku lakukan?" tanya Hiro.
"Kita perlu meningkatkan level milikmu. Undang aku dalam regu, aku akan membantumu naik level. Dengan begini, akan lebih cepat untukmu naik level," jelas Hito.
Meski jika mereka dalam regu, Hiro hanya mendapat dua puluh persen dari jumlah EXP penuh setiap monster yang Hito bunuh, itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Hito ingin Hiro cepat naik ke level tinggi. Ia dengar sebuah dungeon sudah muncul. Hito ingin masuk ke sana bersama dengan Hiro.
Hito belum tahu apakah teman sepermainannya sudah memainkan game ini atau belum. Namun, ketika Hiro sudah mencapai level 10, Hiro akan menghubungi teman-temannya dan melihat keadaan mereka. Jika ada dari mereka yang memainkan game ini dan telah mencapai level 10, maka Hito akan mengajak mereka membuat regu untuk menaklukkan dungeon.
Hito lalu mengajak Hiro berburu kelinci. Dengan skill yang ia miliki dan perbedaan level antara dirinya dan kelinci, Hito berhasil membunuh banyak kelinci. Sayangnya, Hito belum memiliki skill yang membuatnya bisa melakukan serangan area. Jika Hito memilikinya, maka jumlah kelinci yang terbunuh, akan lebih banyak jumlahnya.
"Kamu benar, Hito. Memanah di sini benar-benar terasa seperti memanah di dunia nyata. Semua hambatan dari tali busur, pergerakan anak panah karena adanya angin yang berhembus, semua seperti nyata," ucap Hiro setelah membunuh lebih dari sepuluh kelinci. Kekaguman terlihat jelas di wajah Hiro. Ia seperti seorang anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
"Apa aku bilang. Game ini benar-benar bisa meningkatkan kemampuan memanahmu bukan?"
"Ya. Apalagi targetku adalah makhluk yang bergerak. Aku dituntut untuk lebih fokus dan memperhatikan target milikku. Aku juga sekarang lebih jago lagi dalam membaca angin yang bisa mempengaruhi anak panahku," jelas Hiro.
Tidak semua hal Hiro sampaikan kepada sepupunya. Ada hal yang masih ia sembunyikan setelah memainkan Galaxy Wars. Ketika memanah, Hiro merasakan seperti ada yang membimbingnya untuk memperbaiki teknik memanahnya. Mungkin karena Hiro sangat mencintai memanah sehingga ia bisa mendengarkan suara seperti itu.
Berbeda dengan Hito yang memainkan game ini hanya untuk bersenang-senang. Ia tidak memedulikan hal lain. Hito hanya fokus meningkatkan level dan memperbanyak skill saja.
"Ini semua masih belum seberapa. Nanti, aku akan mengajakmu menemui seorang mentor memanah yang sangat hebat. Aku yakin dia bisa mengajarimu satu atau dua teknik baru. Aku yakin Kamu akan senang," ucal Hito.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Phepheng Why
kek nama kucing gw....🤔
yg cowok gw kasih nama Hiro...yg cewek gw kasih nama marimar....😄
nah....secara kebetulan c marimar lagi Deket Ama kucing tetangga gw yg namanya Hito....😁🤣🤣🤭
2022-09-29
0
𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
next
2022-05-29
1
ig@Siskamarcelina048
Thor cinta cintaanny ntar dlu ajah,,skrang focus fantasi game ae...hehe kalo soal cinta cintaan mah ntar jga bisa d selingi tapi jlanny slow ajah... maaf atas permintaan egoisku Thor.. 🙏🙏😉🤗
2022-04-14
2